Anda di halaman 1dari 7

Rezta ----

Jenis-Jenis Hormon

A. Hipofisis (pituari)

Terbagi menjadi tiga bagian: Lobus anterior, intermedia dan posterior.

1. Hipofisis lobus anterior

a. Hormon pertumbuhan (growth hormone/GH) atau hormon somatotropin (STH)


berfungsi sebagai berikut:
 Mengendalikan pertumbuhan dan perbanyakan sel-sel tubuh. Contohnya pada
pertumbuhan tulang dan pertambahan massa otot rangka.
 Menyebabkan hati memproduksi somatomedin yang berperan dalam
pertumbuhan tulang dan kartilago.
 Mempercepat laju sintesis protein dengan cara meningkatkan pemasukan asam
amino melalui membran sel.
 Menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel-sel tubuh, schingga
menambah kadar glukosa darah.
 Meningkatkan pemakaian lemak untuk energi.
b. Hormon perangsang tiroid (tirotropin, thyroid stimulating hormone / TSH)
Hormon TSH berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
kelenjar tiroid, laju produksi hormonnya (tiroksin), dan metabolisme sel.
c. Hormon adrenokortikotropik atau kortikotropin (adrenocorticotropic hormone /
ACTH)
Hormon ACTH berfungsi merangsang kelenjar korteks adrenal untuk
menyekreal glukokortikoid (hormon untuk metabolisme karbohidrat).
d. FSH (follicle stimulating hormone)
Pada wanita, FSH berfungsi menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium dan
memproduksi hormon estrogen. Pada laki-laki, FSH berfungsi menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam tubulus seminiferus testis.
e. LH (luteinizing hormone)

Page | 1
Pada wanita, LH bekerja sama dengan FSH menstimulasi produksi estrogen.
LH berperan dalam ovulasi dan sekresi progesteron. Pada laki-laki, LH menstimulasi
sel-sel interstisial tubulus seminiferus testis untuk memproduksi androgen
(testosteron).
f. Hormon prolaktin (PRL), disekresikan pada saat hamil dan menyusui.

2. Hipofisis lobus intermedia (tengah)

Menghasilkan endorfin dan melanocyte stimulating hormone (MSH). Hormon ini juga
dihasilkan di lobus anterior.

 Endorfin, zat penghilang nyeri alamiah, merespons stres, dan aktivitas seperti
olahraga.
 MSH, merangsang pembentukan pigmen dan penyebaran sel-sel penghasil pigmen
(melanosit) pada epidermis.

3. Hipofisis lobus posterior

Menghasilkan hormon ADH (antidiuretic hormone) dan oksitosin.

 ADH, berfungsi menurunkan volume air yang hilang dalam urine melalui peningkatan
reabsorpsi air dari tubulus kontortus distal dan duktus kolektivus di ginjal.
 Oksitosin, berfungsi menstimulasi kontraksi otot polos pada saat melahirkan dan
pengeluaran ASI pada ibu menyusui.

B. Kelenjar Tiroid

Terdiri atas folikel-folikel dalam dua lobus lateral yang terletak di bawah laring.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin (traindotironin/T4) sebanyak 90% dan
triiodorironin (T3) sebanyak 10% dari seluruh sekresi tiroid. Hormon tiroksin berfungsi
meningkatkan laju metabolisme sel, menstimulasi konsumsi oksigen, meningkatkan
pengeluaran energi panas, serta mengatur pertumbuhan dan perkembangan normal tulang,
gigi, jaringan ikat, dan saraf.

C. Paratiroid (kelenjar anak gondok),

Paratiroid menyekresi hormon parathormon (parathyroid hormone/PTH), PTH


berfungsi mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui:

Page | 2
 Stimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang) yang menyebabkan pengeluaran
kalsium.
 Pengakifan vitamin D yang diperlukan untuk mengabsorpsi kalsium dalam makanan
 Stimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal sehingga menurunkan kehilang an ion
kalsium dalam urine dan meningkatkan kadar kalsium dalam darah.

Keenan ---

D. Adrenal (suprarenalis/kelenjar anak ginjal)

Terletak di kutub atas ginjal, berwarna kuning, dan tertanam pada jaringan adiposa.
Kelenjar adrenal terdiri atas korteks di bagian luar dan medula di bagian dalam. Kelenjar
adrenal bagian medula menghasilkan hormon sebagai berikut:

 Adrenalin (Epinefrin), meningkatkan frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi


oksigen.
 Noradrenalin (Norepinefrin), meningkatkan tekanan darah dan menstimulasi otot
jantung.

Kelenjar adrenal bagian korteks menghasilkan hormon sebagai berikut:

 Aldosteron, mengatur keseimbangan air dan elektrolit melalui pengendalian kadar


natrium dan kalium dalam darah.
 Glukokortikoid (kortisol, kortison, dan kortikosteron), memengaruhimetabolisme
glukosa, protein, lemak, serta menjaga membran lisosom sehingga mencegah
kerusakan jaringan.
 Gonadokortikoid (steroid kelamin), sebagai prekursor pengubahan testosteron dan
estrogen oleh jaringan lain

E. Pankreas

Organ berbentuk pipih, terletak di bagian belakang bawah lambung, Pankreas sebagai
endokrin menghasilkan hormon antara lain sebagai berikut:

Page | 3
 Glukagon, dihasilkan oleh sel alfa, berfungsi meningkatkan penguraian glikogen hari
menjadi glukosa sehingga kadar gula darah meningkat, dan sintesis glukosa dari
sumber nonkarbohidrat dalam hati.
 Insulin, dihasilkan oleh sel beta, berfungsi menurunkan katabolisme lemak dan
protein, menurunkan kadar gula darah, serta meningkatkan sintesis protein dan lemak.
 Somatostatin, dihasilkan oleh sel delta, merupakan penghalang hormone pertumbuhan
dan penghambat sekresi glukagon dan insulin.
 Polipeptida pankreas, hormon pencernaan yang dilepaskan setelah makan.

F. Pineal (epifisis serebri)

Terletak di langit-langit otak, menghasilkan melatonin yang berpengaruh pada


pelepasan gonadotropin dan menghambat produksi melanin.

G. Timus

Terdiri atas dua lobus berwarna kemerah-merahan, terletak di bagian posterior toraks
di atas jantung. Timus menghasilkan timosin untuk pengendalian perkembangan sistem imun.

H. Ovarium, testis, dan plasenta.

Ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis menghasilkan


hormon testosteron. Plasenta menghasilkan gonadotropin korion, estrogen, progesteron, dan
somatotropin.

Page | 4
Nita - - -

Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA)

A. Narkotika

Beberapa jenis zat atau obat yang termasuk narkotika sebagai berikut.

1. Tanaman Papaver somniverum L. dan semua bagian-bagiannya termasuk buah dan


jerami, kecuali bijinya.
2. Tanaman ganja dan semua bagian tanaman termasuk biji, buah, jerami hasil olahan
tanaman ganja, atau bagian lain termasuk damar ganja dan hasis.
3. Heroin, disebut juga putau, bentuknya seperti tepung yang halus, putih, dan agak
kotor.
4. Morfin, terdapat dalam opium atau candu. Morfin dapat mengakibatkan
ketergantungan fisik, psikis, dan toleransi sehingga penggunaannya dalam pengobatan
sangat dibatasi dan merupakan obat pilihan terakhir.
5. Kodein, merupakan hasil sintesis dari morfin.

B. Psikotropika

Psikotropika dibedakan menjadi empat golongan sesuai dengan tinggi rendahnya


potensi dalam mengakibatkan ketergantungan.

1. Psikotropika golongan I, merupakan psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk


tujuan IPTEK dan tidak digunakan dalam terapi kersehatan, serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Psikotropika yang termasuk golongan I
antara lain brolamfetamina, tenamfetamina, dan tenoksilidina.
2. Psikotropika golongan II, merupakan psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi kesehatan atau untuk tujuan IPTEK serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Psikotropika yang
termasuk golongan II antara lain amineptina, metilfenidat, sekobarbital.

Page | 5
3. Psikotropika golongan III, merupakan psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi kesehatan atau untuk tujuan IPTEK, serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan. Jenis
psikotropika golongan III antara lain amobarbital, flunitrazepam, katina, dan
pentazosina.
4. Psikotropika golongan IV, merupakan psikotropika yang bermanfaat untuk
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi kesehatan atau untuk tujuan
IPTEK serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Jenis psikotropika galangan IV antara lain barbital, bromazepam, diazepam,
estazolam, fenobarbital, klobazam, lorazepam, dan nitrazepam.

Onick - - -

C. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi dapat menimbulkan


ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan di luar narkotika dan psikotropika. Zat atau
obat yang dapat menimbulkan adiksi di luar narkotika dan psikotropika sebagai berikut.

a. Alkohol, merupakan obat luar yang mempunyai efek disinfektan (dapat membunuh
bakteri). Efek yang ditimbulkan setelah mengonsumsi minuman beralkohol dapat
dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja. Namun, efeknya bisa berbeda-
beda tergantung jumlah atau kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam kadar kecil,
alkohol menimbulkan perasaan relaks dan pengonsumi lebih mudah mengekspresikan
emosi, seperti rasa senang, rasa sedih, dan marah. Jika dikonsumsi berlebihan, akan
muncul efek seperti merasa lebih bebas, mengekspresikan diri tanpa ada perasaan
terhambat, serta menjadi lebih emosional. Minuman beralkohol dapat digolongkan
menjadi tiga golongan berikut:
1. Golongan A: kadar alkohol 1-5%, contoh bir
2. Golongan B: kadar alkohol 5-20%, contoh berbagai minuman anggur.
3. Golongan C: kadar alkohol 20-45%, contoh whisky, vodco, dan menson house
b. Inhalasi (Gas yang Dihirup) dan Solven (Zat Pelarut), merupakan senyawa kimia yang
bersifat mudah menguap yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga.

Page | 6
Beberapa produk inhalasi dan solven yang sering disalahgunakan, yaitu lem, tiner,
penghapus cat kuku, dan bensin.
c. Bahan Penikmat, bahan seperti tembakau, kopi, teh, dan cokelat secara berturut-turut
mengandung zat penikmat berupa nikotin, kafein, tein, dan teobromin. Zat-zat
penikmat tersebut dapat menimbulkan adiksi fisiologis. Oleh karena itu, dianjurkan
agar tidak mengonsumsi bahan bahan tersebut secara rutin.

Dampak Buruk Penyalahguaan NAPZA

1. Gangguan fisik (fisioneurologik)

Toleransi tubuh, dalam pemakaian jangka panjang jumlah zat yang sama tidak mampu
menghasilkan rasa atau akibar yang sama. Gejala pemberhentian pemakaian obar adalah rasa
sakit di sekujur tubuh seperti flu berat. Mempercepat atau memperlambat denyut nadi,
jantung, dan paru-paru yang dapat mengakibatkan kematian.

2. Psikologis

Kemampuan berpikir rasional menurun drastis. Ketergantungan psikologis Gangguan


mental dan emosional.

3. Ekonomi

Membutuhkan uang yang sangat besar untuk memenuhi ketergantungan terhadap


obat-obatan. Negara dan masyarakat dirugikan dalam berbagai aspek, seperti keamanan,
biaya kesehatan, dan kesempatan pendidikan.

4. Sosial

Rusaknya hubungan kekeluargaan dan pertemanan. Berpengaruh pada kesehatan


masyarakat (penularan HIV, hepatitis B, tuberkulosis, overdosis, dan kematian).

Kiat-Kiat Menghindari Penyalahgunaan NAPZA

Tidak mencoba-coba menggunakan obat-obatan terlarang. Meyakinkan diri tidak


membutuhkan NAPZA dalam menghadapi persoalan hidup. Membatasi pergaulan dengan
kelompok pengguna NAPZA.

Page | 7

Anda mungkin juga menyukai