Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

HASIL CASE STUDY KASUS KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

DISUSUN OLEH :
Nama : Islami Birnata Sasmita
NIM : S20020
Dosen Pengampu : Ns. Rufaida Nur Fitriana, M.Kep

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
HASIL CASE STUDY KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

a. Diagnosa keperawatan :
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kekeliruan mengikuti anjuran dibuktikan
dengan menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah (D.0111)

b. Tujuan dan kriteria hasil serta intervensi keperawatan :

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Setelah dilakukan intervensi Edukasi Kesehatan (I.12383)
keperawatan selama 1x24 jam maka
Tingkat pengetahuan meningkat Observasi :
dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
1. Perilaku sesuai anjuran informasi
meningkat (5)
2. Persepsi yang keliru 2. Identifikasi factor factor
terhadap suatu masalah yang meningkatkan dan
menurun (5) menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan
sehat

Terapeutik :
1. Jadwalkan cek darah rutin
sesuai kesepakatan

2. Berikan kesempatan untuk


bertanya saat melakukan
edukasi

Edukasi :
1. Anjurkan factor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan

2. Anjurkan makan sayur, buah


dan rendah garam

3. Anjurkan rajin olahraga dan


tidak merokok

4. Anjurkan terapi tradisional


seperti akupuntur dalam
menurunkan tekanan darah
atau hipertensi
Kolaborasi :
1. Jelaskan factor resiko yang
dapat mempengaruhi
Kesehatan

2. Ajarkan perilaku hidup


bersih dan sehat
LAMPIRAN

Jurnal Abdimas Saintika e-ISSN : 2715-


4424 p-ISSN
Volume 3 Nomor 1 |
E

:2746-797X
https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
PENYULUHAN DAN EDUKASI TENTANG
PENYAKIT HIPERTENSI

Arniat Christiani Telaumbanua1*, Yanti Rahayu2


1,2
Program Studi D IV TLM, Stikes Syedza Saintika
*Email :arnidellaw@gmail.com

A
B
S
T
R
A
K
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah baik sitolik maupun diastolic. Hipertensi di
kenal dengan the heterogeneous group of disease dan the killer diasease. Hipertensi
merupakan factor risiko yang menyebabkan kematian dini, serta terjadinya gagal
jantung dan penyakit gangguan otak. Data WHO tahun 2015 menunjukkan sekitar
1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, yang berarti 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis hipertensi. Jumlah ini akan terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan
pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi, menurut
perkiraan ada 10,44 juta orang akan meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya di
setiap tahun. Factor usia, sosial dan ekonomi dapat terserang hitertensi. Dengan
bertambahnya usia, risiko hipertensi menjadi lebih besar, ini disebabkan adanya
perubahan strukur pada pembuluh darah besar sehingga lumen menjadi sempit dan
dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku dan tekanan darah sistolik meningkat.
Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberikan penyuluhan dan mengedukasi
masyarakat tentang penyakit hipertensi. Metode yang dilakukan dengan mengunjungi
serta memberikan edukasi di sertai diskusi kepada masyarakat dan melakukan
pemeriksaan tekanan darah. Pengabdian masyarat ini dilakukan pada tanggal 9, 10 13
dan 23 Januari 2021di kecamatan bungus teluk kabung. Dengan memberi penyuluhan
tentang penyakit hipertensi , memberi brosur untuk mengedukasi masyarakat serta
melakukan pemeriksaan tensi.
Kata Kunci: edukasi, penyuluhan , hipertensi

A
B
S
T
R
A
C
T
Hypertension is increasing and diastolic blood pressure both sitolik.Hypertension in
know the heterogeneous group of disease and the killer diasease.Hypertension is a
risk of causing, early death and the occurrence of heart failure. brain disorders and
diseasesThe who data years 2015 1,13 demonstrated about billion people around the
world bears, hypertension which means 1 3 people around the world from an
undiagnosed. hypertensionThis number will continue to increase annually, it is
estimated that in 2025 1,5 there will be billion people affected, hypertension and
according to estimates there are million who will 10,44 died of hypertension and
komplikasinya. in every yearOf, age social and economic hitertensi. can developWith
age, the risk of hypertension is greater, is due to the change strukur on the veins of
the large lumen become narrower in the walls of veins and become more rigid and.
increase systolic blood pressure. The purpose of this community devotion to provide
counseling and educate people about disease hypertension .A method that done by
visiting and give education in sertai discussion to the people and to check blood
pressure .Devotion masyarat is done on june 9 , 10 and 13 in 23 january 2021di
bungus kabung bay .To provide information about diseases hypertension , give
brochures to educate the people and have a tension .
Keywords: education , counseling , hypertension
I

