Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Psikologi

Maret 2018, Vol. 5, No. 1, hal. 1-10

KEBERMAKNAAN HIDUP NARAPIDANA DITINJAU DARI


PENDEKATAN EKSISTENSIAL

M. Hestu Widiyastana1, Indah Fajrotuz Zahro2


1
Fakultas Dakwah, Bimbingan Konseling Islam, STAI Attanwir Bojonegoro
Email: hestu.widiyastana@gmail.com
2
Fakultas Dakwah, Bimbingan Konseling Islam, STAI Attanwir Bojonegoro
Email: indahfajrotuzzahro@gmail.com

Abstract
The meaning of life is a value that a person believes and becomes the basis
of people's behavior in living the process of life. And become an important
thing as the foundation of human existence. The meaning of life is personal
and can be found in any conditions and however by every individual even
being a prisoner who is languishing in a penitentiary with limitations and
loss of freedom possessed. There are values that become the the source of
meaningful life of the inmates as the results of this study show that from the
three subjects of which two of them re-discover the meaning of life that is the
creative value, value of appreciation and the value of attitude. So it can be a
healthy person like the individual in general while one subject can no longer
find the meaning of life it is influenced by the fulfillment or not the needs of
the subject and the level of quality of appreciation, value of attitude and
their different creativity.

Keywords: The Meaning of life, inmates, existence approach

1. PENDAHULUAN Menjadi narapidana dan


Hidup menjadi narapidana dan menjalani proses hukuman di LP
menjalani hidup didalam lembaga tidaklah mudah, meskipun hukuman
pemasyarakatan bukanlah menjadi yang dijalani tidak lama, sebagai
keinginan setiap manusia, hidup yang narapidana tentu akan merasa berat
penuh dengan keterbatasan dan jauh dari karena keterbatasan ruang gerak dan
kebebasan, berdasarkan hasil wawancara kebebasan, hal tersebut berpotensi besar
pada tiga narapidana (disembunyikan bagi narapidana mengalami gejolak atau
identitasnya) yang dilakukan pada waktu goncangan–goncangan psikologis,
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merasa dirinya sebagai orang yang tidak
2017 STAI ATTANWIR di berarti dengan kesalahan yang
LembagaPemasyarakatan Kelas II A dilakkukan baik sengaja atau tidak
Bojonegoro bahwa narapidana yang sengaja. Keterbatasan ruang gerak dan
berada di LP tersebut merasa terkurung kebebasan tersebut sehingga
dan kehilangan kebebasan atau mengakibatkan narapida merasa cemas,
kemerdekaan, mereka merasa bosan depresi, putus asa, dari gejolak
karena setiap arah pendangan mereka psikologis yang dialami tersebut bahkan
terbatasi oleh tembok dan sampai pada upaya percobaan bunuh
mengakibatkan kejenuhan sehingga diri.
mereka bertindak negatif dan merasa Berdasarkan pengamatan selama
tertekan secara psikologis. satu bulan pelaksanaan PPL di LP kelas

1
II A Bojonegoro tersebut masih kesia-siaan dan kehampaan.
ditemukan narapidana yang merasa Sebagaimana Firman Allah SWT dalam
kehilangan makna hidupnya sehingga Al-Qur’an,
mereka berperilaku menarik diri dari “Allah tidak membebani seseorang
pergaulan, lebih suka menyendiri, melainkan sesuai kesanggupannya.
berdiam diri dikamar, berpandangan Ia mendapat pahala (dari
kosong, dan pasrah menunggu hari kebajikan) yang diusahakannya,
bebas. Menurut Kartono petugas lapas di dan ia mendapat siksa (dari
bidang Pelaksana Pembinaan dan kejahatan) yang dikerjakan....
Bimbingan Lapas kelas II A (Q.S. Al-Baqoroh: 2/286).
Bojonegoro, narapidana tesebut merasa
putus asa dan kehilangan harapan Menurut Bastaman yang dikutip
merasa stres dan depresi akibat (vonis) oleh Sabrina makna hidup adalah suatu
hukuman yang dijatuhkan, sehingga yang penting dan berharga yang
mereka lebih nyaman dan berperilaku memberikan nilai khusus pada seseorang
menarik diri dari hubungan sosial dan dan dapat mengarahkannya kedalam
berdiam diri di kamar tahanan. Dampak tujuan kehidupan. Dalam proses
psikologi yang dialami oleh narapidana bimbingan untuk mengembalikan makna
merupakan dampak yang paling berat hidup narapidana tidaklah mudah,
dijalani, dampak psikologis tersebut diperlukan suatu pendekatan dan teori
antara lain kehilangan akan kepribadian, yang relevan, maka dalam hal ini
kehilangan akan keamanan, kehilangan pendekatan eksistensial dipandang layak
akan kemerdekaan, kehilangan akan sebagai cara penanganan. Pendekatan
komunikasi pribadi, kehilangan eksistensial berfokus pada saat sekarang
pelayanan, kehilangan hubungan dan akan menjadi seperti apa orang
antarlawan jenis, kehilangan akan harga tersebut kedepannya, dengan
diri, kehilangan akan kepercayaan dan kesanggupannya bertanggung jawab dan
kehilangan akan kreatifitas. memilih untuk menemukan makna
Kebanyakan dari narapidana tidak dalam hidupnya, serta menemukan nilai-
bisa menerima keadaan yang sedang nilai dalam hidupnya yang dipandang
dihadapi dan tidak mampu menggali arti sebagai suatu nilai yang diperjuangkan.
dalam hidupnya dan tidak dapat Para psikoterapis eksistensial selalu
memanfaatkan waktu yang ada, menurut menekankan kebebasan dan tanggung
Frankl yang dikutip oleh Ula hal yang jawab sebagai struktur eksistensial
dialami oleh narapidana tersebut dapat manusia paling mendasar.
dikategorisasikan sebagai bentuk Tujuan dasar pendekatan
ketidak bermaknaan hidup.1 eksistensial adalah meluaskan kesadaran
Berdasarkan hal tersebut maka perlu diri individu, membantu individu agar
adanya tindakan untuk mengembalikan mampu bertindak, menerima kebebasan
kondisi psikologis narapidana agar dapat dan tanggung jawab untuk tindakan-
kembali menjadi pribadi yang utuh, tindakannya, selain itu terapi
kembali menemukan makna hidupnya, eksistensial juga membantu individu
dan mampu mengambil hikmah dari apa dalam mengatasi kecemasan-kecemasan
yang dialaminya dan meganggap hal sehubungan dengan tindakan memilih
tersebut sebagai ujian dari Allah SWT, diri, dan menerima kenyataan bahwa
karna segala sesuatu yang dialami oleh dirinya lebih dari sekedar korban
manusia pasti ada jalan keluar dan kekuatan-kekuatan deterministik diluar
mampu diatasinya, dan pada saat yang dirinya.5 Kecemasan (anxiety Angst)
sama menurut Shihab Allah SWT tidak merupakan perasaan yang timbul akibat
membiarkan seseorang tersebut dalam ancaman ketidakberadaan (nothingness)

