Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

“PROSES PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI

BIDANG KESEHATAN”

OLEH :

AMSYARIA RAMADHANI

J1A120265

AKK B

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul

“PROSES PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG

KESEHATAN” dapat diselesaikan. Salam dan shalawat, senantiasa penulis curahkan

kepada Rasullulah SAW, beserta sahabat dan sahabiyyah.

Pada kesempatan ini peneliti hendak menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang tidak dapat peneliti ucapkan satu persatu yang telah memberikan

dukungan serta bantuan sehingga makalah ini dapat selesai.

Kendari, 1 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4

2.1 Sumber Daya Manusia Indonesia...................................................................4

2.2 Sumber Daya Manusia di Bidang Kesehatan..................................................5

2.3 Perkembangan dan Hambatan Situasi SDM Kesehatan.................................6

2.4 Tatanan SDM dalam Kesehatan......................................................................7

BAB III PENUTUP...................................................................................................13

3.1 Kesimpulan...................................................................................................13

3.2 Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

iii
1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SDM merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan


pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan berdaya saing tinggi dalam berbagai
aspek akan mendukung peningkatan pembangunan, baik di bidang ekonomi,
kesehatan maupun di bidang sosial dan budaya. SDM yang berdaya saing tinggi
merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan di era globalisasi yang diwarnai
dengan semakin ketatnya persaingan serta tiadanya batas antar negara dalam interaksi
hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk memenangkan dan menangkap
peluang yang ada, pengembangan SDM harus ditekankan pada penguasaan
kompetensi yang fokus pada suatu bidang tertentu yang pada gilirannya akan mampu
meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun internasional.
Untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat periode jangka panjang tahun 2015 -
2025, pembangunan kesehatan di daerah baik propinsi maupun Kabupaten/Kota
ditujukan untuk menciptakan dan mempertahankan Propinsi, Kabupaten/Kota Sehat
dengan menerapkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Oleh karena itu, untuk
mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat 2015 tersebut diperlukan SDM
Kesehatan yang bermutu dan merata. SDM yang berkualitas akan mendorong
terciptanya produktivitas yang tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi
keberhasilan pembangunan kesehatan secara nasional sehingga dapat
mensejahterakan kehidupan bangsa dan pada akhirnya akan memperkuat Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam mewujudkan SDM seperti yang dicita-citakan
tersebut diperlukan kerja keras untuk menghadapi berbagai kendala dan tantangan
yang berat.

1
2

Pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan merupakan


komponen strategis pembangunan kesehatan guna mempercepat pemerataan
pelayanan kesehatan dan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Kinerja suatu
organisasi akan ditentukan oleh salah satu unsur utama yaitu kualitas sumber daya
manusia. Tujuan dari upaya pengembangan sumber daya manusia di bidang
kesehatan adalah meningkatnya pemberdayaan dan penyediaan sumber daya manusia
dibidang kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang bermutu dalam jumlah dan
jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan latar belakang inilah penyusun mengangkat judul makalah


mengenai SDM di Indonesia dan Tatanannya dalam Bidang Kesehatan
dan sebagai tugas bagi penyusun yang mengikuti mata kuliah Manajemen Keuangan.
Penyusun merasa penting untuk membahas permasalahan ini karena dengan adanya
pengetahuan tentang SDM dan perannya dalam bidang kesehatan dapat meningkatkan
pembangunan kesehatan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Belum diketahuinya bagaimana gambaran SDM di Indonesia dan tatanannya
dalam bidang kesehatan itu.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran SDM di Indonesia dan tatanannya dalam
bidang kesehatan itu.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui bagaimana sumber daya manusia Indonesia itu.
b. Untuk mengetahui bagaimana sumber daya manusia kesehatan itu.
3

c. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan hambatan situasi SDM


Kesehatan itu.
d. Untuk mengetahui bagaimana tatanan SDM dalam kesehatan itu.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain dapat berguna bagi
peminatan ilmu administrasi kebijakan kesehatan, dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan tentang SDM dalam pembangunan kesehatan, dapat membantu dalam
proses belajar mengajar dan masih banyak manfaat lainnya yang dapat diambil dari
makalah yang sederhana ini.
2 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumber Daya Manusia Indonesia

Sumber Daya Manusia ( SDM ) adalah potensi yang terkandung dalam diri
manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan
transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang
seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih
dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.
Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil
penjurusan industri dan organisasi. Selain itu, SDM juga merupakan potensi
manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya yang
merupakan aset dan berfungsi sebagai modal ( non material/non finansial ) didalam
organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Terkait dengan kondisi SDM Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara
jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada
krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah
kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta
orang penganggur terbuka ( open unemployment ). Angka ini meningkat terus selama
krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan
angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja
Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %.

4
5

Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan


kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor
ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai
saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan
tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus
meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan
perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini
menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ( Ditjen Dikti ) Depdiknas
angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan
selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu
sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata 7 %, hanya berasal dari pemanfaatan sumber daya alam
intensif (hutan dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi
langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan
produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang
berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari
rendahnya kualitas SDM.
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena
sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku
pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu
juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing
dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM
melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.

2.2 Sumber Daya Manusia di Bidang Kesehatan


6

SDM atau tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang
untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan. SDM atau tenaga kesehatan
berperan sebagai perencana, penggerak dan sekaligus pelaksana pembangunan
kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis yang sesuai,
maka pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan secara optimal. SDM
Kesehatan juga merupakan tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan
strategis dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/penunjang
kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam upaya
dan manajemen kesehatan.
Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh
kebijakan kebijakan sektor lain, seperti kebijakan sektor pendidikan, kebijakan sektor
ketenagakerjaan, sektor keuangan dan peraturan kepegawaian. Kebijakan sektor
kesehatan yang berpengaruh terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain
kebijakan tentang arah dan strategi pembangunan kesehatan, kebijakan tentang
pelayanan kesehatan, kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan.
Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh terhadap
pendayagunaan tenaga kesehatan yaitu desentralisasi, globalisasi, menguatnya
komersialisasi pelayanan kesehatan, teknologi kesehatan dan informasi. SDM dalam
kesehatan mempunyai berbagai keahlian sesuai dengan profesi masing-masing seperti
dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, fisioterapis, apoteker, analis
farmasi dan sebagainya yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus untuk
melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta
lingkungannya.

2.3 Perkembangan dan Hambatan Situasi SDM Kesehatan


7

Secara terperinci dapat digambarkan perkembangan dan hambatan situasi


sumber daya kesehatan sebagai berikut :
1. Ketenagaan
Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting didalam peningkatan
pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama
mengingat tenaga kesehatan saat ini belum sepenuhnya berpendidikan D-III
serta S-1 sedangkan yang berpendidikan SPK serta sederajat minim terhadap
pelatihan tehnis, hal ini juga berkaitan dengan globalisasi dunia dan
persaingan terhadap kualitas ketenagaan harus menjadi pemicu.

2. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor
utama didalam peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal
maupun belanja barang. Di dalam upaya peningkatan pembiayaan terhadap
sektor kesehatan dianggarkan melalui dana APBN, APBD Provinsi dan
Kabupaten, serta sumber lainnya.

3. Sarana Kesehatan Dasar


Komponen lain di dalam sumber daya kesehatan yang paling penting
adalah ketersedian sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan
kualitas bangunan yang menggambarkan unit sarana pelayanan kesehatan
yang bermutu baik bangunan utama, pendukung dan sanitasi kesehatan
lingkungan. Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan
peralatan medis, peralatan nonmedis, peralatan laboratorium beserta
reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan komunikasi, kendaraan roda
empat dan kendaraan roda dua.

2.4 Tatanan SDM dalam Kesehatan


8

 
Dalam SKN ( Sistem Kesehatan Nasional ) terdapat subsistem SDM Kesehatan
yang merupakan tatanan yang menghimpun bentuk dan cara penyelenggaraan upaya
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan, yang meliputi upaya
perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan SDM
Kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Jadi tatanan
SDM dalam kesehatan antara lain :

2.4.1 Upaya Perencanaan SDM Kesehatan


Penyusunan rencana kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan
memperhatikan kebutuhan SDM Kesehatan yang diutamakan, baik dalam
upaya kesehatan primer maupun upaya kesehatan sekunder serta tersier.
Perencanaan SDM Kesehatan yang meliputi jenis, jumlah dan kualifikasinya
dilakukan dengan meningkatkan dan memantapkan keterkaitannya dengan
unsur lainnya dalam manajemen pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan dengan memperhatikan tujuan pembangunan kesehatan dan
kecenderungan permasalahan kesehatan di masa depan. Perencanaan SDM
Kesehatan dilakukan dengan mendasarkan pada fakta ( berbasis bukti )
melalui peningkatan sistem informasi SDM Kesehatan.

2.4.2 Upaya Pengadaan SDM Kesehatan

Upaya pengadaan SDM Kesehatan adalah dengan melaksanakan


pendidikan dan pelatihan SDM Kesehatan. Standar pendidikan tenaga
kesehatan dan pelatihan SDM Kesehatan mengacu kepada standar pelayanan
dan standar kompetensi SDM Kesehatan dan perlu didukung oleh etika
9

profesi SDM Kesehatan tersebut. Pemerintah dengan melibatkan organisasi


profesi dan masyarakat menetapkan standar kompetensi dan standar
pendidikan yang berlaku secara nasional. Pemerintah bertanggungjawab
mengatur pendirian institusi pendidikan dan pembukaan program pendidikan
tenaga kesehatan yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan. Pendirian
institusi pendidikan dan pembukaan program pendidikan ditekankan untuk
menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang bermutu dan dapat bersaing
secara global dengan memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan,
dinamika pasar baik di dalam maupun di luar negeri, dan kemampuan
produksi tenaga kesehatan dengan yang sudah ada.

Pemerintah dengan melibatkan organisasi profesi membentuk badan


regulator profesi yang bertugas menyusun berbagai peraturan persyaratan,
menentukan kompetensi umum, prosedur penetapan kompetensi khusus
tenaga kesehatan, serta menentukan sertifikasi institusi pendidikan dan
pelatihan profesi. Kompetensi tenaga kesehatan harus setara dengan
kompetensi tenaga kesehatan di dunia internasional, sehingga registrasi tenaga
kesehatan lulusan dalam negeri dapat diakui di dunia internasional.
Penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan harus memenuhi akreditasi
sesuai dengan peraturan perundangan. Institusi/fasilitas pelayanan kesehatan
yang terakreditasi wajib mendukung penyelenggaraan pendidikan tenaga
kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan harus responsif
gender yang berorientasi kepada kepentingan peserta didik.

2.4.3 Upaya Pendayagunaan SDM Kesehatan


10

Pemerintah Pusat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melakukan


upaya penempatan tenaga kesehatan yang ditujukan untuk mencapai
pemerataan yang berkeadilan dalam pembangunan kesehatan.
Dalam rangka penempatan tenaga kesehatan untuk kepentingan pelayanan
publik dan pemerataan, pemerintah melakukan berbagai pengaturan untuk
memberikan imbalan material atau non material kepada tenaga kesehatan
untuk bekerja di bidang tugas atau daerah yang tidak diminati, seperti daerah
terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, pulau-pulau terluar dan
terdepan, serta daerah bencana dan rawan konflik.

Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah dan Swasta melakukan


rekrutmen dan penempatan tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan
yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan dan atau
menjalankan tugas dan fungsi institusinya. Pemerintah Daerah bersama UPT-
nya dan masyarakat melakukan rekrutmen dan penempatan tenaga penunjang
( tenaga masyarakat ) yang diperlukan untuk mendukung UKBM sesuai
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.

Pemerintah dan swasta mengembangkan dan menerapkan pola karir


tenaga kesehatan yang dilakukan secara transparan, terbuka dan lintas institusi
melalui jenjang jabatan struktural dan jabatan fungsional. Pemerintah bersama
organisasi profesi dan swasta mengupayakan penyelenggaraan pendidikan
berkelanjutan dalam rangka peningkatan karir dan profesionalisme tenaga
kesehatan.

Pendayagunaan tenaga kesehatan untuk keperluan luar negeri diatur


oleh lembaga pemerintah dalam rangka menjamin keseimbangan antara
kemampuan pengadaan tenaga kesehatan di Indonesia dan kebutuhan tenaga
11

kesehatan Indonesia di luar negeri serta melindungi hak-hak dan hak asasi
manusia tenaga kesehatan Indonesia di luar negeri. Pendayagunaan tenaga
kesehatan warga negara asing hanya dilakukan pada tingkat konsultan pada
bidang tertentu, dalam rangka alih teknologi dan ditetapkan melalui
persyaratan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Dalam rangka
mengantisipasi globalisasi perlu dilakukan pengaturan agar masuknya SDM
Kesehatan warga negara asing dengan teknologi, modal dan pengalaman yang
mereka punyai tidak merugikan SDM Kesehatan Indonesia.

