Seringkali kita tidak sadari, bahwa bukan hanya air maupun udara yang dapat tercemari.
Namun pencemaran sendiri juga dapat terjadi pada tanah. Pencemaran tanah merupakan sebuah
kondisi dimana baik permukaan maupun bawah tanah terkontaminasi oleh berbagai polutan dan
juga kontaminan.
Tanah yang subur menjadi tempat berpijak yang nyaman untuk makhluk hidup. Tetapi
saat ini, jumlah tanah yang subur mulai berkurang akibat tercemar oleh aktivitas manusia,
berbagai limbah, dan bencana alam,salah satunya penyebab terjadinya pencemaran tanah yaitu
kegiatan pertanian, dimana dapat disebabkan dengan adanya penggunaan pupuk berbahan dasar kimia
dan juga cairan pestisida secara berlebihan dan terus menerus.
Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan cairan pestisida secara berlebihan dapat
mengikis unsur hara alami yang ada pada tanah dan jika tidak dikendalikan, maka hal tersebut
dapat menjadi penyebab gagalnya berkembang biak sebuah tumbuhan dan juga merusak tanah.
Tanah yang sudah rusak, akan sulit untuk ditanami lagi atau bahkan tidak bisa sama
sekali menghasilkan panen yang diharapkan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk
memperhatikan hal-hal seperti ini,selain untuk pencegahan pencemaran tanah dapat juga
berpengaruh terhadap kesuburan panen.
Limbah pertanian diartikan sebagai sisa dari proses produksi pertanian. Dengan kata lain,
limbah pertanian merupakan bahan buangan tidak terpakai di sektor pertanian. Limbah ini antara
lain berupa jerami padi, dedak padi, kotoran ternak, serasah dan ranting tumbuhan, serta jerami
kacang-kacangan, seperti jerami kedelai, jerami jagung, dan jerami kacang tanah.Lebih spesifik,
limbah-limbah pertanian tersebut dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis.Berikut ini adalah
penjelasan tentang jenis-jenis pertanian dan dampaknya untuk lingkungan.
Limbah pertanian yang mengalami proses pelapukan atau fermentasi, baik secara
alami maupun melalui bantuan aktivator–zat yang menstimulasi proses dekomposisi akan
menghasilkan pupuk organik. Lebih lanjut, Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jawa Tengah Bukit Tegalepek Sri Karyaningsih, Isnani Herianti, dan Tota Suhendrata
(2008) menjelaskan bahwa pupuk organik ini merupakan pupuk yang lengkap dengan
kandungan unsur makro dan mikro sebagaimana dibutuhkan tanaman, meskipun dalam
jumlah yang kecil. Dengan kandungan tersebut, pupuk organik dapat memperbaiki
struktur tanah dan dapat meningkatkan produktivitas lahan. Maka, ketersediaan pupuk
organik sebagai hasil olahan limbah pertanian dalam jumlah dan kualitas yang memadai
dapat menjadi dasar bagi pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Adapun
penggunaan pupuk hasil proses limbah pertanian ini memerlukan pengetahuan yang
mumpuni agar pemanfaatannya tepat guna.