Anda di halaman 1dari 15

BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN

MAKALAH

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Makalah

Mata Kuliah Analisi Laporan Keuangan

Oleh Kelompok B:

Loyok Enngan Saputra NIM: 2130401079

Nindy agustin NIM: 2130401093

Reni Fadila NIM: 2130401115

Dosen Pengampu:

Husni Shabri, S.Ag., M.Si

Farid Ahmad Marlion, SE., ME

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS

BATUSANGKAR

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah yang telah memeberikan petunjuk, rahmat,


dan hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN” tepat
pada waktu yang telah ditentukan.

Shalawat dan salam pemakalah sampaikan kepada junjungan kita


Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan bagi kita
semua di muka bumi ini.

Kami dari kelompok B telah menulis makalah dengan judul


Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan. Apabila ada dalam penulisan dan isi
dari makalah yang kami susun terdapat kesalahan dan kekeliruan yang
tidak disengaja, maka kami dari kelompok B mengharapkan adanya
kritikan, ide, dan gagasan dari dosen pengampu dan teman-teman semua
demi kesempurnaan makalah kami ini. Atas ide dan gagasan yang sifatnya
membangun, kami ucapkan terimakasih.

Batusangkar, 11 Maret 2023

Pemakalah Kelompok B
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................

C. Tujuan...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan Perusahan.........................................

B. Perbedaan Bentuk Laporan Keungan Syariah dan Konvensiaonal..........

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................

B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSATAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan informasi untuk mengambarkan dan untuk
menilai kinerja perusahaan, terlebih bagi perusahaan yang sahamnya telah tercatat
dan diperdagangkan di bursa. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
perusahaan dapat memberikan analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja
perusahaan yang juga mencerminkan fundamental perusahaan sehingga informasi
tersebut dapat memberikan landasan bagi keputusan investasi.1

Analisis laporan keuangan dimulai dengan adanya pemahaman yang cukup


tentang laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan
(neraca), laporan laba rugi dan laporan arus kas. Walaupun demikian setiap
perusahaan beroperasi dengan industri yang berbeda sehingga pemahaman
industri juga diperlukan untuk memperdalam konteks analisis.2

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena


ingin mengetahui tingkat profitabilitas atau keuntungan dan tingkat risiko atau
tingkat kesehatan suatu perusahaan. Pekerjaan yang paling mudah dalam analisis
keuangan tertentu saja menghitung rasio-rasul keuangan suatu perusahaan.
Tantangan analisis bukan melakukan perhitungan semacam itu melainkan
melakukan analisis dan menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul.3

1
Hartono. Konsep Analisa Laporan Keuangan Dengan Pendekatan
Rasio dan SPSS Deepublish. Yogyakarta. 2018

2
Mamduh M.Hanafi dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan. UPP STIM
YKPN. Yogyakarta.2016: 5
3
Toto Prihadi. Analisis Laporan keuangan Konsep dan Aplikasi.PT Gramedia
Utam. Jakarta.
Setiap perusahaan, baik bang maupun non bank pada suatu waktu atau periode
tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini
bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan baik kepada pemilik
manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.4

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dapat kita ambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan bentuk-bentuk laporan keuangan jasa, dagang


dan manufaktur ?
2. Apa perbedaan bentuk laporan keuangan perusahaan syariah dan
konvensional ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk laporan keuangan jasa dagang dan


manufaktur.
2. Untuk mengetahui perbedaan bentuk laporan keuangan perusahaan syariah
dan konvensional.

4
Kasmir. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: 239
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan

Dari masing-masing jenis laporan keuangan di atas tentu memiliki bentuk-


bentuk laporan keuangan tersendiri. Bentuk laporan uangan ini dibuat
sesuai dengan keinginan pihak manajemen perusahaan, tanpa menyalahi
aturan yang berlaku.
Bentuk laporan keuangan yang umum yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku:

