Anda di halaman 1dari 34

Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah Di Masjid Al Hidayah, Kayu

Tangi Ujung, Banjarmasin Utara

DISUSUN OLEH:

Rizki Setiawan

(180104030082)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

MANAJEMEN DAKWAH

BANJARMASIN

2021
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
Latar Belakang Masalah...................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................5
Tujuan Penelitian..............................................................................................6
Signifikansi/Manfaat Penelitian.......................................................................6
Definisi Operasional.........................................................................................7
Penelitian Terdahulu.........................................................................................9
Sistematika Penulisan.......................................................................................10
BAB II KERANGKA TEORI.......................................................................11
Pengertian Manajemen Dakwah.......................................................................11
Pengertian Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah........................15
Pengertian Masjid.......................................................................................19
Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah Di Masjid ........................22
BAB III METODE PENELITIAN................................................................24
Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................................................24
Subjek dan Objek Penelitian.............................................................................25
Lokasi Penelitian..............................................................................................25
Data dan Sumber Data......................................................................................25
Teknik Pengumpulan Data...............................................................................26
Analisis Data.....................................................................................................28
Keabsahan Data..........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA...........................................................29

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................30


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen dakwah adalah sebuah cara mengelola, mengatur, dan menata
kegiatan dakwah dan kegiatan yang mengarah ke dakwah yang dikelola, diatur atau
ditata oleh sebuah instansi, perusahaan, lembaga atau pemerintahaan atau sekelompok
golongan atau perkumpulan agar kegiatan dakwahnya dapat efektif dan efisien sesuai
tujuan manajemennya. Selain itu, agar kegiatannya dapat menarik semua umat agar
kembali kejalan yang benar dan menjauh dari yang jahat. Serta menarik minat umat
seluruh manusia dan bisa memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat dunia
terlebih khusus islam. Namun besarnya Manajemen dakwah di perkecil lagi menjadi
bagian bagiannya diantaranya ada Strategi Manajemen Dakwah, Fungsi-Fungsi
Manajemen Dakwah, Pengelolaan Manajemen Dakwah, unsur-unsur manajemen
dakwah dan lainnya.
Ruang lingkupnya pun dibagi menjadi berbagai macam diantaranya ada yang
bergerak dan meruang lingkupi Lembaga, Bisnis, dan Kegiatan Pariwisata dan
keagamaan seperti Umroh dan Haji atau Ziarah Kubur. Yang mana dengan sistem
manajemen dakwah dapat membuat dan mengatur, mengelola, menata semua
kegiatan dakwah yang di bawahi oleh berbagai lembaga, instansi perusahaan dan
pemerintahan bisa diterima, menarik masyarakat, dan bisa saling meuntungkan juga
baik di dunia maupun diakhirat. Adapun dalam Proposal Penelitian untuk Skripsi
peneliti nanti akan berhubungan dengan salah satu kegiatan manajemen dakwah yang
dilingkupi lembaga. Yang terfokus kepada Masjid sebagai salah satu tempat yang
harusnya mendapat manajemen dakwah yang bagus dan baik serta sesuai dan
memberikan kontribusi baik bagi orang sekitar maupun orang banyak yang datang ke
masjid. Selain itu, bisa membuat orang untuk melakukan kebaikan dan menjauhi
kejahatan atau keburukan. Masjid merupakan tempat yang indah, yang disenangi oleh
Allah SWT, para nabi, dan malaikat serta orang sholeh dan baik. Masjid juga menjadi
tempat perkumpulan yang bisa membuat persatuan antar bangsa, pertukaran ilmu,
tempat sumber memberi kesejahteraan apabila ada hari-hari besar islam yang
dilaksanakan dan dilakukan. Serta masjid juga bisa menjadi tempat investasi dunia
akhirat yang bisa dilakukan umat islam untuk kesejahteraan jangka panjang umat
islam tentunya dan seluruh manusia. Masjid juga bisa menjadi tempat wisata religi
yang baik ketika masjid itu dikelola dan diatur dengan manajemen dakwah yang baik,
diikuti dengan fasilitas yang luar biasa maka bisa membuat menarik investasi bagi
mesjid itu sendiri dan menjadi tempat wisata religi yang bukan saja ada dakwahnya
tapi juga keuntungan kepada masjid yang mana keuntungan dari investasi tadi akan
dimanfaatkan kembali kepada masjid dan orang yang kurang mampu disekitar masjid
itu.
Maka setelah pembicaraan mengenai masjid dan manajemen dakwah tadi maka
peneliti akan memfokuskan masalah yang akan nanti di ulas diproposal penelitian
skripsi peneliti yang mana terfokus kepada sebuah Implementasi atau Peranan Fungsi
Fungsi Manajemennya yang di lakukan di suatu Masjid dekat rumah peneliti yang
bernama Masjid Al-Hidayah dalam mengelola, mengatur, memimpin kegiatan
dakwah yang ada. Masjid Al-Hidayah ini adalah Masjid yang berada di ujung Utara
kota Banjarmasin yang mana Berbatasan dengan Kab. Batola tempatnya yang
terpinggirkan dan bersebelahan dari kab. Batola yang menjadi salah satu masjid yang
sentral bagi umat islam yang ada disana karena menjadi masjid yang ada di daerah
pinggiran yang berbatasan langsung dengan Kab. Batola selain itu, dimasjid ini juga
ada tempat sentral bagi pelajar yang ada karena masjid ini bersebelahan dengan
sebuah sekolah yang satu yayasan dan pimpinan dengan masjid ini tidak cuma itu ada
lagi Rumah sakit dan pasar yang mengelilingi masjid ini membuat peran dari masjid
ini begitu vital ditempatnya dan sangat dibutuhkan oleh umat islam dan masyarakat
sekitar masjid ini dan seluruh manusia yang ada di dekatnya oleh sebab itu peranan
fungsi fungsi manajemen dakwah harus ada dimasjid ini agar menjadikan masjid ini
bisa menarik minat seluruh manusia dan umat islam untuk melakukan kebaikan dan
bisa menjadi tempat investasi bagi dunia dan akhirat serta berguna bagi masyarakat
yang ada di sekitarnya, umat islam khususnya. Peranan fungsi fungsi juga masuk dari
bagian dari Manajemen Dakwah. Adapun pengertian fungsi-fungsi manajemen
adalah "Fungsi-fungsi manajemen adalah universal. Sifat ini merupakan hasil dari
kenyataan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah sama dimana saja, dalam
seluruh organisasi dan dalam waktu kapan saja. Fungsi- fungsi tersebut sama untuk
organisasi sosial, kemasyarakatan, keagamaan atau organisasi bisnis. Dalam hal ini
yang membedakan hanya wujud kegiatan dan variabelnya.
Dalam bahasa inggris fungsi berasal dari kata function, merupakan suatu
kegiatan yang secara jelas dapat dipisahkan dari kegiatan yang lain.
Dalam pengertian sesungguhnya Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
memberikan pengertian bahwa fungsi

adalah pelaksanaan kontektual yang menghubungkan rangkaian-rangkaian yang


teratur serta mempunyai saling keterkaitan atau saling ketergantungan, seperti
halnya manajemen .
Pendapat para ahli mengenai fungsi- fungsi manajemen,antaralain:
Menurut G. R. Terry fungsi manajemen adalah Planning, Organizing,
Actuating, Controling.
Menurut Henry Fayol: Forecasting and Planing, Organizing, Commanding,
Coordinating dan Controling.
Menurut William Newman: Planing, Organizing, Assembling of Resources ,
Directing, Controling.

