Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UAS MATA KULIAH GEOGRAFI PARIWISATA

Dosen pengampu:
Dr.I Nyoman Madiun, Msc

Oleh
I Putu Mariana Adiputra
1191061004

PROGRAM PASCA SARJANA KAJIAN PARIWISATA


UNIVERSITAS UDAYANA
2012
PENERAPAN LIMA PILAR PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA PADA
DAYA TARIK WISATA TANAH LOT

PENDAHULUAN

Pengembangan sebuah destinasi pariwisata tidak lepas dengan yang


dinamakan lima pilar pengembangan destinasi wisata.Kelima pilar tersebut adalah
Attraction (daya tarik yang dimiliki suatu wilayah),Accesbilities(kemudahan jalur
transportasi), Amenities (fasilitas Akomodasi), Anchilaries(peran serta pemerintah
dalm bentuk kebijakan terkait tempat wisata)Community Involvement (keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan wisata)Kelima pilar tersebut saling terkait dan tidak
terpisahkan satu sama lainnya karena merupakan suatu syarat dalam
mengembangkan daerah wisata sehingga daerah tersebut mampu memenuhi
permintaan (demand)wisatawan yang memiliki karakateristik.

Bali sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia memiliki banyak
daya tarik wisata.Salah satu Daya tarik wisata yang ada di Bali dan merupakan
primadona pariwisata Bali yaitu Daya tarik wisata Tanah Lot. Pengembangan daya
tarik wisata tanah Lot juga dilandasi oleh kelima pilar pengembangan tersebut
sehingga mampu meningkatkan daya saingnnya terhadap produk wisata yang
lain.Untuk meningkatkan daya saing pariwisata, perlu dipahami kelima pilar tersebut
sehingga menjadi dasar setiap pengembangan di Daya Tarik wisata Tanah Lot.

GAMBARAN UMUM DAYA TARIK WISATA TANAH LOT

Daya tarik wisata Tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri
Kabupaten Tabanan, ditempuh sekitar 45 menit dari kawasan Kuta. Di sini ada dua
pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu,
apabila air pasang pura ini akan kelihatan dikelilingi air laut dan satunya lagi,
tepatnya di sebelah utara Pura Tanah Lot  terdapat sebuah pura yang terletak
menjorok ke laut dan di atas tebing.Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura
Sad Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura di tengah pantai tempat
pemujaan dewa-dewa penjaga laut.

Menurut legenda,Pura Tanah Lot didirikan oleh seorang Brahmana dari


Jawa yang bernama Danghyang Nirartha yang menganut ajaran Hindu, dan beliau
berhasil menguatkan kepercayaan masyarakat setempat untuk tentang ajaran
Agama Hindu dan Sad Kahyangan. Bendesa Beraban merasa tersaingi banyak
pengikutnya meninggalkannya dan menjadi pengikut Danghyang Nirarta. Kemudian
Bendesa menyuruh Danghyang Nirartha pergi meninggalkan Tanah Lot. Beliau
menyanggupi tapi sebelum meninggalkan Tanah Lot, dengan segala kekuatannya
memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai dan membangun pura disana. Ia
juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada
sampai sekarang dan ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri
berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning. Bendesa Beraban
merasa takjub dan kemudian menjadi pengikut Danghyang Nirartha.

Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari
terbenam (sunset), biasanya para tamu akan datang pada sore hari untuk melihat
melihat keindahan matahari tenggelam.Di tempat ini, dari tempat parkir sampai ke
tempat objek wisata/ pura, banyak terdapat art shop yang menawarkan produk
kerajinan lokal, banyak kedai miniman dan makanan, juga ada fasilitas kamar kecil /
toilet, yang ongkos sewanya tidak seberapa.

Terkait lima pilar pengembangan destinasi pariwisata yang sudah dimiliki


oleh daya tarik wisata Tanah Lot ,akan dilakukan identifikasi berdasarkan observasi
dan studi pustaka untuk menjelaskan keberadaaan Daya Tarik Wisata Tanah Lot.
Dan identifikasi tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut

ATTRACTION

Daya Tarik Utama yang dimiliki oleh Daya Tarik Wisata Tanah Lot adalah
berupa Pura Tanah lot dan Sunset .Pura Tanah Lot merupakan warisan situs
keagamaan / spiritual yang berbeda dan tidak ada duanya di seluruh dunia. Pura
Tanah Lot yang merupakan tempat suci bagi umat Hindu yang menawarkan
kesakralan dan daya tarik tempat yang dikemas stake holder pariwisata sebagai
produk wisata andalan di Kabupaten Tabanan khususnya dan di Bali pada
umumnya.Dikatakan memiliki kesakralan karena nilai historis yang ada di tempat
tersebut mampu menambah spiritualitas bagi umat Hindu yang melakukan Ziarah/
tirtayatra di tempat tersebut dan bagi pengamat spiritual non Hindu yang tertarik
untuk turut merasakan nuansa spiritual di tempat tersebut .Daya tarik tempat yang
dimiliki disini adalah posisi dari Pura Tanah Lot yang berada di atas bongkahan batu
di tengah laut yang setiap terjadi air pasang akan dikelilingi oleh air laut.Disamping
itu seperti yang sudah di jelaskan pada gamabaran umum bahwa Daya Tarik Wisata
Tanah Lot terkenal dengan pemandangan matahari terbenam ( sunset) yang sangat
indah.Bila dilihat dari tingkat persaingan yang akan dimunculkan dapat dikatakan
daya saing Daya Tarik wisata Tanah Lot menjanjikan karena Tanah Lot memiliki
diferensiasi produk yang cukup potensial bersaing dengan destinasi wisata yang lain
berupa daya tarik Pura Tanah Lot

ACCESBILITIES

Pengembangan destinasi pariwisata tidaklah cukup hanya menawarkan daya


tarik semata . Diperlukan sebuah kemudahan dalam hal mencapai daerah wisata
tersebut.Walaupun dengan daya tarik wisata yang bagus, kalau memiliki kendala
dalam kemudahan aksessibilitas ,mengakibatkan keengganan wisatawan
berkunjung ke tempat tersebut.Kemudahan aksesibilitas disini lebih ditekankan pada
jalur transportasi menuju destinasi wisata.Daya tarik wisata Tanah Lot sendiri sangat
mudah dicapai dengan kendaraan , 45 menit dari Kuta dan 20 menit dari kota
Kediri , Tabanan.Jalur yang digunakan menuju Daya tarik wisata Tanah Lot dapat
melewati desa Kerobokan ke barat atau kota Kediri ke arah selatan. Infrastruktur
jalan menuju daya Tarik wisata Tanah Lot cukup bagus namun masih perlu sedikit
perbaikan sehingga kenyamanan wisatawan dapat lebih ditingkatkan.

AMENITIES

Dengan adanya daya tarik dan kemudahan jalur transportasi , maka


selanjutnya dituntut adanya fasilitas akomodasi yang memadai berupa akomodasi
penginapan,fasilitas makan dan minum berupa restoran ,art shop , toilet yang
memenuhi standar dan fasilitas pendukung lainnya .Keberadaan fasilitas tersebut
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung/ wisatawan sehingga
wisatawan merasa nyaman berada di destinasi wisata .Daya Tarik Wisata Tanah lot
sudah memiliki fasilitas penunjang berupa akomodasi penginapan, restoran , art
shop dan bahkan toilet toilet yang cukup representatif karena dikelola dengan
manajemen pengelolaan yang professional. Berikut disajikan data pertambahan
hotel , villa,restoran, pondok wisata , art shop di desa Beraban , lokasi dari Daya
Tarik Wisata Tanah Lot tahun 2005- 2009 sebagi berikut:
Tabel Data Jumlah Hotel, Villa, Pondok Wisata, Restoran dan Artshop di Desa
Braban Tahun 2005-2009

Jumlah
No Tahun
Hotel Villa Pondok Wisata Restoran Art Shop
1 2005 1 - 2 3 341
2 2006 1 - 4 3 341
3 2007 2 4 4 3 341
4 2008 3 4 4 4 341
5 2009 3 4 4 4 341

Sumber : Kantor Desa Beraban

Jumlah art shop sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 menunjukkan jumlah
yang tetap karena letak art shop telah diatur dengan baik pada komplek tertentu dan
diatur dalam bentuk lapak (stand). Sementara pembangunan restoran juga terkesan
telah diatur dan dibatasi pembangunanannya. Begitu juga dengan pembangunan
hotel dan villa juga telah diatur dengan baik oleh pemda dan aparat desa di wilayah
Desa Adat Beraban.

