Anda di halaman 1dari 20

6.

PENGAMAN

6.1. Pengantar
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar menimbulkan panaas. Supaya suhu
penghantarnya tidak menjadi terlalu tinggi, arusnya harus dibatasi.
Untuk mengamankan hantaran dan aparatur digunakan pengaman lebur dan sakelar arus
maksimum. Alat-alat pengaman ini umumnya digunakan untuk:

a. mengamankan hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap beban-lebih;


b. pengamanan terhadap hubungan singkat antarfasa atau antara fasa dan netral
dan terhadap hubungan singkat dalam aparatur atau motor listrik;
c. pengamanan terhadap hubungan singkat dengan badan mesin atau aparat.

Pengaman lebur harus memutuskan rangkaian yang diamankan kalau arusnya menjadi
terlalu besar. Bagian dari pengaman yang memutuskan rangkaian disebut patron lebur.
Untuk arus nominal 25 A atau kurang, menurut ayat 630 B15 harus digunakan patron
lebur jenis D. Patron jenis ini berupa patron ulir dan biasanya digunakan sampai dengan
63 A.
Selain patron ulir jugs dikenal patron-patron pilau.
Patron pilau jerlis yang terbuka sebaiknya tidak digunakan lagi (ayat 630 65 sub
c). Sebab jenis ini tidak tahan terhadap hubungan singkat. Kalau arus hubung-singkatnya
besar, ada kemungkinan percikan-percikan perak dari kawat leburnya akan beterbangan
dan menimbulkan ledakan.
Patron lebur yang putus harus diganti dengan yang baru dan tidak boleh
disambung lagi (ayat 630 B16). Hanya patron-patron yang memang dibuat untuk daoat
diperbaiki boleh dipakai lagi, setelah diperbaiki secara ahli.

Sebuah sakelar arus maksimum memutuskan arus secara otomatis. Keuntungan


alat pengaman jenis ini terhadap pengaman lebur ialah dapat segera digunakan lagi.

6.2. Pengaman ulir


Sebuah pengaman ulir terdiri dari rumah sekring, tudung sekring, pengepas patron dan
patron lebur.
a. Rumah sekring
Gambar 6.1 memperlihatkan sebuah rumah sekring untuk pemasangan dalam kotak
pengaman lebur. Jenis ini diperlengkapi dengan terminal netral (terminal nol ).
Menurut ayat 630 B17 hantaran suplainya harus dihubungkan dengan kontak alas
rumah sekring. Kalau hantaran suplai ini juga harus dihubungkan dengan rumah sekring
lain, harus digunakan rumah sekrin,g dengan dua terminal pada kontak alasnya. Sebab
menurut ayat 741 A5 sub a satu terminal hanya boleh digunakan untuk satu kawat saja.

b. Tudung sekring (gambar 6.2)


Tudung sekring memiliki sebuah bumbung berulir jenis E 33, E 27 atau E 16. Tudung
sekring juga memiliki sebuah jendela kaca kecil (lihat gambar).
Kaca ini dapat dilepas untuk keperluan pengukuran. Setelah pengukurannya
selesai kacanya harus dipasang kembali. Sebab kaca ini dimaksudkan untuk menutupi
patron lebur,nya yang bertegangan. Selain itu, kalau patronnya tidak diberi tutup kaca,
dan terjadi hubungan singkat, dapat timbul lidah api yang menjilat ke luar.

Diameter luar dari bumbung berulir jenis E 33, E 27 dan E 16 masing-masing


sama dengan 33, 27 dan 16 mm. Tudung sekring dengan ulir jenis-jenis tersebut
masing,nasing disebut jenis K 111, K 11, dan K 1.
Tudung sekring jenis K I I I digunakan untuk patron dari 25 A sampai dengan 63
A. Jenis K II digunakan untuk patron 2 A sampai dengan 25 A: Jenis K I juga digunakan
untuk 2 A sampai dengan 25 A, tetapi jarang dipakai.

c. Pengepas patron (gambar 6.4)


Pengepas patron memiliki lubang pas dengan diameter yang berbeda-beda,
tergantung pada arus nominalnya. Setiap pengepas patron diberi kode warna untuk
menandai arus nominalnya. Juga patron leburnya diberi kode warna yang sama. Jadi
patron lebur dan pengepas patron dengan arus nominal yang sama memiliki warna kode
yang sama.
d. Patron lebur
Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran beberapa logam
lain, antara lain timbel, seng dan tembaga. Untuk kawat lebur digunakan perak, karena
logam ini hampir tidak mengoksid, dan daya hantarnya tinggi. Jadi diameter kawat
leburnya bisa sekecil mungkin, sehingga kalau kawatnya menjadi lebur, tidak akan
timbul banyak uap. Dengan demikian kemungkinan terjadinya ledakan juga lebih kecil.

Selain kawat lebur, dalam patron lebur juga terdapat kawat isyarat dari kawat
tahanan. Kawat isyarat ini dihubungkan paralel dengan kawat lebur. Karena tahanannya
besar, arus yang mengalir dalam kawat isyarat hanya kecil. Pada ujung kawat isyarat
terdapat sebuah piringan kecil berwarna yang berfungsi sebagai isyarat. Piringan isyarat
ini menekan sebuah pegas kepil.
Kalau kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyaratnya juga
akan segera putus. Karena itu piringan isyaratnya akan lepas, sehingga dapat diketahui
bahwa kawat leburnya telah putus.
Dalam patron lebur juga terdapat pasir. Pasir ini dimaksudkan untuk
memadamkan latu yang timbul kalau kawat leburnya putus. Dan juga untuk
meriingkatkan penyaluran panasnya.
Diameter luar dari ujung patron lebur berbeda-beda, tergantung pada arus
nominajnya. Makin tinggi arus nominalnya, makin besar diameter ujung patronnya.
Karena 'itu sebuah patron hanya dapat digunakan untuk pengepas patron yang arus
nominalnya sama (jadi warna kodenya sama) atau yang arus nominalnya lebih tinggi,
tetapi tidak ~ebaliknya (lihat qambar 6.4).
Warna kode yang digunakan untuk menandai patron lebur dan pengepas patron,
berasal dari warna-warna perangko Jerman; yaitu sebagai berikut:
6.3. Patron pisau

Sebagai pengaman lebur di atas 63 A pada umumnya digunakan patron pisau.


Gambar 6.5 memperlihatkan sebuah tempat p~atron pisau untuk pemasangan dalam
kotak pengaman, sebuah patron pisau tahan hubungan singkat dan sebuah alat pemegang
untuk pelayanannya. Tonjo/an-tonjolan yang terdapat pada patron pisau, bisa masuk ke
dalam alat pemegang ini. Pada alat ini terdapat pena penahan yang mengunci tonjolan-
tonjolan itu, sehingga tidak mungkin lepas. Dengan menggunakan alat pemegang
tersebut, patronnya dapat dipasang dan dilepas tanpa memutuskan tegangannya.
Kontak-kontak oisaunya dijepit erat oleh kontak-kortak berpegas dari tempat
patron. Vegas kontak-kontak ini dibuat dari baja krom-nikel. Kontakkontak pisau
maupun kontak-kontak berpegas tersebut dilapisi dengan perak.
Gambar 6.6 memperlihatkan sebuah kotak pengaman untuk enam patron pisau.
Supaya patron-patronnya bisa selalu masuk tepat pada tempatnya, antara tempat-tempat
patronnya dapat dipasang sekat-sekat dari bahan isolasi.
Arus nominal patron-patron pisau ini mulai dari 15 A hingga 100 A.
Patron pisau jenis tahan hubungan singkat dapat memutuskan arus hubungsingkat
yang sangat besar tanpa meledak. Karena konstruksinya yang tertutup, uap perak yang
terbentuk kalau elemen leburnya putus, tidak bisa keluar. Jadi di dalam patron akan
timbul tekanan yang sangat tinggi. Karena itu konstruksi patron-patron untuk arus
nominal yang besar harus kuat sekali. Patron-patron ini dibuat dari bumbung bahan
buatan yang sangat kuat. Kedua ujung bumbungnya ditutup dengan pelat logam, sehingga
terbentuk suatu ruang pemadam. Dalam ruang pemadam ini terdapat sebuah elemen
lebur. Ujung-ujung elemen ini dihubungkan dengan pelat-pelat penutup bumbung dengan
las titik.
Ruang pemadamnya diisi dengan bahan pemadam. Sebagai bahan pemadam
umumnya digunakan pasir kwarsa, yang tidak dapat terbakar. Busur api yang timbul
kalau terjadi hubungan singkat, dipadamkan oleh pasir kwarsa ini. Uap perak yang timbul
mengembun pada butir-butir pasir. Karena itu tekanan uapnya akan turun, sehingga
mempercepat pemadaman busur apinya. Karena suhu yang tinggi, pasir kwarsanya akan
menjadi lebur. Panas leburnya diambil dari busur api, sehingga suhunya turun.
Bertahannya busur api sangat dipengaruhi oleh tegangan busurriya. Elemen
leburnya terdiri dari pita-pita tipis dari perak murni. Untuk memperkecil tegangan
busurnya, pita-pita perak ini diberi perforasi. Dengan demikian, kalau terjadi hubungan
singkat, akan timbul beberapa busur api yang dihubungkan seri.
Patron pisau yang diperlihatkan dalam gambar 6.5 memiliki elemen lebur dengan
empat baris lubang perforasi. Di tempat-tempat lubang perforasi ini luas penampang
elemen leburnya lebih kecil. Jadi kalau terjadi hubungan singkat atau arusnya terlalu
besar, elemen leburnya akan putus di empat tempat. Tegangan busur yang timbul di
tempat-tempat ini akan sama dengan 1/4 dari tegangan busur seluruhnya.
Kadang-kadang nilai sesaat arus hubung-singkat bisa mencapai 100 kA. Karena
arus ini di dalam instalasi akan timbul gaya-gaya elektrodinamis yang sangat besar yang
dapat merusak instalasinya. Karena itu arus hubung-singkat ini harus diputuskan,
sebelum ia mencapai nilai maksimumRya dan membahayakan i nstal as i.
Kalau timbul arus hubung-singkat yang besar, elemen leburnya akan putus
sedemikian cepat hingga arus hubung-singkatnya dipotong, sebelum mencapai nilai yang
membahayakan.
Nilai sesaat arus hubung-singkat pada saat terjadinya hubungan singkat
tergantung pada:
- nilai sesaat dari tegangan bolak-baliknya;
- impedansi seluruhnya dari rangkaian yang dihubungkan singkat pada saat
terjadinya hubungan singkat.

Nilai maksimum atau amplitudo arus hubung-singkatnya sama dengan:


ik maks = 2
di mana:

=nilai efektif arus nubung-singkatnya.


Akan tetapi dalam praktek arus hubung-singkatnya masih lebih besar lagi. Arus
hubung-singkat kejut is ini sama dengan:

Is = 2
Faktor k disebut faktor kejut Dalam praktek nilai faktor ini tidak pernah melebihi
1,8.

Gambar 6.1 memperlihatkan arus hubung-singkat kejut Is sebagai fungsi dari


lk ef untuk k = 1,5, digambar dengan pembagian skala logaritmis. Grafik ini disebut
diagram pembatasan arus.
Ik ef ialah nilai efektif dari arus hubung-singkat stasioner yang menurut
perhitungan akan terjadi. Kalau misalnya arus hubung-singkat stasionernya sama dengan
10 kA, maka:
Ik maks = = 10 = 14,1 kA.
Dengan k = 1,5 arus hubung-singkat kejutnya akan sama dengan:
Is = = 1,5 X 10\/2 = 21,2 kA.
Arus hubung-singkat kejut ini akan timbul kalau rangkaiannya tidak diberi pengaman.
Tetapi kalau digunakan pengaman lebur, pengamannya sudah akan putus sebelum
arusnya dapat mencapai nilai tersebut. Dalam diagram gambar 6.7 arus hubung-
singkatnya akan dipotong di titik P,jadi pada saat mencapai 5 kA.
Diagram-diagram pembatasan arus ini diberikan oleh pabrik patron lebur dalam
buku katalog mereka. Gambar 6.8 memperlihatkan diagram pembatasan arus untuk
patron-patron cepat, dan gambar 6.9 untuk patron-patron lambat
Pada patron-patron lambat ini, pada atau di antara kawat-kawat leburnya terdapat
campuran logam yang kira-kira sama dengan campuran solder timah.
Karena itu kawat-kawat leburnya akan mencair lebih lambat daripada kawat lebur
patron cepat.

