Anda di halaman 1dari 8

1.

AL KINDI ( MUSLIM)

Al-Kindi adalah filsuf pertama dari kalangan Islam sekaligus tokoh penggerak filsafat Arab,
hingga sering disebut sebagai Bapak Filsafat Arab. Ia juga diakui sebagai salah satu filsuf Arab
paling berpengaruh karena banyaknya karya-karya yang dilahirkan. Semasa hidupnya, Al-Kindi,
yang pandai berbahasa Yunani, memang menerjemahkan banyak karya-karya filsuf Yunani ke
bahasa Arab. Selain menulis bidang filsafat, Al-Kindi juga ahli dalam bidang metafisika, etika,
logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, dan astrologi. Al-Kindi
lahir pada 801 di Kufah, Irak, dari keluarga bangsawan Suku Kinda, yang masih keturunan dari
kepala suku al-Ash'ath ibn Qays, yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad. Ayah Al-Kindi,
Ishaq, merupakan Gubernur Kufah, yang membimbingnya sejak pendidikan pertamanya di
Kufah.

Ia kemudian melanjutkan studinya di Bagdad, di bawah naungan Khalifah Abbasiyah, Al-


Ma'mun (813-833) dan Al-Mu'tasim (833-842). Berkat bakatnya yang menonjol saat belajar di
Bagdad, Al-Kindi dipekerjakan oleh khalifah Al Ma'mum di House of Wisdom, yaitu pusat
penerjemahan teks-teks filosofis dan ilmiah dari bahasa Yunani ke bahasa Arab.Sebanyak 32
buku membahas geometri, 22 buku filsafat, 22 buku kedokteran, sembilan buku terkait logika,
dan 12 buku fisika.Karya Al-Kindi yang paling penting dan terkenal adalah On First Philosophy.
Buku ini dianggap sebagai filsafat pertama yang membahas tentang Tuhan.

Dalam menjelaskan tentang Tuhan, Al-Kindi berpendapat bahwa Tuhan adalah kebenaran
dari semua kebenaran, atau puncak dari kebenaran. Ia juga berpendapat bahwa keteraturan alam
tidak mungkin terjadi tanpa adanya zat yang tidak terlihat. Alam semesta yang didiami manusia,
menurut Al-Kindi adalah karya Tuhan, yang juga berperan dalam menjaga dan memfasilitasi
ketersediaan di alam. Dan masih banyak karya yang lainnya. Ketika masa pemerintahan Khalifah
Al-Mutawakil (847-861), karier Al-Kindi mulai menurun. Diduga terdapat dua alasan yang
mendasari hal ini. Alasan pertama adalah persaingan di perpustakaan dalam menerjemahkan
karya ilmiah. Sedangkan alasan kedua adalah penganiayaan Al-Mutawakil terhadap Muslim
yang ortodoks.

Kontribusi besar Al-Kindi adalah sebagai penggerak filsafat di dunia Islam yang mencoba
menyelaraskan penelusuran filosofis dengan teologi dan akidah Islam. Teks-teks filosofis yang
diterjemahkan di bawah pengawasannya pun menjadi acuan di dunia Islam selama berabad-abad.
Al-Kindi juga diakui sebagai tokoh penting di Eropa selama Abad Pertengahan. Beberapa
bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, yang kemudian memengaruhi penulis Barat
seperti Robert Grosseteste dan Roger Bacon. Beliau wafat pada 873 Masehi di Baghdad.

