Sessler DI. Perioperative Thermoregulation in the Elderly.
Dalam: Reves JG, Barnett SR,
McSwain JR, Rooke GA, editor. Geriatric Anesthesiology [Internet]. Cham: Springer International Publishing; 2018 [dikutip 7 April 2023]. hlm. 213–29. Tersedia pada: http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-66878-9_15 Penurunan suhu inti tubuh dalam 2-3 jam selanjutnya merupakan kehilangan panas yang melebihi produksi panas. Hal ini dikarenakan terjadi reduksi produksi panas sebesar 30% pada saat anestesia umum. Produksi metabolisme panas terjadi secara konstan selama anestesi dan sangat minimal dipengaruhi dari teknik anestesi yang digunakan. Kehilangan panas melalui respirasi merupakan fungsi linear dari laju metabolisme. Berlawanan dengan hal tersebut, kehilangan panas melalui kutaneus ditentukan dari seberapa luas permukaan kulit dan suhu sekitar. Penurunan hipotermia pada fase kedua tergantung dari perbedaan metabolisme memproduksi panas dan hilangnya panas melalui kutaneus dan respirasi. Setelah 3-4 jam, temperatur inti tubuh mencapai plateu karena vasokonstriksi kutaneous menyebabkan penurunan kehilangan panas dan pembentukan panas dari metabolisme di kompartemen inti tubuh, sehingga menciptakan gradien temperature perifer-inti yang normal.