1. Laporan keuangan Neraca


Dalam laporan keuangan neraca terdapat 3 macam bentuk yaitu:
a. Bentuk skontro atau horizontal (Account Form)
Neraca dalam bentuk ini seperti huruf T di mana sisi aktiva di
sebelah kiri dan passiva (kewajiban dan ekuitas) di sebelah kanan
b. Bentuk laporan atau vertical (Report Form)
Neraca dalam bentuk ini tersusun dari atas ke bawah secara
berurutan muli dari aktiva diikuti dengan kewajiban dan terakhir
ekuitas.
c. Bentuk lainya disesuaikan dengan kebutuhan dan keuangan
perusahaan.
2.Bentuk laporan laba rugi
Khusus untuk laporan laba rygi hanya memiliki dua macam yaitu:

a.Bentuk tunggal (Single step system)

Dalam bentuk ini laporan laba rugi tidak terperinci dan ditentukan
berdasarkan total pendapatan dikurangi total biaya. Dalam bentuk ini
laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dikurangi
total biaya.
b.Bentuk Majemuk

Bentuk yang dihitung secara terperinci dan bertahap yaitu dengan


membedakan antara pendapatan maupun biaya dari usaha dengan
diluar usaha.5

Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang memperdagangkan produk


melalui pembelian dan penjualan kembali, yang dijual oleh kelompok usaha
disektor ini adalah produk berupa barang. Pada dasarnya laporan keuangan
yang ada pada perusahaan jenis ini sama seperti perusahaan lain. Namun yang
membedakan adalah elemen-elemen atau jenis akun yang termasuk di dalam
laporan keuangan tersebut.

1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

a. Pendapatan (income), dapat diartikan sebagai bentuk arus masuk atau


peningkatan aset dan penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas atau modal.

b. Beban (expenses), beban diakui sebagai penurunan manfaat ekonomi


selama suatu periode pelaporan dalam bentuk penurunan aset atau arus
keluar, atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas.

c. Pendapatan komprehensif lain (Other Comprehensive Income – OCI),


adalah total penghasilan dikurangi beban.

d. Harga pokok penjualan (HPP), diakui sebagai biaya yang timbul akibat
memproduksi suatu barang dan dijual dalam kegiatan bisnis meliputi, biaya
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

5
Kasmir. Manajemen Perbankan. Ibit: 244-246
Pada laporan laba rugi ini harus ada dua unsur utama yakni unsur penjualan
dan beban. Dimana unsur unsur lainnya adalah harga pokok penjualan. Selain
itu dalam penyusunan laporan laba rugi dalam perusahaan dagang, ada tiga hal
utama yang harus diperhatikan:

d. Bentuk atau format dari laporan laba rugi pada industri dagang tersebut.
e. Konsep juga pemahaman pada setiap elemen yang ada di dalam format
laporan keuangan tersebut.
f. Memahami dan juga mengerti bagaimana cara menganalisa kegiatan
transaksi keuangan pada sebuah perusahaan dagang.

2. Laporan Neraca Keuangan Perusahaan Dagang.

Dalam laporan neraca perusahaan dagang juga tercatat komponen seperti


kewajiban, aktiva, hingga modal dari suatu bisnis perusahaan dagang selama
periode tertentu.

Berikut ini adalah akun-akun tersebut dan juga pengertiannya:

a. Kas (uang tunai).


Misalnya seperti tiap pembayaran yang diterima saat terjadi transaksi,
maka uang yang masuk dari transaksi tersebut akan dimasukkan ke
dalam uang tunai atau kas.
b. Aset tidak berwujud.
Contohnya adalah paten, hak cipta, hak siar, daftar data pelanggan, dan
juga karya sastra.
c. Investasi jangka pendek.
Jenis investasi yang bisa dikonversi kedalam bentuk rupiah dalam
jangka waktu satu tahun,  bisa juga dicatat sebagai aset lancar dalam
laporan neraca keuangan perusahaan dagang.
d. Piutang.
Berisi tentang uang yang perlu dibayarkan pelanggan kepada Anda.
biasanya ini berhubungan dengan transaksi yang telah dilakukan.
Barang atau jasa telah diberikan kepada pelanggan tetapi
pembayarannya belum lunas.

e. Biaya dibayar di muka.