2. SOCRATES ( FILSUF YUNANI )

Socrates merupakan seorang figur filsuf dari Yunani, ia merupakan salah satu pemikir
antroposentrisme yang hidup pada masa Yunani Klasik. Socrates lahir pada tahun 470 SM dan
tinggal sepanjang hidupnya di Athena. Ia memiliki ayah bernama Sophroniscus yang bekerja
sebagai tukang batu (pemahat) dan ibunya bernama Phaenarate yang bekerja sebagai seorang
bidan. Socrates memiliki istri bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak. Socrates hidup
dalam keluarga yang kaya sehingga Socrates mendapat pendidikan yang memadai dan layak.
Salah satu pelopor dalam memperkenalkan istilah "filsafat" ke dalam latar akademik adalah
Socrates. Metode obstetri filsafat, yang digunakan oleh Socrates, adalah awal dari evolusi de
facto metode induktif. Plato dan murid Plato yaitu Aristoteles, keduanya dipengaruhi oleh
gagasan Socrates. Dampak pemikiran Socrates menyebar dari Athena asli ke dunia Barat.
Perhatian utamanya adalah filsafat moral atau prinsip etika. Ia mengalihkan fokus filsafat dari
filsafat alam menjdi filsafat ke sifat manusia. Strategi yang diadopsi adalah rasionalisme. Selama
penelitiannya dapat dibenarkan, ia memeriksa semua cabang pemikiran. Setiap ide filosofis
Socrates telah dimulai dengan rasa ingin tahu. Dan dia mengubah rasa ingin tahu ini menjadi
benih kebijaksanaan.

Socrates memiliki reputasi sebagai warga Athena yang tidak menarik, berpakaian sederhana,
tanpa alas kaki dan berkeliaran di Athena mempertanyakan filsasat pada masa itu. Awalnya
Socrates menggunakan ini untuk satu motif religius sebagai membenarkan suara gaib yang
didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang menyebut bahwa tidak mempunyai orang
yang lebih bijak dari Socrates. Ia mengunjungi satu demi satu orang yang dianggap cerdas oleh
penduduk setempat dan membahas banyak topik kebijaksanaan. Merasa diri tidak bijak, ia
berkeliling memperlihatkan kesalahan suara itu. Dia menggambarkan ini sebagai contoh obstetri,
ia membandingkan masalah filsafat yang memfasilitasi kelahiran ilmu pengetahuan melalui
percakapan panjang dan mendalam dengan bidan yang membantu kelahiran bayi yang baru lahir.
Meskipun sering kali orang-orang yang ditanyai tidak berhasil memberikan ruang lingkup, ia
selalu mengejar sejauh mana mutlak satu masalah kepada orang-orang yang ia anggap bijaksana.
Pada akhirnya, Socrates menggunakan pengetahuannya sendiri tentang kurangnya
kebijaksanaannya sendiri untuk membela ilmu gaib, berpendapat bahwa orang-orang yang
mengandalkan kecerdasan sebenarnya bodoh karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang
diperlukan untuk menentukan apakah mereka bijaksana atau tidak.

Studi itu mengungkapkan bahwa orang-orang yang dianggap pintar oleh penduduk setempat
tidak tahu apa yang benar-benar mereka yakini mereka ketahui, yang menyebabkan banyak
penderitaan dan sakit hati terhadap Socrates. Rasa sakit ini akhirnya mengakibatkan hukuman
mati pada Socrates oleh pengadilan ketika ia dituduh secara resmi merugikan generasi muda,
tuduhan ini sebenarnya mudah dibantah oleh pembelaannya sebagaimana dituangkan dalam
Apologi Karya Plato. Pada usia 70 tahun, Socrates menjalani hukuman mati sebagaimana
keputusan yang diterima dengan meminum racun. Sebanyak 280 suara mendukung hukuman
mati dan 220 suara menentang hukuman mati. Menurut Krito, Socrates sebenarnya dapat
melarikan diri dari penjara dengan bantuan teman-temannya, tetapi ia memutuskan dengan
alasan bahwa ia mematuhi satu kontrak yang telah ia buat dengan hukum di Athena. Dalam Plato
Phaedo, keberaniannya dalam menghadapi kematian digambarkan dengan tenang. Kematian
Socrates dalam ketidakadilan peradilan dibuat menjadi salah satu peristiwa peradilan sangat
bersejarah dalam warga Barat di samping peradilan Yesus Kristus.

3. MARCUS AURELIUS ( FILSUF ROMAWI )

Marcus Aurelius lahir pada 26 April 121 masehi di Roma. Nama Marcus Aurelius bukan
nama pertamanya, Marcus Aurelius merupakan nama yang di dapatkan dalam perjalanan
hidupnya. Nama pertamanya adalah Marcus Annius Verus. Pada 76 sampai 138 Masehi, Marcus
Aurelius diadopsi oleh Kaisar Hardian. Lalu setelah itu dia diadopsi oleh Antoninus Prius.
Selama hidupnya, Marcus Aurelius dididik oleh guru - guru terbaik. Marcus Aurelius merupakan
salah satu dari lima kaisar terbaik. Namun, awalnya Marcus Aurelius bukan pewaris tahta
kerajaan. Ayah dari Marcus Aurelius tidak memiliki garis keturunan keluarga kekaisaran. Pada
usianya yang ketiga tahun, Marcus Aurelius diadopsi oleh kakeknya. Kakek dari Marcus
Aurelius memiliki hubungan yang dekat dengan kaisar yang berkuasa saat itu. Marcus Aurelius
dengan cepat menarik perhatian dari kaisar pada saat itu. Pada usia ketujuh tahun, paman Marcus
Aurelius diadopsi oleh hadrian, kaisar saat itu. Hadrian memiliki rencana agar Antoninus dapat
naik tahta dengan mengadopsi marcus dan saudara angkatnya Lucius Verus menjadi ahli
warisnya.

Pada tahun 161 Masehi, kaisar Antoninus pius meninggal dunia. Pengganti tahta dari
penguasa sebelumnya adalah Marcus Aurelius dan saudara angkatnya Lucius Verus. Untuk
pertama kalinya dalam sejarah Romawi, kekaisaran memiliki dua kaisar. Pada awalnya
perpindahan kekuasaan mereka berjalan dengan lancar. Namun, pada akhirnya tahun, mereka
menghadapi masalah pertama. Romawi berperang dengan kekisaran Parthia.

Kekaisaran Romawi memenangkan perang tersebut. Namun, mereka tanpa sadar membawa
musuh yang tak terlihat. Mereka membawa wabah virus yang dikenal dengan wabah Antoninus.
Pada tahun 169, Lucius Verus jatuh sakit dan meninggal dunia yang mungkin diakibatkan oleh
wabah tersebut, dan Marcus Aurelius menjadi satu - satunya kaisar yang tersisa untuk
menghadapi wabah tersebut. Wabah tersebut banyak membawa kerugian bagi kekaisaran
Romawi. Saat wabah tersebut sedang berlangsung, masalah muncul di Utara. Sekelompok besar
orang di Eropa Tengah memberi ancaman pada masyarakat di perbatasan Romawi. Romawi
berperang menghadapi konflik tersebut. Setelah menghadapi perang yang panjang, Marcus
Aurelius berhasil memukul mundur musuh.

Pada tahun 172, perang dilanjutkan dengan serangan balasan Romawi. Marcus Aurelius
dianugerahi gelar Germanicus,dan koin dicetak untuk memperingati kemenangannya. Namun,
perang hampir mengarah ke selatan. Saat berkampanye jauh di wilayah musuh, Legiun Kedua
Belas diserang oleh pasukan Quadi yang besar. Dikelilingi dan tanpa air, legiun menghadapi
kehancuran tertentu. Pada tahun 174, penaklukan Quadi selesai dan tentara kekaisaran
mengalahkan Sarmatians pada tahun berikutnya. Ketika pada tahun 176, Marcus Aurelius
kembali ke Roma untuk merayakan kemenangannya. Pada tahun 180, Marcus Aurelius
meninggal di markas militer legiun Danubian di Vindobona (Wina modern). Didewakan dan
dikremasi, abunya dikirim ke Roma dan dimakamkan di Mausoleum Hadrian

4. SIDDHARTHA GAUTAMA

Buddha Gautama lahir dengan nama Siddhartha Gautama (Sanskerta) atau Siddhattha
Gotama (Pali). Beliau merupakan seorang guru, filsuf, dan pemimpin spiritual yang dikenal
sebagai pendiri agama Buddha (Buddhism). Siddhartha tinggal dan mengajar di wilayah sekitar
perbatasan Nepal dan India modern antara abad ke-6 hingga ke-4 sebelum Masehi.

Nama Siddhartha Gautama memiliki makna “seseorang yang mencapai tujuannya”,


sedangkan nama Buddha sendiri memiliki makna “seseorang yang terbangun”, “seseorang yang
tercerahkan”, atau “orang yang telah mencapai penerangan sempurna”.

