Anda di halaman 1dari 7

BAHAN TBR

KARSINOMA MAMMAE (BREAST)

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian karsinoma mammae?

2. Apa saja klasifikasi dan mekanisme terjadinya imunodefisiensi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian karsinoma mammae

2. Mengetahui mekanisme taerjadi karsinoma mammae

1.4 Manfaat

1. Menambah pengetahuan tetang karsinoma mammae

1.1 latar belakang

kanker

Karsinoma payudara merupakan keganasan non kulit yang paling banyak terjadi pada wanita ,
seorang Wanita yang hidupnya sampai 90 thn memiliki satu dari depalan kemungkinan terkena
kanker payudara . pada 2014 memilik 1,4 juta kasus baru di seluruh dunia , dari seluruh kematian
penyakit tidak menular di Indonesia , 13% di sebabkan oleh kanker. Yang terlebih lagi kanker
payudara , kanker payudara saat pertama kali terdiagnosis pada Wanita di Indonesia sering kali
sudah berada pada stadium lanjut .

Sebagian besar kematian akibat kanker payudara di negara berkembang seperti Indonesia
diakibatkan oleh rendahnya kesadaran akan kanker payudara .Apa lagi di Indonesia sebagai negara
berkembang yang belum memiliki program mamografi nasional atau pemeriksaan payudara klinis
secara rutin karena keterbatasan fasilitas pelayanan Kesehatan .

Pada tahun 2016 di Indonesia mewakili banyak kelompok , budaya , dan stigma kanker payudara
sangat dipengaruhi oleh budaya dan kepercayaan .

Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel
duktus maupun lobulusnya.

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Berdasarkan
Pathological Based Registration di Indonesia, KPD menempati urutan pertama dengan frekuensi
relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut data Histopatologik ; Badan
Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker
Indonesia (YKI)).

Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika


adalah sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18 %
dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada laki –- laki dengan
frekuensi sekitar 1 %.
Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya
pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis
dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada
penderita dapat dilakukan secara optimal.

1.2 pembahasan

patomekanisme

kanker payudara memilik factor risiko relative untuk tiap unsur , factor resiko yang penting ini salah
satunya meliputi umur , resiko meningkat dengan sepanjang kehidupan , khususnya setelah
menopause , yang memuncak pada usia 80 tahun 75 % dari Wanita dengan kanker payudara usianya
lebih dari 50 tahun dan hanya 5 % usianya di bawah 40 tahun.

Penyebab kanker payudara tidak seluruhnya di mengerti namun kanker payudara memiliki 3
pengaruh yang penting yaitu : (1). Perubahan genetic (2). Pengaruh hormonal , dan (3). Variable
lingkungan .

Perubahan genetic , seperti kanker lainya yaitu bermutasi yang mengenai gen proto-onkogen dan
gen supresor tumor pada epitel payudara mendasari onkogenesis . di antara yang terbaik diteliti ciri-
cirinya adalah ekspresi berlebihan dari proto-onkogen HER2/NEU, yang mengalami amplifikasi pada
sekitar 30% kanker invasive payudara. Gen ini adalah anggota keluarga (kelompok) reseptor factor
pertumbuhan , dan ekspresi yang berlebihan berhubungan dengan prognosis yang buruk. Amplifikasi
gen RAS dan MYC juga telah dilaporkan pada sebagian kanker payudara manusia. Mutasi dari gen
supresor tumor RB dan TP53 yang telah dikenal juga terjadi. yang dapat terjadi dalam beragam
kombinasi, yang pengaruhnya menimbulkan beberapa subtipe yang berbeda dari kanker payudara.
Penetapan profil ekspresi gen dapat memisahkan kanker payudara menjadi empat subtipe
molekuler: (1) luminal A (reseptor estrogen-positif, HER2/NEU-negatif); (2) luminal B (reseptor
estrogen-positif, HER2/NEU terekspresi berlebihan); (3) HER2/NEU positif (HER2/ NEU terekspresi
berlebihan, reseptor estrogen-negatif); dan (4) mirip-basal (reseptor estrogen-negatif dan
HER2/NEU-negatif). Subtipe tersebut berhubungan dengan hasil-akhir yang berbeda dan pada
beberapa keadaan, terapi yang berbeda. Sekitar 10% kanker payudara berhubungan dengan mutasi
yang diwariskan.Wanita yang membawa gen rentan kanker payudara cenderung untuk mempunyai
kanker bilateral, untuk menderita bentuk kanker familial lain (misalnya, kanker ovarium), untuk
mempunyai riwayat keluarga positif (misalnya, beberapa anggota keluarga setingkat yang terkena
kanker sebelum menopause), dan untuk tergolong ke dalam kelompok etnik tertentu (misalnya,
penduduk Ashkenazi turunan Yahudi). Sekitar sepertiga wanita dengan kanker payudara herediter
mempunyai mutasi pada BRCAI (pada lokus kromosom 17q21.3) atau BRCA2 (terletak pada pita
kromosom 13q12-13). Secara genetik, BRCA 1 dan BRCA2 merupakan gen supresor tumor yang
klasik, bahwa kanker akan tumbuh bila kedua alel mengalami inaktivasi atau defektif lesi genetik
pertama disebabkan oleh mutasi galur sel benih (germ Iine mutation) dan yang kedua oleh mutasi
somatic.

Pengaruh Hormon. Kelebihan estrogen endogen, atau lebih tepat, ketidakseimbangan hormon,
mempunyai peran penting. Banyak faktor risiko yang disebutkan (masa kehidupan reproduktif yang
panjang, nulipara, dan usia tua saat kelahiran anak pertama) berakibat pada pajanan estrogen
berkepanjangan yang tidak dilawan (unopposed)/ diimbangi dengan pengaruh progesterone.
Tumor ovarium yang berfungsi dan menghasilkan estrogen dikaitkan dengan kanker payudara pada
wanita postmenopause. Estrogen menstimulasi produksi faktor pertumbuhan, seperti faktor
pertumbuhan yang bersifat transformasi (transforming growth factor-a), faktor pertumbuhan asal
trombosit (platelet derived growth foctor), dan faktor pertumbuhan fibroblas (fibroblast growth
factor) dan lainnya, yang akan memicu perkembangan tumor melalui mekanisme parakrin dan
autokrin.

Variabel Lingkungan. Pengaruh lingkungan diperkirakan karena adanya insidens kanker payudara
yang bervariasi pada penduduk kelompok yang secara genetik bersifat homogen dan perbedaan
geografik dalam prevalensi, seperti dibahas sebelumnya.

MORFOLOGI

Karsinoma payudara digolongkan menurut ada atau tidaknya penerobosan (penetrasi) membran
basal yang berfungsi membatasi pertumbuhan: yang masih terbatas disebut karsinoma in situ, dan
bila telah terjadi penetrasi dan menyebar disebut karsinoma invasif atau karsinoma infiltratif.
Menurut klasifikasi ini, bentuk utama kanker payudara adalah sebagai berikut:

A. Noninvasif

1. Karsinoma duktal in situ/ductal carcinoma in situ (DCIS)

2. Karsinoma lobular in situ/lobular carcinoma in situ (LCIS)

B. Invasif (infiltratif)

1. Karsinoma duktal invasif ("tidak dispesifikasi lain"), merupakan subtipe karsinoma invasif yang
paling lazim

2. Karsinoma lobular invasive

3. Karsinoma meduler

4. Karsinoma koloid (karsinoma musinosum)

5. Karsinoma tubuler

6. Tipe lain

Karsinoma Non-Invasif (in situ)


Dijumpai dua tipe karsinoma payudara non-invasif: DCIS dan LCIS. Penelitian morfologik
menunjukkan bahwa biasanya kedua tipe berasal dari sel pada duktus terminal unit lobular. DCIS
cenderung mengisi dan mendistorsi rongga mirip-duktus. Sebaliknya, LCIS biasanya akan
berkembang tetapi tidak akan mengubah asinus atau lobul. Keduanya dibatasi oleh membran basal
dan tidak menginvasi stroma atau saluran limfovaskular.

DCIS mempunyai keragaman yang luas dari penampilan histologis. Pola arsitektur seringkali bersifat
campuran dan termasuk padat (solid), komedo, kribriform, papilar, mikropapilar, dan tipe yang
"menempel". Nekrosis dapat dijumpai pada tiap tipe.

Gambaran inti cenderung uniform pada kasus tertentu, dan dimulai gambaran monoton (derajat inti
rendah) hingga pleomorfik (derajat inti tinggi). Subtipe komedo dapat dibedakan dan ditandai oleh
sel dengan derajat inti tinggi dan nekrosis sentral yang meluas.

LCIS mempunyai penampilan seragam (uniform). Sel bersifat monomorfik dengan inti polos, bulat
dan terjadi pada kluster kohesif renggang di dalam lobulus (Gambar 18-29)

Vakuol musin intrasel (kadang-kadang membentuk sel cincin signet) lazim dijumpai. LCIS umumnya
merupakan penemuan insidental, karena tidak seperti DCIS, jarang berhubungan dengan
pembentukan kalsifikasi. Sehingga insidens LCIS tetap tidak berubah pada populasi yang telah
menjalani penapisan dengan mamografi. Sekitar sepertiga wanita dengan LCIS akhirnya akan
berkembang menjadi karsinoma invasif. Berbeda dengan DCIS, karsinoma invasif yang terjadi pada
tahap berikutnya dapat timbul pada payudara yang sama atau timbul pada payudara sisi lain.
Sebagian besar kanker ini adalah karsinoma lobuler invasif; namun, karsinoma duktal invasif juga
dapat timbul dari LCIS. Jadi, LCIS merupakan baik petanda untuk peningkatan risiko kanker pada
kedua payudara maupun suatu prekursor langsung untuk beberapa kanker. Pengobatan yang sedang
berjalan meliputi kemoprevensi dengan tamoxifen disertai pemeriksaan klinis dan radiologik yang
ketat untuk evaluasi atau, agak jarang, mastektomi bilateral untuk profilaksis.

Karsinoma Invasif (Infiltratif) Gambaran histologis yang dapat dibedakan pada subtipe karsinoma
invasif akan diuraikan lebih dahulu, dan diikuti dengan perangai makroskopik yang berlaku untuk
semua. Karsinoma duktal invasif merupakan suatu istilah untuk semua karsinoma yang tidak dapat
dibuat subklasifikasi ke dalam salah satu dari jenis kanker khusus yang diuraikan di bawah ini.
Mayoritas (70% sampai 80%) kanker termasuk kelompok ini. Jenis kanker ini biasanya berhubungan
dengan DCIS dan jarang dengan LCIS. Sebagian besar karsinoma duktal memberikan respons
desmoplastik, yang menggantikan jaringan lemak payudara normal, (mengakibatkan densitas pada
mamogram) dan membentuk massa keras yang dapat diraba.

Penampilan mikroskopik sangat heterogen, berkisar dari tumor dengan pembentukan tubuli dengan
pembentukan tubuli yang berkembang sempurna dengan inti derajat rendah hingga tumor yang
terdiri dari lembaran-lembaran sel anaplastik . Tepi tumor secara khas tidak teratur. Invasi rongga
limfovaskular dapat dijumpai. Sekitar dua pertiga memaparkan reseptor estrogen atau progesteron,
dan kira-kira satu pertiga menunjukkan ekspresi berlebihan dari HER2/NEU berkembang sempurna
dengan inti derajat rendah hingga tumor yang terdiri dari lembaran-lembaran sel anaplastik (Gambar
18-31). Tepi tumor secara khas tidak teratur. Invasi rongga limfovaskular dapat dijumpai. Sekitar dua
pertiga memaparkan reseptor estrogen atau progesteron, dan kira-kira satu pertiga menunjukkan
ekspresi berlebihan dari HER2/NEU Karsinoma lobular invasif terdiri dari sel yang secara morfologik
identik dengan sel dari LCIS. Dua pertiga kasus berhubungan dengan LCIS yang terdekat. Sel
menginvasi secara individu ke dalam stroma dan sering tersusun dalam untai atau rantai yang
terpisah seperti berkas tunggal ("single”) Pola petumbuhan ini sesuai dengan mutasi yang
menghilangkan fungsi E-kadherin, suatu protein permukaan yang berfungsi kohesi sel epitel
payudara normal.Walaupun sebagian besar berwujud sebagai massa yang dapat diraba atau
densitas pada mamografi, suatu subkelompok yang bermakna mungkin menunjukkan pola invasif
difus tanpa respons desmoplastik dan mungkin secara klinis bersifat tersembunyi (occult).

Karsinoma lobular mempunyai pola unik untuk metastasis di antara kanker payudara;

tumor ini sering menyebar ke cairan serebrospinal, permukaan serosum, saluran cerna, ovarium,
uterus, dan sumsum tulang. Karsinoma lobular juga sering terjadi secara multisentrik dan bilateral
(pada 10% sampai 20% kasus). Hampir seluruhnya memaparkan reseptor hormon, sedangkan
ekspresi berlebihan dari HER2/NEU jarang. Jumlah tumor ini kurang dari 20% dari semua kanker
payudara. Karsinoma dengan peradangan didefinisikan sebagai tampilan klinis suatu payudara yang
membesar, bengkak, payudara dengan eritema, biasanya tanpa massa yang dapat diraba. Karsinoma
yang mendasari biasanya berdiferensiasi buruk dan bersifat infiltratif difus. Sebagai ciri khas,
karsinoma menginvasi rongga limfatik kulit. Akibat hambatan saluran ini terjadi edema, sehingga
memberikan penampilan klinis khas "peradangan"; tanda radang yang murni minimal atau tidak
dijumpai. Banyak tumor bermetastasis ke tempat yang jauh; daya tahan hidup 5 tahun di bawah 50%
dan dapat dimengerti bahwa angkanya lebih rendah pada kasus dengan metastasis jauh pada saat
diagnosis ditegakkan. Karsinoma meduler merupakan subtipe yang jarang, jumlahnya kurang dari 1%
kanker payudara. Kanker ini terdiri dari lembaranlembaran sel anaplastik yang besar dengan
perbatasan saling mendesak (pushing borders) yang berbatas tegas Secara klinis, dapat
menyebabkan kekeliruan dan dianggap fibroadenoma. Dijumpai infiltrat limfoplasmatik yang selalu
menonjol. DCIS biasanya tidak ditemukan atau minimal. Karsinoma meduler terjadi dengan frekuensi
yang meningkat pada wanita dengan mutasi BRCA 1, walaupun wanita dengan karsinoma meduler
biasanya bukan pembawa sifat (carrier). Karsinoma ini secara seragam tidak mempunyai reseptor
estrogen dan progesteron dan tidak menunjukkan ekspresi berlebihan dari HER2/NEU (suatu
kombinasi yang sering disebut sebagai triple-negatif).

Karsinoma koloid (musinosum) juga merupakan subtipe yang jarang. Tumor ini memproduksi musin
ekstraseluler yang banyak, yang membelah stroma sekitarnya (Gambar 18-32, B). Seperti karsinoma
meduler, sering merupakan massa berbatas tegas dan dapat menyebabkan kekeliruan dianggap
suatu fibroadenoma. Pada pemeriksaan makroskopik, tumor biasanya lunak dan bersifat sebagai
gelatin. Sebagian besar kasus memaparkan reseptor hormon tetapi tidak menunjukkan ekspresi
berlebihan dari HER2/ NEU.

Diraba tetapi merupakan 10% dari karsinoma invasif dengan ukuran kurang dari 1 cm dan ditemukan
pada penapisan dengan mamografi. Biasanya ditemukan sebagai densitas yang tidak teratur pada
mamografi. Pada pemeriksaan mikroskopik, karsinoma ini terdiri dari tubulus yang berbentuk
sempurna dengan inti derajat rendah. Metastasis kelenjar limfe jarang, dan prognosis sangat baik.
Hampir semua karsinoma tubuler memaparkan reseptor hormon dan tidak menunjukkan ekspresi
berlebihan dari HER2/NEU. Perangai Umum Kanker Invasif Pada semua jenis kanker payudara,
progresi penyakit lokal memberikan penemuan fisis yang mirip. Kanker invasif cenderung melekat
dan terfiksasi pada otot pektoralis atau pada fasia dinding dada serta kulit di atasnya, dengan akibat
retraksi dan keriputnya kulit atau puting susu. Hal terakhir penting karena menjadi indikasi pertama
keganasan. Proses yang mengenai saluran limfe mengakibatkan limfedema lokal. Dalam hal
semacam itu, kulit menjadi menebal di sekitar folikel rambut yang berlebihan, sehingga memberikan
penampilan yang dikenal sebagai kulit jeruk ("peau d'orange").

GEJALA
 Muncul sebuah benjolan yang terasa berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya. Biasanya,
memiliki pinggiran tidak teratur dan tidak menimbulkan nyeri.
 Jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit.
 Benjolan atau massa juga bisa muncul di ketiak, sekitar tulang selangka atau di bawah
lengan.
 Perubahan ukuran atau bentuk payudara
 Keluar cairan yang abnormal dari puting susu. Cairan juga bisa mengandung darah, berwarna
kuning sampai hijau, atau bisa juga bernanah)
 Warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun daerah berwarna coklat tua di
sekeliling puting susu (areola) mengalami perubahan.
 Payudara tampak kemerahan
 Kulit sekitar puting bersisik
 Puting susu terasa gatal atau tertarik ke dalam.
 Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara.

Anda mungkin juga menyukai