Anda di halaman 1dari 1

KASUS PENUTUPAN WARUNG MAKAN SELAMA RAMADHAN

SERTA EFEKNYA KEPADA PEREKONOMIAN MIKRO


Disusun untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Nama: Rhamadhan Ardhi Wiranata


NIM: 22407141034
Kelas A

Kasus penutupan rumah makan selama bulan Ramadhan sudah sering terjadi serta
menjadi kudapan berita bagi masyarakat pada umumnya. Kebijakan penutupan rumah makan
ini pada umumnya diwujudkan demi alasan “menghormati orang yang puasa”. Kasus
penutuupan ini biasanya dilakukan oleh beberapa Satpol PP daerah dan disertai surat dari
pemerintah daerah setempat. Mereka tidak hanya menutup, bahkan menyita barang-barang
dagangan dan alat masaknya seperti penanak nasi dan kompor. Terlebih lagi, mereka melarang
warung tersebut untuk berjualan kembali pada siang hari selama Ramadhan. Hal ini bahkan
didukung oleh MUI Bekasi yang meminta warung makan tutup siang hari selama Ramadhan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta
pemilik usaha kuliner, seperti restoran, kafe, rumah makan, hingga warung
kopi di wilayahnya tutup pada siang hari selama bulan Ramadan 1443
Hijriah. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220325211726-20-
776364/mui-bekasi-minta-warung-makan-tutup-siang-hari-saat-ramadan)
Menurut saya, seharusnya warung makan tidak dilarang untuk buka saat bulan
Ramadhan di siang hari. Hal ini tidak ada hubungannya dengan meghormati, tapi justru
menunjukkan seberapa lemahnya oknum orang islam tersebut dari nafsunya sendiri. Esensi
dari berpuasa ialah menahan godaan, tapi bukan berarti orang harus kelaparan dan hilang
mata pencaharian hidupnya demi ibadah orang lain. Jika menahan godaan jawabnnya adalah
menutup warung, menurut saya justru daya tahan mereka terhadap godaan itu lemah karena
hanya melihat menu yang ada di depan warung dan orang yang makan di dalamnya membuat
niat puasa mereka goyah. Bukankah esensi berpuasa ialah menahan nafsu, baik lapar/haus
dan amarah? Jika warung makan ditutup, bagaimana mereka menafkahi keluarganya?
Bagaimana mereka memberi makan keluarganya saat berbuka ataupun sahur jika
pemasukannya tidak ada? Sedangkan warung makan pada umumnya terdapat pembeli ketika
siang hari. Menurut saya warung makan boleh tetap buka meskipun di siang hari selama
bulan Ramadhan

Anda mungkin juga menyukai