Jurnal Abdimas Saintika e-ISSN : 2715-4424


p-ISSN :2746-797X
Volume 3 Nomor 1 |
E
https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
PENDAHULUAN diperkirakan pada tahun 2025 akan ada
Hipertensi adalah kenaikan tekanan
darah baik sitolik maupun diastolik
yang terbagi menjadi dua tipe yaitu
hipertensi esensial yang paling sering
terjadi dan hipertensi sekunder yang
disebabkan oleh penyakit renal atau
penyebab lain, sedangkan hipertensi
malignan merupakan hipertensi yang
berat, fulminan dan sering dijumpai
pada dua tipe hipertensi tersebut
(Kamila, 2017). Sedangkan menurut
Setiati (2015), hipertensi merupakan
tanda klinis ketidakseimbangan
hemodinamik suatu sistem
kardiovaskular, di mana penyebab
terjadinya disebabkan oleh beberapa
faktor/ multi faktor sehingga tidak bisa
terdiagnosis dengan hanya satu faktor
tunggal (Setiati, 2015). Menurut Price
(dalam Nurarif A.H., & Kusuma H.
2016), Hipertensi adalah sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin
besar resikonya.
Menurut American Heart
Association atau AHA dalam Kemenkes
(2018), hipertensi merupakan silent
killer dimana gejalanya sangat
bermacam-macam pada setiap individu
dan hampir sama dengan penyakit lain.
Gejala-gejala tersebut adalah sakit
kepala atau rasa berat ditengkuk.
Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah
lelah, penglihatan kabur, telinga
berdenging dan mimisan. Data WHO
tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13
miliar orang di dunia menyandang
hipertensi, yang berarti 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah ini
akan terus meningkat setiap tahunnya,
Jurnal Abdimas Sainti 6
1,5 miliar orang yang medikasi tertentu, dan penyebab
terkena hipertensi, dan lainnya. Hipertensi sekunder juga
menurut perkiraan ada bisa bersifat menjadi akut, yang
10,44 juta orang akan menandakan bahwa adanya
meninggal akibat hipertensi perubahan pada curah jantung
dan komplikasinya di setiap (Ignatavicius, Workman, & Rebar,
tahun. Hipertensi di kenal 2017)
dengan the heterogeneous
group of disease dan the Fakor Resiko Hipertensi
killer diasease. Menurut Fauzi (2014), jika saat ini
Menurut Smeltzer seseorang sedang perawatan penyakit
(2013), berdasarkan hipertensi dan pada saat diperiksa
penyebab terjadinya, tekanan darah seseorang tersebut dalam
hipertensi terbagi atas dua keadaan normal, hal itu tidak menutup
bagian, yaitu : kemungkinan tetap memiliki risiko
1. Hipertensi Primer besar mengalami hipertensi kembali.
(Esensial) Hipertensi
primer sering terjadi
pada populasi dewasa
antara 90% - 95%.
Hipertensi primer,
memiliki penyebab
diidentifikasi,
kemungkinan kondisi
ini bersifat
multifaktor. Hipertensi
primer tidak bisa
disembuhkan, akan
tetapi bisa dikontrol
dengan terapi yang
tepat. Dalam
hal ini,faktor
genetik mungkin
berperan penting
untuk pengembangan
primer dan bentuk
tekanan darah tinggi
yang cenderung
berkembang secara
bertahap selama
bertahun-tahun (Bell,
Twiggs, & Olin,
2015).
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder
memiliki ciri dengan
peningkatan tekanan
darah dan disertai
penyebab yang
spesifik, seperti
penyempitan arteri
renalis, kehamilan,
Jurnal Abdimas Sainti 7
I

Jurnal Abdimas Saintika e-ISSN : 2715-4424


p-ISSN :2746-797X
Volume 3 Nomor 1 |
https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
Lakukan terus kontrol dengan dokter menyebabkan tekanan darah
dan menjaga kesehatan agar tekanan meningkat.
darah tetap dalam keadaan terkontrol. d) Obesitas, Orang dengan berat badan
Hipertensi memiliki beberapa diatas 30% berat badan ideal,
faktor risiko, diantaranya yaitu : memiliki peluang lebih besar
1. Tidak dapat diubah: terkena hipertensi.
a) Keturunan, faktor ini tidak bisa e) Kurang olahraga, Kurang olahraga
diubah. Jika di dalam keluarga pada dan kurang gerak dapat
orangtua atau saudara memiliki menyebabkan tekanan darah
tekanan darah tinggi maka dugaan meningkat. Olahraga teratur dapat
hipertensi menjadi lebih besar. menurunkan tekanan darah tinggi
Statistik menunjukkan bahwa namun tidak dianjurkan olahraga
masalah tekanan darah tinggi lebih berat.
tinggi pada kembar identik f) Stress dan kondisi emosi yang tidak
dibandingkan kembar tidak identik. stabil seperti cemas, yang
Selain itu pada sebuah penelitian cenderung meningkatkan tekanan
menunjukkan bahwa ada bukti gen darah untuk sementara waktu. Jika
yang diturunkan untuk masalah stress telah berlalu maka tekanan
tekanan darah tinggi. darah akan kembali normal.
b) Usia, faktor ini tidak bisa diubah. g) Kebiasaan merokok, Nikotin dalam
Semakin bertambahnya usia rokok dapat merangsang pelepasan
semakin besar pula resiko untuk katekolamin, katekolamin yang
menderita tekanan darah tinggi. Hal meningkat dapat mengakibatkan
ini juga berhubungan dengan iritabilitas miokardial, peningkatan
regulasi hormon yang berbeda denyut jantung, serta menyebabkan
2. Dapat diubah: vasokonstriksi yang kemudian
a) Konsumsi garam, terlalu banyak meningkatkan tekanan darah.
garam (sodium) dapat h) Penggunaan kontrasepsi hormonal
menyebabkan tubuh menahan (estrogen) melalui mekanisme
cairan yang meningkatkan tekanan renin-aldosteronymediate volume
darah. expansion, Penghentian penggunan
b) Kolesterol, Kandungan lemak yang kontrasepsi hormonal, dapat
berlebihan dalam darah mengembalikan tekanan darah
menyebabkan timbunan kolesterol menjadi normal kembali.
pada dinding pembuluh darah,
sehingga pembuluh darah Walaupun hipertensi umum terjadi
menyempit, pada akhirnya akan pada orang dewasa, tapi anakanak juga
mengakibatkan tekanan darah berisiko terjadinya hipertensi. Untuk
menjadi tinggi. beberapa anak, hipertensi disebabkan
c) Kafein, Kandungan kafein terbukti oleh masalah pada jantung dan hati.
meningkatkan tekanan darah. Namun, bagi sebagian anak-anak bahwa
Setiap cangkir kopi mengandung kebiasaan gaya hidup yang buruk,
75-200 mg kafein, yang berpotensi seperti diet yang tidak sehat dan
meningkatkan tekanan darah 5-10 kurangnya olahraga, berkonstribusi
mmHg. Alkohol, alkohol dapat pada terjadinya hipertensi (Fauzi, 2014).
merusak jantung dan juga Komplikasi
pembuluh darah. Ini akan
Jurnal Abdimas Sainti 8
Menurut Anggraini Dewi,
(2019) komplikasi dari hipertensi
adalah :

Jurnal Abdimas Sainti 9


I

Jurnal Abdimas Saintika e-ISSN : 2715-4424


p-ISSN :2746-797X
Volume 3 Nomor 1 |
https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
1. Stoke kenaikan darah dengan cepat).
Stroke akibat dari pecahnya
pembuluh yang ada di dalam otak
atau akibat embolus yang terlepas
dari pembuluh nonotak. Stroke bisa
terjadi pada hipertensi kronis
apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan pembuluh
darah sehingga aliran darah pada
area tersebut berkurang. Arteri yang
mengalami aterosklerosis dapat
melemah dan meningkatkan
terbentuknya aneurisma.
2. Infark Miokardium

Infark miokardium terjadi saat


arteri koroner mengalami
arterosklerotik tidak pada
menyuplai cukup oksigen ke
miokardium apabila terbentuk
thrombus yang dapat menghambat
aliran darah melalui pembuluh
tersebut. Karena terjadi hipertensi
kronik dan hipertrofi ventrikel
maka kebutuhan okigen
miokardioum tidak dapat terpenuhi
dan dapat terjadi iskemia jantung
yang menyebabkan infark.
3. Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan
oleh tingginya tekanan pada
kapiler-kapiler glomerulus.
Rusaknya glomerulus membuat
darah mengalir ke unti fungsionla
ginjal, neuron terganggu, dan
berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Rusaknya glomerulus
menyebabkan protein keluar
melalui urine dan terjadilah tekanan
osmotic koloid plasma berkurang
sehingga terjadi edema pada
penderita hipertensi kronik.
4. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak)
terjadi pada hipertensi maligna
(hipertensi yang mengalami
Jurnal Abdimas Sainti 1
Tekanan yang tinggi dimulai.
disebabkan oleh Rekomendasi terkait gaya hidup
kelainan yang adalah sebagai berikut :
membuat peningkatan  Penurunan berat badan. Target
tekanan kapiler dan penurunan berat badan perlahan
mendorong cairan ke hingga mencapai berat badan ideal
dalam ruang dengan cara terapi nutrisi medis
intertisium diseluruh dan peningkatan aktivitas fisik
susunan saraf pusat. dengan latihan jasmani.
Akibatnya neuro-  Mengurangi asupan garam. Garam
neuro disekitarnya sering digunakan sebagai bumbu
terjadi koma dan masak serta terkandung dalam
kematian. makanan kaleng maupun makanan
Penatalaksanaan cepat saji. Diet tinggi garam akan
Penatalaksanaan
hipertensi meliputi terapi
non farmakologi dan
terapi farmakologi. Terapi
non farmakologi berupa
modifikasi gaya hidup
meliputi pola diet,
aktivitas fisik, larangan
merokok dan pembatasan
konsumsi alkohol. Terapi
farmakologis dapat
diberikan antihipertensi
tunggal maupun
kombinasi. Pemilihan obat
anti hipertensi dapat
didasari ada tidaknya
kondisi khusus (komorbid
maupun komplikasi).
Non Farmakologi
Terapi non
farmakologi untuk
penanganan hipertensi
berupa anjuran modifikasi
gaya hidup. Pola hidup
sehat dapat menurunkan
darah tinggi. Pemberian
terapi farmakologi dapat
ditunda pada pasien
hipertensi derajat 1
dengan risiko komplikasi
penyakit kardiovaskular
rendah. Jika dalam 4-6
bulan tekanan darah
belum mencapai target
atau terdapat faktor risiko
penyakit kardiovaskular
lainnya maka pemberian
medikamentosa sebaiknya
Jurnal Abdimas Sainti 1
I

Jurnal Abdimas Saintika e-ISSN : 2715-4424


p-ISSN :2746-797X
Volume 3 Nomor 1 |
https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
meningkatkan retensi cairan tubuh. dan keju, bumbu-bumbu tertentu
Asupan garam sebaiknya tidak (kecap asin, terasi, petis, garam,
melebihi 2 gr/ hari. saus tomat, saus sambal, tauco dan
 Diet. Diet DASH merupakan salah bumbu penyedap lainnya) serta
satu diet yang direkomendasikan. makanan yang mengandung
Diet ini pada intinya mengandung alkohol (durian, tape).
makanan kaya sayur dan buah, serta  Olah raga. Rekomendasi terkait
produk rendah lemak. Pemerintah olahraga yakni olahraga secara
merekomendasikan diet hipertensi teratur sebanyak 30 menit/hari,
berupa pembatasan pemakaian minimal 3 hari/ minggu.
garam dapur ½ sendok teh per hari  Mengurangi konsumsi
dan penggunaan bahan makanan alkohol.Pembatasan konsumsi
yang mengandung natrium seperti alkohol tidak lebih dari 2 gelas per
soda kue. Makanan yang dihindari hari pada pria atau 1 gelas per hari
yakni otak, ginjal, paru, jantung, pada wanita dapat menurunkan
daging kambing, makanan yang hipertensi.
diolah menggunakan garam
 Berhenti merokok. Merokok
natrium (crackers, kue, kerupuk,
termasuk faktor risiko penyakit
kripik dan makanan kering yang
kardiovaskular. Oleh karena itu
asin), makanan dan minuman
penderita hipertensi dianjurkan
dalam kaleng (sarden, sosis, kornet,
untuk berhenti merokok demi
buah-buahan dalam kaleng),
menurunkan risiko komplikasi
makanan yang diawetkan, mentega
penyakit kardiovaskular.

METODE
Metode dalam penyuluhan dan edukasi penyakit hipertensi dengan cara berikut
Tujuan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengedukasi
masyarakat tentang penyakit hipertensi

Isi kegiatan Melakukan penyuluhan, membagi brosur tentang penyakit


hipertensi dan melakukan pemeriksaan hipertensi

Sasaran Masyarakat kecamatan bungus teluk kabung dan penderita


hipertensi

Strategi Mengunjungi serta mengedukasi masyarakat melalui


penyuluhan dan pembagian brosur penyakit hipertensi yang
mengedukasi

HASIL DAN PEMBAHASAN hipertensi dan melakukan pemeriksaan


Pengabdian masyarakat di lakukan di
kecamatan bungus teluk kabung pada
tanggal 9, 10,13 dan 14 januari 2021.
Dimulai dengan melakukan penyuluhan ,
kemudian memberi edukasi secara
personal kepada masyarakat yang
Jurnal Abdimas Sainti 1
tensi . Memberikan
penjelasan apa penyebab
dari penyakit hipertensi.
Memberikan penjelasan
tentang gejala dan
komplikasi dari penyakit
hipertensi. Memberikan
penjelasan pola hidup sehat
bagi penderita . Memberikan
Saran untuk berobat rutin,
melakukan pemeriksaan
tekanan darah dan
pemeriksaan

Jurnal Abdimas Sainti 1


I

Jurnal Abdimas Saintika e-ISSN : 2715-4424


p-ISSN :2746-797X
Volume 3 Nomor 1 |
https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
laboratorium seperti darah rutin dan Imformasi Kementerian Kesehatan
cholesterol lengkap kepelayanan RI. Departemen Kesehatan Republik
kesehatan. Indonesia, Jakarta.
Fauzi, Isma. 2014. Buku Pintar Deteksi
Penyuluhan dan edukasi yang Dini Gejala, & Pengobatan Asam
dilakukan memberikan pemahaman Urat, Diabetes & Hipertensi.
tentang pengertian hipertensi, penyebab, Yogyakarta: Araska.
gejala dan komplikasi yang di sebabkan Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit
hipertensi. Masyarakat bisa membaca Tidak Menular. Yogyakarta :
kembali brosur yang sudah di bagikan Deepublish.
jika ada yang terlupakan. Dan bagi Ignatavicius, Workman, & Rebar. 2017.
penderita hipertensi melakukan Medical Surgical Nursing: Concepts
pemeriksaan tensi rutin dan menjalani For Interprofessional Collaborative
pengobatan. Care (9 th ed.). St. Louis : Elsevier,
Inc.
SIMPULAN Kamila, Mardiana. 2017. Efektifitas
Kegiatan ini berjalan dengan lancar Latihan Slow Deep Breathing Dan
dan masyarakat sangat antusias. Kegiatan Pemberian Aromaterapi Kenanga
ini sangat efektif meningkatkan (Cananga Odorata) Terhadap
pengetahuan masyarakat terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
penyakit hipertensi. Meningkatkan Penderita Hipertensi Di Puskesmas
kesadaran masyarakat untuk Karangdoro. Undergraduate thesis,
memperbaiki pola hidup dan kesadaran Universitas Muhammadiyah
pengecekan kesehatan secara rutin. Semarang
Berdasarkan hasil kegiatan ini di Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil
sarankan untuk melakukan penyeluhan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
dan edukasi tentang penyakit hipertensi Kemenkes RI. Diakses pada tanggal
secara berkala. 31 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/d
DAFTAR PUSTAKA ownload/pusdatin/profil-
Anggraini Dewi Harahap. 2019. kesehatanindonesia/ProfilyKesehata
Hubungan Pengetahuan Penderita n-Indonesia-tahun-2017.pdf
Hipertensi Tentang Hipertensi Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015.
dengan Kepatuhan Minum Obat APLIKASI Asuhan Keperawatan
Antihipertensi di Wilayah Kerja Berdasarkan Diagnosa Medis &
PUSKESMAS Kampa Tahun 2019. NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
Lembaga Penelitian Universitas MediAction.
Pahlawan Prodi S1 Setiati Siti, et al. 2015. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan.Vol : 3 No 2 tahun Penyakit Dalam . 6th rev. Jakarta :
2019. Internal Publishing Pusat Penerbitan
Bell, K, Twiggs, J, & R. Olin, B. 2015. Ilmu Penyakit Dalam. h. 2014 -1134
Hypertension: The Silent Killer Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2013. Buku
Update JNC-8 Guideline Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Recommendations. Alabama Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta :
Pharmacy Association. EGC
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. (2016). Pusat Data dan
Jurnal Abdimas Sainti 1
EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK DEGUNG SUNDA TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI
(Effectiveness of Music Therapy Degung Sunda on Decreasing Blood Pressure in Hypertension Patients)

Lia Mulyati1, Rany Muliany Sudirman1


1
STIKes Kuningan Garawangi

ABSTRAK
Hypertension is a degenerative disease that becomes an important health problem can cause various
complications for the sufferer of one of the stress factors that affect through through the activation of
hypotalamic-pituitary axis. Music therapy is one of the non-pharmacological techniques that has the effect
of relaxation, which can affect the hypothalamic-pituitary-and adrenal mechanisms. Degung sunda one of
the traditional musical instruments has a regular rhythm and rhythm that has a meditative impact. The
objective of the study was to identify the effectiveness of Sundanese music therapy on the decrease of blood
pressure in hypertensive patients in Pancalang sub-district, Kuningan Regency. Types of quasi
experimental research with nonequivalent control group design. Sampling by purposive sampling technique
50 people with paired t-test data analysis. The results of music therapy therapy degu sunda can lower
blood pressure, especially in systolic blood pressure (p value 0.02). There was a significant mean
difference between systolic blood pressure in the control group and the intervention and no significant
difference in mean diastolic blood pressure in the control group and intervention, Sundanese music therapy
can lower blood pressure, especially in systolic blood pressure. The need for improved preventive health
services in the form of counseling and health education with the provision of degener music intervention in
patients with hypertension.

Keywords: Sundanese Music Therapy, Blood Pressure

PENDAHULUAN

Sampai saat ini, hipertensi merupakan Berdasarkan data World Health Organization
masalah kesehatan yang cukup penting bagi (2012)1, penyakit
pelayanan kesehatan. Banyak individu yang kardiovaskuler membunuh 17,5 juta orang
menderita hipertensi namun tidak menyadari pada tahun 2012, dari jumlah tersebut, 7,4
bahwa penyakit tersebut perlu dilakukan juta orang meninggal karena penyakit jantung
penanganan secara serius dan banyak iskemik dan 6,7 juta karena stroke.
penderita hipertensi tidak menyadari akan Berdasarkan data Kementrian Kesehatan
bahaya yang ditimbulkan ketika penderita Republik Indonesia (2013)2 jumlah klien
tidak mampu mengontrol, oleh sebab itu, hipertensi di Indonesia mencapai 17-21%
hipertensi sering dijuluki silent killer karena dari jumlah penduduk di Indonesia yang
sering terjadi kematian yang tidak berjumlah 250 juta jiwa dan merupakan
menimbulkan gejala. penyebab kematian urutan ketiga setelah
Terdapat beberapa penyakit yang stroke dan tuberculosis, yaitu mencapai 6,7%
diakibatkan oleh hipertensi dan merupakan dari populasi kematian pada semua umur di
10 besar penyakit penyebab kematian di Indonesia. Di Jawa Barat ada 20% dari
dunia yaitu penyakit kardiovaskuler 4.497.175 jiwa yang menderita hipertensi3.
menempati urutan pertama setelah itu Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
penyakit stroke pada urutan kedua. Kabupaten Kuningan (2013)4

JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL


27. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 1

Jurnal Abdimas Sainti 1


jumlah klien hipertensi sebanyak 11.242 penurunan tekanan darah, vasodilatasi
jiwa dan angka hipertensi tertinggi berada pembuluh darah dan frekuensi pernafasan,
di wilayah kecamatan Pancalang dengan karena menurunnya kontraktilitas jantung
jumlah penderita 1.661 orang. dan resistensi pembuluh darah.
Dengan melihat besarnya angka Terapi musik berbasis budaya ini
kejadian dan komplikasi dari hipertensi dapat dijadikan sebagai salah satu
yang dapat berujung pada kematian, maka alternatif yang mudah dan murah serta
upaya untuk mengobati dan mengontrol diprediksi dapat dengan mudah diterima
kondisi hipertensi merupakan hal yang oleh kalangan masyarakat sunda sebagai
crusial. Terdapat berbagai macam upaya sarana managemen stress. Berdasarkan
yang dapat dilakukan untuk mengontrol uraian tersebut peneliti tertarik untuk
hipertensi yaitu secara farmakologi; mengetahui pengaruh terapi musik
dengan memberikan terapi antihipertensi tradisional degung sunda terhadap
dan nonfarmakologi; seperti perubahan penurunan tekanan darah pada klien
gaya hidup, melakukan manajemen stress hipertensi ringan di Kecamatan Pancalang
dll. Menurut Eka (2011, dalam Lestari, Kabupaten Kuningan.
2012)5, salah satu terapi non farmakologi
yang dapat dilakukan dengan mudah, BAHAN DAN METODE
murah dan tanpa efek samping adalah
terapi musik pada klien hipertensi. Penelitian ini merupakan
Di Indonesia musik yang penelitian quasi experiment dengan desain
mempunyai irama beraturan salah satunya non equivalent pretest-postest dengan
yaitu musik tradisional gamelan sunda. kelompok kontrol. Desain ini bertujuan
Menurut Astuti (2009)6 di Jawa Barat untuk melihat kemungkinan adanya
musik gamelan sunda atau biasa disebut hubungan sebab akibat yang muncul
musik degung sunda yang merupakan setelah diberikan perlakuan pada suatu
salah satu ciri khas dan merupakan variabel, kemudian hasil dari perlakuan
identitas masyarakat sunda. Gamelan dibandingkan dengan kelompok kontrol
sunda sering diperdengarkan terutama yaitu kelompok yang hanya diberikan
pada acara-acara seperti resepsi plasebo tanpa perlakuan. Desain penelitian
pernikahan, khitanan ataupun acara resmi ini menggunakan pengukuran dua kali
lainnya. Menurut Soepandi (1974, dalam yaitu sebelum dan sesudah intervensi.
Herawan, 2009)7 musikalitas dari gamelan Sampel dalam penelitian ini
degung sunda sangatlah lembut sehingga sebanyak 30 orang dengan pembagian 15
jika mendengarnya fikiran menjadi lebih orang kelompok perlakuan dan 15 orang
rileks. untuk kelompok kontrol. Sampel diambil
Terapi musik bertujuan untuk secara purposive dengan kriteria inklusi
menurunkan stress dan relaksasi. Secara sebagai berikut berusia 45- 50 tahun,
fisiologis efek dari relaksasi dapat penderita hipertensi ringan dengan tekanan
mempengaruhi mekanisme hipotalamik- sistolik 140 – 180 mmHg dan tekanan
pituitari-dan system adrenal. Ketika diastolik 80 – 105 mmHg, responden
diperdengarkan music dengan ritme memungkinkan dilakukan terapi music,
meditative, akan menstimulus terjadinya tidak menderita gangguan pendengaran,
penurunan corticotropin releasing tidak dalam program terapi medis ataupun
hormone (CRTH) di hipotalamus, kondisi terapi alternatif hipertensi, bersedia
tersebut menyebabkan penurunan juga menjadi responden sampai akhir perlakuan
adenocorticotropin hormone (ACTH) di intervensi
pituitary anterior sampai akhirnya terjadi Analisis univariat dilakukan
penurunan kortisol dalam darah. dengan menggunakan tendensi sentral dan
Penurunan kortisol berdampak pada untuk bivariate uji statistik yang digunakan

JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 2
adalah uji analisis komparatif (uji beda
mean) uji paired T test. Hasil analisis disajikan pada tabel 1-5
sebagai berikut;
HASIL

Tabel 1. Perbedaan Rata-Rata Sistolik dan Diastolik Tekanan darah Pada Kelompok Kontrol

Kel Rerata Simpang Minimum- Range


kontrol Deviasi maksimum
Sistolik Diastol Sistolik Diastol Sistolik Diastolik Sistolik Diastol
Pre 164.33 92.80 19.54 16.82 138 - 201 70 – 142 63 72
Post 166.20 93.20 19.28 11.67 134 - 194 79 – 117 60 38

Tabel 2. Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolic pada kelompok Kontrol
Kelompok Perbedaan Rerata Simpang deviasi P IK 95%
Kontrol
Sistolik -1.87 15.19 0.64 -10.28 – 6.55
Diastolik -0.4 13.22 0.91 -7.72 – 6.922

Tabel 3. Perbedaan Rata-Rata Sistolik dan Diastolik Tekanan darah Pada Kelompok
intervensi
Kelompok Rerata Simpang Deviasi Minimum- Range
kontrol maksimum
Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik
Pre 161.8 92.8 17.7 9.89 141 – 200 70 -105 59 35
Post 150.13 90.73 16.26 8.23 128 – 190 74 – 101 62 27

Tabel 4. Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolic pada kelompok Intervensi
Kelompok Intervensi Perbedaan Rerata Simpang Baku P IK 95%
Sistolik 11.67 7.23 0.000 7.66 – 15.68
Diastolik 2.07 3.51 0.039 0.12– 4.01

Tabel 5. Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolic pada kelompok Kontrol dan
Intervensi

Kelompok Intervensi Perbedaan Rerata Simpang Deviasi P IK 95%


Sistolik 16.07 6.51 0.02 2.73 – 29.41
Diastolik 2.47 3.68 0.51 -5.1 – 10.06

JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 3
PEMBAHASAN sehingga akan mengurangi stress dan
depresi yang dialami.
Berdasarkan hasil penelitian Rangsangan musik mampu
ditemukan bahwa hasil penilaian pre dan mengaktivasi system limbik yang
post tes tidak ada perbedaan yang berhubungan dengan emosi, saat system
signifikan tekanan darah baik sistolik limbik teraktivasi maka individu tersebut
maupun diastolic pada kelompok control menjadi rileks. Selain itu, alunan musik
dengan p value 0.91. sementara pada dapat menstimulasi tubuh untuk
kelompok intervensi ditemukan adanya memproduksi molekulnitric oxide (NO).
perbedaan yang signifikan pada tekanan Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh
sistolik maupun diastolic dengan p value darah yang dapat menurunkan tekanan
0.000 untuk tekanan sistolik dan p value darah11.
0.039 untuk tekanan diastolic. Hasil . Gelombang suara musik yang
analisis antara kelompok control dan dihantarkan ke otak berupa energi listrik
intervensi ditemukan terdapat perbedaan melalui jaringan syaraf, akan
rata – rata tekanan diastolic sebesar 16.07 membangkitkan gelombang otak yang
dengan nilai P 0.02, dan perbedaan rata- dibedakan atas frekuensi alfa, beta, tetha,
rata tekanan diastolic sebesar 2.47 dengan dan delta. Gelombang alfa membangkitkan
nilai p 0.51. relaksasi, relaksasi psikologis dapat
Sejalan dengan penelitian meta menyebabkan penurunan tekanan darah
analisis yang dilakuakan oleh Loomba et.al tinggi11. Musik dapat memiliki efek
(2012)8, yang menyatakan bahwa terdapat terapeutik pada pikiran dan tubuh manusia.
penurunan yang signifikan pada tekanan Efek suara tubuh dapat mempengaruhi
sistolik sebelum dan sesudah diberikan keseluruhan fisiologis dengan aktivitas
terapi musik (perbedaan rata-rata, −2.629, sekunder lebih dalam pada neokorteks dan
confidence interval (CI), −3.914 to −1.344, beruntun ke dalam sistem limbik,
P < 0.001) dan perbedaan signifikan pada hipotalamus, dan sistem saraf otonom.
tekanan diastolic (perbedaan rata-rata Saraf vestibulokoklear (saraf kranial
−3.422, CI, −5.032 to −1.812, P < 0.001). kedelapan) membawa impuls ke otak
Hasil penelitian lain yang sejalan kemudian dilanjutkan ke saraf vagus (saraf
adalah penelitian yang dilakukan oleh kranial kesepuluh) yang mengatur regulasi
Supriadi dkk (2015)9, yang menyatakan kecepatan jantung dan respirasi12.
bahwa terapi musik tradisional kecapi Sistem tubuh lain yang dipengaruhi
suling sunda efektif dalam penurunan musik adalah sistem neuroendokrin, yang
tekanan darah pada lansia di PSTW Budi bertanggungjawab dalam memelihara
Pertiwi Bandung. Hasil penelitiannya keseimbangan tubuh melalui sekresi
menunjukkan bahwa ada perbedaan hormon-hormon oleh zat kimia ke dalam
tekanan darah sistolik (p value 0,0001) dan darah. Pada saat musik didengarkan, sistem
diastolik (p value 0,001) sebelum dan neuroendokrin, membuat pengurangan
setelah diberikan terapi musik tradisional katekolamin seperti epinefrin dan
Kecapi suling Sunda. Penelitian lain yang norepinefrin, sehubungan dengan
dilakukan Supriadi (2015)10, tentang terapi penurunan katekolamin tersebut maka
Musik Instrumental Classic: Penurunan terjadi penurunan laju nadi dan tekanan
Tekanan Darah pada Pasien Stroke, darah.
menunjukan bahwa ada pengaruh terapi Bernatzy et. al (2011)13,
musik instrumental classic terhadap mengungkapkan bahwa mendengarkan
penurunan tekanan darah. Mendengarkan musik dapat secara efektif mengurangi
terapi musik classic merupakan pilihan kecemasan pra-operasi dan nyeri pasca
alternatif untuk mencapai keadaan relaks operasi. Musik berisikan ketukan dan
melodi yang menyenangkan sehingga dapat

JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 4
membantu individu yang ingin mencapai tekanan darah. Perubahan siklik pada
keadaan damai; Tujuannya adalah untuk ventilasi memiliki efek mekanis melalui
memudahkan ketidaknyamanan pasien dan perubahan tekanan intrathoracic, dan
menjaga serta meningkatkan kesehatan dengan demikian terjadi pada vena balik
tubuh dan pikiran. Musik terdiri dari nada, dan pada afterload di ventrikel kiri, yang
ritme, dan warna timbre atau tone. menyebabkan kenaikan dan penurunan
Berbagai jenis musik memiliki efek reguler. dalam tekanan darah melalui
berbeda pada stres. Mendengarkan musik perubahan volume stroke. Perubahan
klasik terasa lebih rileks sehingga lebih tekanan transmural pembuluh darah
cocok untuk terapi musik. intrathoracic dan ruang jantung
Terapi musik dengan jenis musik menyebabkan perubahan frekuensi
klasik dapat memberikan efek relaksasi pelepasan reseptor vaskular intrathoracic,
pada pendengarnya. Degung sunda yang pada gilirannya menyebabkan
merupakan salah satu musik tradisional perubahan refleks pada aktivitas simpatis
yang menyatukan suara gamelan sunda dan ketahanan perifer total.
dengan bonang dan suling yang dapat Perubahan gas darah memiliki
memberi kesan klasik dan damai. Ketika kontribusi langsung terhadap resistensi
mendengar suara musik ini, akan terbayang vaskular perifer dan efek refleks pada
suasana tenang pesawahan yang hijau dan sirkulasi jantung dan perifer melalui
kedamaian yang hakiki tentang suasana perubahan pada perangkat aktivitas
zaman dulu. Hal ini yang akan membuat kemoreseptor arterial. Akhirnya,
orang mengingat kembali kenangan- mekanisme saraf yang mempengaruhi
kenangan masa dulu yang tenang sehingga pembuluh jantung dan perifer termasuk
menimbulkan efek damai, tenang dan pengaruh yang berasal dari pusat
rileks. pernapasan dan pengaruh refleks yang
Saat mendengarkan musik degung berasal dari reseptor pereda
sunda, suara masuk ke telinga melewati kardiopulmoner dan baroreseptor arteri.
telinga bagian luar, bagian tengah dan Perlu ditekankan bahwa modulasi refleks
bagian dalam. Gelombang suara dari musik pernapasan yang diinduksi pernafasan dari
degung sunda ini dirubah menjadi impuls aktivitas simpatis dan resistensi perifer
listrik yang akan disampaikan ke otak sangat penting dipengaruhi oleh tingkat
melalui syaraf auditorius. Saat suara pernapasan [Eckberg dalam Akiyama
tersebut dipersepsikan maka tubuh akan 2010]. Mengurangi tingkat pernapasan dari
melakukan pelepasan katekolamin ke 15 sampai 10 atau bahkan 6 kali/menit
dalam pembuluh darah, sehingga menyiratkan peningkatan volume tidal,
konsentrasi katekolamin dalam plasma yang mengarah pada stimulasi reseptor
menjadi rendah. Hal ini membuat tubuh resistansi kardiopulmoner yang lebih besar,
mengalami relaksasi, denyut jantung yang pada gilirannya menentukan
berkurang dan tekanan darah menjadi pengurangan pengeluaran eferen simpatis
turun14. dan vasodilatasi16.
Parati et al (2002)15
mengungkapkan bahwa musik dapat SIMPULAN DAN SARAN
menginduksi perubahan penting pada
tingkat tekanan darah, dan mempengaruhi Simpulan
aktivitas mekanisme kontrol Terdapat perbedaan rata-rata yang
kardiovaskular. Ketika tubuh sudah signifikan antara tekanan darah sistolik
mengalami fase relaksasi iramapernafasan pada kelompok kontrol dan intervensi (p
lebih teratur dan melambat. Faktor value 0,02) dan tidak terdapat perbedaan
pernafasan merupakan salah satu factor rata-rata yang sinifikan antara tekanan
yang terlibat dalam menentukan efek darah diastolik pada kelompok kontrol dan

JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 5
intervensi (0,51) dengan kata lain terapi Tradisional Kecapi Suling Sunda
musik degung sunda dapat menurunkan terhadap Tekanan Darah pada Lansia
tekanan darah, terutama pada tekanan dengan Hipertensi. Jurnal Skolastik
darah sistolik. Keperawatan. Vol. 1, No.
10. Supriadi, Dedi, Evangeline Hutabarat,
Saran and Vera Monica. "Pengaruh Terapi
Perlunya peningkatan pelayanan kesehatan Musik Tradisional Kecapi Suling Sunda
preventif berupa penyuluhan dan Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
pendidikan kesehatan bagi masyarakat Dengan Hipertensi." Jurnal Skolastik
dalam upaya mencegah dan mengurangi Keperawatan 1.2 (2015): 29-35.
angka kejadian hipertensi di kecamatan 11. Gusti Ayu Putri (2012) musik dapat
Pancalang khususnya dan di Kabupaten menstimulasi tubuh untuk memproduksi
Kuningan pada umumnya dan molekulnitric oxide (NO).
merencanakan program pencegahan dan 12. Setyowati et al. (2017). Pengaruh Terapi
penanganan hipertensi di masyarakat Murottal Al-Quran terhadap Tekanan
dengan meningkatkan kualitas asuhan Darah Pasien Pre Operasi Katarak
keperawatan berbasis hasil penelitian dengan Hipertensi di Ruang Tulip
terkini, salah satunya dengan pemberian Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi
intervensi musik degung pada penderita Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan,
hipertensi. vol 5 (no 1).
13. Bernatzky, G., et al., Emotional
KEPUSTAKAAN foundations of music as a non-
pharmacological pain management tool
1. World Health Organization. Top ten in modern medicine. Neurosci.
causes of death. (2012). Artikel. diunduh Biobehav. Rev. (2011),
15 Februari 2015; doi:10.1016/j.neubiorev.2011.06.005
http.//www.who.in/medicentre/ 14. Sherwood. L. (2011). Fisiologi
factsheets/ fs310/ en/ indx2.html. Manusia. Jakarta: EGC
2. Kementrian Kesehatan (2013), Profil 15. Parati G, Glavina F, Ongaro G,
Kesehatan Indonesia Maronati A, Gavish B, Castiglioni P, et
3. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. al. (2002), Music-guided slow
(2013). breathing: acute effects on
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan. cardiovascular parameters and
(2013). baroreflex sensitivity in normal subjects.
5. Lestari. E. (2012). Konsep Omoiyan J Hypertens ; 20:S174.
Dalam Lagu Yukki No Hana. Skripsi. 16. Umeda, S., et al. "Combined therapy of
Jakarta: Universitas Bina Nusantara re-coarctation of the aorta and coronary
6. Astuti, Dewi. (2009) Lagu dan Alat heart disease." Kyobu geka. The
Musik Tradisional Provinsi Jawa Barat. Japanese journal of thoracic
Bandung: Sarana Panca Karya Nusa surgery 42.6 (1989): 463-465.
7. Herawan, D. (2002). Etnomusikologi,
Beberapa Permasalahan Dalam Musik
Sunda. Bandung; STSI Press.
8. Loomba, Rohit S., et al. "Effects of
music on systolic blood pressure,
diastolic blood pressure, and heart rate:
a meta-analysis." Indian heart
journal 64.3 (2012): 309-313.
9. Supriadi D, Hutabarat E, Monica Vera.
(2015). Pengaruh Terapi Musik

JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 6

Anda mungkin juga menyukai