Untitled
Untitled
تسويق
Uslub madh wa dzam dengan menggunakan
kata نعمdan بئس
1) نعمdan بئس
Para ulama berbeda pendapat tentang نعمdan بئسapakahtermasuk fiil atau isim, ulama
Bashrah berpendapat bahwa keduanya adalah fiil dengan beralasan keduanya bisa dimasuki
oleh ta ta’nis sukun dan merafakan failnya seperti dalam contoh نعمت المرأة فاطمة, ulama
تسويق
kuffah berpendapat bahwa keduanya adalah isim dengan beralasan keduanya bias dimasuki
alif lam seperti dalam contoh , saya sendiri sependapat dengan ulama Bashrah karena hujah
mereka kuat dan paling banyak dijadikan referensi oleh ulama lainnya.
Memuji dan menghina menggunakan نعمdan بئس
a) Unsur-unsur
Sebelum kita membahas uslub ini lebih rinci saya akan menjelaskan usnsur-unsur
yang terdapat dalam uslub ini terlebih dahulu. Unsur-unsur yang terdapat dalam uslub ini
adalah sebagai berikut:
a) نعمdan بئس, merupakan fiil jamid yang bermakna memuji atau menghina
b) Isim setelah نعمdan بئسmerupakan fail dari kedua fiil tersebut.
تسويق
c) Isim setelah fail نعمdan بئسdisebut mahsus yang merupakan obkek dari
pujian atau hinaan.
d) Jumlah نعمdan بئسbeserta fiilnya merupakan khabar yang didahulukan ia
تسويق
berirab rafa secara mahal (kedudukannya)
e) Mahsus merupakan mubtada yang diakhirkan.
skema uslub memuji dan menghina menggunakan نعمdan بئس تسويق
Mahsus Fail نعمdan بئس
محمد الرجل نعم
هند المراة بئست
Mubtada yang Jumlah khabar yang didahulukan
diakhirkan
تسويق
Fail dari نعمdan بئس
1) Berupa isim yang dimarifatkan dengan ال, seperti dalam contoh نعم الرجل محمد
2) Berupa isim nakirah yang diidhafatkan kepada isim yang dima’rifatkan
dengan الseperti dalam contoh نعم مكان الجزاء الجنة
3) Berupa dhomir mustatir yang dijelaskan oleh tamyiz seperti dalam
contoh نعم خلقا الصدق
تسويق
4) Berupa isim mausul ( منdan ) ماseperti dalam contoh بئس من يقول الكاذب,نعم ما يقول العالم
تسويق
Hukum-hukum mahsus
Mahsus atau isim yang menjadi objek pujian atau hinaan mempunyai beberapa keadaan dalam
kalimat, sebagai berikut:
1) Mahsus boleh didahulukan dari fiil, seperti dalam contoh الصادق نعم الرجل, dalam keadaan
seperti ini maka mahsus berkedudukan sebagai mubtada. Ulama nahwu menamai mahsus
macam ini dengan mus’ir ( )مشعرsebagai mana perkataan ibnu malik dalam magnum opus-
nya kitab alfiyah ibnu malik,
كالعلم نعم المقتنى والمكتفى# وان يقدم مشعر به كفى
2) Mahsus boleh didahuli oleh amil nawasikh, baik ia terletak setelah fiil seperti dalam
contoh نعم الرجل كان محمدmaka dalam keadaan seperti ini mahsus berkedudukan sebagai
isim كانdan fiil beserta failnya berkedudukan sebagai khobar كانyang didahulukan, atau
ia terletak sebelum fiil dan failnya seperti dalam contoh نعم الرجل كان محمد
3) Boleh membuang mahsus jika terdapat indicator (qarinah) yang jika mahsus dibuang
perkataan dapat dipahami, seperti percakapan 2 orang sahabat yang menceritakan
kepintaran sahabatnya Ahmad انه عالم, نعم الرجلjika kita perjelas percakapan tersebut maka
akan menjadi انه عالم, نعم الرجل احمدkata Ahmad dalam percakapan tersebut dibuang karena
kedua sahabat tersebut telah mafhum dengan yang Ahmad yang diceritakan.
Uslub madh wa dzam dengan menggunakan
kata حبذاdan ال حبذا
تسويق
Uslub madh wa dzam dengan menggunakan
kata حبذاdan ال حبذا
2) Unsur-unsur
Seperti pada pembahasan uslub madh wa dzam dengan نعمdan بئس, حبذاdan ال حبذاjuga
mempunyai unsur-unsur yang berbeda dengan sebagai berikut:
a) حبmerupakan fiil madhi jamid (yang tidak di derivasi) .
b) ذاmerupakan fail dari حب.
c) Isim nakirah setelah ذاberkedudukan sebagai tamyiz yang menjelaskan ذا.
d) Isim marifat setelah tamyiz berkedudukan sebagai mubtada yang diakhirkan.
e) Khobar dari mubtada adalah jumlah fiil fail beserta tamyiznya.
تسويق
Hukum-hukum mahsus
Para ulama nahwu berbeda pendapat tentang penempatan mahsus untuk حبذاdan ال حبذا, Imam
Abdul Rahman Al-makudi dalam syarahnya terhadap kitab alfiyah ibnu malik mengatakan
bahwa mahsus pada حبذاdan ال حبذاharus berada setelah fiil dan fail, sedangkan A. Sohib
Khairani seorang ahli nahwu asal Indonesia dalam bukunya Audlohul manaahij berpendapat
bahwa mahsus pada حبذاdan ال حبذاboleh didahulukan seperti dalam contoh الصالح حبذا عبدا,
bahkan beliau menambahkan bahwa tamyiz boleh didahulukan dari mumayaznya seperti alam
contoh رجال حبذا الصالح.
skema untuk uslub memuji dan menghina
menggunakan حبذاdanال حبذا
تسويق
Uslub madh wa dzam dengan menggunakan wajan
fiil tsulasi
Para ulama juga membolehkan membuat uslub madh wa dzam dengan menggunakan fiil, dengan
syarat sebagai berikut:
Catatan : jika fail fiil tersebut berbentuk mustatir yang kembali kepada tamyiz setelahnnya, maka ada
2 alternatif dalam penulisan fiilnya, sebagai berikut:
1) Fiil berbentuk mufrad secara mutlak baik failnya berbentuk tasniah, muanast, atau jamak
2) Fiil menyesuaikan dengan failnya.