Merupakan transaksi bisnis yang pembayarannya telah dilakukan di
muka. Contohnya adalah biaya sewa kantor yang harus dibayar di muka
dalam waktu satu tahun. Biaya ini termasuk dalam akun biaya dibayar
di muka.
f. Akun utang.
Berisi tentang hutang perusahaan yang perlu dibayarkan kepada
pemasok atau distributor. Akun hutang juga merupakan contoh akun
kewajiban lancar.

3. Laporan Arus Kas Perusahaan Dagang


Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan jumlah kas yang
diterima, seperti pendapatan tunai dan investasi tunai dari pemilik serta jumlah
kas yang dikeluarkan perusahaan, beban yang harus dikeluarkan, pembayaran
utang, dan pengambilan prive.

a. Laporan Piutang 
Laporan piutang adalah laporan yang menyajikan rincian transaksi
penambahan dan pengurangan piutang perusahaan serta saldo akhir
piutang masing-masing pelanggan.
Laporan piutang biasanya akan menyajikan data-data :
a) Kode pelanggan
b) Nama pelanggan,
c) Saldo awal piutang
d) Penjualan
e) Uang muka
f) Potongan penjualan
g) Retur penjualan
h) PPN keluaran
i) Pembayaran piutang
j) Saldo akhir piutang.
b. Laporan Utang Perusahaan Dagang
Laporan utang adalah laporan yang menyajikan rincian transaksi
penambahan dan pengurangan utang perusahaan, serta saldo akhir utang
masing-masing supplier.
Dalam laporan utang biasanya akan menampilkan daftar:
a) Kode supplier
b) Nama supplier
c) Saldo awal utang
d) Pembelian
e) Potongan pembelian
f) Retur pembelian
g) PPN masukan
h) Pembayaran utang
i) Saldo akhir utang
c. Laporan Persediaan atau Stok Barang Perusahaan Dagang
Laporan ini menyajikan rincian stok barang.
Komponen yang terdapat di dalam laporan ini yaitu:
a) Daftar barang beserta kodenya
b) Harga penjualan
c) Stok awal
d) Pembelian barang
e) Retur pembelian
f) Penjualan
g) Retur penjualan
h) Stok akhir yang tersedia pada toko maupun yang ada pada gudang.
B. Perbedaan Bentuk Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional

1.Dari Segi Pelaporan

Dalam perkembangan perbankan, standar akutansi keuanagn perbankan


sudah diatur dalm undang-undang. Untuk standarisasi perbankan konvensional
telah diatur dalam standar keuangan Akutansi nomor 31 tentang akutansi
perbankan sedang untk perbankan syariah diatur dalam Akutansi Keuanagn
Nomor 59 mengenai akutansi perbankan syariah.

Secara umum perbankan konvensional dan perbankan syariah memiliki perbedaan


prinsip yang mendasar. Perbankan konvensional lebih menekankan pada bungga,
sedangkan syariah lebih kepada pembagian hasil. Dalam laporan keuangan bank
konvensional memiliki 5 jenis laporan keuangan, sedangkan laporan keuangan
syariah meiliki 8 jenis laporan keuangan. Perbedaan 5 dan 8 jenis tersebut adalah
sebagai berikut:

Bank Konvensional :

a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Perubahan Ekuitas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Bank Syariah :

a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Peruubahan Ekuitas
e. Lap. Perubahan dana investasi terkait
f. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan bagi Hasil
g. Laporan Sumbber dana dan penggunaan dana Zakat
h. Laporann Dan penggunaan dana kebaikan
Acuan peyusunan laporan keuangan Bank Konvensional

a. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan


b. PSAK No 1-58
c. Pedoman akutansi perbankan Indonesia (PAPI)

Acuan peyusunan laporan keuangan Bank Syariah

a. Kerangka Dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan


syariah (KDPPLKS)
b. PSAK Syariah No.101-109
c. PSAK 59: Akutansi perbankan
d. Pedoman Akutansi Perbankan Syariah indonesia (PAPSI)

2.Dari segi akad dan legalitas

Fiqih muamalat Islam membedakan antara wa’ad dengan akad. Wa’ad


adalah janji (promise) antara satu pihak kepada pihak lainnya, sementara akad
adalah kontrak antara dua belah pihak. Akad merupakan suatu kesepakatan yang
mengikat kedua belah pihak yang saling bersepakat, yakni masing-masing pihak
terikat untuk melaksanakan kewajiban mereka masing-masing yang telah
disepakati terlebih dahulu. Dalam bank syariah, akad yang yang dilakukan
memiliki konsekwensi duniawi dan ukhrowi, karena akad yang dilakukan
berdasarkan hukum islam. Sehingga kesepakatan dapat diminimalisir. Selain itu
akad dalam perbankan syariah baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun
ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad. 6

3. Dari segi penyelesain sengketa

Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah


terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua belah
pihak tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai
tata cara dan hukum syariah. Lembaga yang mengatur hukum berdasar prinsip
syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arrbitrase Muamalah Indonesia

6
Isamail.. Perbankan Syariah. Kharisma Putera Utama. Jakarta.2011
(BAMUI) yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik
Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. Dalam rekomendasi RAKERNAS MUI
tanggal 23-26 Desember 2002, menegaskan bahwa BAMUI adalah lembaga
hukam (arbitrase syariah) satu-satunya dan merupakan perangkat organisasi MUI.
Kemudian sesuai dengan hail pertemuan antara dewan pimpinan MUI dengan
pengurus BAMUI tanggal 26 Agustus 2003 serta memperhatikan isi surat
pengurus BAMUI No.82/BAMUI/07/X/2003, tanggal 7 Oktober 2003, maka
MUI, tanggal 24 Desember 2003, menetapkan7

4.Dari segi usaha yang dibiayai

Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah mengikat


secara hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingan entitas yang
melakukan transaksi syariah. Adapun ahlak merupakan norma dan etika yang
berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama mahluk agar hubungan tersebut
menjadi saling menguntungkan dan harmonis. Dalam bank syariah, bisnis dan
usaha yang dibiayai tidak terlepas dari saringan syariah. Karena itu, bank syariah
tidak akan mungkin membiayai usaha yang terkandung di dalammnya hal-hal
yang diharamkan. 8

5.Dari segi pendapatan (laba)

Dari segi pendapatan atau laba bank konvensional memperoleh laba dari
hasil bunga,bunga itu di dapatkan dari hasil pembiayaan antara pihak bank kepada
nasabah . begitu pula dengan bank syariah hanya saja laba yang di hasilkan bank
syariah adalah hasil dari pembiayaan bank kepada nasabah yanga telah di sepakati
di depan sebelum kegiatan itu di laksanakan atau sering di sebut juga dengan
prinsip bagi hasil. Bank konvensional tidak memperdulikan apakah usaha yang
dijalankan oleh pihak nasabah itu berhasil atau tidak, pihak konvesional tetap
mengambil keuntungan. Sedangkan bank syariah tetap memperhatikan situai
nasabah tersebut.

7
SK No.Kep 09/MUI/XII/2003
8
Ismail.MBA, ibit :27
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Para pemakai laporan
keuangan, terutama investor dan kreditor yang punya kepentingan
terhadap laporan keuangan perusahaan, bentuk-bentuk laporan keuangan
ada berbagai jenis yaitu laporan keuangan perusahaan jasa, laporan
keuangan perusahaan keuangan dagang dan laporan keuangan perusahaan
manufaktur.
Analissi laporan keuangan sangat penting untuk diterapkan dalam
system suatu perusahaan karena dengan menggunakan analisis laporan
keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang
dicapai perusahaan dalam suatu periode.

B. Saran
Dengan disusunnya maklah ini pemakalah berharap agar para
pembaca khussnya mahasiswa dapat mengerti dan memahami bentuk-
bentuk anlisis laporan keuangan dan perbedaan laporan keuangan syariah
dan konvensional.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono.(2018). Konsep Analisa Laporan Keuangan Dengan


Pendekatan Rasio dan SPSS. Deepublish. Yogyakarta.
Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Kharisma Putera Utama. Jakarta.
Kasmir.(2004) Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
M.Hanafi Mamduh dan Halim Abdul. 2016. Analisis Laporan
Keuangan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Prihadi Toto. 2019. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai