Nim : 2020143165
1. Planning (Perencanaan)
Pada proses administrasi pendidikan, tahap awal nya yaitu Planning
(Perencanaan), pada tahap ini dilakukan oleh pihak internal sekolah atau bantuan dari
pihak lain yang ahli dan memiliki pengalaman sehingga mampu memprediksi
kejadian-kejadian yang akan terjadi dimasa depan, karena perencanaan selalu
berbicara tentang masa depan. Perencanaan dilakukan dengan cara menentukan
tujuan. Tujuan hendaknya menjadi solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang
terjadi. Dalam membuat tujuan hendaknya mendahulukan kebutuhan daripada
keinginan dan mempertimbangkan aspek pembiayaan, social, dan keluarga. Strategi
untuk mencapai tujuan dilakukan pada tahap ini dan hendaknya dilakukan analisis
SWOT terlebih dahulu agar mendapatkan pilihan yang tepat karena ada banyak
langkah dan strategi yang bisa dilakukan. Salah satu bagian dari penyusunan strategi
pada tahap perencanaan ini adalah menyusun struktur organisasi dengan berlandaskan
asas “right man on the right place” artinya menempatkan orang yang tepat pada posisi
yang tepat sesuai dengan bidang ilmu dan keahlian yang dimiliki. Output dari tahap
ini berupa aturan tertulis seperti program kerja, SOP, petunjuk pelaksanaan, Undang-
Undang, tata tertib, dan lain sebagainya. Output tersebut harus disahkan oleh
pemimpin dan mengikat semua anggota yang terkait, karena kalau tidak mengikat
maka kemungkinan besar rencana hanya tinggal rencana. Agar perencanaan yang
telah disusun dengan baik dapat berjalan dengan maksimal maka perlu dilakukan
pengawasan secara melekat agar pelaksanaannya sesuai dengan yang direncanakan,
dan pada akhirnya hasilnyapun sesuai dengan yang diharapkan.
2.Pelaksanaan (Actuating)
Yaitu direncanakan. Ketika pelaksanaan dilaksanakan sesuai rencana, fungsi
pengawasan tetap harus dilaksanakan agar dapat mengetahui adanya permasalahan
yang terjadi dan menyebabkan kerugian, karena situasi selalu saja bisa berubah-ubah
tanpa adanya perkiraan sebelumnya.
Perubahan situasi bisa saja menuntut perubahan rencana awal untuk menghindari
kerugian bila rencana awal tetap dilaksanakan. Agar pelaksanaan dapat berjalan baik
sesuai dengan rencana, dibutuhkan kematangan organisasi dari semua anggota. Pada
tahap ini masih memungkinkan untuk memberikan pembinaan terhadap guru dan
pelaku pendidikan lainnya.
3. Pengawasan
Secara sederhana pengawasan melekat adalah pengawasan yang bila menemukan
penyimpangan maka dapat segera diperbaiki, tidak terfokus pada pemberian reward
(penghargaan) dan punishment (hukuman) tapi terfokus pada perbaikan. Pada bidang
pendidikan, pengawasan sering disebut supervisi, supervisi yang dimaksudkan adalah
supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru. Berbeda
dengan evaluasi akhir seperti yang akan dijelaskan di bawah, pada tahap ini
pengawasan dilakukan oleh pihak internal, sedangkan evaluasi akhir yang akan
dijelaskan di bawah dilakukan oleh pihak eksternal. Kondisi atau situasi yang terjadi
di lapangan sangat dinamis, sehingga diperlukan pengawasan agar dapat mendeteksi
secara dini penyimpangan yang mungkin akan terjadi. Pengawasan pada tahap ini
tidak hanya dilakukan di waktu tertentu saja, namun dilakukan sejak awal
perencanaan.
4. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil pada tahap ini dilakukan oleh pihak eksternal, yaitu pengawas dari
tingkat kabupaten/kota atau provinsi. Pengawas akan mengevaluasi sebuah laporan
hasil tertulis dan
melakukan kunjungan ke sekolah untuk mengecek bukti dari laporan tertulis yang
diberikan. Evaluasi hasil pada tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data
tentang capaian keberhasilan tujuan dari kinerja yang telah dilakukan, lalu
membandingkan capaian tersebut dengan capaian yang direncanakan, kemudian
menganalisis hasil perbandingan kedua capaian tersebut, lalu hasil analisis capaian
digunakan sebagai rekomendasi perencanaan selanjutnya. Di tahap ini sekolah tidak
dapat lagi melakukan perbaikan terhadap temuan kesalahan telah terjadi, namun bisa
dijadikan pengalaman untuk perbaikan selanjutnya agar tidak melakukan hal yang
sama. Tindak lanjut dari hasil evaluasi akhir ini berupa pemberian reward bagi
sekolah yang memiliki kinerja baik, pemberian punishment bagi sekolah yang
melakukan banyak pelanggaran.Bila ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
prosedur, maka laporan yang dibuat tersebut harus segera diperbaiki agar sesuai
dengan prosedur.