Anda di halaman 1dari 16

FENOMENA NABI PALSU

dan ALIRAN SESAT


DEFENISI

u Ajaran sesat atau Aliran sesat, New Religion


Movement, Heresi menurut Oxford English Dictionary, adalah "pandangan
atau doktrin teologis atau keagamaan yang dianggap berlawanan atau
bertentangan dengan keyakinan, atau sistem keagamaan manapun, yang
dianggap ortodoks atau ajaran yang benar. Dalam pengertian ini, ajaran sesat
adalah pandangan atau doktrin dalam filsafat, politik, ilmu, seni, dll., yang
berbeda dengan apa yang umumnya diakui sebagai yang berwibawa.
BEBERAPA FENOMENA DI INDONESIA

u Lia Aminuddin (lia eden)


u Berpakaian putih dan bermahkotakan rangkaian bunga, Lia Aminuddin
mendeklarasikan dirinya sebagai nabi dan Rosul sekaligus Imam Mahdi. Peristiwa
goib yang menimpanya membuat perangkai bunga ini mampu menarik ratusan
pengikut untuk masuk menjadi penganut Eden.
u janda berumur 67 tahun ini juga mengklaim bisa meramalkan kiamat, alhasil
mulai dari cendikiawan, seniman dan artis terpikat oleh sabda Lia Eden. Namun
kedigdayaan nabi palsu ini runtuh saat Mahkamah Agung memutus Lia dengan 3
tahun penjara pada 2007 lalu. Sedikit demi sedikit pengikut sang nabi berkurang
sampai saat ini hanya mencapai belasan orang.
u Bahkan kegiatan istana tuhan yang merupakan kediaman Lia Eden di Senen pun
sepi. Seorang pengikutnya mengatakan nabi palsu tengah beristirahat dan belum
diperintahkan tuhan lagi untuk berdakwah.
u Dedi Mulyana (Eyang Ended)
u Nabi palsu Dedi Mulyana yang berasal dari Banten adalah nabi berperilaku
bejat. Mengaku memperoleh wangsit dari musyawarahnya dengan jin di
laut, nabi yang juga berprofesi sebagai dukun ini menyatakan kenabiannya.
u Selama dua tahun Eyang Ended merekrut pengikutnya dengan prasyarat
menyetor uang senilai 5 juta rupiah. Parahnya lagi, nabi ini mampu menipu
30 perempuan untuk melakukan ritual keagamaan dengan jalan
berhubungan intim.
u Perkosaan inilah yang membawa Eyang Ended 'pensiun' jadi nabi
palsu. Polisi langsung membekuk Eyang Ended di tempat
persembunyiannya di Lampung pada Juni 2005 silam.
u Ahmad Musaddeq alias Abdul Salam
u Di tahun 2006, sosok Ahmad Musaddeq tenar di penjuru negeri dengan predikat
nabi palsu. Betapa tidak, saat itu Mussadeq menafsirkan kitab suci dengan cara
sendiri dan tidak mewajibkan umatnya solat, puasa dan ibadah wajibnya.
u Seperti nabi-nabi palsu lainnya, Musadeq mendapatkan wangsit setelah selama 40
hari 40 malam bertapa di gunung Bunder, Bogor. Dinilai semakin meresahkan,
Musadeq pun diamankan polisi hingga akhirnya bertobat.
u Ashriyanti Samuda
u Di usianya yang masih muda, Ashriyanti Samuda (30) sudah percaya diri
mengatakan bahwa dirinya adalah nabi. Untuk merekrut pengikut, warga
Kepulauan Sula, Maluku ini menerbitkan buku yang dicetaknya sendiri
kemudian disebarkan kepada masyarakat setempat.
u selain menjadi nabi Ashriyanti pun berniat menyampaikan sabdanya pada
Presiden 2014 nanti, lewat bukunya yang berjudul Pemimpin yang Diutus
Cahaya dari Indonesia Timur for Presiden RI 2014. Buku ilegal ini sampai ke
MUI Maluku Utara, dengan cepat MUI setempat langsung mengadakan
dialog dan pendekatan ke nabi palsu
u Sutarmin dari Gunung Lawu
u Memasuki tahun 2013, sosok nabi palsu kembali muncul di lereng Gunung Lawu.
Si nabi yang diketahui bernama Sutarmin adalah seorang guru agama yang
meneruskan ajaran pendahulunya Rochmad.
u Polres Karanganyar, langsung bergerak mengendus adanya aliran sesat yang
diajarkan nabi palsu di lereng Gunung Lawu. Namun, hingga kini polisi belum
mengungkap identitas dan lokasi nabi palsu tersebut.
u Menurut penuturan MUI Karanganyar, Rochmad sendiri dan pengikutnya
memang menyimpang dari ajaran Islam, yakni mengganti nama Nabi
Muhammad dalam syahadat dengan nama Rochmad. Perbedaan lainnya adalah,
pada salat wajib dan salat dhuha. Ajaran Rochmad disebarkan secara? tertutup,
hanya khusus kepada anggota pengajiannya saja.
u Sensen Komara
u Akhir tahun 2018 lalu, sosok Sensen Komara dari Jawa Barat ramai diperbincangkan setelah
mengaku mendapat wahyu dari Tuhan lewat mimpinya. Ia diperkirakan punya 4 ribu pengikut.
u Sebagai bagian dari ajarannya, ia mengubah syahadat dengan mengganti nama Nabi
Muhammad sebagai Rasul Allah dengan namanya sendiri.
u Ia dijerat pasal penistaan agama setelah ajarannya dianggap menyesatkan oleh Majelis Ulama
Indonesia, namun kemudian pengadilan memutuskan untuk tidak menjatuhkan hukuman
agama dan mengirimnya ke rumah sakit jiwa untuk mengikuti program rehabilitasi kejiwaan.
u Namun karena kurangnya dana untuk program rehabilitasi tersebut, ia dilaporkan sejumlah
media dikembalikan ke kampungnya dan melanjutkan ajarannya.
u Ahmad Musadeq
u mengaku sebagai nabi baru sekaligus pendiri Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
u Gerakan ini kemudian dianggap sebagai aliran baru Islam dengan jumlah pengikut lebih
dari 55.000 orang dan menjadikannya sebagai salah satu nabi paling populer di
Indonesia.
u Gafatar masuk dalam organisasi terlarang dan anggotanya menjadi "korban intoleransi,
diskriminasi, dan kejahatan terhadap kelompok agama minoritas yang memburuk di
Indonesia", menurut Human Rights Watch.
TINJAUAN TEORI

u Dalam kasus aliran sesat berdasarkan penelitian APA (American Psychiatric Association)
melakukan penelitian pada sejumlah New Religion Movement (NRM) yaitu aliran-aliran spiritual
baru yang bermunculan. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat unsur-unsur
psikopatologi dari para pemimpin-pemimpin dan penganutnya. Ditemukan gejala-gejala
gangguan mental, seperti halusinasi, delirium, atau waham.
u Penelitian selama 3 tahun menyimpulkan bahwa dua dasawarsa terakhir puluhan juta orang
terlibat dalam gerakan pemujaan/sempalan, cults, syetan. Uniknya lagi sebagian besar dari
pengikut tersebut adalah para remaja dan pemuda.
u Sedangkan mengapa aliran tersebut bermunculan dan diikuti banyak orang, sebagai reaksi atas
kehidupan kapitalisme yang menghilangkan kehidupan spiritual. Jadi kebutuhan spiritual yang
meningkat di tengah kebebasan ekspresi keyakinan dan adanya hak asasi manusia
menyebabkan kemunculan aliran aneh-aneh tidak dapat dicegah di Amerika. Bahkan sampai
pada bentuk yang tidak masuk akal, seperti, sek bebas-telanjang masal, hiper-poligami masal,
dan bunuh diri masal. Contohnya People’s Temple muncul di Guyana pada 1978, pimpinan Jim
Jones, yang berhasil mengajak 900 pengikutnya melakukan bunuh diri massal dengan menegak
sianida; Children of God, Unification Church; Begitu pula pada 1997, menyeruak kasus
Heaven’s Gate dan melakukan tindakan sarupa.

CULT and NEW RELIGION MOVEMENT, A Report of tje American Psychiatric Association, from the Committee on Psychiatry ad Religion dalam
Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jogjakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, Cet III, 1997, h.14
DELUSI

u Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta
menjadi orang penting. Seperti menjadi Nabi, Rasul, Wali, Malaikat bahkan Tuhan.
u Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan
pikiran dan tindakannya.
u Waham Tak Berdaya (delusion of passivity), adalah keyakinan bahwa dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar sehingga fisik, pikiran, tindakan dan indra khusus di”bajak” oleh kekuatan dari luar.
u Delusion of perception, adalah pengalaman indrawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya
bersifat mistis atau diyakini sebagai mukjizat.
u Halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah
khayalan. Baik bersifat auditorik (suara) maupun visuatorik (penglihatan). Seperti mendengar suara gaib dan suara
malaikat
u Mimpi Aneh, salah satu yang seringkali muncul pada penderita waham adalah mimpi. Melalui mimpi mereka melihat
sesuatu sebagai realita yang luar biasa.
u Shared Delution : Gangguan delusi bersama terjadi ketika keyakinan delusi yang dipegang oleh satu orang ("primer")
menjadi dimiliki oleh satu sama lain ("sekunder") atau beberapa orang lain yang terkait dengan orang itu. Dalam
kebanyakan kasus, orang kedua bergantung pada, atau memiliki hubungan pasif dengan, orang yang paling
terpengaruh
LATAR BELAKANG PENGANUT

u Laporan retrospektif, seperti masalah emosional dan frustrasi, ketidakpuasan dengan


kehidupan, situasi kehidupan yang sulit atau kurangnya hubungan yang memuaskan sebelum
bergabung telah ditemukan untuk berbagai kelompok dan konteks (misalnya, dalam studi
tentang petobat ke Gereja Unifikasi atau Gereja Pantekosta di Belanda [Kox, Meeus, & 't Hart,
1991]
u Penelitian yang dilakukan dalam konteks Komisi Pemerintah Jerman tentang "Yang Disebut
Sekte dan Psikogrup" menunjukkan bahwa dalam biografi banyak anggota atau mantan
anggota, konflik (beberapa alam bawah sadar) dan tema kehidupan dapat diidentifikasi yang
dicari oleh anggota.
u Dalam sebuah penelitian Belgia baru-baru ini, Buxant, Saroglou Dalam studi mereka terhadap
anggota beberapa NRM di Belgia, penulis menemukan ''kerentanan'' kognitif, afektif dan
relasional – yaitu, ketidakamanan yang tinggi dalam keterikatan masa kanak-kanak dengan
orang tua, kebutuhan (saat ini) yang tinggi untuk penutupan dan kecenderungan depresi
sebelum bergabung dengan kelompok.

S. Namini & S. Murken Self-chosen involvement in new religious movements (NRMs): well-being and mental health from a longitudinal perspective,
Mental Health, Religion & Culture,
u Karakteristik yang menentukan dari banyak heresi adalah bahwa anggota
mematuhi seperangkat keyakinan dan ajaran, apakah ditulis atau
didukung oleh para pemimpin, yang mungkin tampak tidak biasa atau
bahkan aneh bagi mereka yang bukan termasuk dalam anggota aliran
u Dalam artikel tentang gangguan psikotik bersama dan tanggung jawab
kriminal, Joshi et al.4 menyatakan bahwa beberapa kultus mungkin
sebagai shared psikotil disorder
u Dalam DSM IV dimasukkan sebagai shared psikotik disorder, namun pada
edisi revisi DSMV diagnosis gangguan delusi menunjukkan bahwa
"budaya individu” dan latar belakang agama harus diperhitungkan dalam
mengevaluasi kemungkinan adanya gangguan delusi”
Holoyda. B, N. William , Between Belief and Delusion: Cult Members and the Insanity Plea : Journal Am Acad Psychiatry Law 44:53– 62, 2016
u Masalah Diagnostik Terkait Budaya
“Latar belakang budaya dan agama seseorang harus diperhitungkan dalam
mengevaluasi kemungkinan adanya gangguan delusi; pada kenyataannya,
beberapa kepercayaan tradisional yang tidak dikenal oleh budaya Barat
mungkin salah dicap sebagai delusi, sehingga konteksnya harus dinilai secara
hati-hati. Sifat dan isi delusi juga bervariasi di antara kelompok budaya yang
berbeda”(DSM V)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai