Anda di halaman 1dari 3

Bambang Sugiarto (2110117792)

(Permasalahan Lingkungan yang Diakibatkan Oleh Aktivitas Pertanian)

Seringkali kita tidak sadari, bahwa bukan hanya air maupun udara yang dapat tercemari.
Namun pencemaran sendiri juga dapat terjadi pada tanah. Pencemaran tanah merupakan sebuah
kondisi dimana baik permukaan maupun bawah tanah terkontaminasi oleh berbagai polutan dan
juga kontaminan.

Tanah yang subur menjadi tempat berpijak yang nyaman untuk makhluk hidup. Tetapi
saat ini, jumlah tanah yang subur mulai berkurang akibat tercemar oleh aktivitas manusia,
berbagai limbah, dan bencana alam,salah satunya penyebab terjadinya pencemaran tanah yaitu
kegiatan pertanian, dimana dapat disebabkan dengan adanya penggunaan pupuk berbahan dasar kimia
dan juga cairan pestisida secara berlebihan dan terus menerus.

Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan cairan pestisida secara berlebihan dapat
mengikis unsur hara alami yang ada pada tanah dan jika tidak dikendalikan, maka hal tersebut
dapat menjadi penyebab gagalnya berkembang biak sebuah tumbuhan dan juga merusak tanah.

Tanah yang sudah rusak, akan sulit untuk ditanami lagi atau bahkan tidak bisa sama
sekali menghasilkan panen yang diharapkan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk
memperhatikan hal-hal seperti ini,selain untuk pencegahan pencemaran tanah dapat juga
berpengaruh terhadap kesuburan panen.

Limbah pertanian diartikan sebagai sisa dari proses produksi pertanian. Dengan kata lain,
limbah pertanian merupakan bahan buangan tidak terpakai di sektor pertanian. Limbah ini antara
lain berupa jerami padi, dedak padi, kotoran ternak, serasah dan ranting tumbuhan, serta jerami
kacang-kacangan, seperti jerami kedelai, jerami jagung, dan jerami kacang tanah.Lebih spesifik,
limbah-limbah pertanian tersebut dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis.Berikut ini adalah
penjelasan tentang jenis-jenis pertanian dan dampaknya untuk lingkungan.

a. Limbah pertanian pra panen


Sesuai namanya, limbah jenis ini merupakan materi-materi biologi yang terkumpul
sebelum hasil utamanya diambil. Limbah pertanian pra panen biasanya dikumpulkan
sebagai sampah dan umumnya hanya dibakar. Adapun contoh dari limbah jenis ini antara
lain adalah daun, ranting, batang tanaman, media jamur, campuran makanan ternak, dan
kotoran ternak. Untuk kotoran ternak, selain lazim digunakan sebagai pupuk kandang,
lebih lanjut dapat diolah menjadi bahan bakar langsung atau difermentasi menjadi biogas.
b. Limbah pertanian saat panen
Limbah jenis ini tersedia pada musim panen. Adapun contoh dari limbah pertanian saat
panen ini sebagian besar berasal dari golongan tanaman serealia, seperti padi, jagung, dan
sorgum. Limbah dari tanaman tersebut berupa jerami Jerami sebagai limbah pertanian
jenis ini, kalau tidak dibuang atau dibakar, umumnya dimanfaatkan sebagai kompos,
bibit, serta makanan ternak ruminansia, yaitu hewan pemamah biak, seperti lembu, biri-
biri, dan domba.
c. Limbah pasca panen
Limbah pasca panen dapat digolongkan ke dalam kelompok limbah sebelum diolah, dan
limbah setelah diolah atau limbah industri pertanian. Adapun yang termasuk limbah
sebelum diolah contohnya adalah tempurung, sabut, dan air buah pada kelapa. Sedangkan
limbah setelah diolah dapat ditemui di penggilingan padi, antara lain adalah sekam kasar,
dedak, dan menir. Sekam dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi untuk pembuatan
bata merah, dipakai sebagai media tanaman hias, diarangkan untuk media hidroponik,
diekstrak untuk diambil silikanya sebagai bahan ampelas dan lain-lain. Dedak halus
digunakan sebagai pakan ternak ayam, bebek, atau kuda. Sementara menir dapat
dimanfaatkan sebagai campuran makanan burung, dan diekstrak minyaknya menjadi
minyak bekatul atau bran oil.

Dampak Limbah Pertanian untuk Lingkungan

Limbah pertanian yang mengalami proses pelapukan atau fermentasi, baik secara
alami maupun melalui bantuan aktivator–zat yang menstimulasi proses dekomposisi akan
menghasilkan pupuk organik. Lebih lanjut, Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jawa Tengah Bukit Tegalepek Sri Karyaningsih, Isnani Herianti, dan Tota Suhendrata
(2008) menjelaskan bahwa pupuk organik ini merupakan pupuk yang lengkap dengan
kandungan unsur makro dan mikro sebagaimana dibutuhkan tanaman, meskipun dalam
jumlah yang kecil. Dengan kandungan tersebut, pupuk organik dapat memperbaiki
struktur tanah dan dapat meningkatkan produktivitas lahan. Maka, ketersediaan pupuk
organik sebagai hasil olahan limbah pertanian dalam jumlah dan kualitas yang memadai
dapat menjadi dasar bagi pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Adapun
penggunaan pupuk hasil proses limbah pertanian ini memerlukan pengetahuan yang
mumpuni agar pemanfaatannya tepat guna.

Apabila penggunaannya menyalahi ketentuan, limbah pertanian dapat mencemari


tanah, sebagaimana dijelaskan oleh Wahono Widodo, dkk. dalam buku Ilmu Pengetahuan
Alam (2017). pada pemanfaatan pupuk urea dan pestisida untuk memberantas hama
tanaman, jika digunakan secara terus-menerus akan merusak struktur tanah. Tingkat
kesuburan tanah akan menurun hingga tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena
hara tanah semakin berkurang. Hal tersebut terjadi sebab penggunaan pestisida bukan
hanya mematikan hama tanaman, melainkan juga mikroorganisme yang dibutuhkan oleh
tanah. Padahal, kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Dalam
jangka panjang, penggunaan pestisida pun akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut. Selain itu, pencemaran air juga dapat terjadi karena
penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu yang berlebihan, seperti
insektisida dan herbisida. Pemberian pupuk yang berlebih tidak akan terserap oleh
tumbuhan, sehingga terbuang menuju perairan. Akibatnya, terjadi blooming algae atau
tumbuh suburnya ganggang di atas permukaan air. Tanaman ganggang ini dapat
menutupi seluruh permukaan air, sehingga mengurangi kadar sinar matahari yang masuk
ke dalam perairan tersebut. Akibatnya, proses fotosintesis fitoplankton terganggu karena
kadar oksigen yang terlarut dalam air menurun. Hal ini merugikan makhluk hidup lain
yang berada di dalamnya, baik yang ada di perairan kolam, sungai, waduk, maupun
danau.

Anda mungkin juga menyukai