Tenaga kesehatan Warga Negara Indonesia lulusan institusi luar negeri


yang telah memperoleh pengakuan dari Departemen yang bertanggung-jawab
atas pendidikan nasional, mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan
tenaga kesehatan lulusan dalam negeri. Dalam rangka pendayagunaan SDM
Kesehatan yang sesuai kebutuhan pembangunan kesehatan, perlu dilakukan
peningkatan kualitas SDM Kesehatan secara terus menerus (pra-jabatan/”pre-
service” dan “in-service”), diantaranya melalui pelatihan yang terakreditasi
yang dilaksanakan oleh institusi penyelenggara pelatihan yang terakreditasi.

2.4.4 Upaya Pembinaan dan Pengawasan SDM Kesehatan

Pembinaan penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM


Kesehatan di berbagai tingkatan dan atau organisasi memerlukan komitmen
yang kuat dari pemerintah dan dukungan peraturan perundang-undangan
mengenai pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan tersebut.
Pembinaan dan pengawasan praktik profesi bagi tenaga kesehatan profesi
dilakukan melalui sertifikasi, registrasi, uji kompetensi dan pemberian lisensi
bagi tenaga kesehatan yang memenuhi syarat.
12

Sertifikasi tenaga kesehatan dalam bentuk ijazah dan sertifikat


kompetensi diberikan Departemen Kesehatan setelah melalui uji kompetensi
yang dilaksanakan organisasi profesi terkait. Registrasi tenaga kesehatan
untuk dapat melakukan praktik profesi di seluruh wilayah Indonesia diberikan
oleh Departemen Kesehatan, yang dalam pelaksanaannya dapat dilimpahkan
kepada Pemerintah Daerah Provinsi.
Perizinan/lisensi tenaga kesehatan profesi untuk melakukan praktik dalam
rangka memperoleh penghasilan secara mandiri dari profesinya diberikan oleh
instansi kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapatkan
rekomendasi dari organisasi profesi terkait.

Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan dilakukan melalui sistem


karier, penggajian, dan insentif untuk hidup layak sesuai dengan tata nilai di
masyarakat dan beban tugasnya agar dapat bekerja secara profesional.
Pengawasan SDM Kesehatan dilakukan untuk mencegah terjadinya
pelanggaran disiplin melalui pengawasan melekat dan pengawasan profesi.
Dalam hal terjadi pelanggaran disiplin oleh tenaga kesehatan maupun tenaga
pendukung/penunjang kesehatan yang bekerja dalam bidang kesehatan dan
menyebabkan kerugian pada pihak lain, maka sanksi administrasi maupun
pidana harus dilakukan dalam rangka melindungi masyarakat maupun tenaga
yang bersangkutan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
13
3 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini antara lain :
1.   Sumber Daya Manusia ( SDM ) adalah potensi yang terkandung dalam diri
manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif
dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi
yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam
tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
2.   Terkait dengan kondisi SDM Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara
jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
3.   SDM Kesehatan merupakan tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga
kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga
pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan
dirinya seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan.
4.   Secara terperinci dapat digambarkan perkembangan dan hambatan situasi
sumber daya kesehatan sebagai berikut ketenagaan, pembiayaan kesehatan
dan sarana kesehatan dasar.
5.   Tatanan SDM dalam kesehatan antara lain upaya perencanaan SDM
Kesehatan, upaya pengadaan SDM Kesehatan, upaya pendayagunaan SDM
Kesehatan, upaya pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan.

3.2 Saran
Makalah ini masih belum lengkap dan ringkas. Dengan makalah ini
penyusun mengharapkan setiap mahasiswa mau memberikan kritik dan saran
untuk memaksimalkan keberhasilan makalah selanjutnya. Karena kritik dan
saran kalian semua berarti bagi penyusun. Semoga makalah ini berguna bagi
pendidikan kita agar lebih maju.
13
14

4 DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R.F., 2016. Mengelola Sumber Daya Manusia (Rekrutmen dan Seleksi).

Dessler, Gary. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource


Management). Jakarta : Salemba Empat

Effendy, R., Harjanti, D., 2017. Analisis Proses Rekrutmen dan Seleksi Karyawan
Pada PT Bambanb Djaja. AGORA 5, 1– 8.

Elbadiansyah, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. CVIRDH.

Enggraini, F., 2016. Mekanisme Rekruitmen Sumber Daya Manusia Pada PT


Brisyariah Kantor Cabang Medan. Firmansyah, H., 2015. Organisasi dan
Manajemen Bisnis. Ombak, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai