Anda di halaman 1dari 10

1.

Pengertian Singkat Industri Kreatif


Menurut Departemen Perdagangan RI tahun 2009, industri kreatif adalah industri yang
asalnya dari pemanfaatan keterampilan, kreativitas beserta bakat yang dimiliki oleh
individu dalam menciptakan kesejahteraan dan juga lapangan kerja. Industri ini fokus
dalam memberdayakan daya cipta dan daya kreasi individu.
2. Macam-macam sektor industri kreatif
1. Periklanan
2. Arsitektur
3. Pasar Barang Seni
4. Kerajinan
5. Desain
6. Fashion
7. Video, Film dan Fotografi
8. Permainan Interaktif
9. Musik
10. Seni Pertunjukan
11. Penerbitan dan Percetakan
12. Layanan Komputer dan Peranti Lunak
13. Televisi dan Radio
14. Riset dan Pengembangan
15. Kuliner
3. Kualifikasi dan Proses Seleksi Tenaga Kerja
Kualifikasi seleksi meliputi umur, keahlian, kesehatan fisik, pendidikan, jenis kelamin,
tampang, bakat, temperamen, karakter, pengalaman kerja, kerja sama, kejujuran,
kedisiplinan, inisiatif dan kreativitas. Adapaun kualifikasi tenaga kerja sebagai berikut:
1. Umur: Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik,
mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur
oleh undang-undang perburuhan. Karyawan muda umunya mempunyai fisik yang
lebih kuat, dinamis dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggung jawab,
cenderung absensi, dan turnover-nya tinggi. Karyawan yang umurnya lebih tua
kondisi fisiknya kurang tetapi bekerja ulet, tanggung jawabnya besar, serta absensi
dan turnover-nya rendah.
2. Keahlian: Keahlian harus mendapat perhatian utama kualifikasi seleksi. Hal ini yang
akan menentukan mampu tidaknya seseorang menyelesaikan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya. Keahlian ini mencangkup technical skill, human skill,
conceptual skill, kecakapan untuk memanfaatkan kesempatan, serta kecermatan
menggunakan peralatan yang dimiliki perusahaan dalam mencapai tujuan.
3. Kesehatan fisik: Kesehatan fisik sangat penting untuk dapat menduduki suatu jabatan.
Tidak mungkin seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik jika
sering sakit. Bahkan, perusahaan akan dibebankan pengeluaran biaya perawatan yang
cukup besar.
4. Pendidikan: Pendidikan merupakan suatu indikator yang mencerminkan kemampuan
seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan latar belakang
pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu.
5. Jenis kelamin: Jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan sifat pekerjaan, waktu
mengerjakan dan peraturan-peraturan. Misalnya untuk pekerjaan berat atau untuk jaga
malam kurang pantas dijabat oleh kaum wanita. Demikian juga untuk pekerjaan
merawat bayi kurang cocok dilakukan oleh pria.
6. Tampang: Tampang (physical appearance) adalah keseluruhan penampilan dan
kerapian diri seseorang yang tampak di luar. Tampang hanyalah merupakan
kualifikasi tambahan. Artinya untuk jabatan tertentu tampang akan turut membantu
keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
7. Bakat: Bakat (mental aptitude) perlu mendapatkan perhatian, karena orang yang
berbakat lebih cepat berkembang dan mudah menangkap pengarahan yang diberikan.
Biasanya orang yang berbakat diserahkan kepada psikolog.
8. Temperamen: Temperamen adalah pembawaan seseorang yang sulit dipengaruhi oleh
lingkungan dan melekat pada dirinya. Penilaian temperamen calon karyawan agak
sulit. Untuk penilaian diserahkan kepada psikolog.
9. Karakter: Karakter atau kepribadian berbeda dengan temperamen walaupun ada
hubungan yang erat antara keduanya. Karakter merupakan sifat pembawaan seseorang
yang dapat diubah dengan lingkungan atau pendidikan, sedangkan temperamen tidak
dapat diubah oleh lingkungan.
10. Pengalaman kerja: Pengalaman kerja seseorang pelamar hendaknya mendapat
pertimbangan utama dalam proses seleksi. Orang yang berpengalaman merupakan
calon karyawan yang telah siap pakai.
11. Kerja sama: Kerja sama harus diperhatikan dalam proses seleksi, karena kesediaan
kerja sama, baik vertikal maupun horizontal merupakan kunci keberhasilan
perusahaan, asalkan kerja sama itu sifatnya positif serta berasaskan kemampuan.
12. Kejujuran: Kejujuran merupakan kualifikasi seleksi yang sangat penting karena
kejujuran merupakan kunci untuk mendelegasikan tugas kepada seseorang.
Perusahaan tidak akan mendelegasikan wewenang kepada seseorang yang tidak jujur
dan tidak bertanggung jawab.
13. Kedisiplinan Kedisiplinan perlu diperhatikan dalam proses seleksi karena untuk dapat
menyelesaikan tugas dengan baik seseorang harus disiplin, baik pada dirinya sendiri
maupun pada peraturan perusahaan. Karyawan yang kurang disiplin sulit diharapkan
mendapat hasil kerja yang baik.
14. Inisiatif dan Kreatif: Inisiatif dan kreatif merupakan kualifikasi seleksi yang penting
karena inisiatif dan kreativitas dapat membuat seseorang mandiri dalam
menyelesaikan pekerjaannya.

Langkah langkah proses seleksi perlu ditetapkan dengan cermat dan berdasarkan asas
efisiensi untuk memperoleh karyawan yang qualified dengan penempatan yang tepat.
Adapun langkah-langkah proses seleksi menurut Hasibuan (2010) sebagai berikut:

1. Seleksi surat-surat lamaran. Menyeleksi surat-surat lamaran artinya memilih surat-


surat lamaran dan mengelompokkan atas surat lamaran yang memenuhi syarat dan
surat lamaran yang tidak memenuhi syarat. Lamaran yang tidak memenuhi syarat
berarti gugur, sedangkan lamaran yang memenuhi syarat dipanggil untuk mengikuti
seleksi berikutnya.
2. Pengisian blanko lamaran. Pelamar yang dipanggil diharuskan mengisi blanko
(formulir) lamaran yang telah disediakan. Formulir rincian data yang komplet dari
pelamar, seperti orang tuanya, pengalaman kerjanya, dan gaji yang dimintakan.
Formulir lamaran akan digunakan sebagai salah satu alat referensi pelamar
bersangkutan.
3. Pemeriksaan referensi. Memeriksa referensi adalah meneliti siapa referensi pelamar,
dipercaya atau tidak untuk memberikan informasi mengenai sifat, perilaku,
pengalaman kerja, dan hal-hal lain yang dianggap penting dari pelamar.
4. Wawancara pendahuluan. Dalam wawancara pendahuluan, pimpinan atau tim
penyeleksi perusahaan mengadakan wawancara formal dan mendalam dengan
pelamar. Dengan demikian akan didapatkan data yang lebih komplet dan lebih terinci.
5. Tes penerimaan. Tes penerimaan adalah proses untuk mencari data calon karyawan
yang disesuaikan dengan spesifikasi jabatan atau pekerjaan yang akan dijabat. Jenis
penerimaan calon karyawan ini adalah wawancara dan tertulis. Bentuk-bentuk tes
penerimaan adalah academic test, knowledge test dan phsychological test.
6. Tes psikologi (phsychological test). Tes psikologi adalah proses menguji atau
mengetes kemampuan mental pelamar untuk mengukur apakah mentalnya sesuai
dengan yang diinginkannya. Contoh soal psikotes Trans TV tahun 2018
7. Tes Kesehatan. Tes kesehatan yaitu pemerikasaan kesehatan fisik pelamar apakah
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan. Tes
kesehatan hendaknya diperhatikan dengan cermat karena sangat menentukan tingkat
prestasi kerja karyawan. Tidak mungkin karyawan akan dapat berprestasi baik jika ia
sering sakit dan tidak dapat hadir untuk melaksanakan tugas-tugasnya. (Tes kesehatan
ini ada yang check up langsung oleh dokter yang telah disediakan perusahaan, ada
juga yang check up pribadi)
8. Wawancara akhir oleh atasan langsung. Kepala bagian atau atasan langsung
mewawancarai pelamar untuk memperoleh data yang lebih mendalam tentang
kemampuan pelamar dalam melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan
kepadanya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
praktis pelamar dalam mengerjakan pekerjaan dan juga untuk memperoleh gambaran
apakah pelamar dapat diajak bekerja sama atau tidak.
9. Memutuskan diterima atau ditolak. Top manajer akan memutuskan diterima atau
ditolaknya pelamar setelah memperoleh hasil dari seleksi-seleksi terdahulu.

4. Contoh Soal Seleksi (Aptitude Test)


Aptitude test sebuah tes yang dilakukan untuk memberikan penilaian terstruktur yang
bertujuan untuk mengevaluasi bakat atau keterampilan calon karyawan dalam hal
menyelesaikan tugas tertentu tanpa pengetahuan atau keahlian sebelumnya. Tes ini
digunakan bukan untuk menguji pengetahuan atau wawasan kandidat tentang suatu hal,
melainkan untuk mengetahui bakat alami apa yang kamu miliki dan kesesuaiannya
dengan kriteria  yang dicari oleh perusahaan.
Adapun pekerjaan-pekerjaan yang banyak membutuhkan aptitude test adalah profesi
sebagai berikut :
 Interior design
 Project Manager
 Research Analyst
 Graphic designer
 Web developer
 Arsitek
 Penerjemah

Jenis Soal Aptitude Test

1. Abstract Reasoning Test


Abstract reasoning test adalah jenis tes bakat untuk melihat kemampuan seseorang
dalam mencerna informasi abstrak atau informasi yang mereka belum ketahui.
Seseorang dengan kemampuan penalaran abstrak yang baik mampu menyusun
strategi baru dan mampu memecahkan masalah yang belum pernah mereka hadapi
sebelumnya.
Abstract reasoning test umumnya tidak memiliki pertanyaan yang relevan. Peserta
hanya diminta untuk mencari jawaban yang benar dari berbagai pilihan yang ada.
Peserta diminta untuk memanipulasi objek atau bentuk yang diminta di dalam soal.
Contoh :

2. Artistic Aptitude Test


Aptitude test satu ini digunakan untuk mengukur kemampuan membuat hasil seni
yang dapat dinikmati untuk dilihat maupun didengar. Kandidat dengan bakat artistik
bawaan cenderung menjadi pembelajar visual yang baik. Tes ini juga akan
memperlihatkan hasil konkret apakah kandidat tersebut cocok untuk bekerja di
sebuah industri, contohnya bidang kreatif.
Contoh jenis aptitude test satu ini sedikit digunakan oleh banyak perusahaan dan
umumnya digunakan oleh instansi pendidikan di bidang seni. Meski begitu,
beberapa industri yang membutuhkan tenaga kreatif dan artistik menggunakan tes
jenis ini untuk mengukur sejauh mana seseorang tersebut mengembangkan
kreativitasnya terutama ketika diberikan arahan tertentu. Format tes ini umumnya
berupa perintah tertulis di mana peserta wajib menerjemahkan perintah tersebut ke
dalam bentuk artistik. Baik itu visual, gerakan, atau musik.
3. Basic Comprehension Test
Jenis aptitude test ini bertujuan untuk menguji pemahaman peserta terhadap
pengetahuan umum baik pengetahuan linguistik maupun pengetahuan dasar secara
umum. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan kepekaan calon
karyawan terhadap informasi secara umum.
Adapun contoh dari basic comprehension test meliputi:
 Tes linguistik bahasa Inggris. Mulai dari tata bahasa, kosakata dan cara menarik
kesimpulan dari sebuah narasi
 Tes pengetahuan umum seperti nama ibu kota dan penalaran dari suatu teori
 Tes linguistik bahasa Indonesia. Mulai dari padanan kata atau sinonim maupun
lawan kata atau antonim
4. Inductive Reasoning Test
Inductive reasoning test adalah contoh salah satu jenis aptitude test untuk
mengetahui kemampuan peserta dalam menarik kesimpulan dari kondisi atau
pernyataan yang lebih spesifik. Tes yang bertujuan untuk menguji kemampuan
berpikir secara logis dan analitis ini sering ditemui dalam bentuk soal silogisme
seperti contoh berikut:
 Semua penderita penyakit kolesterol dilarang makan gorengan
 Kakek penderita kolesterol
Jawaban: ….
5. Logical Reasoning Test
Kebalikan dari abstract reasoning test, jenis tes ini menuntut seseorang untuk
memecahkan suatu masalah dari informasi yang sudah disediakan. Melalui tes ini,
peserta diminta untuk menjawab pertanyaan secara logis berdasarkan fakta,
pengetahuan, dan penalaran yang mereka miliki sekaligus informasi yang diberikan
pada soal. Tes ini dibuat untuk melihat kemampuan calon karyawan dalam
memecahkan masalah berdasarkan situasi dan informasi yang sudah ada.
Contoh :
6. Mechanical Reasoning Test
Bagian dari aptitude test yang menggunakan mekanisme fisika sebagai simulasi
soal. Mulai dari cara kerja katrol, cara kerja gigi, dan perbandingan kecepatan suatu
kendaraan. Meski mechanical reasoning test menggunakan pendekatan fisika, jenis
tes bakat satu ini kini umum digunakan di berbagai perusahaan bahkan untuk posisi
non-teknis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui penalaran logika calon karyawan
ketika dihadapi dengan situasi sesungguhnya dari suatu pekerjaan.
Contoh mechanical reasoning test adalah sebagai berikut.

7. Numerical Reasoning Test


Numerical reasoning test adalah salah satu jenis tes untuk mengetahui peserta dalam
memecahkan suatu masalah yang berhubungan dengan angka dan data. Melalui tes
ini, perekrut bisa mengetahui kemampuan calon karyawan dalam mengolah data
serta menarik kesimpulan berdasarkan informasi berupa angka. Umumnya, soal
numerical reasoning test berupa data tabel, grafik, atau narasi yang menjelaskan
situasi tertentu menggunakan angka.
Contoh :
 Aritmatika keuangan yang soalnya menggunakan perhitungan uang, perpajakan,
untung rugi sampai konversi mata uang.
 Seri angka yang di dalamnya ada bilangan deret, bilangan rasional, aritmetika,
dan sebagainya. Contoh bilangan deret misalkan 2, 4, 6, 8 dan selanjutnya.
 Soal cerita yang berisi kisah permasalahan dimana kamu harus mencari jawaban
numerik yang benar
 Grafik dan bagan
8. Organizational Aptitude Test
Contoh aptitude test satu ini digunakan dengan memberikan simulasi situasi di
sebuah organisasi atau ruang kerja kepada peserta.Melalui tes ini, perekrut bisa
melihat kemampuan peserta dalam menangani masalah yang terjadi pada ruang
kerja atau organisasi. Selain itu, perekrut juga bisa mengetahui tingkat integritas,
kedisiplinan, efektivitas, rasa tanggung jawab, dan juga kemampuan adaptasi calon
karyawan.
Berikut salah satu contoh organizational aptitude test.
Saya selalu mencatat prioritas pekerjaan yang sifatnya penting dan tidak
1. Setuju
2. Tidak setuju
3. Ragu-ragu
Melakukan diskusi dengan atasan ketika ingin merubah strategi pekerjaan
1. Selalu
2. Sering
3. Jarang
4. Pernah
5. Tidak pernah
9. Physical Aptitude Test
Jika Anda membutuhkan tenaga kerja untuk pekerjaan yang memerlukan kekuatan
fisik yang baik, maka jenis aptitude test satu ini akan ideal. Physical Aptitude Test
adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kandidat dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, atau koordinasi
yang baik.
Contoh:
– Tes Ketegangan Otot
– Tes Kekuatan Otot
– Tes Daya Tahan Otot
– Tes Ketahanan Kardiovaskular
– Tes Fleksibilitas
10. STEM (Science, Technology, Engineering, and Maths) Aptitude Test
STEM adalah aptitude test yang paling umum digunakan oleh banyak perusahaan.
STEM umumnya memiliki format soal berupa matematika, aritmatika, dan juga
penalaran secara logis. STEM juga digunakan untuk mengetahui kemampuan
seseorang secara spesifik di bidang pekerjaan tertentu. Misalnya kemampuan teknis
dan penalaran terhadap kasus-kasus tertentu di bidang tertentu.
Contoh :
 Soal deret angka seperti 1, 3, 3, 7, … (berapa angka berikutnya)
 Apabila Andi memiliki uang Rp10.000 dan Ia membeli 2 buah permen A dengan
seharga Rp300. Berapa sisa uang Andi?
 Soal aljabar seperti: “Nilai x dari 5x = 20 adalah”
11. Verbal Reasoning Test
Contoh soal aptitude test jenis ini umumnya berbentuk narasi yang menjelaskan
informasi tertentu dalam bentuk cerita, berita, atau esai. Melalui verbal reasoning
test, perekrut bisa mengetahui kemampuan calon karyawan dalam mencerna
informasi berupa tulisan serta kemampuan dalam mengambil keputusan berdasarkan
informasi naratif. Soal verbal reasoning test umumnya berlaku untuk beberapa
jawaban soal. Misalnya satu teks narasi berlaku untuk menjawab 1 – 10 nomor soal. 1

1
https://drive.google.com/file/d/1dgxERkWE-Toe6fFgyo5HDrqPUKbF4792/view?usp=drivesdk
Tips Menghadapi Aptitude Test untuk Calon Karyawan
Bagi calon karyawan yang akan menghadapi aptitude test ada beberapa tips yang harus
dicatat di antaranya adalah sebagai berikut.
 Sebelum tes dimulai, persiapkan fisik dan mental Anda. Biarkan tubuh dan otak
Anda beristirahat satu atau dua hari sebelum tes
 Baca dan simak petunjuk pengerjaan tes secara seksama
 Rajin berlatih untuk mengerjakan aptitude test terutama apabila Anda lemah dalam
aritmatika
 Pahami format dari tes bakat dan fokus pada apa yang Anda kuasai
 Kerjakan soal yang menurut Anda mudah terlebih dahulu
 Abaikan peserta lain yang mampu mengerjakan soal dengan cepat dan fokus hanya
pada diri sendiri

Anda mungkin juga menyukai