Anda di halaman 1dari 7

MEMBAHAS TENTANG URGENT SYHADATAIN.

OLEH:

1.DARA DIVASYA WARAHMA

2. NURIKSAN

3. AHMAD TULUNG

4. WAHYUNI

Dosen pembimbing: Dra. Audah mannan, M.ag


BAB I
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN SYAHADATAIN
            Syahadatain atau dua kalimat syahadat adalah dua perkataan pengakuan yang diucapkan
dengan lisan dan dibenarkan oleh hati untuk menjadikan diri orang Islam.
Lafadz kalimat syahadat adalah:
“ Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasulullaah”
Artinya:
“ Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah utusan Allah.”
            Jika seseorang yang bukan Islam membaca dua kalimat syahadat dengan sungguh-
sungguh, yakni membenarkan dengan  hati apa yang ia ucapkan, serta mengerti apa yang
diucapkan, maka masuklah ia ke dalam agama Islam, dan wajiblah ia mengerjakan rukun islam
yang lima, yaitu sholat lima waktu, zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan
ibadah haji bagi yang mampu.

2. DUA KALIMAT SYAHADAT


            Syahadat Laa Ilaha Illallah (‫)ال إل ه إال هللا‬ dan Muhammad Rasulullah (‫محم د رس ول‬
‫)هللا‬ keduanya adalah kunci Islam, tidak mungkin seseorang masuk Islam kecuali dengan
keduanya. Oleh karena itu Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Muadz bin Jabal r.a
ketika beliau –shalallahu ‘alaihi wa sallam- mengutusnya ke Yaman agar pertama kali yang dia
serukan kepada mereka adalah syahadat bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah
dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah1).
a.      Syahadat Tauhid
Kalimat pertama: Laa Ilaha Illallah (‫)ال إله إال هللا‬, yaitu seseorang mengakui dengan lisan dan
hatinya bahwasannya tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah Azza wa Jalla karena Ilah
maknanya al-ma’luh (yang diibadahi) dan Taalluh (mengilahkan) artinya ta’abud. Maknanya,
tidak ada sesembahan yang hak/benar kecuali Allah semata. Dan kalimat ini mengandung makna
peniadaan dan penetapan. Kalimat peniadaan (‫)ال إله‬ dan penetapan (‫)إال هللا‬ dan (‫)هللا‬ adalah lafadz
jalalah merupakan badal dari khabar (‫)ال‬ yang ditiadakan dan taqdirnya (‫)ال إله حق إال هللا‬ yakni ikrar
lisan setelah hati mengimaninya bahwasannya tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah
semata. Dan ini mengandung makna ikhlash/memurnikan ibadah hanya untuk Allah saja dengan
meniadakan ibadah dari selain-NYA.
Allah Ta’ala berfirman:
)101 :‫َت َع ْنهُ ْم آلِهَتُهُ ُم الَّتِي يَ ْد ُعونَ ِمن دُو ِن هّللا ِ ِمن َش ْي ٍء لِّ َّما َجاء َأ ْم ُر َربِّكَ (سورة هود‬
ْ ‫وا َأنفُ َسهُ ْم فَ َما َأ ْغن‬
ْ ‫ظلَ ُم‬
َ ‫َو َما ظَلَ ْمنَاهُ ْم َولَ ِكن‬
“Karena itu tidaklah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sesembahan-sesembahan yang
mereka seru selain Allah diwaktu azab Rabbmu dating…”(QS. Huud: 101).
Firman-Nya:
ْ‫ َوالَ تَجْ َعل‬ .‫) سورة اإلسراء‬39(… ‫َم َع هّللا ِ ِإلَهًا آ َخ َر‬
 “Dan janganlah kamu mengadakan sesembahan-sesembahan lain di samping Allah…” (QS. Al-
Isro: 39).
Dan firman-Nya:

ُ ‫ َواَل تَ ْد‬ .‫) سورة القصص‬88(.… ‫هَّللا ِ ِإلَهًا آخَ َر‬


‫ع َم َع‬
 “Dan janganlah kamu seru sesembahan lain disamping (menyembah) Allah” (QS. Al-Qoshosh:
88).
Dan firman-Nya:

…(14) ‫لَن نَّ ْد ُع َو ِمن دُونِ ِه ِإلَهًا‬  :‫سورة الكهف‬


 “Kami sekali-kali tidak menyeru sesembahan selain Dia…”(QS. Al-Kahfi: 14).
firman Allah Ta’ala sbb:
Atinya:
“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang
mereka seru selain dari Allah itulah yang bathil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah Dan
sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS. Luqman: 30).
       Jadi makna kalimat (‫هللا‬ ‫ )ال إله إال‬adalah tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah Azza
wa Jalla semata. Adapun sesembahan-sesembahan selain-Nya maka uluhiyyah (ketuhanan) yang
dianggap oleh penyembahnya tidaklah benar, artinya uluhiyyah yang bathil, sedangkan yang
benar adalah uluhiyyah Allah Azza wa Jalla semata.
b.      Syahadat Rasul
Kalimat kedua: makna syahadat (‫ )محمد رسول هللا‬adalah mengikrarkan dengan lisan dan
mengimani dengan hati bahwa Muhammad bin Abdillah Al-Quraisyi Al-Hasyimi adalah Rasul
Allah kepada seluruh makhluk Jin maupun manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:

Artinya :
“Katakanlah (wahai Muhammad):’Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada sesembahan
selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya, Nabi yang ummiy yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan
ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk” (QS. Al-A’rof: 158).

Dan firman-Nya:
‫) سورة الفرقان‬1( .‫تَبَا َركَ الَّ ِذي نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ َعلَى َع ْب ِد ِه لِيَ ُكونَ لِ ْل َعالَ ِمينَ نَ ِذيرًا‬:
 “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon kepada hamba-Nya agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam” (QS. Al-Furqon: 01).
              Konsekuensi kalimat syahadat ini adalah membenarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam tentang apa yang beliau kabarkan, melaksanakan apa yang beliau perintahkan, menjauhi
apa yang beliau larang dan tidak ada ibadah kepada Allah kecuali dengan cara yang disyariatkan
olehnya. Konsekuensi syahadat ini juga tidak berkeyakinan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam mempunyai hak dalam rububiyyah (hak untuk diibadahi) dan mengatur alam atau hak
dalam ibadah, akan tetapi ia adalah seorang hamba yang tidak diibadahi dan seorang Rasul yang
tidak berdusta, dan dia tidak memiliki kemampuan sedikitpun untuk memberi manfaat dan
mudharot untuk dirinya sendiri maupun orang lain kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah
sebagaimana firman Allah Ta’ala:
Artinya :
“Katakanlah (ya Muhammad):’Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah
ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan
kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan
kepadaku…” (QS. Al-An’am: 50).
          Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang hamba yang diperintah dan
mengikuti/mematuhi apa yang diperintahkan kepadanya, firman Allah Ta’ala:

Artinya:
“Katakanlah:’Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatan kepadamu
dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan’. Katakanlah:’Sesungguhnya aku sekali-kali tiada
seorangpun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh
tempat berlindung selain daripada-Nya” (QS. Al-Jin: 21-22).

Firman-Nya:

“Katakanlah:’Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak
kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib,
tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan.
Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang
yang beriman” (QS. Al-A’rof: 188).
                      Dengan ayat-ayat tadi, kita tahu bahwasanya tidak ada yang berhak atas ibadah
baik Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam maupun makhluk lainnya dan sesungguhnya ibadah
itu tidak untuk siapapun kecuali Allah semata. Allah Ta’ala berfirman:
ُ ْ‫ك ُأ ِمر‬
‫) سورة‬163-162( . َ‫ت َوَأنَاْ َأ َّو ُل ْال ُم ْسلِ ِمين‬ َ ‫الَ َش ِري‬. َ‫ي َو َم َماتِي هّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬
َ ِ‫ك لَهُ َوبِ َذل‬ َ ‫قُلْ ِإ َّن‬
َ ‫صالَتِي َونُ ُس ِكي َو َمحْ يَا‬
‫األنعام‬.
 “Katakanlah:’Sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Rabb alam semesta, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)” (QS. Al-
An’am: 162-163).
        Sedangkan hak Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah kita menempatkannya pada tempat
yang telah Allah tempatkan baginya, yaitu beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, sholawat
dan salam Allah atas beliau.

3. URGENSI SYAHADATAIN
Syahadat adalah pintu gerbang Islam. Untuk masuk Islam, orang harus menyatakan
persaksian atas kebenaran Islam itu dengan mengucapkan syhadatain ini. Syahadat
tauhid merupakan pengakuan terhadap ketuhanan Alloh yang menurunkan sistem ini kepada
Nabi-Nya. Syahadat rasul merupakan pengakuan bahwa Muhammad saw. harus dijadikan
panutan dalam menjalankan Islam. Berikut ini adalah urgensi dari syahadatain tersebut:
1. Syahadatain adalah pintu gerbang Islam.
2. Syahadatain adalah intisari ajaran Islam
a. Secara global: Islam mengajarkan tentang aqidah dan syariat.
b. Secara umum: Islam mengajarkan tentang ibadah, akhlaq, muamalat.
3. Syahadatain sebagai azas perubahan
            Untuk membangun masyarakat baru di atas puing-puing jahiliyah, Rasulullh saw. tidak
mengawali perubahan itu dari politik, ekonomi dll. Beliau saw. mengawali dengan apa yang ada
didalam jiwa mereka, yaitu dengan menanamkan syahadatain di dalamnya.
4. Syahadatain sebagai dakwah para rasul
5. Syahadatain sebagai fadhilah dan keutamaan yangbesar.
“Barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah, ia masuk surga”, “Barangsiapa mati sedang ia
mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh, ia masuk surga”, “Dua kata yang ringan
diucapkan namun berat timbangannya, yakni: laa ilaha illallah, Muhammad rasululloh“.

4. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN


1. Syirik Kepada Allah
Firman Allah :
Termasuk didalamnya menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburanyang
dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.
2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara.
Ia berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada merekadan bertawakkal kepada
mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma’. Kejadian ini pernah terjadi pada zaman Rosulullah
SAW yaitu yang telah dilakukan oleh kaum kair Quraisy. Salah jika menganggap kaum Quraisy
sepenuhnya berTuhan kepada Latta, ‘Uzza, Manat, serta Huban. Mereka hanyalah Ghoroniq
buatan kaum mereka sendiri dengan dalih para ghoroniq inilah yang akan menyampaikan do’a-
do’a serta permohonan mereka kepada Allah. Tuhan mereka hanyalah pemberi syafaat kepada
mereka. Tampaknya hal ini juga banyak terjadi di kalangan masyarakat di negeri kita saat ini
yaitu generasi-generasi jahiliyah modern.
3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap
kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia itu kafir.
4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Muhammad SAW lebih sempurna dari
petunjuk beliau.
Seperti orang-orang yang mengutamakan hokum thaghut di atas hukum Rosulullah SAW,
mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas hukum Islam, maka dia kafir.
5. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rosulullah SAW sekalipun ia juga
mengamalkannya, maka ia kafir
6. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rosul SAW atau pahala maupun siksanya, maka ia
kafir.
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah :
7. Sihir
Diantaranya sharf dan ‘athf (barangkali adalah amalan yang membuat suami benci
kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet). Barangsiapa melakukan atau
meridhoinya, maka ia kafir. Firman Allah :
8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam.
Firman Allah :
9. Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari’at Nabi
Muhammad SAW seperti halnya Nabi Khidir boleh keluar dari syariat Nabi Musa maka ia kafir.
Sebagaimana diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan / melampaui batas) bahwa
mereka dapat mencapai suatu derajatatau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti
ajaran Rosulullah SAW.
10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya.
Firman Allah :

Syaikh Muhammad at Tamimi berkata, “tidak ada beda dalam hal yang membatalkan
syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang takut,
kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling
sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon
perlindungan kepada Allah SAW dari hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya
yang pedih.”
DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i, Moh. 2011. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang: PT. Karya Toha Putra.
http//:www.goggle.com

Anda mungkin juga menyukai