OLEH :
AULIA FAJRIN
B012 21 2011
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................5
C. Metode Penulisan...................................................................5
BAB IV PENUTUP...............................................................................17
A. Kesimpulan...........................................................................17
B. Saran.....................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................20
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Alenia Ke 4 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1
berarti persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-
undangan untuk memperbolehkan melakukan tindakan atau perbuatan
tertentu yang secara umum dilarang.2
2
secara sepenuhnya kepada undang-undang maka akan membuka
peluang bagi penyalahgunaan kewenangan. Penyalahgunaan
kewenangan akan membuka kemungkinan benturan kepentingan
antara penyelenggara negara dengan rakyat yang merasa dirugikan
akibat penyalahgunaan kewenangan tersebut. Sehingga di dalam
penyelenggaraan negara membutuhkan adanya pembatasan
kekuasaan pemerintah atau negara dengan tujuan untuk memberikan
perlindungan terhadap hak-hak individu. Tidak ada kekuasaan negara
yang boleh dibiarkan bebas tanpa adanya pembatasan dan
pengawasan. Sehingga diperlukan adanya berbagai macam cara,
prosedur, asas, atau sistem yang dikembangkan dalam berbagai
sistem ketatanegaraan. Sistem pembatasan kekuasaan, asas legalitas,
mekanisme hak uji materi, ataupun peradilan administrasi negara
merupakan contoh berbagai asas, sistem atau prosedur pembatasan
kekuasaan negara yang dimaksud. Untuk menilai apakah tindakan
pemerintah sejalan dengan asas negara hukum atau tidak, dapat
menggunakan asas-asas umum pemerintahan yang baik. 4
3
tindakan pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum. Prinsip dari asas ini dalam rumusan peraturan yang
diwujudkan dari cita-cita hukum (rechtssidee).
1. Kepastian hukum;
2. Tertib penyelenggara negara;
3. Kepentingan umum;
4. Keterbukaan;
5. Proporsionalitas;
6. Profesionalitas;
7. Akuntabiltas;
8. Efisiensi;
9. Efektivitas;
10. Keadilan;
Berdasarkan dari beberapa asas yang ada diatas penulis fokus untuk
mengkaji terkait asas keterbukaan, profesionalitas, dan efektivitas
dalam penyelenggaraan pemerintahan pada pemerintah daerah
kabupaten soppeng terkait pelayanan publik.
4
soppeng selain terkenal dengan sebutan kota kalong dan permandian
air panas lejjanya juga sudah dikenal dengan wisata taman kotanya
yang menawarkan suatu pemandangan yang indah disore hari. Disini
penulis ingin mengkaji terkait asas yang disebutkan sebelumnya dan
mengaitkan dengan pelayanan publik di kabupaten soppeng.
B. Identifikasi Masalah
C. Metode Penulisan
BAB II
6
Soerjono Soekanto, 1983, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm. 32.
5
TINJAUAN PUSTAKA
7
Sedermayanti, Good Governance kepemerintahan yang baik, (Bandung, Mandar Maju, 2012),
hlm.2.
8
Ibid.,
6
unsur-unsur tersebut dengan baik, maka baru dikatakan
sebagai kepemrintahan yang baik (Good Governance). Secara
konseptual, Good Governance mengandung dua pemahaman
yaitu:
9
Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta, Graha Ilmu , 2013) hlm. 85.
10
Poerwadarminta, W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta, Balai Pustaka, 1999)
hlm.571.
7
ketentuan peraturan perundang-undangan.11 Sedangkan menurut
Moenir, pelayanan publik adalah Kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material
melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha
memenuhi kepentingan orang lain sesuai denga haknya. 12
Sampara Lukman menyatakan bahwa pelayanan adalah
setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
terikat suatu produk secara fisik yang terjadi interaksi fisik dalam
interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin
secara fisik yang menyediakan kepuasan pelanggan. 13
Dari perspektif hukum, pelayanan publik dapat dilihat
sebagai suatu kewajiban yang diberikan oleh konstitusi atau
peraturan perundang-undangan kepada pemerintah untuk
memenuhi hak-hak dasar warga negara atau atau penduduknya
atas suatu pelayanan.14
Pengertian pelayanan publik menurut undang-undang no.25
tahun 2009 tentang pelayanan publik:
“Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan adminstratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik”15
8
Pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah,
pemerintah daerah berpedoman pada asas peneyelenggaraan
pemerintahan negara yang terdiri dari: 16
a. Kepastian hukum
Yang dimaksud dengan kepastian hukum adalah asas
dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan keadilan
dalam setiap kebijakan penyelenggara negara.
c. Kepentingan Umum
Yang dimaksud dengan kepentingan umum adalah asas
yang mendahulukan kesejahtraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif.
d. Keterbukaan
Yang dimaksud dengan asas keterbukaan adalah asas
yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
memperhatiakn perlindungan atas hak asasi pribadi,
golongan, dan rahasia negara.
e. Proporsionalitas
Yang dimaksud dengan proporsionalitas adalah asas
yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara.
16
Lihat Penjelasan Pasal 58 Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah.
9
f. Profesionalitas
Yang dimaksud dengan asas profesionalitas adalah asas
yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Akuntabilitas
Yang dimaksud dengan asas akuntabilitas adalah asas
yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Efisiensi
Yang dimaksud dengan asas efisiensi adalah asas yang
berorientasi pada minimalisasi penggunaan sumber daya
dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai hasil kerja
yang terbaik.
i. Efektivitas
Yang dimaksud dengan asas efektivitas adalah asas
yang berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan berdaya
guna.
j. Keadilan
Yang dimaksud dengan asas keadilan adalah bahwa
setiap tindakan dalam penyelenggaraan negara harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap
warga negara.
10
D.
11
BAB III
PEMBAHASAN
a. Keterbukaan
17
Nina Rahmayanty, Op.Cit. hlm. 85.
18
Sirajuddin, 2012, Op.Cit, hlm. 12.
19
Lihat Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
12
Yang dimaksud dengan asas keterbukaan adalah asas yang
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatiakn
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia
negara.
20
Wawancara kepada bapak Hendra Hasyim warga masyarakat kabupaten soppeng.
21
Wawancara kepada bapak Ady Setiady Kepala Bagian Umum Kantor Pemerintah Kabupaten
Soppeng.
13
b. Profesionalitas
Yang dimaksud dengan asas profesionalitas adalah asas
yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
22
Wawancara kepada bapak Sabri warga masyarakat kabupaten soppeng.
23
Wawancara dengan bapak Mustakim staf bagian umum pemerintah kabupaten soppeng.
14
c. Efektivitas
Yang dimaksud dengan asas efektivitas adalah asas
yang berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan berdaya
guna.
24
Wawancara dengan bapak Ady Setiady Kepala Bagian Umum Pemerintah kabupaten Soppeng.
25
Wawancara kepada bapak hendra hasyim warga masyarakat kabupaten soppeng.
15
Terkait dengan penghambat dapat kita lihat yang paling
utama adalah masalah sumber daya manusianya yang masih
belum profesional dalam melayani masyarakat
Berdasarkan dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa
penghambat penerapan asas penyelenggaraan pemerintahan ini
yang paling utama adalah sumber daya manusianya yang dimana
masih dinilai belum profesional sehingga menghambat beberapa
asas yang mestinya diterapkan dalam penyelenggaraan negara.
26
Wawancara kepada bapak Mustakim staf bagian Umum Pemerintah kabupaten soppeng.
16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
17
2. Faktor penghambat penerapan asas keterbukaan, profesionalitas,
dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan pada
kabupaten soppeng dalam hal pelayanan publik
Terkait dengan faktor penghambat dalam penerapan asas
keterbukaan, profesionalitas, dan efektivitas adalah penghambat
penerapan asas penyelenggaraan pemerintahan ini yang paling
utama adalah sumber daya manusianya yang dimana masih dinilai
belum profesional sehingga menghambat beberapa asas yang
mestinya diterapkan dalam penyelenggaraan negara.
Selain dari sumber daya manusia dapat kita lihat dari keterangan
diatas bahwa faktor lain yang menjadi hambatan adalah sarana
dan prasarana pada instansi, perlengkapan setiap instansi masih
terbilang kurang dalam hal penunjang kegiatan organisasi yang
dimana kelengkapan seperti sarana dan prasarana harus lengkap
guna untuk mencapai tujuan oragnisasi yang efektif dan tepat
sasaran.
B. SARAN
Berdasarkan dari hasil dan kesimpulan dapat diberikan saran
sebagai berikut:
1. Diharapkan pemerintah kabupaten soppeng terbuka dalam
memberikan informasi terhadap masyarakat dengan melalui
beberapa media seperti sosial media yang dimana pada era
sekarang ini sangat mudah diakses oleh warga masyarakat dari
semua kalangan agar dapat memenuhi hak dari masyarakat itu
sendiri, dan diharapkan juga kepada pemerintah agar
menempatkan sumber daya manusia sesuai dengan bidang
keahliannya agar dapat menjalankan pemerintahan yang efisien
dan efektif, serta mewujudkan pemerintahan yang menerapkan
18
prinsip good governance agar dapat menerapkan asas efektif
dalam asas penyelenggaraan pemerintahan negara.
2. Diharapkan pemerintah kabupaten soppeng agar meningkatkan
soft skill dan hardskill dari sumber daya manusia dan membuat
budaya yang dimana dapat membuat sumber daya manusia
yang disiplin dan bertanggung jawab, serta melengkapi sarana
dan prasarana pada setiap instansi pelayan publik agar dapat
menjalankan pemerintahan secara efektif dan tepat sasaran.
19
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi. Kedua, Sekolah
Tinggi Ilmu YKPN, Yogyakarta
Jurnal
Peraturan Perundang-Undangan
20