6.4. Pengaman otomatis

Sebagai pengganti pengaman lebur seringkali dapat digunakan pengaman


otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan secara otomatis kalau arusnya melebihi
suatu nilai tertentu.
Ada beberapa bentuk pengaman otomatis. Gambar 6.10 memperlihatkan sebuah
otomat ulir, yang dapat digunakan untuk rumah sekring jenis E 27.
Keuntungan sebuah pengaman otomatis ialah dapat segera digunakan lagi setelah
terjadi pemutusan. Dalam pengaman otomatis terdapat kopeling jalan bebas. Karena
kopeling ini otomatnya tidak bisa dihubungkan kembali, kalau gangguannya belum
diperbaiki.

Pengaman otomatis memberi pengamanan termis maupun elektromagnetik.


Untuk pengamanan termis digunakan sebuah elemen dwilogam. Kalau melebihi
nilai yang telah ditentukan; arusnya diputuskan oleh elemen ini.
Untuk pengamanan elektromagnetik diguna-Can sebuah kumparan yang dapat
menarik sebuah angker dari besi lunak. Umumnya pemutusan secara elektromagnetik ini
berlangsung tanpe kelambatan. Kalau melebihi nilai yang telah ditentukan, arusnya akan
segera diputuskan.
Pemutusan secara termis berlangsung dengan kelambatan. Waktu pemutusannya
tergantung pada nilai arusnya. Arus paling rendah yang lama-kelamaan masih
menyebabkan otomatnya membuka, dinamakan arus jatuh.
Berdasarkan wakt4 pemutusannya, pengaman-pengaman otomatis dapat dibagi
atas otomat-L, otomat-H dan otomat-G.

a. Otomat-L (untuk hantaran)


Pada otomat jenis ini pengamanan termisnya disesuaikan dengan meningkatnya
suhu hantaran. Kalau terjadi beban-lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai
tertentu, elemen dwilogamnya akan memutuskan arusnya.
Kalau terjadi hubungan singkat, arusnya diputuskan oleh pengaman
elektromagnetiknya. Untuk arus bolak-balik yang sama dengan 4 In - 6 In, dan arus
searah yang sama dengan 8 In, pemutusan arusnya berlangsung dalam waktu 0,2 sekon.

b. Otomat-H (untuk instalasi rumah)


Secara termis jenis ini sama dengan otomat-L. Tetapi pengaman
elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, kalau arusnya sama dengan 2,5
In - 3 In untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 In untuk arus searah.
Jenis otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada instalasi rumah, arus
gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan cepat. Jadi kalau terjadi gangguan
tanah, bagian-bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.

c. Otoma t-G
Jenis otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk
arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk
penerangan, misalnya penerangan bangsal pabrik.
Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In - 11 In untuk arus bolak-balik,
atau pada 14 In untuk arus searah.
Kontak-kontak sakelarnya dan ruang.pemadam busur apinya memiliki konstruksi
khusus. Karena itu jenis otomat ini dapat memutuskan arus hubung-singkat yang besar,
yaitu hingga 1500 A.
Untuk bangunan-bangunan besar, misalnya bangunan flat, diperlukan hantaran
suplai utama sampai 35 MM 2 atau lebih. Arus hubung-singkat yang dapat timbul dalam
instal asi-instalasi ini dapat melebihi 2000 A. Arus yang demikian besar akan merusak
pengaman otomatisnya, sebelum arusnya dapat diputuskan. Elemen dwilogamnya akan
menjadi lebur atau kontak-kontaknya menjadi lengket, sehingga otomatnya tidak dapat
digunakan lagi.
Untuk mencegah kerusakan ini, di depan otomat dipasang sebuah patron lebur
yang tahan hubungan singkat. Patron lebur ini dinamakan pengaman pengawal, dan harus
sudah putus sebelum otomatnya menjadi rusak.
Tabel di bawah ini memuat beberapa data untuk menentukan patron lebur yang
harus digunakan sebagai pengaman pengawal.
Pengaman pengawalnya harus dipilih sedermikian hingga otomatnya tidak
menjadi rusak kalau terjadi hubungan singkat, dari patron leburnya tidak putus kalau
terjadi beban-lebih.
Kini ada pengaman-pengaman otomatis yang pada 220 V sepenuhnya tahan
hubungan singkat. Kemampuan pemutusannya ialah:
12000 A pada 220 V dengan cos = 0,6;
3000 A pada 380 V dengan cos = 0,7.
Kontak-kontak hubung otomat-otomat ini dibuat dan bahan yang tidak menjadi
lengket, walaupun arus hubung-singkatnya besar. Untuk otomat jenis tidak diperlukan
pengaman pengawal lagi.
Gambar 6.11 memperlihatkan penampang pengaman otomatis jenis ini.
Pengaman-pengaman ini dapat langsung dipasang di dalam kotak rangkaian akhir,
sebagai ganti rumah sekring lebur.
Sakelarnya memiliki pemutusan ganda. Tiap-tiap pasang kontak pemurusan
berada di dalam suatu ruang pemadam panjang dari bahan keramik khusus.
Kecepatan pemutusannya sangat besar. Karena suatu konstruksi khUSUs
dari mekanik pemutusan elektromagnetiknya, waktu antara terjadinya hubungan
singkat dan pemutusan, pendek sekali. Untuk arus hubung-singkat 12000 A, waktu
pemutusannya hanya 0,0003 sekon.
Pemutusan yang cepat ini dicapai dengan menggunakan sebuah elektromagnet
dengan angker pemukul, Angker ini tidak hanya memukul pena pemutus dari
mekaniknya, tetapi juga memukul langsung pada poros hubung dari kedua kontak yang
bergerak.
6.6. Diagram arus waktu

