Makalah Komunikasi Antar Budaya Tarung Sarung
Makalah Komunikasi Antar Budaya Tarung Sarung
TARUNG SARUNG
Nama Kelompok :
1. Zabrina Maharani (213516516188)
2. Alifah Raihana (213516516193)
3. Annisa Ananda Rizki Chan (213516516177)
4. Radja Rafif Putra Lingga (213516516157)
5. Putri Chairunnisaa (213516516180)
6. Nabil Mardilan Saputra (213516516141)
7. Hisyam Harsya Usman (213516516138)
8. Cindy Mauren Aprilliany (213516516118)
9. Ade apriliandhika (213516516101)
10. Irvan Bozzent Harahap (213516516123)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Tarung Sarung.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
beberapa sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Tarung Sarung ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
PENDAHULUAN
“Bagi masyarakat Bugis-Makassar, Tarung sarung adalah simbol persatuan dan kebersamaan,"
kata Bahri. Bahkan di situasi yang terdengar brutal pun, ada nilai-nilai persaudaraan yang tetap
dijunjung tinggi.
Di sisi lain, Asmin Amin menyebut sigajang laleng lipa (Bugis) atau sitobo lalang
lipa (Makassar) juga dipandang sebagai bentuk berserah diri pada Yang Maha Kuasa.
"Hidup mati itu ketentuan Tuhan. Maka dalam pertarungan itu, mereka memohon pada Allah
agar menentukan segera tentang siapakah yang Allah pilih untuk mati atau tetap hidup," jelasnya.
Namun, seiring meresapnya nilai-nilai Islam di masyarakat sejak abad ke-17, praktik sigajang
laleng lipa' ikut berkurang. Khair Khalis Syurkati, dalam makalah berjudul Memahami Konsep
"Siri' Na Pesse" sebagai Identitas Orang Bugis Makassar menulis bahwa ajaran agama Islam
membuat penebusan siri dalam cara ekstrem mulai dipandang melampaui batas.
Kini, sigajang laleng lipa lebih banyak dipentaskan dalam bentuk seni ketimbang duel berdarah.
Salah satu bentuk ejawantahnya di budaya populer dilakukan sutradara Archie Hekagery, lewat
film "Tarung Sarung" yang rilis akhir 2020 lalu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perang sarung atau tarung sarung ini bermula dari Kebudayaan Suku Bugis di Sulawesi
Selatan. Suku Bugis yang sebagian besar terletak di Sulawesi Selatan memiliki keunikan
tersendiri dalam adat dan budayanya. Adat penyelesaian masalah yang unik bernama Sijagang
Laleng Lipa atau disebut tarung sarung.
Sijagang Laleng Lipa adalah salah satu ritual penting pada masyarakat Bugis yang
keberadaannya hampir hilang ditelan zaman. Ritual ini dilakukan dengan menyatukan dua pria di
dalam sebuah sarung. Kedua pria nantinya akan saling bertarung dan adu kekuatan hingga
keduanya sama-sama mati atau sama-sama hidup. Jarang dalam ritual ini pihak yang mati atau
hidup sendirian.
Daftar Pustaka
https://sulsel.idntimes.com/life/education/ahmad-hidayat-alsair/tradisi-tarung-sarung-cara-
ekstrem-bugis-makassar-pulihkan-harga-diri?page=all
https://inisumedang.com/tradisi-perang-sarung-atau-tarung-sarung-bermula-dari-kebudayaan-
suku-bugis-sulawesi-selatan/