Tanggal kelahiran dan wafat Siddhartha tidak diketahui secara pasti, namun sebagian
sejarawan modern memperkirakan beliau lahir antara tahun 623 SM dan wafat pada tahun 543
SM. Siddhartha Gautama juga dikenal sebagai Shakyamuni yang berarti “orang bijak dari kaum
Shakya”. Selain itu, dikenal juga sebagai Theravada dan dikenal sebagai Tathagata. Secara
mendasar, pemeluk Agama Buddha menganggap Siddhartha sebagai Buddha Agung
(Sammāsambuddha).

Dalam hidupnya, Siddhartha telah bermeditasi dengan berbagai pengajaran atau ilmu yang
berbeda-beda selama bertahun-tahun, namun beliau merasa bahwa pengajaran tersebut masih
belum bisa memberikan jawaban. Kemudian, Siddhartha menghabiskan malam untuk
bermeditasi secara mendalam di bawah pohon Bodhi. Ketika meditasi tersebut, semua jawaban
yang beliau cari selama ini akhirnya tercerahkan secara jelas, menjadikan beliau mencapai
pencerahan yang penuh. Dengan demikian, beliau pun menjadi Buddha karena telah mencapai
pencerahan yang sempurna.

Filsafat Buddha lahir dari ajaran-ajaran Buddha Gautama dari hasil pencerahannya yang
disebut empat kebenaran utama yang disebut Catvari Arya-satyani. Jalan yang dapat
mengantarkan kepada penghilangan penderitaan dikenal dengan delapan jalan utama (astangika-
marga). Keempat kebenaran utama mempunyai implikasi filsafat yang serius, karena beberapa
doktrinnya lahir dari kebenaran-kebenaran tersebut, seperti: (1) Doktrin Karma, (2)
Ketidakpermanenan (Anityavada), (3) Doktrin tentang Ketidakberadaan Roh, (4) Doktrin tidak
ada Tuhan, (5) Doktrin Eksistensi Relatif, dan (6) Hukum Sebab- Akibat.

5. MAHATMA GANDHI

Mohandas Karamchand Gandhi atau yang biasa disebut Mahatma Gandhi lahir di Porbandar,
India pada tanggal 2 Oktober 1869 dari ayah bernama Karamchand Gandhi dan seorang ibu
bernama Putlibai. Gandhi menikah pada umur 13 tahun dengan seorang gadis bernama Kasturbai
Makanji. Sebenarnya Gandhi adalah seorang pengacara keluaran dari London, Inggris namun
pada suatu hari ketika Gandhi menaiki kereta ia mendapat tindak ketidakadilan karena ia bukan
orang kulit putih atau berkebangsaan Eropa, di sinilah mulai Gandhi berinspirasi dan bertekad
untuk memerangi rasisme. Pada perkembangannya Gandhi tidak hanya terlibat dalam kegiatan
memerangi rasisme saja, melainkan juga bertekad memerangi penjajahan dan penindasan dengan
memberikan doktrin nir-kekerasan (non-violence) yang merupakan inti ajarannya. Gandhi
meninggal karena dibunuh oleh Nathuram Vinayak Godse seorang kasta Brahmana pada tanggal
30 Januari 1948 di Delhi pada saat ia berjalan untuk melakukan ritual doa pagi hari.

Ajaran Filsafat Moral Mahatma Gandhi merupakan ajaran yang sangat filosofis. Ia
mengangkat tema-tema kemanusiaan sesuai dengan zaman yang digelutinya yaitu dalam masa
penjajahan bangsa Inggris. Pada masa itu rasisme masih sangat kental sekali diindikasikan
dengan pembedaan hak antara kulit putih dengan yang bukan berkulit putih. Di sini Gandhi
melihat bahwa manusia memiliki hak yang sama dan ia mulai membangun perlawanan dengan
pemikirannya yaitu tentang Nir-kekerasan dan Satyagraha.

 Nir-kekerasan

Secara harfiah nir-kekerasan (non-violence) berarti “tidak membunuh”. Tetapi menurut


Gandhi makna dari nir-kekerasan lebih dari sekedar itu bahkan memiliki makna yang universal
yang membawa kepada ranah yang lebih tinggi dan tanpa batas. Ketika makna nor-kekerasan
hanya diartikan sebagai “tidak membunuh” maka maknanya akan hilang.

Makna sebenarnya dari nir-kekerasan mencakup banyak makna diantaranya dapat diturunkan
seperti bahwa seseorang tidak boleh menyerang orang lain dan tidak boleh memendam
pemikiran yang jahat atau tidak mengenal belas kasihan terhadap musuh. Menurutnya hal ini
bukanlah “seseorang yang engkau anggap sebagai musuh,” melainkan “seseorang yang
barangkali menganggap dirinya adalah musuhmu.” Nir-kekerasan juga berarti sebagai tindakan
yang berangkat dari pemikiran bahwa suatu persoalan dapat diselesaikan dengan jalan yang lebih
baik dibandingkan dengan kekerasan.

 Satyagraha
Secara harafiah Satyagraha berasal dari kata Satya yang diturunkan dari kata Sat yang berarti
“ada”. “ada” dalam satyagraha berarti adanya kebenaran. Dalam pencarian kebenaran tidak ada
tempat bagi ego atau kepentingan diri sendiri (self-interest). Oleh karenanya pencarian kebenaran
harus didasarkan atas pengorbanan-diri. Menurut Gandhi, atas dasar Satyagraha, bahwa
kebenaran itu adalah Tuhan dibandingkan Tuhan adalah kebenaran. Gandhi menulis “Aku tidak
mengabdi pada apa pun dan siapa pun kecuali Kebenaran dan aku tidak menganjurkan hal apa
pun kepada seseorang selain Kebenaran,” jadi dalam hal ini Gandhi bertolak dengan adanya
kebenaran maka ada Tuhan di sana.

Menurut Gandhi kebenaran adalah penggambaran tepat tentang Tuhan. Maka tidaklah keliru
apabila setiap orang mengikuti kebenaran menurut petunjuk dan cahaya yang mereka miliki.
Bahkan, kewajiban setiap orang adalah mencari petunjuk tentang kebenaran. Kemudian apabila
dalam perjalanan mencari dan mengikuti kebenaran itu seseorang melakukan kekeliruan tetapi ia
tetap bersungguh-sungguh dengan Kebenaran, maka secara otomatis dia akan mengoreksi
dirinya..

6. CONFUSIUS – KONFUSIANISME

Konfusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, "guru dari suku Kung") hidup antara 551 –
497 S.M dan lahir di dekat kota yang sekarang dikenal sebagai Qufu. la mengajar bahwa Tao
("jalan" sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah "jalan manusia". Artinya: manusia
sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik. Keutamaan
merupakan jalan yang dibutuhkan. Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan
("yen"), yang merupakan modal untuk semua orang. Secara hakiki semua orang sama walaupun
tindakan mereka berbeda. Pemikiran Confusianisme yang didasarkan atas prinsip keseimbangan
yin dan yang. Prinsip keseimbangan menjadi hal utama yang dibahas sehingga keseimbangan
yang mengatur hidup kita juga seimbang. Dengan aturan keseimbangan ini memberikan dampak
yang begitu besar khususnya bagi masyarakat Cina. Ajaran Confusianisme mengajarkan bahwa
kita harus bisa mengatur harta yang baik terutama pendidikan anak-anak. Unsur pendidikan ini
dalam Confusianisme karena para cendikiawan dihormati jauh lebih tinggi dibandingkan
kekayaan. Kemudian daripada itu ajaran Confusianisme berdampak pula pada ekonomi Cina itu
sendiri. Dengan adanya konsep kerja keras dan kekerabatan yanmg dijunjung tinggi, merupakan
jaminan link keberhasilan ekonomi masyarakat Cina secara keseluruhan. Selain itu faktor
kecintaan terhadap negara induk (RRC), menjadi sebuah motivasi besar bagi mereka, untuk
berusaha seoptimal mungkin agar mampu memberikan kontribusi bagi negaranya tersebut,
sekalipun mereka hidup di negara orang lain.

Anda mungkin juga menyukai