Waktu pemutusan kawat lebur suatu pengaman lebur harus memenuhi syarat-
syarat tertentu. Syarat-syarat ini perlu untuk melindungi hantarannya supaya suhunya
tidak menjadi terlalu tinggi.
Suhu penghantar maksimum yang diperbolehkan untuk kabel-kabel berisolasi
PVC ialah 70°C, kecuali untuk kabel-kabel tahan panas yang suhu penghantar
maksimumnya sama dengan 105°C.
Suhu penghantar maksimum untuk kabel-kabel berisolasi kertas (NKBA dan
sebagainya), ialah 80°C untuk tegangan 0,6 kV dan 3,5 kV. Untuk tegangantegangan
yang lebih tinggi, suhu penghantar maksimumnya lebih rendah.
Arus terus-menerus yang menyebabkan penghantarnya mencapai suhu maksimum
yang diperbolehkan, disebut kemampuan hantar arus•atau arus batas dari hantaran.
Sebagai suhu keliling normal diambil 30°C. Kalau suhu kelilingnya lebih tinggi,
kemampuan hantar arusnya menurun. Untuk kabel-kabel NYA, NYM dan sebagainya,
faktor-faktor koreksinya diberikan dalam tabel 4.4.
Daii tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kemampuan hantar arus NYA 2,5 mm2 sama
dengan 20 A kalau dipasang di dalam pipa instalasi, dan sama dengan 32 A kalau
dipasang di udara pada isolator. Ini disebabkan karena panas yang timbul dalam hantaran
dapat disalurkan lebih cepat kalau kabelnya dipasang di udara daripada kalau kabelnya
dipasang dalam pipa instalasi.
Kemampuan hantar arus NYA 25 mm2 yang dipasang dalam pipa instalasi dan di
udara, masing-masing sama dengan 83 A dan 129 A. Jadi tidak sama dengan
10x kemampuan hantar arus NYA 2,5 mm .
Kemampuan hantar arus kabel tanah yang ditanam dalam tanah lebih besar
daripada yang dipasang di udara. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kemampuan hantar
arus NYY 4 x 4 mm Z misalnya, sama dengan 41 A kalau ditanam dalam tanah, tetapi
hanya 34 A kalau dipasang di udara. Ini disebabkan karena pan.as yang timbul dapat
disalurkan lebih cepat kalau kabelnya berada di dalam tanah daripada kalau berada di
udara.

Dari tabel 4.6 atau 4.7 dan tabel 4.8 dapat dilihat, bahwa kemampuan hantar arus
kabel berurat tunggal lebih besar daripada yang berurat banyak. Makin banyak jumlah
uratnya, makin kecil kemampuan hantar arusnya. Ini disebabkan karena kabel berurat
banyak lebih cepat menjadi panas daripada kabel yang jumlah uratnya sedi kit.
Tabel-tabel 4.6 dan 4.7 berlaku Untuk satu kabel yang ditanam dalam tanah atau
dipasang di udara. Kalau beberapa kabel ditanam atau dipasang sejajar, kemampuan
hantar arusnya berkurang, seperti dapat dilihat dari tabel-tabel 4.11, 4.15 dan 4.16.

Kalau kabelnya ditanam dalam tanah yang kering, kemampuan_ hantar arusnya
juga berkurang. Sebab tanah yang kering memiliki tahanan panas jenis yang tinggi,
sehingga panasnya tidak dapat disalurkan dengan cepat.
Panas yang ditimbulkan oleh arus dalam kabel terutama berasal dari kerugian
I2 R dalam penghantarnya. Kalau arusnya konstan, suhu kabelnya mula-mula akan
meningkat dengan cepat, kemudian makin lambat. Akhirnya suhunya akan
mencapai suatu nilai yang dapat dianggap konstan. Dalam keadaan ini, panas
yang
dibangkitkan dalam kabel seimbang dengan panas yang disalurkan ke
sekelilingnya.

Suhunya meningkat secara eksponensial menurut persamaan di bawah ini:


(t) = o + ( a - o ) (1 - e )

di mana:

(t) = suhu kabel pada saat t;


o = suhu awal dari kabel, umumnya sama dengan suhu keliling;
a = suhu akhir dari kabel, yaitu suhu kabel kalau keadaannya sudah se
imbang; suhu ini tidak boleh melebihi suhu maksimum yang diper
bolehkan untuk kabel;
= suatu bilangan konstan yang nilainya tergantung pada ukuran kabel,
konstruksi kabel dan cara pemasangannya;
t =' waktu sejak arusnya mulai mengalir.
e = 2,71828

Gambar 6.12 memperlihatkan grafiknya.


Bilangan konstan alpha ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain oleh:
a. Kapasitas panas kabelnya
Kalau panas yang dapat ditampung oleh kabelnya sedikit, a akan besar, sehingga
suhunya akan meningkat lebih cepat.
b. Pemindahan panas dari kabel ke sekelilingnya
Kalau panasnya dapat disalurkan dengan mudah, a akan lebih kecil, sehingga
suhunya tidak akan cepat meningkat.
c. Luas permukaan dari selubung luar kabel
Kabel dengan permukaan selubung luar yang luas dapat lebih cepat menyalur=
kan panasnya, sehingga suhunya tidak cepat meningkat.

Kalau waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu maksimum penghantar,


digambar sebagai fungsi dari arus yang menyebabkan kenaikan suhu itu, akan diperoleh
diagram arus-waktu dari hantarannya (gambar 6.13).
Pengaman yang digunakan untuk mengamankan hantaran harus dipilih
sedemikian hingga arus dalam hantaran tidak mencapai nilai maksimum yang
diperbolehkan, tetapi sebanyak mungkin mendekati nilai maksimum ini.
Arus nominal sebuah pengaman lebur tidak sama dengan arus yang membuat
pengamanny& putus. Sebuah pengaman harus dapat dibebani dengan arus nominalnya
secara terus-menerus dan tanpa batas waktu. Arus nominal ini kira-kira sama dengan 70
% dari arus batasnya Ig. Kalau dibebani dengan arus batas ini secara terus-menerus,
lama-kelamaan pengamannya akan putus.
Yang dimaksud dengan arus hubung-singkat Ik ialah arus yang melebihi 10 1g,
dan dengan arus beban-lebih arus sampai 4 Ig.
Pengaman lebur diuji dengan beban tertentu. Pengamannya harus dapat menahan
beban ini atau harus putus dalam batas waktu yang ditentukan.
Tabel di bawah ini memuat syarat-syarat pengujian untuk pengaman lebur
menurut peraturan Jerman.
Kalau waktu pemutusannya digambar sebagai rungsi dari arus bebannya, akan
diperoleh -diagram arus-waktu atau diagram lebur dari pengaman yang bersangkutan.
Gambar 6.14 memperlihatkan diagram arus-waktu dari patron lebur cepat, dan
gambar 6.15 dari patron lebur lambat. Diagram-diagram ini berlaku untuk patron lebur
buatan pabrik tertentu. Patron-patron buatan pabrik lain mungkin akan memiliki diagram
yang agak berbeda.

Diagram-diagram yang digambar ialah diagram rata-rata. Sifat bahan-bahan yang


digunakan tidak selalu benar-benar sama Karena itu selalu akan ada suatu penyebaran
tertentu. Tetapi semua'pengaman lebur harus memenuhi syarat-syarat pengujian yang
telah ditentukan.
Sefain syarat-syarat yang tercantum dalam tabel di atas, harus juga dipenuhi
syarat-syarat pengujian di bawah ini:
a. Patron lebur cepat, kalau diberi beban 1,75 In, tidak boleh putus dalam
batas waktu 10 sekon.
b. Patron lebur lambat, kalau diberi beban 5 In, harus putus dalam batas
waktu 6 sekon.
c. Kalau diberi beban 7 In, patron lebur cepat harus putus dalam waktu
kurang, dan patron lebur lambat dalam waktu lebih lama daripada batas-
batas waktu di bawah ini:

Juga dari pengaman-pengaman otomatis dapat dibuat diagram arus-waktunya.


Gambar 6.16 memperlihatkan diagram-diagram arus-waktu dari otomat-otomat jenis L, H
dan G. Bagian yang lengkung dari diagram-diagram ini berlaku untuk pemutusan termis.
Bagian yang lurus berlaku untuk pemutusan elektromagnetik.

6.7. Selektivitas
Yang dimaksud dengan selektivitas ialah: kalau dalam suattA instalasi terjadi
gangguan, maka hanya pengaman yang paling dekat dengan tempat gangguan itu saja
yang boleh putus.
Dalam gambar 6.17, g adalah pengaman utama dan p pengaman rangkaian akhir.
Kalau terjadi gangguan dalam rangkaian akhir ini, pengaman p harus putus, tetapi g harus
tetap utuh. Jadi bagian dari instalasi yang te,rganggu saja yang harus diputuskan.
Kalau diagram-diagram arus-waktunya seperti yang digambar dalam gambar 6.18,
hantarannya telah diamankan dengan baik. Dari gambar 6.18 ini'dapat dilihat, bahwa
diagram pengaman lebur lambat lebih mendekati diagram kabel, dibandingkan dengan
diagram pengaman lebur cepat.
Arus asut motor-motor listrik jauh lebih besar daripada arus nominalnya, tetapi
hanya berlangsung sebentar saja. Supaya pengaman leburnya tidak putus karena arus
asut, untuk pengamanan motor-motor listrik digunakan patron lebur lambat. Tetapi
penggunaan patron lambat ini harus dibatasi. Sebab kalau terjadi
hubungan singkat antara fasa dan badan motor, sehingga bagian-bagian logamnya
menjadi bertegangan, bahaya seniuhannya akan lebih besar, karena waktu pemutusannya
lebih lama.

Untuk memperoleh selektivitas yang tepat, sebaiknya diperiksa data' yang


diberikan oleh pabrik pembuat pengamannya. Pengaman-pengaman yang tidak berasal
dari satu pabrik, tidak bisa dicampur begitu saja.
Tabel yang diberikan dalam gambar 6.19 hanya berlaku untuk patron-patron
Hadin dengan nomor tipe dan diagram arus-waktu yang sama. Kalau dihubungkan seri
sesuai dengan tabel tersebut, dan terjadi hubungan singkat atau beban-lebih, patron-
patron ini akan saling selektif.
Dalam praktek, patron-patron D umumnya akan cukup selektif kalau digunakan
patron-patron yang arus nominalnya berbeda dua tingkat. Misalnya patron-patron 25 A
dan 16 A akan saling selektif.
Pengaman otomatis selalu ditempatkan paling dekat dengan alat pemakai yang
diamankan. Sebagai alat pengaman di depannya, biasanya digunakan sebuah patron
lebur. Untuk memutuskan arus yang besar dengan cepat, patron lebur umumnya lebih
baik daripada pengaman otomatis.
Arus nominal patron lebur yang dihubungkan di depan pengaman otomatis tidak
boleh terlalu besar. Kalau arus nominal patron leburnya terlalu besar, antara patron lebur
ini dan pengaman otomatisnya harus digunakan hantaran yang besar, tanpa guna.
Cara yang paling tepat untuk menentukan patron lebur yang harus digunakan
ialah dengan membandingkan diagram-diagram arus-waktu dari pengaman otoma9 tisnya
dan patron leburnya.
Garis L dalam gambar 6.20 ialah diagram arus-waktu termis dari pengaman
otomatis 10 A. Waktu pemutusannya ditentukan oleh waktu buka dari kontakkontaknya
dan oleh waktu busur api, yaitu waktu yang diperluk'an untuk memadamkan busur api
yang timbul pada saa.t pemutusan. Dalam gambar 6.20 juga digambar diagram-diagram
arus-waktu dari patron-patron lambat 10 A, 16 A dan 20 A.
Kalau dikehendaki selektivitas yang mutlak, harus digunakan patron lebur lambat
20 A. Diagram dari patron 16 A memotong sebagian kecil dari diagram arus-waktu
otomat. Kalau digunakan patron 16 A, dan terjadi arus hubung-singkat yang melebihi 50
A, maka besar kemungkinannya patronnya akan putus lebih dahulu sebelum otomatnya
membuka.
Kalau diagram-diagramnya saling berpotongan, tidak diperoleh selektivitas yang
bai k.
Selektivitasnya juga bisa terpengaruh kalau misalnya pengaman rangkaian
akhirnya putus dan diganti dengan yang baru, sedangkan pengaman utamanya masih
panas. Ada kemungkinan bahwa pengaman utamanya sekarang akan putus sebelum
pengaman rangkaian akhirnya, karena pengaman utamanya sudah panas, sedangkan
pengaman rangkaian akhirnya masih dingin. Juga karena adanya penyebaran dalam
waktu pemutusannya, pengaman utamanya bisa putus lebih dahulu.
Pengaman utamanya harus ditentukan berdasarkan kebutuhan maksimum untuk
seluruh instalasi.
6.8 Pengamanan terhadap hubungan sirlgkat dengan badan aparat
Kalau terjadi hubungan singkat antara salah satu fasa dan badan aparat atau motor
seperti dalam gambar 6.21, maka bagian-bagian yang dibuat dari logam akan mendapat
tegangan penuh terhadap tanah, sehingga dapat menimbulkan bahaya. Karena itu badan
aparat atau motor yang dibuat dari logam harus ditanahkan atau harus diambil tindakan-
tindakan pengamanan lain.

Kalau badan aparatnya ditanahkan, dan terjadi hubungan singkat antara fasa dan
badan, dapat timbul beberapa kemungkinan, misalnya:
a. Hubungan singkatnya sempurna, sehingga tahanan kontaknya nol. Jadi
tahanan rangkaian hubung-singkatnya ditentukan oleh tahanan
hantarannya dan tahanan pentanahannya. Kedua tahanan ini sangat rendah,
misalnya seluruhnya sama dengan 2 ohm. Kalau tegangan fasanya 220 V,
maka arus hubung-singkatnya akan sama dengan 110 A. Karena arus ini,
pengaman leburnya akan segera putus, sehingga badan aparatnya tidak
bertegangan lagi. '
b. Hubungan singkat antara fasa dan badan aparat tidak sempurna. Tahanan
kontaknya misalnya sama dengan 20 ohm. IKalau tahanan hantarannya
dan tahanan pentanahannya sekarang juga 2 ohm, maka tahanan rangkaian
seluruhnya,akan sama dengan 22 ohm, sehingga arusnya akan sama
dengan 10 A. Tegangan badan aparatnya terhadap tanah sekarang rendah
dan tidak membahayakan.
Akan tetapi panas yang ditimbulkan oleh arus hubung-singkat dalam
tahanan kontak cukup besar, yaitu sama dengan:

Panas ini bisa menimbulkan kebakaran. Karena itu konstruksi suatu aparat
harus sedemikian hingga tidak mungkin terjadi situasi seperti yang
digambarkan di atas, atau kalau juga terjadi, tidak sampai menimbulkan
bahaya.
c. Karena sebab-sebab tertentu, tahanan pentanahannya menjadi terlalu
tinggi, misalnya 21 ohm. Kalau tahanan rangkaian seluruhnya sekarang
misalnya 22 ohm, maka arusnya akan sama dengan 10 A. Jadi tegangan
pada tahanan pentanahannya akan sama dengan 10 x 21 = 210 V.
Tegangan ini berbahaya. Selain itu juga akan timbul banyak panas dalam
rangkaian pentanahannya.
Dalam jilid III akan dibahas cara-cara untuk mencegah timbulnyasituasi-situasi
yang membahayakan seperti yang digambarkan di atas.

Anda mungkin juga menyukai