PENGAMAN
6.1. Pengantar
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar menimbulkan panaas. Supaya suhu
penghantarnya tidak menjadi terlalu tinggi, arusnya harus dibatasi.
Untuk mengamankan hantaran dan aparatur digunakan pengaman lebur dan sakelar arus
maksimum. Alat-alat pengaman ini umumnya digunakan untuk:
Pengaman lebur harus memutuskan rangkaian yang diamankan kalau arusnya menjadi
terlalu besar. Bagian dari pengaman yang memutuskan rangkaian disebut patron lebur.
Untuk arus nominal 25 A atau kurang, menurut ayat 630 B15 harus digunakan patron
lebur jenis D. Patron jenis ini berupa patron ulir dan biasanya digunakan sampai dengan
63 A.
Selain patron ulir jugs dikenal patron-patron pilau.
Patron pilau jerlis yang terbuka sebaiknya tidak digunakan lagi (ayat 630 65 sub
c). Sebab jenis ini tidak tahan terhadap hubungan singkat. Kalau arus hubung-singkatnya
besar, ada kemungkinan percikan-percikan perak dari kawat leburnya akan beterbangan
dan menimbulkan ledakan.
Patron lebur yang putus harus diganti dengan yang baru dan tidak boleh
disambung lagi (ayat 630 B16). Hanya patron-patron yang memang dibuat untuk daoat
diperbaiki boleh dipakai lagi, setelah diperbaiki secara ahli.
Selain kawat lebur, dalam patron lebur juga terdapat kawat isyarat dari kawat
tahanan. Kawat isyarat ini dihubungkan paralel dengan kawat lebur. Karena tahanannya
besar, arus yang mengalir dalam kawat isyarat hanya kecil. Pada ujung kawat isyarat
terdapat sebuah piringan kecil berwarna yang berfungsi sebagai isyarat. Piringan isyarat
ini menekan sebuah pegas kepil.
Kalau kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyaratnya juga
akan segera putus. Karena itu piringan isyaratnya akan lepas, sehingga dapat diketahui
bahwa kawat leburnya telah putus.
Dalam patron lebur juga terdapat pasir. Pasir ini dimaksudkan untuk
memadamkan latu yang timbul kalau kawat leburnya putus. Dan juga untuk
meriingkatkan penyaluran panasnya.
Diameter luar dari ujung patron lebur berbeda-beda, tergantung pada arus
nominajnya. Makin tinggi arus nominalnya, makin besar diameter ujung patronnya.
Karena 'itu sebuah patron hanya dapat digunakan untuk pengepas patron yang arus
nominalnya sama (jadi warna kodenya sama) atau yang arus nominalnya lebih tinggi,
tetapi tidak ~ebaliknya (lihat qambar 6.4).
Warna kode yang digunakan untuk menandai patron lebur dan pengepas patron,
berasal dari warna-warna perangko Jerman; yaitu sebagai berikut:
6.3. Patron pisau
Is = 2
Faktor k disebut faktor kejut Dalam praktek nilai faktor ini tidak pernah melebihi
1,8.
c. Otoma t-G
Jenis otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk
arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk
penerangan, misalnya penerangan bangsal pabrik.
Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In - 11 In untuk arus bolak-balik,
atau pada 14 In untuk arus searah.
Kontak-kontak sakelarnya dan ruang.pemadam busur apinya memiliki konstruksi
khusus. Karena itu jenis otomat ini dapat memutuskan arus hubung-singkat yang besar,
yaitu hingga 1500 A.
Untuk bangunan-bangunan besar, misalnya bangunan flat, diperlukan hantaran
suplai utama sampai 35 MM 2 atau lebih. Arus hubung-singkat yang dapat timbul dalam
instal asi-instalasi ini dapat melebihi 2000 A. Arus yang demikian besar akan merusak
pengaman otomatisnya, sebelum arusnya dapat diputuskan. Elemen dwilogamnya akan
menjadi lebur atau kontak-kontaknya menjadi lengket, sehingga otomatnya tidak dapat
digunakan lagi.
Untuk mencegah kerusakan ini, di depan otomat dipasang sebuah patron lebur
yang tahan hubungan singkat. Patron lebur ini dinamakan pengaman pengawal, dan harus
sudah putus sebelum otomatnya menjadi rusak.
Tabel di bawah ini memuat beberapa data untuk menentukan patron lebur yang
harus digunakan sebagai pengaman pengawal.
Pengaman pengawalnya harus dipilih sedermikian hingga otomatnya tidak
menjadi rusak kalau terjadi hubungan singkat, dari patron leburnya tidak putus kalau
terjadi beban-lebih.
Kini ada pengaman-pengaman otomatis yang pada 220 V sepenuhnya tahan
hubungan singkat. Kemampuan pemutusannya ialah:
12000 A pada 220 V dengan cos = 0,6;
3000 A pada 380 V dengan cos = 0,7.
Kontak-kontak hubung otomat-otomat ini dibuat dan bahan yang tidak menjadi
lengket, walaupun arus hubung-singkatnya besar. Untuk otomat jenis tidak diperlukan
pengaman pengawal lagi.
Gambar 6.11 memperlihatkan penampang pengaman otomatis jenis ini.
Pengaman-pengaman ini dapat langsung dipasang di dalam kotak rangkaian akhir,
sebagai ganti rumah sekring lebur.
Sakelarnya memiliki pemutusan ganda. Tiap-tiap pasang kontak pemurusan
berada di dalam suatu ruang pemadam panjang dari bahan keramik khusus.
Kecepatan pemutusannya sangat besar. Karena suatu konstruksi khUSUs
dari mekanik pemutusan elektromagnetiknya, waktu antara terjadinya hubungan
singkat dan pemutusan, pendek sekali. Untuk arus hubung-singkat 12000 A, waktu
pemutusannya hanya 0,0003 sekon.
Pemutusan yang cepat ini dicapai dengan menggunakan sebuah elektromagnet
dengan angker pemukul, Angker ini tidak hanya memukul pena pemutus dari
mekaniknya, tetapi juga memukul langsung pada poros hubung dari kedua kontak yang
bergerak.
6.6. Diagram arus waktu
Waktu pemutusan kawat lebur suatu pengaman lebur harus memenuhi syarat-
syarat tertentu. Syarat-syarat ini perlu untuk melindungi hantarannya supaya suhunya
tidak menjadi terlalu tinggi.
Suhu penghantar maksimum yang diperbolehkan untuk kabel-kabel berisolasi
PVC ialah 70°C, kecuali untuk kabel-kabel tahan panas yang suhu penghantar
maksimumnya sama dengan 105°C.
Suhu penghantar maksimum untuk kabel-kabel berisolasi kertas (NKBA dan
sebagainya), ialah 80°C untuk tegangan 0,6 kV dan 3,5 kV. Untuk tegangantegangan
yang lebih tinggi, suhu penghantar maksimumnya lebih rendah.
Arus terus-menerus yang menyebabkan penghantarnya mencapai suhu maksimum
yang diperbolehkan, disebut kemampuan hantar arus•atau arus batas dari hantaran.
Sebagai suhu keliling normal diambil 30°C. Kalau suhu kelilingnya lebih tinggi,
kemampuan hantar arusnya menurun. Untuk kabel-kabel NYA, NYM dan sebagainya,
faktor-faktor koreksinya diberikan dalam tabel 4.4.
Daii tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kemampuan hantar arus NYA 2,5 mm2 sama
dengan 20 A kalau dipasang di dalam pipa instalasi, dan sama dengan 32 A kalau
dipasang di udara pada isolator. Ini disebabkan karena panas yang timbul dalam hantaran
dapat disalurkan lebih cepat kalau kabelnya dipasang di udara daripada kalau kabelnya
dipasang dalam pipa instalasi.
Kemampuan hantar arus NYA 25 mm2 yang dipasang dalam pipa instalasi dan di
udara, masing-masing sama dengan 83 A dan 129 A. Jadi tidak sama dengan
10x kemampuan hantar arus NYA 2,5 mm .
Kemampuan hantar arus kabel tanah yang ditanam dalam tanah lebih besar
daripada yang dipasang di udara. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kemampuan hantar
arus NYY 4 x 4 mm Z misalnya, sama dengan 41 A kalau ditanam dalam tanah, tetapi
hanya 34 A kalau dipasang di udara. Ini disebabkan karena pan.as yang timbul dapat
disalurkan lebih cepat kalau kabelnya berada di dalam tanah daripada kalau berada di
udara.
Dari tabel 4.6 atau 4.7 dan tabel 4.8 dapat dilihat, bahwa kemampuan hantar arus
kabel berurat tunggal lebih besar daripada yang berurat banyak. Makin banyak jumlah
uratnya, makin kecil kemampuan hantar arusnya. Ini disebabkan karena kabel berurat
banyak lebih cepat menjadi panas daripada kabel yang jumlah uratnya sedi kit.
Tabel-tabel 4.6 dan 4.7 berlaku Untuk satu kabel yang ditanam dalam tanah atau
dipasang di udara. Kalau beberapa kabel ditanam atau dipasang sejajar, kemampuan
hantar arusnya berkurang, seperti dapat dilihat dari tabel-tabel 4.11, 4.15 dan 4.16.
Kalau kabelnya ditanam dalam tanah yang kering, kemampuan_ hantar arusnya
juga berkurang. Sebab tanah yang kering memiliki tahanan panas jenis yang tinggi,
sehingga panasnya tidak dapat disalurkan dengan cepat.
Panas yang ditimbulkan oleh arus dalam kabel terutama berasal dari kerugian
I2 R dalam penghantarnya. Kalau arusnya konstan, suhu kabelnya mula-mula akan
meningkat dengan cepat, kemudian makin lambat. Akhirnya suhunya akan
mencapai suatu nilai yang dapat dianggap konstan. Dalam keadaan ini, panas
yang
dibangkitkan dalam kabel seimbang dengan panas yang disalurkan ke
sekelilingnya.
di mana:
6.7. Selektivitas
Yang dimaksud dengan selektivitas ialah: kalau dalam suattA instalasi terjadi
gangguan, maka hanya pengaman yang paling dekat dengan tempat gangguan itu saja
yang boleh putus.
Dalam gambar 6.17, g adalah pengaman utama dan p pengaman rangkaian akhir.
Kalau terjadi gangguan dalam rangkaian akhir ini, pengaman p harus putus, tetapi g harus
tetap utuh. Jadi bagian dari instalasi yang te,rganggu saja yang harus diputuskan.
Kalau diagram-diagram arus-waktunya seperti yang digambar dalam gambar 6.18,
hantarannya telah diamankan dengan baik. Dari gambar 6.18 ini'dapat dilihat, bahwa
diagram pengaman lebur lambat lebih mendekati diagram kabel, dibandingkan dengan
diagram pengaman lebur cepat.
Arus asut motor-motor listrik jauh lebih besar daripada arus nominalnya, tetapi
hanya berlangsung sebentar saja. Supaya pengaman leburnya tidak putus karena arus
asut, untuk pengamanan motor-motor listrik digunakan patron lebur lambat. Tetapi
penggunaan patron lambat ini harus dibatasi. Sebab kalau terjadi
hubungan singkat antara fasa dan badan motor, sehingga bagian-bagian logamnya
menjadi bertegangan, bahaya seniuhannya akan lebih besar, karena waktu pemutusannya
lebih lama.
Kalau badan aparatnya ditanahkan, dan terjadi hubungan singkat antara fasa dan
badan, dapat timbul beberapa kemungkinan, misalnya:
a. Hubungan singkatnya sempurna, sehingga tahanan kontaknya nol. Jadi
tahanan rangkaian hubung-singkatnya ditentukan oleh tahanan
hantarannya dan tahanan pentanahannya. Kedua tahanan ini sangat rendah,
misalnya seluruhnya sama dengan 2 ohm. Kalau tegangan fasanya 220 V,
maka arus hubung-singkatnya akan sama dengan 110 A. Karena arus ini,
pengaman leburnya akan segera putus, sehingga badan aparatnya tidak
bertegangan lagi. '
b. Hubungan singkat antara fasa dan badan aparat tidak sempurna. Tahanan
kontaknya misalnya sama dengan 20 ohm. IKalau tahanan hantarannya
dan tahanan pentanahannya sekarang juga 2 ohm, maka tahanan rangkaian
seluruhnya,akan sama dengan 22 ohm, sehingga arusnya akan sama
dengan 10 A. Tegangan badan aparatnya terhadap tanah sekarang rendah
dan tidak membahayakan.
Akan tetapi panas yang ditimbulkan oleh arus hubung-singkat dalam
tahanan kontak cukup besar, yaitu sama dengan:
Panas ini bisa menimbulkan kebakaran. Karena itu konstruksi suatu aparat
harus sedemikian hingga tidak mungkin terjadi situasi seperti yang
digambarkan di atas, atau kalau juga terjadi, tidak sampai menimbulkan
bahaya.
c. Karena sebab-sebab tertentu, tahanan pentanahannya menjadi terlalu
tinggi, misalnya 21 ohm. Kalau tahanan rangkaian seluruhnya sekarang
misalnya 22 ohm, maka arusnya akan sama dengan 10 A. Jadi tegangan
pada tahanan pentanahannya akan sama dengan 10 x 21 = 210 V.
Tegangan ini berbahaya. Selain itu juga akan timbul banyak panas dalam
rangkaian pentanahannya.
Dalam jilid III akan dibahas cara-cara untuk mencegah timbulnyasituasi-situasi
yang membahayakan seperti yang digambarkan di atas.