Anda di halaman 1dari 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : NAHWU I / SINTAKSIS DASAR


B. Kegiatan Belajar : JUMLAH ISMIYYAH / MUBTADA + KHABAR (KB 2)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


A. Jumlah Ismiyyah / Kalimat Nomina
Jumlah Ismiyyah adalah kalimat yang diawali dengan kata isim
(nomina). Jumlah ismiyyah terdiri dari 2 bagian, yaitu "Mubtada"
)‫(مبتدأ‬sebagai pangkal kalimat dan "Khabar" )‫ (خبر‬sebagai pelengkap
kalimat.
Mubtada adalah subjek sebuah kalimat, bisa berupa kata benda
atau bisa berupa kata ganti (dhamir). Mubtada harus Marfu' )‫(مرفوع‬
artinya harokat terakhirnya harus dhommah atau dhommatain atau
sesuai dengan tanda pada i’rab isim atau kasus nomina (perhatikan
peta konsep tentang i’rab isim / kasus nomina). Khabar adalah
predikat sebuah kalimat yang berfungsi melengkapi makna mubtada
atau memberikan informasi/berita mengenai mubtada.
Dengan demikian, jumlah ismiyyah ialah pola kalimat yang
diawali dengan kata isim (nomina) sebagai mubtada yang
merupakan pangkal kalimat lalu diikuti oleh khabar (predikat)
sebagai pelengkap mubtada.
Peta Konsep (Beberapa
1. Pengertian Mubtada
1 istilah dan definisi) di
Mubtada ialah isim yang dirofakan yang kosong dari amil-amil
modul bidang studi
bangsa lafadz". Yang dimaksud dengan “kosong dari amil-amil
bangsa lafadz” adalah: Bahwa yang merofa'kan mubtada itu
bukan amil lafadz, seperti halnya kalau fa'il dan naib fa'il
dirofakannya oleh amil lafadz yaitu: fi'il mabni fa'il atau fi'il
mabni majhul. Ada lagi yang mendefinisikan mubtada adalah
Mubtada adalah isim yang dirofakan yang terletak di permulaan
jumlah.
2. Pengertian Khabar
Khobar ialah isim yang dirofa'kan yag disandarkan kepada
mubtada”. Ada juga yang mendefinisikan Khobar ialah isim
yang dirofa'kan yang memberitakan keadaan mubtada atau yang
terletak setelah mubtada.
3. Persesuaian antara Mubtada dan Khobar
Antara mubtada dan khobar harus sesuai di dalam hal-hal
sebagai berikut:
a. Di dalam mufrodnya
b. Di dalam tasniyahnya
c. Di dalam jama'nya
d. Di dalam muannats dan mudzakarnya
4. Pembagian Mubtada
1) Mubtada Dohir, Seperti contoh: ‫زيد قائم‬
2) Mubtada dlomir (mubtada yang dibuat dari isim dlomir atau
isim dlomir munfashil marfu').
5. Pembagian Khobar
Khobar terbagi kepada dua bagian:
1) Khobar Mufrod.
Khobar mufrod adalah: "Khobar yang terdiri dari bukan
jumlah atau serupa jumlah”.
2) Khobar jumlah (khobar ghoir mufrod)
Khobar jumlah adalah: “Khobar yang terdiri dari jumlah atau
serupa jumlah”. Yang dimaksud dengan jumlah ada dua
macam:
a. Jumlah Ismiah, yaitu jumlah yang terdiri dari mubtada
dan khobar
b. Jumlah Fi'liyah, yaitu jumlah yang terdiri dari fi'il dan
fa'il.

Yang dimaksud dengan serupa jumlah ada dua macam:


a. yang terdiri dari jar majrur
b. yang terdiri dari dhorof (baik dhorof makan atau dhorof
zaman).
Di dalam Khobar ghoir mufrod atau khobar jumlah, harus
terdapat dhamir yang kembali kepada mubtada, dan dhamir
tersebut harus sesuai dengan mubtada itu. Ketentuan ini
berlaku apabila khobar ghoir mufrodnya terdiri dari jumlah
ismiyah Di dalam Khobar ghoir mufrod atau khobar jumlah,
harus terdapat dhamir yang kembali kepada mubtada, dan
dhamir tersebut harus sesuai dengan mubtada itu. Ketentuan
ini berlaku apabila khobar ghoir mufrodnya terdiri dari
jumlah ismiyah. Contohnya: ‫طلب العلم فريضة‬

B. Pengembangan Jumlah Ismiyyah


Jumlah Ismiyyah yang terdiri dari mubtada’ sebagai pokok
kalimat umumnya berupa kata benda (isim) sebagai mubtada dan
khabar. Namun, ada juga jumlah ismiyyah yang berupa syibh al-
jumlah, yakni jar majrur atau zarf mazhruf sebagai penjelas
mubtada’.
Selanjutnya, struktur Jumlah Ismiyyah tidak selalu diawali
oleh mubtada’, bahkan jika mubtada’ tidak berupa isim ma’rifat
maka jumlah tersebut pada umumnya diawali oleh khabar, yaitu jika
mubtada’nya berupa isim nakirah dan khabarnya berupa jar-majrur
atau zarf-mazhruf. Jika mubtada‘ yang nakirah di atas diubah
menjadi ma’rifah, maka strukturnya bisa dikembalikan ke struktur
semula yakni mubtada’ – khabar, tetapi boleh juga masih tetap
khabar-mubtada’.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur
jumlah ismiyyah memiliki pola sebagai berikut.
1. Mubtada (isim makrifat) + khabar (isim nakirah), contohnya:
"‫”هللا أحد‬.
2. Mubtada (isim makrifat) + khabar (isim makrifat), contohnya:
"‫ "هللا الصمد‬, "‫”زيد القائم‬
3. Mubtada (mashdar mu’awwal) + khabar (isim nakirah),
contohnya: ‫وأن تصوموا خير لكم‬
4. Khabar (jarr-majrur) + mubtada (isim nakirah), contohnya: ‫في‬
‫المسجد مسلمون‬
5. Khabar (zharf-mazhruf) + mubtada (isim nakirah), contohnya:
‫فوق المكتب مصباح‬
6. Khabar (jarr-majrur) + mubtada (isim makrifat), contohnya ‫في‬
‫المسجد المسلمون‬
7. Khabar (zharf-mazhruf) + mubtada (isim makrifat), contohnya
‫فوق المكتب المصباح‬

Daftar materi bidang studi


2 yang sulit dipahami pada Materi pengembangan jumlah ismiyyah
modul

Struktur Jumlah Ismiyyah tidak selalu diawali oleh mubtada’, bahkan


jika mubtada’ tidak berupa isim ma’rifat maka jumlah tersebut pada
Daftar materi yang sering umumnya diawali oleh khabar, yaitu jika mubtada’nya berupa isim
3 mengalami miskonsepsi nakirah dan khabarnya berupa jar-majrur atau zarf-mazhruf. Jika
dalam pembelajaran mubtada‘ yang nakirah di atas diubah menjadi ma’rifah, maka
strukturnya bisa dikembalikan ke struktur semula yakni mubtada’ –
khabar, tetapi boleh juga masih tetap khabar-mubtada’.

Anda mungkin juga menyukai