u Dalam kasus aliran sesat berdasarkan penelitian APA (American Psychiatric Association)
melakukan penelitian pada sejumlah New Religion Movement (NRM) yaitu aliran-aliran spiritual
baru yang bermunculan. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat unsur-unsur
psikopatologi dari para pemimpin-pemimpin dan penganutnya. Ditemukan gejala-gejala
gangguan mental, seperti halusinasi, delirium, atau waham.
u Penelitian selama 3 tahun menyimpulkan bahwa dua dasawarsa terakhir puluhan juta orang
terlibat dalam gerakan pemujaan/sempalan, cults, syetan. Uniknya lagi sebagian besar dari
pengikut tersebut adalah para remaja dan pemuda.
u Sedangkan mengapa aliran tersebut bermunculan dan diikuti banyak orang, sebagai reaksi atas
kehidupan kapitalisme yang menghilangkan kehidupan spiritual. Jadi kebutuhan spiritual yang
meningkat di tengah kebebasan ekspresi keyakinan dan adanya hak asasi manusia
menyebabkan kemunculan aliran aneh-aneh tidak dapat dicegah di Amerika. Bahkan sampai
pada bentuk yang tidak masuk akal, seperti, sek bebas-telanjang masal, hiper-poligami masal,
dan bunuh diri masal. Contohnya People’s Temple muncul di Guyana pada 1978, pimpinan Jim
Jones, yang berhasil mengajak 900 pengikutnya melakukan bunuh diri massal dengan menegak
sianida; Children of God, Unification Church; Begitu pula pada 1997, menyeruak kasus
Heaven’s Gate dan melakukan tindakan sarupa.
CULT and NEW RELIGION MOVEMENT, A Report of tje American Psychiatric Association, from the Committee on Psychiatry ad Religion dalam
Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jogjakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, Cet III, 1997, h.14
DELUSI
u Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta
menjadi orang penting. Seperti menjadi Nabi, Rasul, Wali, Malaikat bahkan Tuhan.
u Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan
pikiran dan tindakannya.
u Waham Tak Berdaya (delusion of passivity), adalah keyakinan bahwa dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar sehingga fisik, pikiran, tindakan dan indra khusus di”bajak” oleh kekuatan dari luar.
u Delusion of perception, adalah pengalaman indrawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya
bersifat mistis atau diyakini sebagai mukjizat.
u Halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah
khayalan. Baik bersifat auditorik (suara) maupun visuatorik (penglihatan). Seperti mendengar suara gaib dan suara
malaikat
u Mimpi Aneh, salah satu yang seringkali muncul pada penderita waham adalah mimpi. Melalui mimpi mereka melihat
sesuatu sebagai realita yang luar biasa.
u Shared Delution : Gangguan delusi bersama terjadi ketika keyakinan delusi yang dipegang oleh satu orang ("primer")
menjadi dimiliki oleh satu sama lain ("sekunder") atau beberapa orang lain yang terkait dengan orang itu. Dalam
kebanyakan kasus, orang kedua bergantung pada, atau memiliki hubungan pasif dengan, orang yang paling
terpengaruh
LATAR BELAKANG PENGANUT
S. Namini & S. Murken Self-chosen involvement in new religious movements (NRMs): well-being and mental health from a longitudinal perspective,
Mental Health, Religion & Culture,
u Karakteristik yang menentukan dari banyak heresi adalah bahwa anggota
mematuhi seperangkat keyakinan dan ajaran, apakah ditulis atau
didukung oleh para pemimpin, yang mungkin tampak tidak biasa atau
bahkan aneh bagi mereka yang bukan termasuk dalam anggota aliran
u Dalam artikel tentang gangguan psikotik bersama dan tanggung jawab
kriminal, Joshi et al.4 menyatakan bahwa beberapa kultus mungkin
sebagai shared psikotil disorder
u Dalam DSM IV dimasukkan sebagai shared psikotik disorder, namun pada
edisi revisi DSMV diagnosis gangguan delusi menunjukkan bahwa
"budaya individu” dan latar belakang agama harus diperhitungkan dalam
mengevaluasi kemungkinan adanya gangguan delusi”
Holoyda. B, N. William , Between Belief and Delusion: Cult Members and the Insanity Plea : Journal Am Acad Psychiatry Law 44:53– 62, 2016
u Masalah Diagnostik Terkait Budaya
“Latar belakang budaya dan agama seseorang harus diperhitungkan dalam
mengevaluasi kemungkinan adanya gangguan delusi; pada kenyataannya,
beberapa kepercayaan tradisional yang tidak dikenal oleh budaya Barat
mungkin salah dicap sebagai delusi, sehingga konteksnya harus dinilai secara
hati-hati. Sifat dan isi delusi juga bervariasi di antara kelompok budaya yang
berbeda”(DSM V)
Terima kasih