RUANGAN HEMODIALISA
OLEH
NIM : PO 6220121034
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023/2024
HALAMAN PENGESAH
Laporan pendahuluan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik medical bedah,
Disusun oleh :
Nim : PO6220121034
( ) ( )
KONSEP DASAR
CRONIC KIDNEY DISEASE
A. DEFINISI
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penurunan fungsi ginjal progresif
yang ireversibel ketika ginjal tidak mampu mempertahankankeseimbangan
metabolik, cairan, dan elektrolit yang menyebabkan terjadinyauremia dan azotemia
(Bayhakki, 2013).
Chronic Kidney Disease adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
ireversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit yangmengakibatkan uremia atau
azotemia (Wijaya dan Putri, 2017). Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa Chronic Kidney Disease adalah suatu keadaan klinis yang
terjadi penurunan fungsi ginjal dengan ditandai terjadinya penurunan GFR selama>3
bulan yg bersifat progresif dan irreversibel, ginjal tidak dapatmempertahankan
keseimbangan metabolik, cairan, dan elektrolit yangmenyebabkan terjadinya uremia
dan azotemia.
B. ETIOLOGI
Gagal ginjal kronik atau CKD terjadi setelah berbagai macam penyakit yang
merusak nefron ginjal, sebagaian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus
dan bilateral.
D. PATOFISIOLOGI
Kecepatak filtrasi, beban solute dan reabsorbsi tubulus dalam tiap nefron, meskipun
Penurunan cadangan Insuf renal ( BUN, creat, GG std akhir (90% massa
Creat , oliguri
Anoresia
Nausea Anemia
Hipoalbumin
F. KOMPILKASI
a. hiperkalemia akibat penurunana ekskresi, asidosis metabolic,katabolisme dan
masukan diet berlebih
b. perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensiproduk
sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat
c. hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta multifungsi system rennin
angipotensin aldosterone
d. anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastrointestinal akibat kehilangan darah selama hemodialisa
e. penyakit tulang serta kalsifikasi metastatic akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah dan metabolisme vitamin D abnormal
f. asidosis metabolic
g. osteodistropi ginjal
h. neuropati perifer
i. hiperuremia
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal
Ureum kreatinin
Asam urat serum
Identifikasi etiologi gagal ginjal
Analisis urin rutin, mikrobiologi urin, kimia darah, elektrolit,
imunodiagnosis
Identifikasi perjalanan penyakit
Progresifitas penurunan fungsi ginjal
Ureum kreatinin, clearens creatinine tes ( CCT )
b. Etiologi CKD dan terminal
Foto polos abdomen, USG, nefrotogram, pielografi retrograde, pielografi
antergrade, mictuating cysto urography ( MCU )
c. Diagnosis pemburuk fungsi ginjal
Retrogram, USG
I. PENATALAKSANAAN
a. Pengaturan minum ; pemberian obat
b. Pengendalian hipertensi < intake garam
c. Pengandalian K+ darah
d. Penanggalan anemia ; transfuse
e. Penanggulan asidosis
f. Pengobatan dan pencegahan infeksi
g. Pengaturan protein dalam makan
h. Pengobatan neuropati
i. Dialis
j. Tlansplatasi ginjal
J. PENGKAJIAN
Identitas klien
Meliputi nama, jenis
kelamin, usia, alamat,
agama, bahsa yang digunkan,
status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan,
asuransi, golongan darah,
nomor
register, tanggal dan jam
masuk rumah sakit, dan
diagnosis medis.
a. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahsa yang digunkan,
nomorregister, tanggal dan jam masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
Kaji kronologi terjadinya trauma yang menyebabkan patah tulang paha kiri,
klien diabetes dengan luka di kaki sangat beresiko terjadi osteomielitis akut dan
terjadi pada beberapa keturunan dan kanker tulang yang cenderung diturunkan
secara genetic
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
L. INTERVENSI
2. Tujuan:
Setelah dilakukan 1. Kaji status cairan : 1. Mengetahui adanya
asuhan keperawatan timbang berat kelebihan volume cairan
selama 3x24 jam badan,keseimbangan pada klien
volume cairan masukan dan haluaran,
seimbang. turgor kulit dan adanya
edema
Kriteria Hasil: 2. Timbang popok/pembalut 2. Mengetahui output cairan
1. Terbebas dari jika diperlukan klien
edema, efusi,
anasarka 3. Pertahankan catatan intake 3. Mengetahui status balance
2. Bunyi nafas dan output yang akurat cairan klien
bersih,tidak 4. Batasi masukan cairan 4. Mencegah adanya edema
adanya dipsnea 5. Pasang urin kateter jika 5. Pemasangan kateter dapat
3. Memilihara diperlukan melancarkan output urine
tekanan vena klien
sentral, tekanan 6. Monitor hasil lab yang 6. Hasil lab
kapiler paru, sesuai dengan retensi menginterpretasikan status
output jantung cairan (BUN , Hematokrit, cairan dan elektrolit klien
dan vital sign osmolalitas urin )
normal.
4. Pasien dapat 7. Monitor vital sign 7. Mengetahui kondisi umum
menjelaskan klien
indikator 8. Monitor indikasi retensi / 8. Indikasi retensi/kelebihan
kelebihan cairan kelebihan cairan (kreacles, cairan dapat menentukan
CVP , edema, distensi intervensi yang tepat bagi
vena leher, asietes) klien
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Fokus implementasi, mempertahan daya tahan tubuh,
N. EVALUASI
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
evaluasi adalah untuk melihat kemapuan klien mencapai tujuan yang diinginkan dengan
kriteria hasil pada perencanaan. Format yang dipakai adalah format SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pojka DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesian: Difinisi dan
indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta; DPP PPNI
Tim Pojka DPP PPNI. (2016 ). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta; DPP PPNI
Tim Pokja DPP PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Bayhakki, 2013. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik, Jakarta, EGC
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2017). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medik
Kirana AKPER Dustira Cimahi, Y. (2015). Hubungan Tingkat Kecemasan Postpartum Dengan
Kejadian Post Partum Blues di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal Ilmu
Keperawatan, III(1), 1–13.