2
yang selalu menganga atau selalu sehat selalu memperjuangkan tujuan dan
terbuka bagi setiap individu, bahkan yang memberikan kebermaknaan hidup
kecemasn bisa menghancurkan seluruh dengan terus menerus sehingga
eksistensi serta kemungkinan- menghasilkan kehidupan yang penuh
kemungkinan status dan posisi individu semangat dan kegembiraan.
dalam berada dalam dunia. Sebagaimana Frankl menjelaskan bahwa
Pendekatan eksistensial makna hidup merupakan kualitas
membantu klien menyadari bahwa penghayatan individu terhadap seberapa
dirinya memiliki potensi-potensi yang ia mencapai tujuan hidupnya terkait
dapat dikembangkan dalam situasi dan dalam hal memberi makna pada
kondisi apapun. Manusia memiliki hidupnya.
kesanggupan untuk menyadari diri yang Kebermaknaan hidup bersifat
menjadikan dirinya mampu melampaui personal dan unik sebab individu bebas
situasi sekarang dan membentuk basis menentukan pilihan caranya sendiri
bagi aktivitas-aktivitas berpikir dan dalam menemukan dan menciptakan
memilih yang khas manusia. Sedangkan kebermaknaan hidup dan hal tersebut
menurut Frankl meyakini bahwa orang- menjadi tanggung jawab individu sendiri
orang bisa menghadapi penderitaan, tidak dapat dipercayakan pada orang
perasaan berdosa, kematian, dan dalam lain. Setiap orang tentunya berbeda
konfrontasi, menentang penderitaan, dalam menemukan makna hidupnya dan
sehingga mencapai kemenangan. juga tergantung bagaimana latar
belakang yang dialaminya, sekalipun
Pengertian Makna Hidup demikian manusia selalu mampu
Makna hidup adalah suatu nilai menemukan dan menentukan makna
yang diyakini seseorang dan menjadi hidupnya dalam kondisi apapun.
dasar perilaku orang tersebut dalam Menurut Battista dan Almon meyakini
menjalani proses kehidupan. Dan tidak ada kebermaknaan hidup yang
menjadi hal yang penting sebagai sejati yang sama untuk setiap orang dan
landasan eksisistensi manusia mereka mengakui adanya cara yang
sebagaimana dikatakan Debats bahwa berbeda-beda dalam pencarian rasa
kebermaknaan merupakan persoalan hidup bermakna. Menurut Frankl
penting dalam eksistensi manusia. mengatakan bahwa manusia secara
Sedangkan menurut Bastaman makna hakiki mampu menemukan
hidup adalah suatu yang penting dan kebermaknaan hidup melalui
berharga yang memberikan nilai khusus trensendensi-diri. Frankl juga
pada seseorang dan dapat menambahkan manusia dalam
mengarahkannya kedalam tujuan bertingkah laku tidak semata-mata
kehidupan. didorong atau terdorong, melainkan
Pencarian kebermaknaan hidup mengarahkan dirinya sendiri kepada apa
merupakan tugas yang menyebabkan yang ingin dicapainya yaitu makna.
adanya peningkatan tegangan batin yang
merupakan prasyarat bagi kesehatan Nilai-Nilai Kebermaknaan Hidup
psikologis individu dan seseorang yang Makna hidup merupakan suatu
menemukan makna hidupnya maka dia pandangan atau nilai-nilai yang
akan semakin sehat sebagaimana dipandang penting untuk diperjuangkan
dikatakan oleh Frank bahwa kesehatan dan dipertahankan bagi seseorang,
seseorang terutama didukung oleh makna hidup dapat ditemukan pada
semangat untuk menemukan setiap kondisi. Menurut Lubis dkk,
kebermaknaan hidup dan tujuan makna hidup tidak saja dapat ditemukan
eksistensi hidupnya. Dan orang yang dalam keadaan-keadaan yang

3
menyenangkan, tetapi juga dapat masih dapat menemukan makna namun
ditemukan dalam penderitaan sekalipun. harus mengambil sikap yang tepat dalam
Menurut Boeree dikutip oleh Lubis dkk, menyikapi permasalahan yang sedang
dalam hidup ini terdapat tiga nilai yang dihadapi.
dapat menjadi sumber-sumber makna Koesworo juga menyebutkan
hidup apaila ketiga nilai tersebut bahwa hidup bisa dibuat bermakna
diterapkan, Ketiga nilai (Values) melalui tiga jalan yaitu. Pertama melalui
tersebut adalah, Pertama, nilai-nilai apa yang kita berikan kepada hidup
Kreatif ( Creative Values). Pendekatan (nilai kreatif). Kedua melalui apa yang
nilai-nilai kreatif untuk menemukan diambil dari hidup (menemui keindahan,
makna hidup yaitu dengan “bertindak” kebenaran, dan cinta-nilai penghayatan).
semakin seseorang melibatkan dirinya Ketiga melalui sikap yang kita berikan
dengan kegiatan-kegiatan sosial, terhadap ketentuan atau nasib yang bisa
melakukan pekerjaan, dan berkarya, kita ubah.
sesuai dengan yang diinginkan maka
orang tersebut dapat menemukan makna Narapidana
dalam hidupnya. Narapidana merupakan orang
Kedua, nilai-nilai penghayatan yang melakukan tindakan melanggar
(Experience Values) melalui nilai-nilai hukum dan sedang menjalani proses
penghayatan, yaitu dengan cara hukuman di dalam Lembaga
memperoleh pengalaman tentang Pemasyarakatan. Narapidana adalah
sesuatu atau seseorang yang bernilai istilah yang sudah sangat jamak
bagi kita. Keyakinan dan penghayatan digunakan untuk disematkan pada
akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, mereka yang sedang menjalani masa
keindahan, keimanan, dan keagamaan hukuman yang dijatuhkan oleh
serta cinta kasih. pengadilan, terkait dengan
Nilai yang ketiga yaitu nilai keterlibatannya dalam suatu tindakan
bersikap (Attitudional Values) yang melanggar peraturan atau
merupakan suatu pilihan untuk perundang-undangan yang berlaku.
menyikapi hal-hal yang dialami, dengan Sedangkan menurut pendapat yang lain
menyadari dan menerima kondisi, narapidana (napi) adalah orang hukuman
sekalipun kondisi tersebut adalah (dipenjara) yang dihukum karena
kondisi yang tidak dinginkan, seperti melakukan suatu kejahatan.
sakit parah tidak dapat disembuhkan,
kematian, dan juga dalam menjalani Dampak Psikologis yang Dialami
hukuman, dari keslahan yang disengaja Narapidana.
maupun tidak disengaja. Sebagaimana dipahami diatas
Selain itu apabila menghadapi bahwa narapidana merupakan sesorang
keadaan yang tidak mungkin diubah yang menjalani hukuman didalam
atau dihindari, sikap yang tepatlah yang lembaga pemasyarakatan (dipenjara).
masih dapat dikembangkan, sikap Harsono menyatakan bahwa kehidupan
menerima dengan penuh ikhlas dan di dalam lembaga pemasyarakatan
tabah terhadap hal-hal tragis yang tak memberikan dampak dalam berbagai
mungkin dielakkan lagi dapat mengubah aspek baik fisik maupun psikologis,
pandangan kita dari yang semula dampak psikologi merupakan dampak
diwarnai penderitaan semata-mata yang paling berat untuk dijalani oleh
menjadi pandangan yang mampu narapidana. Menjadi seorang narapidana
melihat makna dan hikmah dibalik merupakan syarat akan penderitaan.
penderitaan itu, dalam keadaan Seseorang yang menjadi narapidana
menderita dan bagaimanapun seseorang akan merasa tersiksa dengan keadaan

