ض ِم ْيراالسم
َ
DisusunOleh:
MAKALAH................................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................4
KESIMPULAN........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai mahasiwa yang belajar bahasa Arab di Perguruan Tinggi Islam kita harus
mengetahui dan memahami bahasa Arab dengan baik. Namun sebagian besar mahasiswa yang
belajar bahasa Arab mengeluhkan beberapa materi mata kuliah bahasa Arab. Mereka
beranggapan bahwa mata kuliah bahasa arab itu sangat sulit karena mempunyai struktur kalimat
yang cukup sulit dipahami dan terkadang situasi dan kondisi ketika belajar bahasa Arab kurang
efektif karena kurangnya pendalaman mahasiswa terhadap bahasa Arab tidak seperti bahasa
Inggris yang sudah menjadi bahasa Internasional.
Maka pada kesempatan ini kami akan membahas materi bahasa Arab yaitu Isim Dhamir
(Kata Ganti). Dimana pembahasan ini cukup sulit untuk dipahami karena membutuhkan
konsentrasi yang tinggi bahkan seorang guru sering bercerita ketika mengajar Isim Dhamir
bahwa seekor katak mengatakan seandainya saya mengetahui tempat kembalinya Dhamir maka
saya juga Ulama.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kitab Al Imriti. Nadhom ke 2 dari Bab ma’rifat nakiroh.
2
Alfiyyah Ibnu Malik bait ke 57.
3
Kitab Al Imriti bait ke 3 dari Bab Ma’rifat Nakiroh.
4
CATATAN:
Pengertian ghoib yaitu seseorang selainnya orang yang berbicara dan selainnya
orang yang diajak bicara (tidak berada di lokasi atau orang ketiga). Mutakallim yaitu
seseorang yang menceritakan keadaannya sendiri. atau penceramah (orang kesatu).
Mukhotob yaitu seseorang yang diajak bicara (orang kedua ).4
Dhamir munfashil adalah kata ganti dalam bahasa arab yang bisa
diletakkan di awal kalimah dan bisa juga jatuh setelah lafadz illa ( ّ)إال. Dhamir
4
M. Sholehudiin Shofwan, Mabadi Asshorfiyah Jilid II (Jombang : Darul Hikmah 2000), h. 2
5
Alfiyyah Ibnu Malik bait ke 54
5
munfashil ini ada 24 jenis (tanpa pengulangan) atau 28 jenis (dengan
pengulangan). Dari jumlah tersebut, dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
ُ ُ
Surat Al Baqarah ayat 4: اآْل ِخ َر ِة هُ ْمbِك َوب ِ ا أ ْنbكَ َو َمbَوالَّ ِذينَ ي ُْؤ ِمنُونَ بِ َما أ ْن ِز َل ِإلَ ْي
َ bِز َل ِم ْن قَ ْبلb
)4( َ يُوقِنُون. Dhamir munfashil marfu’.
6
Amsilatit Tasrifiyyah h50
7
Alfiyyah Ibnu Malik bait ke60.
8
Ibid.
6
Contohnya di dalam Al Quran:
َ َوالَّ ِذينَ ي ُْؤ ِمنُونَ بِ َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْي. Di sana tersimpan dhamir
Surat Al Baqarah ayat 4: ك
huwa. Unzila artinya telah diturunkan. Apa yang diturunkan? Yang
diturunkan adalah huwa (dia) sebagai dhamir mustatir yang posisinya adalah
naibul fa’il.
2. Dhomir Mustatir Jawazan adalah dhomir yang bisa digantikan oleh isim dhohir
yang semakna. Yang termasuk dhomir mustatir jawazan adalah semua fiil madhi
dan mudhori dengan dhomir ghoib atau ghoibah.9
9
Mulakhos Qowaidul Lughoh Al Arobiyyah – Fuad Ni’mah Bab Dhomir hal 11 ih3 – 118.
7
3. Apabila dibaca Nashob maka kedudukannya sebagai maf’ul bihi dan
isimnya inna.
4. Apabila Dhomir dibaca jarr, maka kedudukannya sebagai mudhof ilayhi
dan majrur, sebab didahului huruf jar.10
5. Syarat dhomir jangan dibaca jazm, sebab tidak terdapat dhomir yang
menempati status Jazm sebab dhomir ialah isim dan isim tersebut tidak
terdapat yang majzum.
2.5 Membuat Kalimat Dengan Isim Dhomir
Cara membuat kalimat ismiyyah dengan isim dhomir yang berkedudukan di
Mubtada’ Khobar
1. Mubtada dan khabar harus sama jenis (misalkan mubtada dari jenis mudzakkar,
maka khabar juga harus dari jenis mudzakkar)
2. Mubtada dan khabar harus sama bilangan (misalkan mubtada berbentuk jamak,
maka khabar juga harus berbentuk jamak)
3. Mubtada dan khabar harus sama-sama marfu’
Kalimat di atas salah arena اَ ْنتُ ْمitu artinya Kalian (untuk jamak atau banyak
orang), sedangkan لِ ٌمbb ُم ْسartinya satu orang muslim (tidak memenuhi kaidah
harus sama bilangan). Kalimat di atas menjadi benar jika diubah menjadi اَ ْنتَ ُم ْسلِ ٌم
(engkau/kamu seorang muslim)
Kalau kita analisis alias kita bedah pada kalimat اَ ْنتُ َما ُم ْسلِ َما ِنdi atas, maka semua
kaidah yang telah dijelaskan sebelumnya di atas sudah terpenuhi semua:
10
Mukhtarot – Ringkasan kaidah kaidah bahasa arab; Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron. Penerbit Al Furqon.
8
Mubtada dan khabar sudah sama jenis yaitu sama-sama dari jenis mudzakkar,
dimana اَ ْنتُ ْمadalah isim dhomir untuk mudzakkar, dan َلِ ُموْ نbb ُم ْسjuga dari jenis
mudzakkar
Mubtada dan khabar sudah sama bilangan yaitu sama-sama bentuk jamak, dimana
اَ ْنتُ ْمadalah isim dhomir untuk bentuk jamak, dan َ ُم ْسلِ ُموْ نjuga merupakan bentuk
jamak
Namun perlu diketahui bahwa mubtada di sini yaitu isim dhomir ini termasuk isim
yang mabni alias harokat akhir nya tidak berubah alias tetap. Jadi Posisi Marfu’, Majrur,
Manshub nya pun sama saja alias tidak ada bedanya. Sedangkan Khabar nya bukan
termasuk isim mabni, maka bentuk khabarnya sudah marfu’ yaitu berakhiran uuna untuk
jamak mudzakkar salim.
9
KESIMPULAN
Penggunaan dhomir dalam bahasa arab adalah untuk menggantikan dari isim dzahir.
Kedudukan i’rab isim dhamir bisa marfu’, mansub dan majrur. Apabila dibaca Rofa’ maka
kedudukannya sebagai mubtada’, khobar, fa’il atau naibul fa’il, isimnya kaana. Apabila dibaca
Nashob maka kedudukannya sebagai maf’ul bihi dan isimnya inna.
Apabila Dhomir dibaca jarr, maka kedudukannya sebagai mudhof ilayhi dan majrur,
sebab didahului huruf jar. Isim dhomir ada yang terlihat, disebut dhomir bariz, dan ada yang
tersembunyi, disebut dhomir mustatir. Dhomir bariz sendiri dibedakan menjadi dhomir mustashil
dan munfashil. Sedangkan dhomir mustatir terbagi menjadi 2 yaitu wujuban dan jawazan.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Mulakhos Qowaidul Lughoh Al Arobiyyah – Fuad Ni’mah Bab Dhomir hal 11 ih3 – 118.
Mukhtarot – Ringkasan kaidah kaidah bahasa arab; Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron. Penerbit
Al Furqon.
12