MANAJEMEN KELAS
OLEH:
KELOMPOK 1
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian
Pengelolaan, Prinsip; Hubungan Mengajar dan Pengelolaan”.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Abdul Kadir, M.Pd., M.Kes. selaku
dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengelolaan kelas adalah salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai
oleh seorang guru atau dosen. Pengelolaan kelas adalah usaha yang dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud mencapai kondisi yang
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan.
Tidak menutup kemungkinan, dalam proses pengelolaan kelas timbul masalah-
masalah yang tidak diinginkan. Sehingga dalam rangka memperkecil masalah
gangguan tersebut, dapat diterapkan prinsip pengelolaan kelas.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan?
b. Bagaimana prinsip mengajar dan pengelolaan?
c. Apa hubungan mengajar dan pengelolaan?
3. Tujuan Makalah
a. Memahami pengertian pengelolaan
b. Mengetahui prinsip mengajar dan pengelolaan
c. Memahami hubungan mengajar dan pengelolaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelolaan
Menurut Swardi sebagaimana yang dikutip oleh Yamin (2011: 37),
“Pengelolaan memiliki makna yang sama dengan manajemen. Manajemen dapat
diartikan sebagai seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan dari pada sumber daya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan”. Pendapat yang sama juga disampaikan Amtu (2011:30) mengartikan
pengelolaan sebagai istilah umum dari manajemen, sehingga ada suatu tindakan untuk
menata, mengatur dan mengelola kegiatan dan orang-orang dalam suatu organisasi
dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, menggerakkan,
mengendalikan, memimpin, memotivasi, memonitor, mengevaluasi, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa
pengelolaan adalah suatu kegiatan yang mengatur, merencanakan, pelaksanaan dan
pengawasan seluruh sumber daya yang ada untuk mewujudkan tujuan yang ingin
dicapai.
Menurut Suharsimi Arikunto, pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu
dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar
seperti yang diharapkan.
Pengelolaan kelas merupakan usaha untuk mengatur kegiatan proses belajar
mengajar secara sistematis. Usaha tersebut diarahkan pada persiapan materi
pembelajaran, menyiapkan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi dan kondisi pembelajaran dan pengaturan waktu, sehingga proses
belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai secara efektif
efisien. Guru sebagai tenaga profesional dituntut mampu mengelola kelas yaitu
menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya
tujuan pengajaran.
2
B. Prinsip Mengajar dan Pengelolaan
1. Prinsip Mengajar
Prinsip adalah kebenaran yang dibuat oleh seseorang atau kelompok
kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam bertindak atau berpikir.
Mengajar adalah kegiatan atau proses membina, mendidik, atau
membimbing peserta didik yang dilakukan oleh pendidik.
Adapun prinsip-prinsip mengajar, antara lain:
• Menguasai Isi Pembelajaran/ Pengajaran Berdasarkan hukum
yang pertama dalam teori “Tujuh Hukum Mengajar” dari John
Milton Gregory berbunyi: “Guru harus mengetahui apa yang
diajarkan.”
Jika teman-teman pendidik mengetahui dengan jelas inti
pelajaran yang akan disampaikan di kelas, tentu kita dapat
meyakinkan siswa dengan wibawa, sehingga siswa percaya apa
yang dikatakan oleh teman-teman pendidik, bahkan merasa
tertarik terhadap pelajaran yang kita bawakan.
• Utamakan Susunan yang Sistematis
Pengajaran yang tidak bersistem bagaikan sebuah lukisan yang
semerawut, tidak memberikan kesan yang jelas bagi orang lain.
Tidak adanya inti, tidak tersusun, tidak sistematis, akan sulit
dipahami dan sulit diingat oleh siswa kita. Oleh sebab itu, inti
pengajaran yang akan disampaikan oleh teman-teman pendidik
harus disusun dengan teratur dan sistematis.