4
yang dijalaninya, menjadi narapidana manusia sadar akan dirinya maka dia
merasa kehilangan kebebasan bergerak akan sanggup bertanggungjawab untuk
hal tersebutlah yang menjadi salah satu memilih, sebagaimana dinyatakan oleh
sebab penderitaan narapidana. Secara May, manusia adalah makhluk yang bisa
sikologis narapidana merasa terkurung menyadari, dan oleh karenanya,
merasa stres, depresi dan putus asa. bertanggung jawab atas keberadaanya.

Pendekatan Eksistensial Sifat Manusia Menurut Pendekatan


Konseling eksistensial merupakan Eksistensial.
sebuah pendekatan yang bertujuan untuk Psikologi eksistensial-humanistik
membantu klien menemukan kembali berfokus pada kondisi manusia, manusia
makna hidupnya, pendekatan ini memiliki kesanggupan untuk menyadari
mendasarkan pada diri manusia (klien), dirinya sendiri, mampu berfikir dan
manusia dianggap memiliki potensi memutuskan apa yang diinginkannya.
untuk menyadari tentang dirinya sendiri. Manusia tidak hanya sadar terhadap
Manusia memiliki kesanggupan untuk lingkungan sekitar, tapi juga sadar akan
menyadari dirinya sendiri, suatu dirinya sendiri. Sepaham dengan yang
kesanggupan yang unik dan nyata yang dijelaskan oleh May, manusia adalah
memungkinkan manusia mampu berfikir makhluk yang bisa menyadari dan oleh
dan memutuskan. Pada dasarnya, tujuan karenanya, bertanggung jawab atas
konseling eksistensial adalah untuk keberadaannya.
meluaskan kesadaran diri klien dan Manusia pada hakikatnya
untuk meningkatkan kesanggupan diri memiliki potensi yang dapat
klien guna memilih yakni bebas dan dikembangkan untuk tetap dapat
bertanggung jawab atas arah hidupnya menemukan makna hidupnya dalam
kedepan, disisi lain pendekatan kondisi apapun, manusia memiliki
eksistansial menekankan renungan dorongan untuk mengaktualisasikan
filosofis tentang hidup dan apa artinya potensi-potensi yang dimiliki untuk
menjadi manusia yang utuh. Selain itu dapat menjaga eksitensinya dan menjadi
konseling eksistensial bertujuan pribadi yang utuh. Menurut Roger
membantu klien mampu menghadapi aktualisasi adalah dorongan yang paling
keecemasan sehubungan dengan menonjol dan memotivasi eksistensi dan
tindakan memilih diri dan menerima mencakup tindakan yang mempengaruhi
kenyataan bahwa dirinya lebih dari keseluruhan kepribadian, masih menurut
sekedar korban kekuatan-kekuatan Rogers dia memandang bahwa manusia
deterministik dari luar dirinya. secara fenomenologis yang penting
Konseling eksistensial lebih adalah persepi manusia tentang realitas.
terfokus pada kondisi sekarang dan akan Apaabila manusia dapat mengelola dan
memilih menjadi apa klien tersebut mengembangkan potensi yang dimiliki
untuk kedepannya, yang terfokus pada dengan baik maka individu tersebut
perkembangan berdasarkan hal-hal yang dapat dikatakan sebagai pribadi yang
positif. Manusia dibantu untuk sehat sedangkan individu yang tidak
menyadari tentang dirinya kesadaran dapat memfungsikan potensi yang
inilah yang membedakan manusia dimilikinya akan menjadi pribadi yang
dengan makhluk lainnya, semakin tinggi sakit.
kesadaran diri seseorang, maka semakin
hidup sebagai pribadi, sebagaimana 2. METODE PENELITIAN
yang disampaikan Kierkegaard Metode penelitian yang
“semakin tinggi kesadaran, maka digunakan pada penelitian ini adalah
semakin utuh diri sesorang”. Jika metode penelitian kualitatif dengan teori

5
fenomenologi. Menurut Denzim dan kreatifitas sehingga berdampak pada
Lincoln (dalam Moleong, 2009), kondisi psikologis dan hal tersebut
penelitian kualitatif merupakan menjadi kondisi yang sangat berat untuk
penelitian yang menggunakan latar dijalani.
alamiah, dengan maksud menafsirkan Antara subjek satu dua dan tiga
fenomena yang terjadi dan dilakukan terdapat perbedaan hal tersebut
dengan jalan melibatkan berbagai disebabkan cara pandang dan bersikap
metode yang ada. Penelitian ini mereka yang berbeda, sebab setiap
berlokasi di Lembaga Pemasyarakatan orang memiliki kemampuan yang
(Lapas) Kelas II Bojonegoro dengan berbeda dalam mengatasi masalah yang
mengambil tiga orang narapidana menimpanya Frankl melihat bahwa
sebagai sample dengan ciri-ciri sebagai narapidana yang besikap biasa tabah
berikut: dalam menghadapi masalahnya berarti
a. Mengurung diri dikamar tahanan, mereka berhasil mengembangkan dalam
b. Tidak mengikuti kegiatan sehari-hari diri mereka harapan-harapannya.
di Lapas,
c. Menarik diri dari pergaulan, Narapidana Memandang Makna
d. Sering melamun, Hidupnya
e. Merasa depresi. Menjalani hidup di dalam lapas
Sumber data dalam penelitian ini merupakan suatu yang tidak pernah
adalah kata-kata dan tindakan sebagai dinginkan oleh siapapun, hilangnya
sumber utama, sedangkan sumber data kebebasan, keamanan dan kreativitas
tertulis, foto dan catatan tertulis adalah menjadi penderitaan bagi narapidana
sumber data tambahan, prosedur dalam sehingga menjadi narapidana rentan
pengeumpulan data ini yaitu observasi mengalami gangguan kondisi psikologis,
dan wawancara. seperti stres, megurung diri dan menarik
diri dari lingkungan sosial sehingga
3. HASIL DAN PEMBAHASAN gangguan-gangguan tersebut
Gambaran Hidup Narapidana mengakibatkan hilangnya pandangan
Seperti yang dikatakan oleh dan tujuan hidup, subjek pertama (LM )
subjek dalam penelitian ini bahwa tiga tahun lebih menjalani hidup di
menjadi narapidana sangat sengsara dan dalam lapas LM kehilangan tujuan
tertekan. Hidup menjadi narapidana di hidupnya dia tidak lagi punya
lapas merupakan suatu kondisi yang pandangan hidup, dia harus bagaimana
menyakitkan dan rentan bagi seorang atau harus berbuat apa LM tidak tau apa
narapidana kehilangan makna hidupnya, yang harus dilakukan, LM merasa
narapidana yang kehilangan makna sangat menderita sehingga menganggap
hidup akan terganggu kondisi psikisnya hidupnya tidak berarti lagi bagi dirinya
dan dapat mengakibatkan keputusasaan, sendirimaupun bagi orang yang dia
sebab kehidupan di lapas tentu sangat anggap berarti. Menurut Frankl,
berbeda dengan kehidupan di luar, penderitaan manusia yang paling dalam
narapidana hanya dapat menjalani hidup adalah hilangnya makna hidup.
di dalam tembok yang membatasi ruang Subjek kedua AEP & ketiga MD
gerak mereka sehingga mengakibatkan memandang hidup yang bermkana
kejenuhan bagi narapidana. Seorang adalah hidup yang dapat menghargai
narapidana tidak dapat dengan bebas waktu dan memberikan hal-hal yang
melakukan apa yang ia inginkan, bermanfaat bagi sekitarnya sedangkan
seorang narapidana kehilangan mereka (AEP & MD) dalam
kebebasan, kehilangan keamanan, memandang hidup seperti mimpi mereka
kehilangan kepercayaan diri, kehilangan memiliki keinginan-kenginan yang

6
dapat mebuat subjek bahagia sedang Pendekatan Eksitensial Memandang
ketika di dalam lapas subjek tak berani Makna Hidup
memandang atau memiliki harapan yang Seseorang yang tidak memiliki
lebih sebab subjek trauma dengan kebermaknaan hidup oleh Frankl disebut
harapan-harapan yang di bangun jikalau sebagai kehampaan eksitensial
harapan tersebut tidak dapat tercapai. “existensial vacuum” salah satu wujud
Subjek AEP & MD memiliki kehampaan eksistensial adalah perasaan
kesamaan dalam memandang hidupnya bosan yang mendasar. Kehampaan
subjek merasa dirinya berarti sebab eksistensial disebabkan oleh ketidak
subjek masih diperhatikan sering di mampuan dalam menghadapi kenyataan,
besuk dan diharapkan untuk segera subjek penelitian mengalami hal yang
bebas oleh orang-orang yang di cintai serupa hilangnya pandangan hidup yang
dan mencintainya. Dengan mencintai menjadikan dirinya tidak bermakna,
dan merasa dicintai seseorang akan kehilangan arah tidak menyadari
merasakan hidupnya penuh dengan potensi-potensi yang dimiliki. tujuan
pengalaman hidup yang konseling eksistensial adalah untuk
membahagiakan. Dukungan sosial yang meluaskan kesadaran diri klien dan
didapatkan oleh subjek menjadikan untuk meningkatkan kesanggupan diri
semangat bagi subjek untuk menjalani klien guna memilih yakni bebas dan
kehidupan di dalam penjara hal tersebut bertanggung jawab atas arah hidupnya
tidak didapatkan oleh subjek pertama kedepan, disisi lain pendekatan
LM sehingga subjek LM tidak memiliki eksistansial menekankan renungan
keyakinan seperti yang dimiliki oleh filosofis tentang hidup dan apa artinya
subjek AEP dan MD yang pada akhirnya menjadi manusia yang utuh. Manusia
LM tidak lagi memiliki pandangan dan memiliki kesanggupan untuk menyadari
tujuan hidup. dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang
Selama di dalam lapas subjek unik dan nyata yang memungkinkan
AEP dan MD mepergunakan waktunya manusia mampu berfikir dan
untuk mengikuti kegiatan meskipun memutuskan. Selain konseli mampu
AEP tak banyak beraktivitas seperti mampu menyadari tentang dirinya
MD. Kedua subjek tersebut melakukan sendiri konseli mamapu untuk
hal-hal yang dia anggap positif terutama bertanggung jawab atas pilihannya dan
mengaji dan menjalankan sholat lima konseli memiliki kebebasan dalam
waktu, mendekatkan diri kepada Allah menentukan pilihan.
SWT yang menurut kedua sabjek (AEP Makna hidup dapat ditemukan
& MD) dapat menjadikan jiwa mereka oleh siapa saja dalam kondisi dan
lebih tenang dan usaha yang dilakukan keadaan apapun sebab manusia memiliki
untuk menjaga diri tetap sehat secara potensi dan kebebasan dalam memilih,
psikologis kedua subjek memilih fokus konseling eksitensial meandang diri
memperbaiki spiritualnya. Individu manusia sebagai pribadi yang utuh
dapat menemukan makna dengan dengan potensi-potensi yang ada pada
kebenaran melalui realisasi nilai-nilai dirinya. Seorang yang merasa memiliki
yang berasal dari agama. Tingkat makna dalam hidup akan semakin
spiritual sesorang juga berpengaruh membuat dirinya lebih bersemangat dan
dalam menyikapi hal-hal yang di hadapi memiliki kebahagian dalam menjalani
semakin tinggi tingkat spiritual sesorang hidup, makna dalam hidupnya menjadi
maka semakin dia dapat menyikapi hal tujuan dan mendorong manusia untuk
dengan tenang dan mampu mengambil mewujudkan apa yang dia anggap
hikmah dari apa yang diterima. bermakna, menurut Frankl yang paling
dicari dan dinginkan oleh manusia

7
dalam hidupnya adalah makna dan ketiga subjek tersebut akan
makna atau nilai-nilai hidup tersebut mengakibatkan tigkat kesehatan
menarik dan menawari manusia untuk sesorang secara psikologis menjadi sehat
memenuhi kenyataan hidup. dan tidak sehat. seorang yang
menemukan makna dalam hidupnya
Kebermaknaan Hidup Narapidana akan menjadi pribadi yang sehat dan
ditinjau dari Pendekatan Eksistensial yang tidak dapat menemukan makna
Kebermaknaan hidup menjadi hal akan menjadi pribadi yang sakit.
yang menarik diri seseorang untuk dapat Pribadi yang sehat menurut
mewujudkan nilai-nilai yang dipandang eksitensial-humanistik memandang
bermakna seperti yang di katakan oleh pribadi yang sehat secara psikologis
Frankl di atas bahawa sesorang yang adalah pemanfaatan segenap potensi.
tidak memiliki makna dalam hidupnya pribadi sehat adalah sesorang yang
akan mengalami kehampaan eksistensial menyadari potonsi-potensi yang dimiliki
hal tersebut dapat disebabkan oleh dan mampu mengembangkannya, dapat
banyaknya tekanan batin, kebosanan, memfungsikan dimensi-dimensi dasar
stres, kehilangan keamanan dan yang dimiliki manusia, sehingga
kebebasan akibat dari kondisi yang tidak kesadaran bisa berfungsi secara optimal.
diinginkan. Sebagai narapidana Sedangkan pribadi yang tidak sehat
menjalani hidup di dalam lapas adalah kebalikannya eksitensial-
bukanlah menjadi keinginan bagi subjek humanistik memandang bahwa pribadi
penelitian sebab subjek merasakan hal- tidak sehat adalah ketidakmampuan
hal tersebut diatas. menggunakan potensi-potensi yang
Menjalani hidup di lapas tidak lah dimiliki sehingga menyebabkan sakit.
sama dengan kehidupan di luar di dalam Sesorang yang tidak dapat
lapas sehari-sehari melakukan ativitas memfungsikan potensi-potensi yang
yang telah di jadwalakan kegiatan dimiliki sehingga kesadaran tidak
tersebut menjadi rutinitas yang berfungsi secara optimal.
berlangsung selama bertahun-tahun hal Berdasarakan hal tersebut dapat
tersebut secara tidak langsung disimpulkan bahawa dari ketiga subjek
meminggirkan kreativitas narapidana dua di antaranya (AEP & MD) mampu
sedangkan pada dasarnya manusia menemukan kembali kebermaknaan
memiliki kreativitas masing-masing hidupnya mampu menyadari potensi-
yang butuh untuk direalisasikan potensi yang dimiliki, memiliki
sebaimana menurut Maslow yang kebebasannya dan tanggung jawab,
dikutip oleh Latipun bahawa salah satu memiliki makna tujuan hidup. sedang
kebutuhan dasar manusia adalah satu subjek (LM) tidak dapat kembali
merealisasikan kreativitasnya. menemukan makna dalam hidupnya
Seseorang yang tidak dapat seahingga subjek menjadi pribadi yang
menyalurkan kretivitasnya dan tidak sehat. Perbedaan tersebut juga
melakukan rutinitas akan menjadi jenuh dipengaruhi oleh terpenuhi atau tidaknya
dan bosan hingga pada kondisi kebutuhan dasar manusia subjek AEP
kehilangan makna. dan MD banyak terpenuhi kebutuhan
Subjek penelitian merasakan hal- dasar hidupnya sedangkan subjek
hal tersebut sebgaimana yang di sebut pertama LM tidak mendapatkan hal-hal
sebagai gejala kehampaan eksitensial, tersebut.
dari penelitian ini memilih tiga subjek
berdasarkan observasi dan wawancara 4. Kesimpulan
peneliti menemukan data yang berbeda Makna hidup adalah suatu nilai
beda dari ketiga subjek dari perbedaan yang diyakini seseorang dan menjadi

8
dasar perilaku orang tersebut dalam Nurihsan, A J. 2009. Bimbingan dan
menjalani proses kehidupan. Setiap Konseling dalam Berbagai Latar
orang memiliki kemampuan untuk Kehidupan, Bandung: PT. Refika
menemukan makna hidupnya dan makna Aditama.
yang ditemukan pada hidupnya berbeda Corey, G. 2013. Teori dan Praktek
satu sama lain sebab makna hidup Konseling dan Psikoterapi.
bersifat personal dan tidak dapat di Terjemahan Oleh E. Koswara.
gantungkan pada diri orang lain. Bandung: PT Refika Aditama.
Kebermaknaan hidup bisa didapatkan Lesmana, J M. 2008. Dasar-Dasar
melalui tiga nilai yaitu kreativitas, Konseling, Jakarta: UI-Press.
penghayan, dan nilai bersikap. Shihab, M Q. 2002.Tafsir Al Mishbah,
Makna hidup yang di dapatkan pesan, kesan dan keserasian Al –
oleh subjek penelitian meliputi tiga nilai Qur’an. Jakarata: Lentaera Hati.
tersebut, dari ketiga subjek dua Lubis, dkk. 2012 Analisa sumber-
diantaranya (AEP dan MD) kembali sumber Kebermaknaan Hidup
menemukan makna hidupnya dan satu Narapidana yang Menjalani
subjek (LM) tidak dapat lagi Hukuman Seumur Hidup, (Online)
menemukan makna yang disebabkan (http://ejournal.undip.ac.id/index.
oleh terpenuhi atau tidaknya kebutuhan php
subjek serta tingkat kualitas /psikologi/article/viewFile/5146/4
penghayatan, nilai bersikap dan 667/).diakses 17 April 2017.
kretivitas mereka yang berbeda-beda. Ula, S T. 2014. Makna Hidup
Pendekatan eksitensial membatu Bagi Narapidana,
subjek untuk dapat membuka kesadaran (http://www.google.com
dirinya dengan proses terapiutic yang /search?q=jurnal+kebermaknaan+
mendasarkan pada diri klien untuk hidup&client=firefoxb&source=ln
dengan sendirinya mampu menemukan ms&sa=X&ved=0abUKEwivoZU
makna hidupnya. Seorang yang tidak p6rTAhXctl8KHXUsBWsQ_AUI
menemukan makna hidupnya akan BSgA&biw=1366&bih=639&dpr
menjadi pribadi yang tidak sehat, =1), diakses 17 April 2017.
bahkan akan sangat menderita. Sabrina, R. 2016. Konseling Eksitensial
Sedangkan seseorang yang dapat untuk Meningkatkan
menemukan makana hidupnya akan Kebermaknaan Hidup pada
semakin sadar akan memiliki semangat Penderita Skizofrenia: Studi
dan kegembiraan dalam menjalani Kasus,
hidup. (http://mpsi.umm.ac.id/files/file/3
79-385%20Rizqa%20Sabrina.pdf.
5. Referensi diakses 17 April 2017.
Badudu, J. S. 2001. Kamus Besar Sumanto. 2006. Kajian Psikologis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Kebermaknaan Hidup,
Pustaka Sinar http://download.portalgaruda.org/
Gunarsa, S D. 2011.Konseling dan article.php?article=369068&val=7
Psikoterapi, jakarta: PT BPK 9907title=kajian%20Kebermakna
Gunung Mulia. an%20Hidup. Diakses 17 April
Latthief, S I. 2006. Psikologi 2017.
Feneomenologi Eksitensialisme, Triyono, SJ. 2010. Konseling
Lamongan: Pustaka Gilang. Eksistensial: Suatu Proses
Latipun. 2011. Psikologi Konseling. Menemukan Makna Hidup,
Malang: UMM Pres https://www.google.co.id/url?sa=t
&rct=j&q=&esrc=s&source=web

9
&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0a 010%2FOB.19.01.APR.2010-
hUKEwjF6PyC0- 5.pdf&usg=AFQjCNF9WAhyrZ
7VAhUJNI8KHanvBYMQFgg8 OHNflB1yITD2KI9d9qKAdi.
MAQ&url=http%3A%2F%2Forie Diakses 24 Agustus 2017.
ntasibaru.net%2FVol_19_No_1_2

10

Anda mungkin juga menyukai