Anda di halaman 1dari 3

HAKIKAT NAFSI

Nafsu merupakan suatu kecondongan jiwa kepada hal yang disukainya, lantas jika condongnya
kepada sesuatu hal tersebut sesuai dengan syari’at serta di benarkan oleh agama, maka nafsu
tersebut dapat di katakan nafsu yang terpuji, namun sebaliknya, jika kecondongannya kepada
sesuatu hal tersebut mengarah kepada hal hal yang bertentangan dengan syari’at dan dilarang
agama, maka nafsu tersebut merupakan nafsu yang tercela. Sedangkan jika nafsu itu sendiri
secara mutlaq disebut juga hawa nafsu , tanpa terikat dalam kondisi tertentu atau disebutkan
tentang celaan terhadap nafsu,
Nafsu merupakan musuh terbesar bagi setiap jiwa manusia karna memang sudah fitroh di
ciptakannya nafsu selalu membangkang, seperti yang di jelaskan dalam salah satu kanal you
tube "Tafakkur Fiddien" 27 November 2021 dengan judul " sungguh mengerikan
perbincangan allah dengan nafsu".
Dalam perjalanan kehidupan manusia, hawa nafsu yang terpuji itu ibarat teman perjalanan bagi
kita, sedangkan hawa nafsu yang tercela itu adalah musuh kita, nafsu diciptakan oleh Allah
SWT ada pada diri setiap manusia, guna menjaga kelangsungan hidupnya. Sebab, andaikata
tidak ada nafsu salam diri manusia, seperti nafsu makan, minum, tidur dan nikah, tentulah jiwa
manusia akan mati dan punah, karena jikalau tidak makan, tidaak minum, tidqk tidur serta tidak
menikah maka tidak akan ada regenerasi setelahnya sehinnga akan terjadi kepunahan. Nafsu
mendorong manusia untuk selalu meraih perkara yang diinginkannya,
Dari sekian banyak ciri san bentuk nafsu itu sendiri yang bermacam macam maka banyak tokoh
tokoh yang membagi sesuai dengan ciri dan bentuknya tersebut, namun dalam tulisan kali ini
penulis ingin menyajikan pembagian nafsu menurut kacamata islam, dalam perspektif islam
nafsu itu di bagi menjadi tiga macam diantaranya ialah:
1. Nafsu Al Ammarah bi suu’, yaitu nafsu yang suka menyuruh kepada keburukan. Arti
Kata tersebut bermakna bahwa jiwa pada dasarnya memiliki sifat yang cenderung
melakukan keburukan. Maka dari itu, setiap manusia pada dasarnya mereka memiliki
sifat untuk melakukan hal hal yang buruk. yang mana secara tidak langaung sifat itu di
dasari oleh Nafsu Al Ammaroh bi suu'.
Sebagaimana firman allah yang tertera dalam surah yusuf ayat 53
Artinya: “Dan aku (yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali jiwa yang diberi
rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Mahapengampun lagi
Mahapenyayang.” (QS Yusuf : 53)
2. Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang cenderung menyesali diri sendiri. Dalam sifat ini,
manusia sangat diwajarkan ketika mereka merasa menyesal atas dirinya sendiri dan
cenderung mencela dirinya. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah dalam surah
Al Qiyamah: 21 yang artinya “Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali
(dirinya sendiri).” (QS. Al Qiyamah : 2) Annafsu Al lawwamah, yaitu suatu keadaan di
mana jiwa menyesali keadaan diri karena merasa kurang melakukan kebaikan dan
menyesal atas keburukan yang dilakukan. Dalam hal ini, jiwa memiliki kesadaran akan
hal itu.
3. Muthmainnah, yaitu sifat jiwa yang memperoleh ketenangan. Menurut Ibnu Qayyim
dalam kitab Ighatsat al-Lahfan min Masyayidisy Syaithan, apabila jiwa merasa
tenteram kepada Allah SWT tenang dengan mengingat-Nya, dan bertobat kepada-Nya,
rindu bertemu dengan-Nya, dan menghibur diri dengan dekat kepada-Nya, maka ialah
jiwa yang dalam keadaan muthmainnah.
Seperti firman Allah dalam QS al-Fajr ayat 27-30. Uang artinya “Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah
ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.”
Maka demikianlah sesungguhnya jiwa memiliki kecenderungan untuk berbuat buruk karena
setiap jiwa punya hawa nafsu. Namun, yang permasalahannya adalah bagaimaan kita menahan
diri utuk tidak dituntut oleh keburukan tersebut. hal demikian merupakan fitroh dri nafsu itu
sendiri yang memang sulit unyuk di atur kecuali memang benar² mampu mengendalikannya,
Sedikit dalam tulisan ini akan penulis singgung berkaitan dengan penciptaan nafsu itu sendiri

Al kisah dahulu kala ketika awal mila penciptaan nafsu, ia terkenal sangat membangkang dan
tidak mau patuh terhadap allah swt, sampai suatu ketika allah memanggil nafsu untuk
menghadapnya, kemudian setelah nafsu terswbut datang menghadap allah kemudian Allah swt
memberikan pertanyaan kepadanya
Siapa kamu?
Dan siapa saya?
Kemudian nafshu tedsebut menjawab saya adalah saya dan kamu adalah kamu, mendengar
jawaban nafsu twrsebut yang mebangkang dan tidak mau patuh terhadap allah swt maka allah
mengurungnya di tempat yang paling panas dri yang paling panas sampai beberapa ribu tahun
kemudian memanggilnya untuk menghadap lagi, swtelah mengjadap allah hal menanyakan hal
saya, namun jawaban nafsu tidak berubah sama sekali meskipun telah di penjara di tempat yang
paling panas dri yg paling panas beribu ribu tahun, ia twtap menjawab "aku adalah aku dan
kamu adalah kamu",
mendengat jawaban tersebut maka allah swt mengurungnya di tempat yang paling dingin dri
yang paling dingin sampai beribu² tahun kemudian memanggilnya lagi untuk menghadapnya,
akan tetapi tetap saja jawabannya tidak bwrubah sedikitpun, ia tetap membangkang dan tidak
mau tunduk kepada Allah swt, maka ahirnya allah mengurungnya di tempat yang kosong serta
tidak memberinya makanan dan minuman selama beribu tahun, ia sengaja di biarkan kelaparan
di ruangan tesebut sampai beberapa ribu tahun kemudian di panggil lagi oleh Allah SWT,
barulah setelah di kurung di ruangan tersebut dalam keadaan kelaparan nafsu tersebut ahirnya
takluk dan tunduk ke pada Allah STW, setelah di tanya kemudian ia menjawab pertanyaan yg
sama seperti sebelumya, ia mengatakan, anta rbbi wa ana abduka engkaulah tuhanku dan aku
adalah hambamu,
dari situlah nafsu tunduk dan patuh kepada allah swt, bedasarkan kisah di atas dapat di ketahui
bahwasannya sifat nafsu adalah membanjkanh dan memeberontak serta senanyiasa mendorong
untuk selalu menyuruh terhadap keburukan,

Anda mungkin juga menyukai