• Banyak Menggunakan Contoh Kehidupan
Pada saat mengajar, teman-teman pendidik sebaiknya
menggunakan contoh atau perumpamaan dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah
jembatan antara kebenaran ilmu dan dunia nyata. Selain itu, ajak
siswa untuk selalu memikirkan solusi dari masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
• Mampu Menggunakan Bentuk Cerita
3
Bentuk cerita tidak hanya diutarakan dengan kata-kata, namun
juga boleh dicoba dengan menambahkan gerakan-gerakan, yang
mampu memperdalam kesan pada siswa kita.
• Melibatkan Panca Indra Peserta Didik
Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk audio visual
berarti menggunakan panca indera siswa. Bagi siswa yang hanya
tergantung pada indera pendengaran saja masih dapat mengingat
28%, sedangkan bagi siswa yang menggunakan indera
pendengaran ditambah dengan indra penglihatan dapat
mengingat 78%.
• Melibatkan Siswa Dalam Pembelajaran
Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dapat menambah
ingatan, motivasi, dan kegemaran mereka. Cara itu dapat
menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi ditengah
pertukaran pikiran antara teman-teman pendidik dengan siswa,
selain mengurangi tingkah laku yang mengacaukan suasana
kelas.
• Menguasai Psikologis Siswa
Teman-teman pendidik yang ingin memberikan pelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa, tentu harus memahami
perkembangan jiwa siswa kita pada setiap usia. Teman-teman
pendidik juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan
masalah pribadi mereka.
2. Prinsip Pengelolaan
Sebagai upaya memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan
kelas, beberapa prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan sebagai
berikut.
1) Hangat dan Antusias
Suasana hangat dan antusiasme guru diperlukan dalam proses
belajar mengajar. Guru yang hangat dan penuh keakraban dengan anak didik
selalu menunjukkan semangat tanggung jawab dan keinginannya untuk
4
melaksanakan tugasnya depan guru dengan sebaik-baiknya, hal ini akan
berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2) Tantangan
Tantangan dapat diberikan kepada siswa dengan menggunakan
kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan dalam rangka meningkatkan
gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan muncul-nya
tingkah laku yang menyimpang. Tantangan juga, akan dapat menarik perhatian
anak didik untuk dapat menambah dan mengendalikan gairah belajar mereka.
3) Bervariasi
Variasi dalam penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya
mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa akan dapat mengurangi
munculnya gangguan dalam proses pembelajaran, serta dapat meningkatkan
perhatian siswa. Apalagi bila penggunaannya bervariasi disesuaikan serta
situasi dan kondisi yang dibutuhkan. Dengan variasi seperti yang telah
disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang
efektif dan menghindari kejenuhan belajar di kalangan siswa.
4) Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan dari siswa
serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran
dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa,tidak ada
perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya.
5) Penekanan pada Hal-hal yang positif
Dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan serta
mengarahkan siswa berpikir dan berbuat kepada hal-hal yang positif dan
menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif
Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif,
serta kesadaran guru dalam menghindari kesalahan yang dapat mengganggu
jalannya proses belajar mengajar.
6) Penanaman Disiplin Diri
Disiplin belajar siswa dan disiplin kelas menjadi tujuan akhir dari
pengelolaan kelas. Dan guru mengupayakan agar siswa dapat mengembangkan
disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik
untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi
5
teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Dan
menjadi tuntutan kepada guru untuk selalu berdisiplin dalam segala hal bila
ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam berbagai hal.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan kelas dapat diartikan berbagai kegiatan yang sengaja
dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan untuk
pengajaran adalah segala jenis kegiatan yang dengan sengaja kita lakukan dan
secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus
pengajaran.
B. Saran
Semoga dengan makalah ini, dapat menambah wawasan bagi penulis
dan pembaca mengenai pengelolaan dan pengajaran.
7
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Edisi Revisi; Jakata: Rineka Cipta, 2004).
Jurnal
Website