Dari beberapa pendapat diatas tentang fungsi manajemen ada perbedaan


dana ada persamaan. Namun perbedaan tersebut hanya istilah saja, yang pada
intinya mempunyai pengertian yang sama.
Dengan demikian maka bahwa fungsi- fungsi manajemen adalah Planning,
Organizing, Aktuating, dan Controlling. Pertama, Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan
penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainya
untuk mencapai tujuan. Kedua Pengorganisasian (Organizing) Keberadaan
organisasi sebenarnya setua sejarah peradaban manusia dimuka bumi. Sepanjang
hidupnya manusia telah menggabungkan diri dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama . Ketiga Penggerakan (Actuating) Penggerakan adalah tindakan
yang menyebabkan suatu organisasi menjadi berjalan. Penggerakan dapat
didefinisikan sebagai” keseluruhan usaha, cara teknik dengan metode untuk
mendorong para anggotanya agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin
demi tercapainya tujuan organisasi . Keempat Pengawasan(Controlling)
Robert J. Mockler. Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan. Ada tiga tipe
pengawasan: 1) Pengawasan pendahuluan,
2) Pengawasan “ Concurent”.3) Pengawasan umpan balik
Pengawasan sebagai salah satuorganik manajemen merupakan proses
pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua
pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya".1
Dari rangkaian pengertiannya di atas ditambah dengan kegiatan dakwah
adalah Jadi dalam manajemen dakwah ada fungsi fungsinya yaitu
Planning(perencanaan), organizing(pengorganisasian), actuating(pelaksanaan
kegiatan) dan controlling(pengawasan) yang bergerak dalam kegiatan dakwah
apapun itu macam dan bentuknya.
Maka oleh sebab itu, Dalam penelitian dan penyusunan proposal penelitian
skripsi ini peneliti akan membahas dan menyajikan bagaimana peranan fungsi fungsi
Manajemen Dakwah di Masjid Al-Hidayah yang melingkupi planning, organizing,
1
Mukrodi. Analisis Manajemen Masjid Dalam Optimalisasi Peran dan Fungsi Masjid.
KREATIF: Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang. Vol.2, No.1. Oktober 2014.
Halaman: 88-90.
actuating dan controllingnya. Apakah sudah di perankan disana fungsi-fungsinya
ataukah hanya di tata dan dikelola dengan aturan yang yang tidak sesuai dengan
manajemen dakwah dan fungsi-fungsinya. Karena sebelum saya meneliti di mesjid ini
saya pernah singgah di mesjid ini dan melihat beberapa kegiatan dakwah disini
namun, tidak meneliti terlalu jauh maka oleh sebab itu saya akan meneliti apakah
berperan Fungsi fungsi manajemen dakwah di Masjid Al-Hidayah ini. Selain masalah
fungsi fungsi manajemen dakwah apakah di terapkan di Masjid Al-Hidayah ini
dengan baik dan juga ada masalah yang ada di mesjid ini dengan manajemen
keluargaan yang terdapat di mesjid ini. Bagaimana itu bisa terjadi di Masjid ini
karena peneliti juga kenal dengan pengurus yang ada di mesjid ini.
Maka Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti tertarik mengkaji dan
mengangkat proposal penelitian untuk skripsi yang berjudul "Implementasi Fungsi-
Fungsi Manajemen Dakwah Di Masjid Al-Hidayah, Kayu Tangi Ujung,
Banjarmasin Utara"

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mencoba


mengemukakan suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud implementasi fungsi fungsi manajemen dakwah ?

2. Apa yang dimaksud dengan Masjid serta apa saja kegiatan memanajemen dakwah
di masjid Al Hidayah, Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara?

3. Bagaimana implementasi fungsi-fungsi manajemen dakwah Di Masjid Al-Hidayah,


Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara?

C. Tujuan Penelitian.
1. Untuk mengetahui tentang implementasi fungsi fungsi manajemen dakwah
2. Untuk memahami apa itu Masjid dan kegiatan memanajemen dakwah di masjid Al-
Hidayah di Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara.

3. Untuk mengetahui implementasi fungsi-fungsi manajemen dakwah Di Masjid Al-


Hidayah, Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara

D. Signifikansi/Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis:

Manfaat Teoritis
Secara Teoritis, dapat menambah wawasan kepustakaan tentang
Pengimplementasian sebuah fungsi-fungsi manajemen dakwah Di Masjid Al-
Hidayah, Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara di dalam berdakwah di Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Antasari Banjarmasin. Dan menjadi suatu
kepustakaan teori untuk penelitian selanjutnya.
Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi instansi, lembaga, yayasan
khususnya kepada Masjid Al-Hidayah, Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara.
Dalam praktek menyesuaikan fungsi fungsi manajemen dakwah di masjidnya.
E. Definisi Operasional
Definisi Operasional ini dibuat untuk menerangkan suatu definisi, cara ukur, alat
ukur, hasil ukur, skala ukur dalam variabel-variabel dari yang akan diteliti dan
menentukan hal-hal apa saja yang menjadi fokus penelitian sehingga memudahkan
dalam instrument pengumpulan data. Oleh karena itu berikut ini peneliti menjelaskan
beberapa pengertian maupun istilah yang ada pada judul proposal “Implementasi
Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah Di Masjid Al-Hidayah, Kayu Tangi Ujung,
Banjarmasin Utara” sebagai berikut:

1.Implementasi Fungsi Fungsi Manajemen Dakwah


Kata "Implementasi" bisa diartikan sebagai peranan dan penerapan sesuatu hal
di suatu wadah atau tempat, sedangkan fungsi-fungsi manajemen dakwah mempunyai
arti "fungsi-fungsi manajemen bila dikaitkan dengan kegiatan manajemen
dakwah meliputi: perencanaan dakwah, pengorganisasi dakwah, pelaksanaan
dakwah dan pengawasan dakwah".2 Maka dari kedua pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa implementasi fungsi-fungsi manajemen dakwah adalah
sebuah peranan atau penerapan empat fungsi manajemen dakwah dari
perencanaan dakwah, pengorganisasian dakwah, pelaksanaan dakwah dan
pengawasan dakwah di suatu wadah atau tempat, baik itu instansi, lembaga,
yayasan dan lainnya. Yang mana peranan atau penerapan fungsi-fungsi
manajemen dakwah dilakukan oleh sekelompok orang dengan kerjanya yang
sesuai dengan penerapan atau peranan fungsi-fungsi manajemen dakwah dan
didukung dengan tujuan mereka bersama agar suatu wadah atau tempat baik itu
lembaga, instansi, yayasan itu dapat memberikan hasil maksimal dan sangat
bagus serta sesuai dengan penerapan dan peranan fungsi fungsi manajemen
dakwah. Dari definisi operasional di atas peneliti lebih fokus dalam penelitian ini
adalah implementasi atau peranan atau penerapan dari fungsi-fungsi manajemen
dakwah Di Masjid Al-Hidayah, Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara. Baik dari segi
administrasi, pola pengaturan implementasinya dan dampaknya atau hasilnya nanti
atas penerapan di Masjidnya.