ANCHILARIES

Pemerintah dalam melihat sebuah daya tarik wisata sebagai salah satu
sumber pendapatan bagi daerah sehingga dengan sendirinya pemerintah secara
langsung ikut serta dalam pengelolaan daya tarik wisata. Keikutsertaan pemerintah
tersebut terwujud dalam bentuk kebijakan yang mampu memberikan perlindungan
dan memberikan ruang aman dan nyaman bagi kegiatan pariwisata di sebuah
tempat wisata.Tanah Lot sebagai salah satu sumber pendapatan utama pariwisata
di Kabupaten Tabanan,membuat pemerintah daerah harus tetap menjaga
keberlanjutan tempat tersebut . Ini ditandai dengan Badan Pengelola Daya Tarik
Wisata Tanah Lot, diketuai oleh Bupati Tabanan dan beberapa pejabat pemerintah
serta keterlibatan Ketua desa pekraman Beraban yang menempati beberapa posisi
di manajemen . Disamping itu pemerintah Tabanan juga mengeluarkan peraturan
Bupati No 31 tahun 2005 yang mengatur tentang Struktur dan besar tarif tiket masuk
ke Daya Tarik Wisata Tanah Lot. Dengan adanya peraturan bupati tentang biaya
tiket masuk tersebut memberikan standarisasi sehingga tidak terjadi kesewenang
wenangan dalam menetapkan besarnya tiket masuk.

COMMUNITY INVOLVEMENT

Setiap pengembangan destinasi wisata khususnya yang memiliki produk


wisata berupa warisan keagamaan mutlak diperlukan keterlibatan masyarakat
dalam pengelolaan daya tarik wisata. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
daya tarik wisata dapat ditunjukkan dengan daya serap destinasi pariwisata dalam
menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar baik yang duduk di
tingkat manajemen maupun operasional.Dengan terlibatnya masyarakat dalam
kegiatan pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar destinasi
wisata pada khususnya.

Dengan segala daya tarik yang dimiliki , akses yang mudah menuju lokasi , fasilitas
akomodasi yang menunjang,dan kebijakan pemerintah yang melindungi ,daya tarik
wisata Tanah Lot berkembang tidak lepas dari keterlibatan masyarakat lokal dalam
badan pengelolaan Daya tarik Wisata Tanah Lot yang memiliki otoritas mengelola
daya tarik wisata di Tanah Lot .Walaupun di tahun 2011 sampai sekarang persoalan
kontribusi dan ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan yang baru, Daya Tarik
wisata Tanah Lot tetap menjadi salah satu pilihan utama bagi wisatawan melakukan
kegiatan wisata Bali Ini dapat ditunjukkan pekerja badan operasional yang langsung
diserap oleh obyek wisata Tanah Lot adalah sebanyak 167 orang. Jadi secara
sederhana dapat disimpulkan bahwa obyek wisata Tanah Lot telah memberikan
kontribusi terhadap penciptaan lapangan pekerjaan bagi Desa Beraban. Dan jumlah
tenaga kerja yang diserap dari keseluruhan pedagang tetap dan pedagang tidak
tetap adalah 645 orang. Dapat diketahui bahwa obyek wisata Tanah Lot secara
langsung telah menyerap 812 orang tenaga kerja (Kantor Bendesa Beraban, 2010).
Sementara pedagang yang ada di Obyek Wisata Tanah Lot  sebanyak 528
pedagang (pedagang tetap dan pedagang tidak tetap). Persentase jumlah penduduk
yang bekerja di sektor wiraswasta/pedagang adalah 24% dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 607 orang.
KESIMPULAN

Pengembangan Daya Tarik Wisata Tanah Lot sudah memenuhi syarat penerapan
lima pilar pengembangan destinasi pariwisata pada sebuah daya tarik wisata yang
meliputi Attraction, Accsesbilities,Amenities, Anchillaries dan Community
Involvement.Dan kelima pilar tersebut berkembang dan saling terkait satu sama
lainnya sehingga mampu meningkatkan citra Daya Tarik Wisata Tanah Lot di mata
wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai