Sejak berlakunya COP pada tahun 1994, telah dilaksanakan sebanyak 27 pertemuan hingga tahun

2022. COP (Conference of the Parties) ke-27 atau disebut juga COP 27 dilaksanakan pada 6 – 20
November 2022 yang lalu dan berlokasi di Sharm el-Sheikh, Mesir. COP 27 menjadi kesempatan bagi
para pemimpin dunia untuk bertemu dan menunjukkan solidaritas untuk kemudian mengambil
tindakan bersama menghadapi ancaman bersama dari perubahan iklim.

Pada konferensi tersebut, terdapat 3 area pembahasan diskusi yang cukup alot, yaitu mengenai
penghimpunan dana adaptasi krisis iklim, pembentukan penghimpunan dana kerugian dan kerusakan
akibat bencana iklim (loss and damage), serta penyetopan seluruh pemakaian energi fosil pada 2030.

Hasil pembahasan COP 27 secara terperinci dapat ditemukan pada publikasi oleh Global CCS
Institute6 pada publikasinya yang berjudul “a Series on the Role of Ccs at Cop 27, Part 2 COP 27
Outcomes”.

Berikut ini beberapa ringkasan hasil COP27:

1. Dana kerugian dan kerusakan (loss and damage)

Latar Belakang: Loss and damage terutama pada nilai ekonomi dan sosial, menimpa negara-negara
kecil dan berkembang yang memproduksi emisi karbon sangat kecil sebagai penyebab krisis iklim.
Karena itu, COP27 meyakini negara kaya harus bertanggung jawab dengan kerusakan dan kerugian
tersebut.

Tindak Lanjut: Sebagai Langkah awal, PBB membentuk “komite transisi” yang akan membuat
rekomendasi tentang cara mengoperasionalkan pengaturan pendanaan baru dan dana di COP28 tahun
2023. Pertemuan pertama komite transisi berlangsung sebelum akhir Maret 2023. Selanjutnya,
disepakati pula pengaturan kelembagaan untuk mengoperasionalkan Santiago Network for Loss and
Damage, untuk mengkatalisasi bantuan teknis bagi negara-negara berkembang yang sangat rentan
terhadap dampak buruk krisis iklim.

2. Dana adaptasi iklim

Latar Belakang: Terdapat banyak komunitas negara yang rentan untuk beradaptasi dengan
perubahan iklim sehingga COP 27 meyakini ketahanan bagi orang-orang yang tinggal di komunitas
yang paling rentan iklim pada 2030 harus ditingkatkan.
Tindak Lanjut: Negara-negara menyepakati cara menuju Tujuan Global untuk Adaptasi, yang akan
berakhir di COP28 dan menginformasikan Global Stocktake pertama. Selain itu, ada kesepakatan baru
bahwa Amerika akan menyumbang US$ 230 juta untuk Dana Adaptasi. Ikrar ini akan membantu lebih
banyak melalui solusi adaptasi yang nyata. Komite Tetap Perubahan Iklim PBB tentang Keuangan
juga diminta untuk menyiapkan laporan tentang menggandakan pembiayaan adaptasi untuk
dipertimbangkan pada COP28 di Uni Emirat Arab.

3. Ekonomi rendah karbon

Latar Belakang: Efek dari perubahan iklim yang berakibat pada global warming akibat emisi karbon
(Green House Gases) harus segera dikurangi. Hal ini menandakan terdapat kebutuhan mendesak
untuk segera mengimplementasikan semua solusi untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk
teknologi CCS, untuk diintegrasikan dalam konteks yang lebih luas dari Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs). COP 27 mengakui bahwa untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 °C,
diperlukan pengurangan emisi gas rumah kaca global secara cepat, mendalam, dan berkelanjutan
sebesar 43 persen pada tahun 2030.

Tindak Lanjut: Penyaluran dana yang membutuhkan investasi minimal US$ 4-6 triliun per tahun
menuju ekonomi rendah karbon sebagai implementasi dari hasil konferensi Sharm el-Sheikh. Dalam
hal ini, dibutuhkan transformasi sistem keuangan serta struktur dan prosesnya yang cepat dan
komprehensif, melibatkan pemerintah, bank sentral, bank komersial, investor institusional, dan pelaku
keuangan lainnya.

Berikut ini akan dibahas beberapa kesepakatan yang dihasilkan COP27 Mesir:

A. Mitigasi

- Pengurangan emisi gas rumah kaca global yang cepat, mendalam, dan berkelanjutan sebesar
43% pada 2030 relatif terhadap tingkat tahun 2019 untuk membatasi pemanasan global di
bawah 1,5°C.

- Program kerja Mitigasi Sharm el-Sheikh untuk meningkatkan ambisi dan implementasi
mitigasi.

B. Adaptasi
 - Program kerja Glasgow–Sharm el-Sheikh tentang tujuan adaptasi global berkembang dengan
kesimpulan yang akan terjadi di COP28.

- Para Pihak lebih mengintegrasikan air ke dalam upaya adaptasi untuk meningkatkan
perlindungan, konservasi dan pemulihan ketahanan pangan, pertanian, air dan ekosistem
terkait air, termasuk lembah sungai, akuifer dan danau.

C. Keuangan

- Bank-bank pembangunan multilateral harus meningkatkan penyebaran pembiayaan iklim tiga

kali lipat hingga 2025. Ini termasuk mengerahkan rangkaian lengkap instrumen dari hibah
hingga jaminan dan instrumen non-utang, tanpa menambah beban utang.

Komitmen COP27

COP27 menjadi batu loncatan untuk mitigasi krisis iklim yang terlihat dari janji kerja sama global
sebelum tenggat puncak krisis iklim tercapai pada 2030. Janji kerja sama ini digambarkan dalam
komitmen-komitmen yang dibuat negara-negara yang mengikuti konferensi COP27 ini.

Beberapa contoh diantaranya:

 Amerika Serikat akan menyumbang US$150 juta “sebagai uang muka” prakarsa membantu
Afrika beradaptasi dengan perubahan iklim.
 Mesir menandatangani kemitraan program Nexus of Water-Food-Energy (NWFE) untuk
mendukung implementasi inisiatif iklim dengan investasi senilai USD $15 miliar, termasuk
proyek energi senilai US$10 miliar dan delapan proyek ketahanan pangan, pertanian, irigasi,
dan air.
 Uni Eropa dan empat negara anggotanya akan menyediakan lebih dari 1 miliar euro untuk
adaptasi iklim di Afrika.

Komitmen-komitmen ini diharapkan dapat menjadi pintu gerbang keberhasilan untuk mencapai
perbaikan lingkungan hidup yang hanya dapat dilakukan jika seluruh pihak mau bekerja sama untuk
mencapai tujuan tersebut. COP 27 telah membuktikan bahwa keinginan untuk mencapai lingkungan
hidup yang lebih baik merupakan keinginan semua pihak. Sebagai salah satu langkah menuju tujuan
tersebut, COP 27 merupakan langkah yang sangat krusial sebagaimana upaya-upaya mitigasi lainnya
dalam mencapai keinginan tersebut. Perubahan seketika memang merupakan suatu hal yang mustahil.
Akan tetapi perubahan perlahan ke arah yang lebih baik dengan stabil merupahan hal yang tidak akan
mustahil jika dilakukan bersama.