2.Masjid

Masjid adalah suatu tempat suci, dalam istilah bahasa arab masjid mempunyai
arti tempat sujud, Yang berarti tempat sujud bagi orang muslim tentunya. Masjid
merupakan tempat suci karena dia merupakan tempat ibadah bagi seluruh manusia
yang beragama islam. Walaupun begitu Masjid tidak hanya berperan sebagai tempat
ibadah, Sembahyang, tempat suci, tempat sujud. Masjid juga menjadi sarana untuk
2
Ahmad Zaini. Manajemen Dakwah Ikatan Remaja Baiturrohman (IRMABA) Di Desa Pucak
Wangi Kecamatan. Pucak Wangi Kabupaten. Pati. TADBIR: Jurnal Manajemen Dakwah. Vol.1, No.2.
Desember 2016. Halaman: 9.
seluruh manusia yang beragama islam untuk dekat dengan Allah.SWT dan tempat
seluruh manusia non islam untuk mempelajari agama islam dan menarik mereka agar
bisa memeluk islam. Fungsi masjid selain dari yang diatas ada juga beberapa fungsi
lainnya yaitu Menjadi sumber pertukaran ilmu dari satu orang ke orang lain, menjadi
sebuah venue atau media penghantar atau penyampai kegiatan dakwah dan kegiatan
agama islam, menjadi pemersatu umat islam dari berbagai golongan dan ajang
silahturahmi antar sesama umat islam, masjid juga menjadi tempat wisata religi yang
menghasilkan baik itu dalam kegiatan dakwah atau kegiatan kesosialan dan lainnya.
Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitian untuk mengetahui implementasi
fungsi-fungsi manajemen dakwah di masjid guna meningkatkan dalam beragama dan
berdakwah Masjid Al-Hidayah, Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara.

F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan
selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di samping
itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian serta
menunjukkan orsinalitas dari penelitian.

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu


yang terkait dengan penelitian yang ingin dilakukan, kemudian membuat
ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan. Dengan langkah ini, maka
akan dapat dilihat sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang ingin dilakukan.
Kajian yang mempunyai relasi atau keterkaitan dengan kajian ini antara lain:

Penelitian oleh Ahmad Zaini dengan judul "Manajemen Dakwah Ikatan Remaja
Baiturrohman(IRMABA) Di Desa Pucak Wangi, Kecamatan. Pucak Wangi,
Kabupaten. Pati". Dari STAIN Kudus, Jawa Tengah pada bulan Desember 2016
lalu. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa peranan atau penerapan fungsi-
fungsi manajemen dakwah disana adalah "pertama, bahwa arti penting
perencanaan bagi kegiatan IRMABA supaya kegiatan yang akan dijalankan
dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kedua, pengorganisasian penting
dilakukan karena untuk memudahkan dalam menjalin komunikasi antar
anggota, panitia, serta pengurus. Ketiga, IRMABA dalam menggerakan setiap
koordinator di bawahnya, yang dilakukan oleh pimpinan atau ketua adalah
melakukan koordinasi dengan anggota dan memberikan motivasi yang
membangun terhadap anggota disetiap akhir kegiatan yang dilakukan sebagai
bentuk evaluasi. Keempat, arti penting pengawasan kegiatan IRMABA adalah
supaya IRMABA berjalan sesuai visi, misi dan tujuan. Kelima, perilaku
keberagamaan yang meliputi dimensi akidah, ibadah,dan akhlak masyarakat di
Desa Pucak wangi secara umum sudah baik tetapi masih perlu pendampingan
dari para tokoh agama, perlu adanya saling menghormati antara satu individu
dengan individu lainnya serta harus ada peningkatan lagi supaya tidak terjadi
hal-hal yang melenceng".3 Dari penelitian terdahulu mereka sudah cukup baik
dalam menyajikan penelitiannya perbedaannya dengan penelitian peneliti
adalah mereka menambahkan perilaku keberagamaan sedangkan peneliti
menambahkan adanya praktek manajemen keluarga di tempat yang peneliti
akan diteliti.

G. Sistematika Penulisan
BAB I, pendahuluan yakni memuat latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu
dan sistematika penulisan
3
Ahmad Zaini. Manajemen Dakwah Ikatan Remaja Baiturrohman (IRMABA) Di Desa Pucak
Wangi Kecamatan. Pucak Wangi Kabupaten. Pati. TADBIR: Jurnal Manajemen Dakwah. Vol.1, No.2.
Desember 2016. Halaman: 20-21
BAB II, berupa kajian teori, membahas tentang Manajemen Dakwah, Implementasi
fungsi-fungsi Manajemen Dakwah, Masjid, Implementasi fungsi fungsi
Manajemen Dakwah Di Masjid Al-Hidayah, Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin
Utara.
BAB III, yaitu metode penelitian yang berisi pendekatan dan jenis penelitian, subjek
dan objek penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik dan
pengumpulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV, berisi hasil penelitian tentang gambaran umum tentang implementasi
fungsi fungsi manajemen dakwah, penyajian data dan pembahasan.
BAB V, penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
KERANGKA TEORI

H. KAJIAN TEORI
a. Pengertian Manajemen Dakwah

Manajemen dakwah merupakan sebuah pengembangan dari arti manajemen


sebenarnya yang memiliki banyak variasi didalamnya dimulai dengan manajemen
perusahaan, manajemen pendidikan, manajemen pemerintahan, manajemen masjid,
termasuk manajemen dakwah. Yang mana dakwahlah yang dimanajemeni agar
dakwahnya dapat bergerak efektif dan efisien serta sukses sesuai tujuan bersama.
Adapun pengertian Manajemen terdahulu sebelum Manajemen dakwah adalah Ada
sebuah pertanyaan “ Siapa yang membutuhkan manajemen? ” pertanyaan ini sering
dijawab : “ Perusahaan (Bisnis)”! tentu saja benar sebagian, tetapi tidak lengkap,
karena manajemen juga dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan yang diorganisasi
dan dalam semua tipe organisasi. Dalam praktek, manajemen dibutuhkan dimana
saja orang- orang bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai tujuan bersama.

Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa inggris dari kata kerja “ to
manage” yang berarti mengurus, “ to control” memeriksa, “to guide”
memimpin. Jadi apabila hanya dilihat dari asal katanya, manajemen berarti
pengurusan, pengendalian, memimpin, mengarahkan dan membimbing. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen berarti proses penggunaan sumber
daya yang efektif untuk mencapai sasaran atau pimpinan yang bertanggungjawab
atas jalannya perusahaan dan organisasi.4 Teori lain juga menjelaskan tentang
Manajemen yang berarti "suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata (George R. Terry, 2010:1)". 5
Haiman (dalam Manullang, 1983) mengatakan manajemen adalah fungsi untuk
mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha usaha yang
dilakukan individu untuk mencapai tujuan. Selanjutnya ada Sondang P. Siagian
(1997) mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk
memperoleh sesuatu hasil dalam pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan
orang lain. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pada dasarnya
manajemen merupakan proses kegiatan yang dilakukan melalui kerja sama
dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan melibatkan pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan(planning), pengorganisasian(organizing),
pelaksanaan(actuating), dan pengawasan(controlling) serta dilaksanakan dengan
cara efektif dan efisien6. Dalam Manajemen juga ada beberapa hal hal yang ada

4
Mukrodi. Oktober 2014. Analisis Manajemen Mesjid Dalam Optimalisasi Peran Dan Fungsi
Masjid. KREATIF Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang. Vol.2, No.1. Halaman:87
5
Sadiah, Dewi. 2015. Metode Penelitian Dakwah Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Halaman: 45.
6
Andang. 2014. Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah konsep, strategi dan
inovasi menuju sekolah efektif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Halaman: 21-23.
berhubungan dengan manajemen, baik itu Fungsi-Fungsinya, unsur-unsur nya,
strateginya dan lainnya.

Unsur – Unsur manajemen


Seperti kita ketahui bahwa manajemen merupakan proses aktivitas guna
mencapai suatu yang telah direncanakan. Untuk mencapai sasaran tersebut
diperluka sejumlah sarana, fasilitas yang disebut dengan unsur-unsur manajemen.
Unsur-unsur tersebut dirumuskan oleh para ahli menjadi 6 M. Elemen-elemen
tersebut merupakan faktor yang harus disediakan pada suatu kegiatan, yaitu
meliputi: 1). Manusia ( man). 2). Keuangan (money), 3).Metode atau cara kerja.
4).Bahan-bahan atauperlengkapan
,5).Mesin,6).Pasar (market).

Fungsi – Fungsi Manajemen


Fungsi-fungsi manajemen adalah universal. Sifat ini merupakan hasil dari
kenyataan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah sama dimana saja,
dalam seluruh organisasi dan dalam waktu kapan saja. Fungsi- fungsi tersebut sama
untuk organisasi sosial, kemasyarakatan atau organisasi bisnis. Dalam hal ini yang
membedakan hanya wujud kegiatan dan variabelnya.
Dalam bahasa inggris fungsi berasal dari kata function, merupakan suatu
kegiatan yang secara jelas dapat dipisahkan dari kegiatan yang lain.
Dalam pengertian sesungguhnya Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
memberikan pengertian bahwa fungsi

adalah pelaksanaan kontektual yang menghubungkan rangkaian-rangkaian yang


teratur serta mempunyai saling keterkaitan atau saling ketergantungan, seperti
halnya manajemen .
Pendapat para ahli mengenai fungsi- fungsi manajemen,antaralain:
Menurut G. R. Terry fungsi manajemen adalah Planning, Organizing,
Actuating,Controling.
Menurut Henry Fayol: Forecasting and Planing,Organizing, Commanding,
Coordinating, dan Controling.
Menurut William Newman: Planing, Organizing, Assembling of
Resources,Directing,Controling.

Dari beberapa pendapat diatas tentang fungsi manajemen ada perbedaan


dan ada persamaan. Namun perbedaan tersebut hanya istilah saja, yang pada
intinya mempunyai pengertian yang sama.
"Dengan demikian maka bahwa fungsi- fungsi manajemen adalah
Planning, Organizing, Aktuating, dan Controling. Pertama, Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yaang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien
dan seefektif mungkin(Roger A. Kauffman, 1972) kegiatan rencana pun dibagi jadi
3 dimulai dari perumusan tujuan yang ingin dicapai, pemilihan program untuk
mencapai tujuan itu, identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu
terbatas untuk jalannya fungsi manajemen selanjutnya. Selain itu perencanaan juga
diatur secara sadar, matang memiliki intelek besar memperhatikan dan
memperkirakan keadaan yang akan datang serta harus diimbangi juga dengan
informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya agar perencanaannya dapat bagus
terukur, tepat dan sesuai, mudah mencapai tujuan. Kedua Pengorganisasian
(Organizing) adalah proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih
kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang-orang yang sesuai dengan
kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya, serta mengoordinasikannya
dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi atau bisa ditambah melalui
teori Ernest Dale(Stoner, 1986) pengorganisasian itu berasal atau berawal dari proses
pemerincian pekerjaan, pembagian pekerjaan, penyatuan pekerjaan, koordinasi
pekerjaan dan monitoring yang dilakukan serta reorganisasi agar dapat berjalan
secara efektif dan efisien sesuai arahan planning dan dapat mencapai tujuan
organisasi nantinya7. Keberadaan organisasi sebenarnya setua sejarah peradaban
manusia dimuka bumi. Sepanjang hidupnya manusia telah menggabungkan diri
dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Ketiga Penggerakan
(Actuating) Penggerakan adalah tindakan yang menyebabkan suatu organisasi
menjadi berjalan. Penggerakan dapat didefinisikan sebagai” keseluruhan usaha,
cara teknik dengan metode untuk mendorong para anggotanya agar mau dan ikhlas
bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi . Keempat
Pengawasan(Controlling)
Robert J. Mockler. Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan. Ada tiga tipe
pengawasan: 1) Pengawasan pendahuluan,
2) Pengawasan “ Concurent”.3) Pengawasan umpan balik

Pengawasan sebagai salah satu organik manajemen merupakan proses


pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua
pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. 8 Adapun strategi manajemen diantaranya baik strategi pemasaran,
strategi perencanaan, strategi organizing, strategi actuating, strategi controlling dan
strategi SWOT ataupun strategi yang lainnya.
Maka akhir dari pengertian Manajemen Dakwah adalah Manajemen dakwah
seperti dijelaskan oleh Shaleh seperti dikutip oleh Munir dan Ilaihi(2006:36)
adalah proses perencanaan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan
menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan
kemudian menggerakkan ke arah pencapaian tujuan dakwah. Kegunaan
manajemen dakwah secara umum adalah untuk menuntun dan memberikan arah
agar pelaksanaan dakwah dapat diwujudkan secara profesional dan proporsional.
Artinya, dakwah harus dapat dikemas dan dirancang sedemikian rupa, sehingga
gerak dakwah merupakan upaya nyata yang sejuk dan menyenangkan dalam
usaha meningkatkan kualitas akidah dan spiritual, sekaligus kualitas kehidupan
sosial, ekonomi, budaya,dan politik umat dalam kehidupan bermasyarakat,

7
Nanang Fattah. 2017. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA. Halaman: 51 dan 73-74.
8
Ibid
berbangsa,dan bernegara (Kayo, 2007:30-31).9 Sedangkan A. Rosyad Shaleh
mengartikan manajemen dakwah sebagai proses perencanaan tugas,
mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga
pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakkan kearah
pencapaian tujuan dakwah.10

b. Pengertian Implementasi fungsi-fungsi manajemen dakwah

Dalam hal ini implementasi fungsi-fungsi manajemen dakwah bisa kita


pecah menjadi berbagai pengertian dan penjelasannya mulai dari implementasi dan
fungsi-fungsi yang ada di manajemen dakwah. Kita mulai dari implementasi dulu
yang mempunyai pengertian sebagai berikut:
a. Implementasi bisa juga dikatakan sebagai aksi, pelaksanaan, penerapan dari suatu
hal kepada suatu tempat atau objek maka adapun pengertian dari implementasi
sebenarnya dan menurut para ahli adalah "Implementasi adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan rencana yang telah disusun dengan cermat dan rinci. Implementasi ini
biasanya selesai setelah dianggap permanen. Implementasi ini tidak hanya aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan serius dengan
mengacu pada norma-norma tertentu mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,
pelaksanaan tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya". 11
Sedangkan pendapat para ahli tentang implementasi adalah "Menurut Pressman dan
Wildavsky (1973)
Implementasi sebagai “accomplishing, fulfilling, carrying out, producing
and completing a policy”.

9
Ahmad Zaini. Desember 2016. Manajemen Dakwah Ikatan Remaja Mesjid Baiturrohman
(IRMABA) Di Desa Pucak Wangi Kecamatan Pucak Wangi Kabupaten Pati. TADBIR: Jurnal
Manajemen Dakwah. Vol.1, No.2. Halaman: 7
10
Munir, Muhammad dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: KENCANA.
Halaman: 36.
11
Guru Pendidikan. November 2020. Implementasi adalah.
https://www.gurupendidikan.co.id/implementasi-adalah/. Diakses pada tanggal 23 Desember 2020
pukul 21.56 Wita.
Menurut Tornanatzky dan Johnson (1982)
Membuat batasan tentang implementasi sebagai ”…the translation of any
tool technique process or method of doing from knowledge to practice”
(Subandijah, 1996: 305).
Menurut Mazmanian dan Sabatier
Implementasi merupakan pelaksanaan dari kebijakan dasar hukum juga
berbentuk dalam bentuk perintah atau keputusan, atau putusan pengadilan. Proses
pelaksanaan berlangsung setelah sejumlah tahapan seperti tahapan pengesahan
undang-undang, dan kemudian output dalam bentuk pelaksanaan keputusan
kebijakan, dan seterusnya sampai kebijakan korektif yang bersangkutan.
Menurut Solichin Abdul Wahab
“Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu, pejabat-pejabat, atau kelompok-kelompok pemerintah atau
swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam
keputusan kebijakan” (1997: 63).
Menurut Van Meter dan Van Horn
Pelaksanaan tindakan oleh individu, pejabat, instansi pemerintah atau
kelompok swasta yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan tertentu. Badan-badan ini melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan yang berdampak pada warga. Namun dalam praktinya instansi
pemerintah sering menghadapi pekerjaan di bawah mandat UU, sehingga membuat
mereka menjadi tidak jelas untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan".12 Implementasi pun bisa diaplikasikan berbagai
macam bidang diantaranya di pendidikan, sosial, budaya, politik, ekonomi dan
agama. Implementasi banyak macamnya juga sesuai pemakainya. Dan adapun
tujuan-tujuan implementasi adalah "Tujuan utama implementasi adalah untuk
melaksanakan rencana yang telah disusun dengan cermat, baik oleh individu
maupun kelompok. Untuk menguji serta mendokumentasikan suatu prosedur dalam
12
Ibid
penerapan rencana atau kebijakan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai di dalam perencanaan atau kebijakan yang telah dirancang. Untuk
mengetahui kemampuan masyarakat dalam menerapkan suatu kebijakan atau
rencana sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
suatu kebijakan atau rencana yang telah dirancang demi perbaikan atau
peningkatan mutu".13
b. Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah. Fungsi-Fungsi manajemen dakwah
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan fungsi-fungsi manajemen yang mana juga
terdiri dari Planning(perencanaan), Organizing(pengorganisasian),
Actuating(pelaksanaan) dan controlling(pengawasan). Dalam hal ini fungsi-fungsi
manajemen sebenarnya bisa memakai fungsi diatas bisa saja tidak karena fungsi
manajemen beragam. namun, fungsi-fungsi yang diatas adalah fungsi-fungsi yang
sering dipakai dan sangat familiar atau terkenal. Maka adapun fungsi-fungsi
manajemen dakwah dengan komposisi fungsi-fungsi manajemen itu sebagai
berikut:
1. Planning Manajemen Dakwah adalah suatu perencanaan atau ancang-ancang
atau persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum suatu pekerjaan itu dilaksanakan.
Kalau dihubungkan dengan manajemen dakwah maka akan berarti perencanaan
yang dilakukan oleh suatu manajemen untuk mengelola seluruh kegiatan dakwah
apapun itu, supaya kegiatan dakwahnya bisa efektif dan efisien sesuai rencana dan
persiapan yang dilakukan manajemen. Seperti merancang anggaran imam,
anggaran harian sampai tahunan, jadwal-jadwal keagamaan dan lainnya.
2. Organizing Manajemen Dakwah adalah sebuah pengorganisasian yang
dilakukan oleh suatu manajemen untuk kegiatan dakwah agar sesuai planning dan
membuat kegiatan dakwahnya itu efektif dan efisien bagi agama islam guna
mengajak orang menuju kebaikan dan masuk islam. Pengorganisasian sendiri
seperti penyusunan struktur beberapa orang yang kompeten guna membuat
kegiatan dakwah bisa efektif dan efisien bukan saja struktur kepengurusan(seperti
13
Ibid
ketua pelaksana, yang menyampaikan dakwah, bendahara, sekertaris, pengawas
kegiatan dakwah dan lainnya) tapi juga wewenang dan tugasnya serta peraturan
tugas dan wewenangnya.
3. Actuating Manajemen Dakwah bermakna suatu pelaksanaan dari organizing dan
planning tentang kegiatan dakwah yang dilakukan suatu manajemen. Yang mana
pelaksanaannya harus sesuai dengan organizing dan planning tanpa ada yang tidak
sesuai apabila tidak sesuai juga namun bisa menimbulkan kebaikan, keuntungan
bagi kegiatan dakwahnya dapat efisien dan efektif maka bisa saja pelaksanaannya
dilakukan meski berlawanan dengan organizing dan planning. Namun, ada kalanya
sebuah actuating dan pelaksanaan harus sesuai dengan organizing dan planning
yang ada karena itulah prosedur dari fungsi-fungsi manajemen dakwah yang ada.
Adapun contoh actuatingnya seperti pelaksanaan dari tabligh akbar setelah adanya
planning dan organizing dulu(mulai dari pelaksanaan maulid habsy yang
dilaksanakan, ceramah dan lainnya).
4. Controlling Manajemen Dakwah merupakan tahap terakhir atau fungsi terakhir
dari manajemen dakwah yang berarti pengawasan yang dilakukan oleh suatu
manajemen agar kegiatan dakwahnya dapat sesuai dengan planning, organizing,
dan sesuai dengan actuating. Kegiatan controlling bisa dilaksanakan mulai dari
awal planning, sampai actuating, namun ada juga controlling berada di actuating
saja untuk melihat actuatingnya apakah sesuai dengan planning dan organizing
kegiatan dakwahnya atau belum sesuai. Selain pengawasan controlling juga bisa
berarti evaluasi yang dilakukan setelah actuating selesai dan merapatkan anggota
setelah kegiatan dakwah selesai lalu evaluasi. Namun bisa juga evaluasi saat
actuating berjalan seperti menegur orang yang tidak sesuai dengan struktur
kepengurusan dan tidak sesuai tugasnya melakukan tugas orang lain tanpa adanya
arahan. Maka hal yang demikian bisa dimuat dalam controlling kegiatan dakwah
dalam hal evaluasi.
Maka dari hal yang kita dapat diatas pengertian implementasi fungsi-fungsi
manajemen dakwah adalah sebuah tindakan atau pelaksanaan atau penerapan yang
dilakukan suatu manajemen agar suatu kegiatan dakwah dapat berjalan dengan sesuai
fungsi-fungsi manajemen dakwah. Yang mana dari penerapan itu ada hasil yang
didapatkan apakah kegiatan dakwahnya sesuai tidak fungsi-fungsi manajemen
dakwah dan apakah efektif atau tidak, efisien atau tidak itulah pengertian dari
implementasi fungsi-fungsi manajemen dakwah.

c. Pengertian Masjid

Setelah kita mengetahui dari manajemen dakwah, dan implementasi


fungsi-fungsi manajemen dakwah maka pada pembahasan kali ini kita akan
membahas tentang pengertian masjid. Masjid seperti yang kita ketahui adalah
tempat sholat, tempat sujud bagi orang islam, lebih dari itu masjid juga bisa
menjadi tempat perkumpulan umat islam guna persatuan umat islam dalam
suatu negara atau wilayah, tempat pusat pertukaran ilmu sekaligus masjid
juga bisa berarti objek wisata apabila masjid itu terkenal akan keunikan dan
sejarahnya yang bagus serta ada hal yang menarik untuk semua orang
mengunjungi masjid itu adapun pengertian masjid yang lain adalah "Secara
etimologis masjid berasal dari bahasa Arab ‫سجد‬yang berati tempat sujud atau
menyembah Allah.Lebih terperinci Quraish Shihab menyatakan bahwa
masjid diambil dari akar kata ‫جد‬M‫جد–س‬M‫جد–يس‬M‫ مس‬yang berarti patuh,taat, serta
tunduk dengan penuh hormat dan takzim.Oleh karena itu masjid dimaknai
sebagai tempat untuk bersujud. Pernyataan tersebut didukungolehYulianto
Sumalyo sebagaimana dikutip Aisyah Nur Handryanti bahwa kata masjid
disebut sebanyak dua puluh delapan kali di dalam Al-Qur’an, dimana kata
tersebut berasal dari kata sajada-sujud yang berarti
patuh,taat,serta.tunduk.dengan hormat dan takzim. Sedangkan menurut kamus
besar Bahasa Indonesia,masjid dapat diartikan sebagai rumah atau bangunan
tempat bersembahyang bagi orang Islam. Adapun pengertian masjid secara
terminologis yaitu tempat melakukan
segala aktivitas berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah semata. Oleh karena itu
masjid dapat diartikan secara luas, bukan hanya sebagai tempat shalat dan berwudhu
namun juga sebagai tempat melaksanakan segala aktivitas kaum muslimin yang
berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Lebih lanjut, Az-Zarkasyi
berpendapat bahwa pemilihan kata masjid untuk menyebut tempat sholat adalah
karena sujud dipandang sebagai bagian paling mulia dalam rangkaian gerakan
sholat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga ia tidak disebut marka’
(tempat rukuk) atau bagian sholat lainnya. Sedangkan Abdul Malik As-Sa’adi
mendefinisikan masjid sebagai tempat yang khusus disiapakan untuk pelaksanaan
sholat lima waktu dan berkumpul yang berlaku selamanya. Beberapa definisi di atas
mengarah pada pemikiran yang sama. Tetapi kendati definisi masjid identik dengan
tempat bersujud atau ibadah, namun fungsi masjid tidak sebatas itu saja.
Secara umum setidaknya ada empat peranan dari fungsi masjid, yakni sebagai
tempat ibadah (pembinaan iman dan taqwa) itu sendiri, sosial kemasyarakatan,
pendidikan dan pembinaan sumber daya manusia, dan ekonomi. Bahkan bila kita
lihat secara lebih detail, fungsi masjid ternyata lebih luas lagi. Sebagaimana
dikemukakan oleh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri bahwa sejarah Masjid Nabawi
di Madinah yang didirikan oleh Rasulullah SAW memiliki tidak kurang dari sepuluh
peranan dan fungsi. Di antaranya adalah sebagai tempat dalam melakukan urusan
ibadah (shalat dan zikir), konsultasi dan komunikasi, ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan, santunan sosial, latihan militer dan persiapan peralatannya, pengobatan
korban perang, perjanjian perdamaian, pengadilan sengketa, menerima tamu,
menawan tahanan perang, serta pusat penerangan dan pembelaan agama.
Dewasa ini ribuan masjid megah bermunculan di berbagai penjuru
Nusantara. Namun pembangunan masjid semestinya bukan hanya
memperhatikan keindahan arsitektur semata. Meskipun memang hal tersebut
tidak dapat dihindari karena saat ini berbagai elemen masjid seperti bentuk,
bahan, dan ornamennya berkembang bervariasi menurut zaman dan budaya
masyarakat dimana masjid didirikan. Hal ini tidak terlepas dari dinamika
bahwa masjid di masa kini juga menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Namun yang perlu menjadi catatan adalah secara
prinsip masjid adalah tempat membina umat, untuk itu masjid harus
dilengkapi dengan fasilitas yang dibutuhkan oleh umat. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa dalam manajemen masjid modern, masjid juga harus
menitiberatkan pada posisi sebagai wahana pelayanan umat. Peranan tersebut
tentu juga sangat ditentukan oleh lingkungan, tempat, dan jamaah dimana
masjid didirikan, yang berdiri di titik nadi perekonomian rakyat yang ada
disekitarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa,peranan masjid tidak
hanya menitik beratkan pada pola aktivitas yang bersifat ukhrawi, tetapi
perpaduan antara aktivitas ukhrawi dengan aktivitas duniawi Sebagaimana
telah disampaikan pada bagian pendahuluan bahwa masjid di Indonesia
terdiri dari beberapa tingkatan. Perbedaan masjid-masjid tersebut terletak
pada luas dan daya tampung jamaah serta ketersediaan fasilitas pendukung.
Kalisifikasi masjid berdasarkan statusnya dapat dibedakan sebagaimana tabel
berikut ini.

Tabel 1. Klasifikasi Masjid di Indonesia

No. Status Lokasi


1 Masjid Negara Negara
2 Masjid Nasional/Akbar Nasional
3 Masjid Raya Provinsi
4 Masjid Agung Kabupaten
5 Masjid Besar Kecamatan
6 Masjid Jami’ Kelurahan
7 Masjid RW
".14

Itulah Pengertian tentang masjid dan penjelasannya mengenai apa itu masjid dan
segala macam kegunaanya.

d. Implementasi fungsi-fungsi manajemen dakwah dimasjid

Setelah mengenal berbagai pengertian maka sekarang kita akan memasuki


penggabungan dari berbagai pengertian yang ada mengenai implementasi fungsi
fungsi manajemen dakwah di masjid yang bermakna Implementasi bisa juga

14
Ari Saputra dan Bayu Mitra Adhyatma kusuma. 2017. Revitalisasi Mesjid Dalam Dialektika
Pelayanan Umat Dan Kawasan Perekonomian Rakyat. AL-IDARAH: Jurnal Manajemen dan
Administrasi Islam. Vol.1, No.1. Halaman: 6-8.
dikatakan sebagai aksi, pelaksanaan, penerapan dari suatu hal kepada suatu tempat
atau objek maka adapun pengertian dari implementasi sebenarnya dan menurut para
ahli adalah "Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah
disusun dengan cermat dan rinci. Implementasi ini biasanya selesai setelah dianggap
permanen. Implementasi ini tidak hanya aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan dengan serius dengan mengacu pada norma-norma
tertentu mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, pelaksanaan tidak berdiri sendiri
tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya". 15 Fungsi-fungsi manajemen dakwah yang
terdiri dari empat fungsi inti yaitu dari planning(rencana) kegiatan dakwah yang
dilakukan oleh suatu manajemen begitupun dengan organizing(pengorganisasian),
actuating(pelaksanaan), controlling(pengawasan) yang mana dengan empat fungsi itu
bisa membuat kegiatan dakwah dapat berjalan efisien dan efektif serta bisa membuat
menarik dan berhasilnya suatu kegiatan dakwah dengan manajemen. Sedangkan,
masjid mempunyai pengertian yang umum seperti tempat sujud, sholat, ibadah,
mengaji, dan tempat menuntut ilmu, serta bisa menjadi tempat wisata religi dengan
adanya sejarah dari sebuah mesjid yang bisa menarik wisatawan datang baik dalam
negeri atau luar negeri serta dapat juga masjid itu sebagai tempat persatuan umat dari
penjuru dunia islam. Dalam teori lain Masjid berarti kata benda yang menunjukkan
suatu tempat(dharaf makan) berasal dari kata sajada yang memiliki arti tempat sujud.
Sedangkan secara etimologis masjid dapat diartikan sebagai bangunan khusus yang
diyakini memiliki keutamaan tertentu untuk melakukan sholat jamaah dan sholat
jum'at serta aktivitas keagamaan yang lain. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia,
masjid diartikan sebagai rumah atau bangunan tempat bersembahyang orang islam.
Sedangkan menurut Moh. E Ayub, dkk masjid diartikan sebagai tempat orang
berkumpul dan melaksanakan sholat secara berjamaah dengan tujuan meningkatkan
solidaritas dan silahturahmi dikalangan kaum muslimin. 16 Jadi, dengan gabungan

15
Guru Pendidikan. Op.Cit.
16
Muhammad Najib, dkk. 2015. Manajemen Masjid Sekolah Sebagai Laboratorium
Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya. Yogyakarta: GAVA MEDIA. Halaman: 7-8.
implementasi, fungsi-fungsi manajemen dakwah dan masjid maka akan menemukan
satu titik pengertian yang berarti bahwa implementasi fungsi-fungsi manajemen
dakwah di mesjid adalah suatu penerapan fungsi-fungsi manajemen yang
empat(planning, organizing, actuating, dan controlling) pada sebuah mesjid dan
apakah penerapan fungsi-fungsi manajemen dimesjid itu berfungsi atau tidak, bisa
menarik orang kemesjid atau tidak, maka dapat dilihat dari hasil penelitian yang
dilaksanakan guna melihat seberapa jauh atau seberapa efektif dan efisiennya
penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah yang bagus terhadap suatu mesjid.
Apabila ada penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah di suatu masjid maka bisa
dipastikan masjidnya akan bagus banyak yang datang, banyak yang suka dan lainnya.
Apabila tidak ada penerapan dari fungsi fungsi manajemen dakwah di masjid bisa
dipastikan akan gagal menarik banyak orang, tapi bisa juga penerapan yang kurang
maksimal dari empat fungsi-fungsi manajemen dakwah dimasjid bisa membuat orang
tidak banyak kemasjid guna kegiatan dakwah dan menarik kebaikan semua orang di
dunia dan dapat efektif dan efisien tentunya. Maka oleh sebab itu implementasi dari
fungsi-fungsi manajemen dakwah di masjid harus dilaksanakan dan diperbaiki kalau
ada yang kurang agar bisa menarik banyak jamaah yang datang dan bisa saling
menghasilkan baik di dunia maupun diakhirat nantinya.

BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan jenis penelitian
1.Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok17. Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang
dilakukan seorang peneliti dan penulis skripsi guna menyusun
penelitiannya dan skripsinya serta dengan pendekatan kualitatif ini kita bisa
pakai untuk pengumpulan data dengan jumlah informan yang sedikit
ketimbang kuantitatif dan kualitatif biasanya lebih berbicara mengenai
kualitas seperti berhasil atau tidak, baik atau tidak. Kenapa pendekatan
kualitatif yang diambil karena subjek yang diteliti hanya sedikit tidak
banyak, begitu juga dengan objek penelitiannya. selain itu kualitatif sangat
cocok untuk penelitian peneliti yang mana sesuai dengan judul yang ada.
Pendekatan kualitatif ini dalam bentuk deskriptif. Tujuan penelitian
deskriptif adalah untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat
atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau
hubungan antara dua gejala atau lebih biasanya, penelitian deskriptif
seperti ini menggunakan metode survei(Artherton dan Klemmack, 1982)18
serta deskriptif juga membuat sistematis, faktual, dan akurat serta
menggambarkan dengan detail mengenai subjek penelitian, objek
penelitian, masalah penelitian dan pemecahan masalah penelitian,
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat daerah tertentu sesuai data serta
kejadian yang terjadi yang berhubungan dengan kajian ilmiah, penelitian
dan skripsi.
Penelitian ini dilakukan langsung ke lapangan untuk menggali dan
meneliti data-data yang bekenaan dengan Implementasi Fungsi-fungsi
Manajemen Dakwah Di Masjid Al-Hidayah Banjarmasin Utara yang di
analisis secara kualitatif dan berbentuk deskriptif
2. Subjek dan Objek Penelitian

17
Nana Syaodih Sukmadinata. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA. Halaman: 60.
18
Irawan Soehartono. 2015. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA. Halaman: 35.
Subjek penelitian yaitu sumber data yang dapat memberikan data-data dan
informasi mengenai situasi dan kondisi yang peneliti butuhkan. Dan yang
diperoleh ini merupakan dari informan ataupun sumber yang memberikan
data-data dan informasi mengenai kebutuhan kebutuhan yang diteliti. Maka
subjek dari penelitian ini adalah Semua Pengurus Masjid Al-Hidayah,
Banjarmasin Utara, Kayu tangi ujung dari utama sampai paling bawah
jabatannya disana dan kedua adalah jamaah rutin ke mesjid Al-Hidayah
tiap hari.
Objek penelitian ini adalah Objek penelitian pada hakikatnya adalah topik
permasalahan yang dikaji dalam penelitian 19 yang mana pasti akan
memberikan data data yang dibutuhkan dan pelengkap dan penghubung
dari subjek penelitian. Objek penelitian peneliti adalah masalah
pengimplementasian dari semua fungsi-fungsi manajemen dakwah dari
planning(rencana), organizing(organisasi), actuating(pelaksanaan), dan
controlling(pengawasan) guna bagaimana Masjid Al-Hidayah Kayu Tangi
Ujung, Banjarmasin Utara menimplementasikannya dan menghasilkan
nantinya memanajemen kegiatan dakwah yang bagus disana sesuai dengan
efektif dan efisien disertai memungkinkan adanya manajemen keluarga
atau memungkinkan ketidak adanya pengimplementasian dari fungsi-fungsi
manajemen dakwah di Masjid Al-Hidayah Kayu Tangi Ujung,
Banjarmasin Utara.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berhubungan erat dengan pemilihan dan penentuan
sumber data dan sesuai dengan tujuan penelitian serta didasarkan atas kasus
yang menonjol berkarakter baik itu positif atau negatif, tidak dalam kondisi
biasa-biasa20atau sesuai masalah yang diangkat yang perlunya dilakukan
penelitian disitu dan didapat hasil penelitiannya dan pemecahan masalah
19
Sidiq. 2018. Objek Penelitian: Pengertian dan Contohnya.
https://www.google.com/amp/sosiologis.com/objek-penelitian/amp?espv=1. Diakses pada tanggal 10
Mei 2021 pukul 18.00 Wita.
dan solusinya maka Lokasi penelitian ini berada di Jl. Tembus Perumnas,
Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara, Kalimantan Selatan, Indonesia.
4.Data dan Sumber Data
Data adalah hasil-hasil yang didapat dan diperoleh dari sebuah penelitian
baik berupa angket, wawancara, berupa angka atau huruf, dokumentasi dan
lainnya. Penelitian peneliti datanya yang didapatkan langsung dari hasil
wawancara oleh pengurus dan beberapa penduduk sekitar. Sumber data
adalah sesuatu arah didapatkannya data-data atau asal muasal dari data-data
itu lahir guna melengkapi hasil penelitian guna membuatnya dalam proposal
penelitian dan skripsi yang mana data itu bisa bersifat valid dan non valid.
Dalam penelitian kualitatif orang-orang yang menjadi sumber data disebut
informan21 karena acuan orang nya hanya terbatas kepada orang orang yang
bertanggung jawab, benar-benar mengetahui atau menguasai dan banyak
terlibat dalam kegiatan yang teliti. Maka adapun sumber data itu dibagi jadi
dua yaitu sumber data primer dan sekunder.
A. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
informan yang erat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti atau bisa
juga disebut data yang diambil dari sumber utama atau tangan pertama
tanpa ada campur tangan orang kedua atau yang lainnya. Dalam sumber
data primer ini peneliti implementasi fungsi-fungsi manajemen dakwah Di
Mesjid Al-Hidayah, Kayu Tangi Ujung, Banjarmasin Utara dalam
penelitian ini yang termasuk dari data primer adalah hasil wawancara
dengan ketua atau pengurus, dan juga para remaja mesjid yang ada disana.
B. Sumber Data Sekunder

20
Nana Syaodih Sukamdinata. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA. Halaman: 286.
21
Nana Syaodih Sukamdinata. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA. Halaman: 285.
Sumber data sekunder adalah beberapa pustaka yang memiliki relevansi,
serta dapat menunjang penelitian ini atau bisa juga disebut data yang
diambil diperoleh dan didapat dari tangan kedua atau referensi seperti
jurnal, makalah, artikel, buku, majalah, koran, internet, warga jamaah
mesjid dan sumber data lain yang dapat dijadikan sebagai data pelengkap.

5. Teknik Pengumpulan data


Teknik pengumpulan data adalah suatu cara atau alat ukur yang akan
dipakai untuk mengumpulkan seluruh data-data dari sumbernya. Yang
mana teknik ini beragam, maka teknik pengumpulan data peneliti adalah
sebagai berikut:
A. Observasi lapangan
Observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan
pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan lebih
sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang
berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan22. Jadi observasi,
Merupakan pengamatan serta pencatatan yang sistematis terhadap gejala-
gejala yang diselidiki dan terjadi dilapangan yang bisa diinderakan.
Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai
dengan tujuan penelitian, direncanakan, serta dicatat secara sistematis dan
dapat dikontrol keandalan (reabilitas) juga kesahihannya (validitasnya).
Dengan adanya observasi, peneliti tidak akan merasa bingung karena dapat
menyaksikan secara langsung bagaimana keadaan tempat yang ingin diteliti
sebelum penelitian dilakukan. Serta dapat menilai sendiri dengan
pengamatan apakah implementasi fungsi-fungsi manajemen dakwah dapat
berjalan atau tidak ditempatnya dan dapat menilai serta membedakan
keabsahan data dari berbagai teknik yang dipakai.

22
Irawan Soehartono. 2015. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA. halaman: 69.
B. Metode Wawancara
Wawancara(interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara(pengumpul data) kepada
responden dan jawaban jawaban responden dicatat atau direkam dengan
alat perekam(tipe recorder)23. Merupakan suatu metode dalam penelitian
yang bertujuan mengumpulkan keterangan dan data dengan cara lisan dari
seorang responden secara langsung serta melakukan proses tanya jawab
antara dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara itu dilakukan oleh
kedua belah pihak, diantaranya adalah sebagai pewawancara yang
mengajukan pertanyaan, dan ada juga sebagai terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan. Adapun data yang akan
diungkapkan dalam metode wawancara ini tentunya data yang bersifat
valid terhadap penelitian dan wawancara ini juga cocok dengan penelitian
peneliti yang memakai pendekatan kualitatif karena hanya sedikit orang
yang diwawancarainya.
C. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat diteliti berupa berbagai
macam, tidak hanya dokumen resmi namun dokumen non resmi seperti
foto bisa di pakai dalam penelitian24. Metode dokumentasi adalah metode
pengumpulan data dengan benda-benda tertulis seperti buku, majalah,
dokumentasi foto atau video, serta rekaman suara, peraturan- peraturan,
notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya Merupakan data-data
pendukung lain melalui dokumen-dokumen penting, seperti dokumen
lembaga yang diteliti. Disamping itu, ada juga foto yang dapat dijadikan
sebagai pendukung ataupun penguat dalam melakukan penelitian, serta
sumber tertulis lain yang bisa lebih mendukung untuk digunakan dalam

23
Ibid. Halaman: 67.
24
Ibid. Halaman: 70.
melakukan penelitian dan pastinya teknik ini bisa menjadi teknik
pelengkap dari teknik-teknik yang ada.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari, mengumpulkan, dan menyaring,
menseleksi data dari data yang benar dan salah melalui wawancara, catatan
lapangan dan dokomentasi agar mudah untuk dipahami.
Dalam penelitian ini, data data yang sudah diolah selanjutnya di sajikan
secara deskriptip kualitatif yang berupa uraian-uraian yang dapat
memberikan gambaran tentang data yang di temukan dilapangan, selanjutnya
dianalisis dengan sesuai kenyataan dan apa adanya, kemudian ditambah
penjelasan-penjelasan dengan menggunakan pendapat pengetahuan yang
peniliti miliki. Menyaring data, mengolah datanya, mencek data apabila ada
ketidak sesuaian data dengan hasil yang didapatkan dari penelitian nantinya
atau dipisahkan data mana yang sudah bagus valid dan berhubungan dengan
masalah yang terjadi beserta jawabannya dan membuang data yang tidak
terpakai, agar didapat data yang bagus dari analisis data yang dilakukan
terhadap penelitian yang akan dilakukan di Masjid Al-Hidayah, Kayu Tangi
Ujung, Banjarmasin Utara mengenai implementasi fungsi-fungsi manajemen
dakwahnya.
7. Keabsahan Data
Keabsahan data adalah sebuah produk dari penelitian yang memakai
pendekatan kualitatif yang mana dengan melakukan keabsahan data berarti
telah memastikan bahwa data yang diperoleh real dan nyata serta sesuai
dengan kejadian yang ada tanpa ada kebohongan didalam datanya yang
mana keabsahan data bisa dilihat dengan memakai Triangulasi (3 tekhnik)
yang mana apabila ada kebohongan dalam semua datanya maka berhak
mengulang datanya kembali dengan tekhnik yang sama tapi dengan
informan yang berbeda agar didapatkan data yang jujur, real atau nyata dan
sesuai tanpa ada kebohongan sedikitpun. Keabsahan data bisa disebut juga
dengan memastikan semua data cocok dan sesuai tanpa unsur kebohongan
dan ketidaksesuaian yang mana apabila sudah sesuai dan cocok tanpa ada
unsur kebohongan dan ketidaksesuaian data dapat dipakai dan dimuat dalam
suatu penelitian kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Mukrodi. Analisis Manajemen Masjid Dalam Optimalisasi Peran dan Fungsi


Masjid. KREATIF: Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang. Vol.2,
No.1. Oktober 2014. Halaman: 88-90.

Ahmad Zaini. Manajemen Dakwah Ikatan Remaja Baiturrohman (IRMABA) Di Desa


Pucak Wangi Kecamatan. Pucak Wangi Kabupaten. Pati. TADBIR: Jurnal
Manajemen Dakwah. Vol.1, No.2. Desember 2016. Halaman: 9.

Guru Pendidikan. November 2020. Implementasi adalah.


https://www.gurupendidikan.co.id/implementasi-adalah/. Diakses pada tanggal 23
Desember 2020 pukul 21.56 Wita.

Ari Saputra dan Bayu Mitra Adhyatma kusuma. 2017. Revitalisasi Mesjid
Dalam Dialektika Pelayanan Umat Dan Kawasan Perekonomian Rakyat. AL-
IDARAH: Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam. Vol.1, No.1. Halaman: 6-8.

Muhammad Najib, dkk. 2015. Manajemen Masjid Sekolah Sebagai Laboratorium


Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya. Yogyakarta: GAVA MEDIA.
Halaman: 7-8.

Munir, Muhammad dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta:


KENCANA. Halaman: 36.
Sadiah, Dewi. 2015. Metode Penelitian Dakwah Pendekatan Kualitatif Dan
Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Halaman: 45.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


DATA PRIBADI :
Nama : Rizki Setiawan
Tempat/Tanggal Lahir : Banjarmasin, 10 Januari 2000
Kewargannegaraan : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Alalak Utara Gang. Karya Bersama.
rt.12
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat Badan : 159 cm/80 kg
Nomor Telp/HP : 087895653267
Email : riskialfaruq05@gmail.com
Hobi : Membaca, Menyanyi, Nonton Berita,
Bermain Game,
RIWAYAT PENDIDIKAN
Pendidikan Formal
MI AL-HAMID BJM : Lulusan Tahun 2012
MTS. M.3. AL-FURQON BJM : Lulusan Tahun 2015
MAN 1 BANJARMASIN : Lulusan Tahun 2018
PENGALAMAN KERJA : Pernah Bekerja selama 2 bulan di counter Hp
KEMAMPUAN :Mengoperasikan komputer berupa software
perkantoran, Microsoft Office dan Microsoft excel, Mudah bergaul, kemampuan
kepemimpinan dan Humoris.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat sebenar-benarnya. Atas perhatian
dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Banjarmasin, 20 Desember 2020
Hormat saya,Rizki Setiawan

Anda mungkin juga menyukai