Disetujui Oleh
Kepala Satuan PNF SKB Kabupaten Sumba Timur
, S.Pd
NIP. 19750702 200502 1 002
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan YME, yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Laporan Penyusunan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Program Kesetaraan
Paket B Pada SPNF Kabupaten Sumba Timur, telah selesai disusun.
Penulisan Laporan Penyusunan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Program
Kesetaraan Paket B ini merupakan tindak lanjut dari laporan Pemantapan Persiapan
program Kesetaraan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun Laporan Penyusunan
Instrumen Penilaian Hasil Belajar ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Markus Kapeda Mareu, S.Pd, selaku kepala Satuan PNF SKB Sumba
Timur yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, arahan, dan
bimbingan kepada penulis.
2. Kasubag TU, Pamong belajar dan Staf Tata Usaha Satuan PNF SKB Sumba
Timur, yang selalu memberikan dorongan dan bantuan pada penulis dalam
penulisan laporan Penyusunan Instrumen Penilaian Hasil Belajar ini.
3. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan
Penyusunan Instrumen Penilaian Hasil Belajar ini.
Semoga segala bantuan, bimbingan dan petunjuk yang telah diberikan kepada
penulis menjadi amal yang baik dan mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan YME.
Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan desain penyelenggaraan program ini. Semoga laporn identifikasi
penyelenggaraan program ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
A. Latar Belakang
Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam proses pembelajaran.
Penilaian juga merupakan ujung tombak dari suatu kegiatan pencapaian taraf berhasil
tidaknya suatu pembelajaran. Berbeda halnya dengan penilaian terdahulu dengan
sekarang, bedanya penilaian yang dahulu hanya menekankan tagihan penguasaan
pengetahuan warga belajar sebagai hasil belajar pada umunya dengan jalan tes tulis,
akan tetapi dalam penilaian autentik menuntut warga belajar untuk berunjuk kerja dalam
situasi yang konkrit. Model dalam penilaian selalu berkembang dan disempurnakan
seiring dengan perkembangan dan perubahan kurikulum yang berlaku.
Perubahan kurikulum yang berlaku di Indonesia sudah terjadi sebanyak 9 kali yang
dimulai dari tahun 1947 yang dikenal dengan “renjana pelajaran” hingga kurikulum
2013 dikenal dengan kurikulum berkarakter. Menurut Mardapi (2012:166) menjelaskan
bahwa penilaian autentik merupakan salah satu bentuk asesmen yang meminta warga
belajar untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Senada dengan pendapat
Nurgiantoro (2011:23) mengungkapkan bahwa penilaian autentik merupakan bentuk
penilaian yang menekankan pada kemampuan warga belajar untuk mendemonstrasikan
pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Dengan demikian penilaian
autentik menuntut warga belajar untuk menunjukkan hasil belajar yang dimiliki dalam
kehidupan nyata, bukan sesuatu yang dibuat-buat atau hanya karangan semata tetapi
juga real dari dalam diri warga belajar tersebut.
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 64 ayat 1, penilaian hasil belajar
oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan,
dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Peranan penilaian bagi guru diantaranya
sebagai pemberian umpan balik yang efektif bagi siswa, melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran, menyesuaikan pengajaran dengan pertimbangan dari hasil
penilaian, penilaian memiliki pengaruh besar pada motivasi dan penghargaan diri bagi
siswa, siswa memerlukan hasil untuk menilai diri sendiri dan memehami bagaimana
memperbaikinya (Hargreaves, A., et al., 2010:886).
Proses penilaian hasil belajar yang tepat akan didapatkannya kejelasan data
informasi yang benar dan bermanfaat sehingga perbaikan dalam proses pembelajaran
dapat dilakukan. Jika menggunakan penilaian yang tidak tepat maka akan
mengakibatkan data informasi yang salah dan tidak dapat dijadikan pedoman untuk
perbaikan sehingga tidak dapat mencapai tujuan pendidikan. Tujuan dari penilaian hasil
belajar sendiri yaitu sebagai evaluasi pembelajaran, perkembangan belajar warga belajar
serta hasil belajar warga belajar. Untuk itu penulis merasa penting untuk melakukan
kegiatan dimaksud.
B. Tujuan
Tujuan utama dari penyusunan instrument penilaian ini adalah untuk mengukur
kemampuan warga belajar dalam memahami dan menerapkan materi yang telah
dipelajari. Selain itu, penilaian hasil belajar juga memiliki beberapa tujuan lain, seperti:
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
3.10 Menjelaskan proses dan produk 3.10.1 Menjelaskan keterkaitan antara peran
teknologi ramah lingkungan organisme tanah dengan sifat tanah.
untuk keberlanjutan kehidupan 3.10.2 Menjelaskan contoh produk
bioteknologi yang menguntungkan.
3.10.3 Menyebutkan contoh produk teknologi
ramah lingkungan
4.10 Membuat produk te- knologi 4.10.1 Membuat produk bioteknologi
ramah lingkungan seperti biogas konvensional dengan memanfaatkan
dari kotoran hewan, kompos sumber daya yang ada di sekitarnya.
menggunakan biopori 4.10.2 Menganalisis dampak teknologi tidak
ramah lingkungan terhadap
lingkungan
Berikut ini adalah KD dan IPK yang diharapkan untuk dikuasai oleh warga
belajar Paket B Kelas IX untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Modul 3 :
]
KISI – KISI SOAL
UJIAN ……..
Indikator Pencapaian
Instruksi
Kompetensi
4.10.1 Membuat produk Membuat produk bioteknologi konvensional (tape Ketan)
bioteknologi
konvensional 1. Timbang beras ketan 0,5 kg, rendam dengan air dingin
dengan semalam.
memanfaatkan 2. Cuci sampai bersih, kukus sampai setengah matang.
sumber daya yang 3. Siram dengan air mendidih 1 gelas untuk setiap 1 kg beras
ada di sekitarnya. ketan secara merata.
4. Aduk dengan sendok kayu sampai rata, kukus kembali
sampai matang.
5. Tebarkan ketan yang telah matang di atas tampah/ nampan
yang kering dan bersih, biarkan sampai suhu kamar.
6. Taburkan ragi tape (Saccharomyces cereviceae) yang sudah
digerus, aduk dengan sendok kayu sampai rata.
7. Masukkan dalam kantong plastik atau wadah lain yang
diinginkan atau dibungkus dengan daun pisang atau jambu.
8. Simpan 3 – 5 hari atau plastik melembung
9. Amatilah yang terjadi.
4. Menelaah Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Telaah instrumen tes secara teoritis atau kualitatif dilakukan untuk melihat
kebenaran instrumen dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Telaah instrumen
secara teoritis dilakukan dengan cara meminta bantuan teman sejawat, dan
dilakukan telaah sendiri. Kegiatan telaah instrumen adalah untuk memastikan
bahwa instrumen sudah dibuat sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan
instrumen.
Sehingga langkah ini dilakukan dengan cara melihat kembali instrumen
yang dibuat dan mencocokkannya dengan kaidah-kaidahnya, misalnya:
Apakah butir pertanyaan/ pernyataan sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi,
Apakah konsep yang ditanyakan sudah tepat
Apakah bahasa yang digunakan komunikatif dan menggunakan tata
bahasa yang benar,
Apakah butir pertanyaan/pernyataan tidak bias,
Apakah format instrumen menarik untuk dibaca,
Apakah pedoman menjawab atau mengisi instrumen jelas,
Apakah jumlah butir dan/atau panjang kalimat
pertanyaan/pernyataan sudah tepat sehingga tidak menjemukan
untuk dibaca/dijawab, dan
Apakah rubrik penilaian sudah dibuat sesuai dengan kemampuan
yang harus dicapai peserta didik.
D. Lokasi Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Program Kesetaraan Paket
B ini dilakukan di Kantor SKB Kabupaten Sumba Timur.
RUBRIK PENILAIAN
PROYEK MEMBUAT TAPE KETAN
Hasil penilaian :
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup baik
1 = Kurang