Anda di halaman 1dari 5

HADIST TARBAWI

RESUME TENTANG

PERUMPAMAAN ORANG BERILMU : LAKSANA BINTANG BAGI NELAYAN DI


LAUTAN, DAN LAKSANA OBOR DI KEGELAPAN DARATAN

Dosen Pengampu : NUR KHOZIN, M.Pd.I

Di Susun Oleh :

 SITTY HARDIYANTI LATUCONSINA (210301038)


 ASFINA (21030103040)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

TAHUN 2023
 Perumpamaan Orang Berilmu: Laksana bintang bagi nelayan di lautan, dan laksana obor
di kegelapan daratan.

Artinya :
Dari Katsir bin Qais dari Abi Darda dia berkata saya mendengar Nabi SAW
bersabda……. Barang siapa yang berjalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surge, sesungguhnya malaikat membuka sayapnya bagi orang yang
mencari ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Seluruh penghuni langit dan
bumi serta lautan memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang yang berilmu.
Keutamaan orang berilmu (gemar ilmu) atas orang yang gemar beribadah bagaikan
keutamaan bulan purnama dibandingkan seluruh bintang-bintang. (H.R Abu Dawud)
 Hadist diatas dikemukakan untuk menjelaskan keutamaan ilmu dan orang yang
mengetahui ilmu-ilmu syariat serta ibadah-ibadah wajib maupun sunnah. Imam Al-
Ghazali dalam kitab ‘Minhajjul Abidin’ memberikan gambaran mengenai pentingnya
ilmu dan ibadah. Sesungguhnya, kata Imam Ghazali ilmu adalah permata yang lebih
utama daripada ibadah.
Namun demikian, kita tidak boleh meninggalkan ibadah. Kita harus berivbadah disertai
ilmu. Terkait ibadah tanpa dibekali ilmu ini, Imam Ghazali mengibaratkan sebagai debu
ditiup angin.
Artinya :

Dari Abu Musa al-Asy’ari ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda : perumpamaan petunjuk
dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya laksana hujan deras yang membasahi tanah.
Ada tanah subur yang dapat menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan
rerumputan yang banyak. Ada tanah kering yang dapat menampung air, lalu Allah
memberikan manfaat kepada manusia dengannya sehingga mereka bisa meminumnya,
mengairi tanaman, dan bercocok tanam. Hujan itu juga menimpa jenis (tanah yang) yaitu
yang tandus, tidak dapat menampung air dan tidak pula menumbuhkan tanaman. Itulah
perumpamaan orang yang mendalami agama Allah, lalu ia mengambil manfaat dari apa
yang Allah mengutus aku dengannya, sehingga ia berilmu lalu mengajarkannya. Dan
perumpamaan orang yang tidak peduli dengannya dan tidak menerima (menyambut)
hidayah Allah yang aku diutus dengannya. (HR. Bukhariy)

 Nabi Muhammad SAW bersabda, “sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang
dengannya Allah mengutusku, bagaikan hujan yang jatuh ke bumi.”
Bumi tersebut terbagi 3 : tanah yang baik, menerima air, dan menumbuhkan rumput yang
banyak dan tanaman sehingga manusia bisa memanfaatkanny. Ada juga tanah yang tidak
menumbuhkan tanaman, tetapi ia menahan air sehingga manusia bisa memanfaatkannya;
mereka meminumnya menyiram dan bercocok tanam. Ada juga bumi yang tidak bisa
menahan air dan tidak menumbuhkan sesuatu pun. Demkianlah keadaan manusia
berkenan dengan ilmu dan petunjuk dimana Allah mengutus Nabi Muhammad SAW
dengannya.
Diantara mereka ada yang memiliki pemahaman agama; ia mengetahui dan mengajarkan,
orang-orang memanfaatkannya dan ia juga mendapatkan manfaat dengan ilmunya.
Bagian kedua adalah kaum yang membawa petunjuk, tetapi mereka tidak memahami
sesuatu pun dari petunjuk ini. Artinya bahwa mereka itu adalah orang-orang yang
meriwayatkan ilmu dan hadis, tapi mereka tidak memahaminya. Bagian ketiga adalah
orang yang tidak memperhatikan ilmu dan petunjuk yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW mereka berpaling darinya, dan tidak memperdulikannya. Ini adalah orang tidak
mendapatkan manfaat dari apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk dirinya
sendiri dan tidak memberikan manfaat kepada orang lain.1

1
HadeethEnc.com (keutamaan dan adab, keutamaan ilmu)

Anda mungkin juga menyukai