Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/274512933

Mengenalkan Konsep Persentase pada Siswa Sekolah Dasar

Conference Paper · November 2011

CITATION READS

1 9,711

1 author:

Erry Hidayanto
State University of Malang
62 PUBLICATIONS   222 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Mathematical Representation View project

Mathematical Representation of Cerebral Palsy Students in Constructing the Concept of Plane Geometry Based on APOS Theory View project

All content following this page was uploaded by Erry Hidayanto on 06 April 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MENGENALKAN KONSEP PERSENTASE
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Erry Hidayanto
Dosen Jurusan Matematika FMIPA UM

Abstrak: Pada hakekatnya pembelajaran adalah mengembangkan berpikir siswa


sehingga mampu memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya yang cukup
dinamis. Salah satu kegiatan guru dalam standar proses pembelajaran matematika
adalah membuat dugaan, penemuan dan pemecahan masalah serta menjauhkan dari
pembelajaran yang hanya menekankan prosedur (penemuan jawaban secara
mekanis), dan mengaitkan matematika, ide-ide dan aplikasinya, supaya matematika
tidak hanya diperlakukan sebagai kumpulan konsep dan prosedur yang kering
(terpisahkan dari kehidupan). Penulis kali ini mengenalkan konsep persentase untuk
siswa sekolah dasar yang berbeda dengan kebiasaan kita kalau mengajarkan
persentase pada siswa.. Tulisan ini dibuat berdasarkan filosofi pembelajaran
pendidikan matematika realistik (Realistic Mathematics Education/ RME) yang
dirancang untuk membantu siswa memahami konsep persentase. Dalam
mengenalkan konsep persen ini dimulai dengan mengeksplorasi terlebih dahulu
pengetahuan informal siswa tentang persentase. Setelah itu melalui serangkaian
cerita atau masalah siswa diharapkan dapat memahami konsep persen dengan cara
menemukan sendiri apa itu persentase. Cerita atau masalah yang diajukan di sini
adalah cerita tentang tempat parkir, penonton sepakbola di stadion, potongan harga
di toko, dan kandungan zat pada botol.

Kata kunci: standar proses, persentase, pendidikan matematika realsitik.

Pembelajaran yang berorientasi pada kelas, yaitu: (1) mengubah kelas dari
pemberdayaan berpikir siswa, nampaknya sekedar kumpulan siswa menjadi
merupakan keharusan yang tidak dapat komunitas matematika, (2) menjadikan
ditunda lagi. Karena hakekat pembelajaran penalaran dan bukti matematika sebagai
adalah mengembangkan berpikir siswa, alat pembenaran dan menjauhkan otoritas
sehingga mampu memecahkan masalah- guru untuk memutuskan suatu kebenaran,
masalah dalam kehidupannya yang cukup (3) mementingkan pemahaman daripada
dinamis (Subanji, 2011). Oleh karena itu hanya mengingat prosedur, (4) memen-
tugas guru adalah mendorong siswa untuk tingkan membuat dugaan, penemuan dan
berpikir, bertanya, dan menyelesaikan pemecahan masalah serta menjauhkan dari
masalah. Dalam Subanji (2011), dijelaskan pembelajaran yang hanya menekankan
bahwa NCTM (National Council of prosedur (penemuan jawaban secara
Teachers of Mathematics) menetapkan dua mekanis), dan (5) mengaitkan Matematika,
standar pendidikan Matematika di sekolah, ide-ide dan aplikasinya, supaya mate-
yaitu stadar isi dan standar proses. Standar matika tidak hanya diperlakukan sebagai
isi berkaitan dengan materi matematika kumpulan konsep dan prosedur yang
yang perlu diberikan di sekolah yang kering (terpisahkan darim kehidupan).
meliputi: bilangan dan operasinya, aljabar, Selain itu Wall (2007) berpendapat bahwa
geometri, pengukuran, analisis data dan dalam belajar matematika anak harus
probabilitas. Sedangkan standar proses percaya bahwa ia mampu memahami
berkaitan dengan proses pembelajaran matematika dan ia harus yakin dengan
matematika, yang meliputi: pemecahan kemampuannya dalam memahami dan
masalah, penalaran dan bukti,komunikasi, mengerjakan matematika.
koneksi (hubungan), dan representasi. Seiring dengan pendapat-pendapat
Dalam standar proses, guru perlu tersebut, penulis mengungkapkan adanya
melakukan beberapa perubahan kegiatan di suatu pendapat bagaimana mengenalkan

14
Erry Hidayanto, Mengenalkan Konsep Persentase Pada Siswa Sekolah Dasar, 15

konsep persentase pada siswa sekolah kan konsep persen ini berdasarkan
dasar. Mengenalkan konsep persen di sini, pembelajaran RME dimulai dengan
penulis mengacu pada salah satu kegiatan mengeksplorasi terlebih dahulu pengeta-
guru dalam standar proses yaitu memen- huan informal siswa. Pendekatan untuk
tingkan membuat dugaan, penemuan dan persentase ini dimulai dengan mengadakan
pemecahan masalah serta menjauhkan dari suatu estimasi dan koneksi terhadap
pembelajaran yang hanya menekankan pecahan sederhana dan rasio. Istilah
prosedur (penemuan jawaban secara persentase atau pecahan atau rasio perlu
mekanis), dan mengaitkan matematika, dikenalkan kepada siswa karena istilah ini
ide-ide dan aplikasinya, supaya mate- akan mendukung pemikiran siswa terhadap
matika tidak hanya diperlakukan sebagai suatu perkiraan ataupun suatu perhitungan.
kumpulan konsep dan prosedur yang Oleh karena untuk memperkenalkan istilah
kering (terpisahkan darim kehidupan). persen maka kita perlu menciptakan suatu
Penulis memilih masalah persentase, kondisi yang membuat siswa perlu
karena istilah persentase sering muncul mengetahui apa itu persentase atau secara
dalam kehidupan sehari-hari, yang kadang- singkat persen. Setelah siswa merasa
kadang atau bahkan sering keliru dengan adanya suatu yang perlu diketahui tentang
mengatakan “prosentase”. Istilah persen- persen maka siswa akan melihat atau
tase merupakan terjemahan dari “per- mencari suatu prosedur untuk men-
centage” bukan “procentage”. Dalam dapatkan persentase ini.
kehidupan sehari-hari sering dijumpai Dalam mengajarkan persentase,
istilah persen, misalnya di toko-toko ada istilah persentase tidak kita kenalkan pada
tulisan “diskon 20%” atau di kandungan awal pembelajaran. Artinya kita tidak
suatu minuman tertulis kandungan zat mengatakan pada siswa persentase adalah
tertentu 2% dan lain sebagainya. ................. Akan tetapi dalam mengajarkan
persentase kali ini diawali dengan
MENGENALKAN KONSEP memberikan suatu konteks dalam bentuk
PERSENTASE cerita sehingga dapat membuka penge-
Untuk mengenalkan konsep persen tahuan awal siswa tentang persentase atau
dalam pembelajaran, sejak awal pem- menarik perhatian siswa untuk mencari
belajaran harus dikaitkan dengan penge- tahu apa itu persentase. Konteks yang
tahuan informal siswa, pada awal dapat dijadikan bahasan untuk mengenal-
pembelajaran sangat perlu untuk kan konsep persen ini pada siswa dipilih
membangkitkan pengetahuan informal konteks yang mungkin sering dijumpai
siswa tentang persentase. Hal ini dapat siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
dilakukan mengan memberikan serang- diperlukan untuk membangkitkan penge-
kaian cerita yang ada hubungannya dengan tahuan informal siswa tentang persentase.
persentase dalam situasi kehidupan sehari- Bentuk pengetahuan informal ini terdiri
hari. Serangkaian tugas opsional dan merupakan suatu cerita yang ada
masalah disampaikan kepada siswa dan hubungannya dengan masalah persentase
guru memberikan kesempatan kepada dalam situasi kehidupan sehari-hari. Cerita
siswa untuk mengamati suatu situasi yang tersebut dibahas di kelas, dan guru menilai
berkaitan dengan aspek-aspek kunci dari kira-kira apa yang bisa membawa siswa
persentase. Pada akhir pembelajaran guru untuk masuk ke masalah persen tersebut.
mengajak siswa untuk membuat ringkasan Menurut Romberg (2004: 86) pedoman
serta menyimpulkan setiap bagian, untuk berikut dapat digunakan untuk mengem-
merefleksikan apa yang telah dipelajari bangkan masalah persentase sesuai dengan
pada pembelajaran kali ini. prinsip-prinsip RME, yaitu:
Tulisan ini dibuat berdasarkan Masalah harus mencerminkan situasi
filosofi pembelajaran pendidikan mate- yang akrab bagi para siswa
matika realistik (RME) yang dirancang Masalah harus melibatkan dan
untuk membantu siswa kelas lima bermakna bagi siswa
memahami persentase. Dalam mengenal-
16, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 2, November 2011

Masalah merupakan sesuatu yang contoh ini misalnya masalah tempat parkir,
harus dipecahkan dan hal ini sangat jumlah penonton sepakbola dalam stadion,
penting bagi para siswa potongan harga di toko, dan lain
Siswa harus diberikan kesempatan sebagainya.
untuk memikirkan memecahkan Dalam masalah parkir, siswa untuk
masalah. melihat tempat parkir di suatu tempat, bisa
Masalah yang diberikan dalam bentuk tempat sekolah, bisa tempat pertokoan,
pertanyaan terbuka, artinya siswa atau di tempat stadion. Siswa diminta
dapat menggunakan kata-kata sendiri, menuliskan berapa persen tempat tersebut
notasi sendiri untuk menyampaikan terisi kendaraan? Dalam konsep ini, siswa
pemecahan masalah, yang harus membandingkan keberadaan ken-
dipentingkan kebenaran siswa dalam daraan di tempat parkir, dari keadaan
memecahkan masalah tempat parkir kosong hingga kendaraan
Masalah yang disediakan harus memenuhi tempat parkir tersebut.
informatif bagi guru. Kemudian jika terisi tidak penuh, berapa
Contoh-contoh berikut hanya sedikit persen keberadaan kendaraan tersebut
contoh dari sejumlah contoh yang ada dibandingkan dengan keadaan penuh.
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-

Gambar diambil dari. www.google.gambar

Gambar diambil dari. www.google.gambar

Untuk contoh kedua, siswa diminta semula stadion kosong tanpa ada penonton,
menuliskan persentase jumlah penonton kemudian terisi penonton.
dalam suatu pertandingan sepakbola. Dari
Erry Hidayanto, Mengenalkan Konsep Persentase Pada Siswa Sekolah Dasar, 17

Gambar diambil dari. www.google.gambar

Gambar diambil dari. www.google.gambar

Jika penonton penuh akan menunjukkan Amir dengan keadaan seperti ini agar ia
100% tetapi jika penonton tidak penuh lulus tes? Siswa dipersilahkan memikirkan
bagaimana persentasenya? Di sini siswa sendiri kemungkinan-kemungkinan yang
tidak diberitahu bagaimana menghitung terjadi. Kemungkinan-kemungkinan ter-
masalah persentase ini. Tetapi siswa dapat sebut diserahkan pada siswa apakah
memperkirakan berapa persen jumlah nantinya mengakibatkan Amir gagal atau
penonton yang ada di stadion tersebut. sebaliknya Amir lulus. Masalah-masalah
Persentase diperlakukan sebagai hubungan lain seperti ini dapat dipilih dengan
antara dua bilangan yang dinyatakan oleh mempertimbangkan bahwa : (1) konteks
suatu rasio. Siswa melakukan hal ini yang dipilih akrab dengan kehidupan
dengan cara melihat suatu perbandingan siswa, (2) kata-kata yang dimunculkan
yang nampak oleh siswa. jelas dan sederhana, (3) bilangan yang
Contoh berikut menceritakan dipilih dibuat sedemikian rupa sehingga
bagaimana konsep persen memaksa siswa tidak membuat siswa bingung atau tidak
untuk memikirkannya. Dalam suatu tes, menyulitkan siswa, dan (4) masalah dapat
Amir memerlukan nilai 50 untuk lulus. membuat siswa merasa penasaran. Siswa
Padahal ada 14 soal yang tidak dikerja- diberi kesempatan untuk memanipulasi
kannya atau menurutnya salah. Kita tidak data sehingga memenuhi apa yang
tahu berapa jumlah soal yang dikerjakan diinginkan. Jadi Amir akan lulus atau tidak
Amir. Apa yang kalian pikirkan tentang tergantung bagaimana siswa memberikan
18, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 2, November 2011

data. Dari pengalaman siswa menemukan atau potongan harga. Toko pertama
jawaban ini diharapkan dapat menuntun menawarkan ada diskon 50% sedangkan
siswa untuk pengajaran lebih lanjut. toko kedua menawarkan diskon 55%.
Contoh berikutnya meminta siswa
melihat ada dua toko menawarkan diskon

Gambar diambil dari. www.google.gambar

Siswa diminta memilih kira-kira toko yang atau kedua. Apapun jawaban siswa kita
mana yang terbaik untuk membeli perlu mengetahui alasannya dan inilah
barangnya? Atau barang di toko mana salah satu cara untuk membuat siswa
yang lebih murah? Untuk menjawab menemukan sendiri konsep persen yang
pertanyaan ini yaitu siswa membandingkan terkait dengan potongan harga.
dua bentuk persentase yang berbeda, maka Contoh berikutnya misalnya siswa
siswa harus belajar membandingkan dua diberi dua botol sirup. Ukuran dua botol ini
bilangan yang tidak tahu awalnya berapa. tidak sama. Satu botol besar dan satu botol
Jika siswa nanti memilih toko pertama, kecil. Dalam tulisan botol besar termuat
kita minta alasannya mengapa? Sedangkan tulisan mengandung zat yodium 5%
jika ada siswa memilih toko kedua, juga sedangkan pada botol yang kecil juga
kita minta alasannya.Dengan cara ini,kita terdapat tulisan mengandung zat yodium
memaksa siswa untuk berpikir mengapa 5%.
dia memutuskan memilih toko pertama
Erry Hidayanto, Mengenalkan Konsep Persentase Pada Siswa Sekolah Dasar, 19

Gambar diambil dari. www.google.gambar

Siswa diminta membandingkan apakah memberikan dukungan untuk memecahkan


persentase zat yodium pada kedua botol masalah tersebut.
tersebut sama? Di sini siswa diuji apakah
besar kecilnya botol mempengaruhi nilai SIMPULAN
persentase tersebut. Sama dengan contoh Dalam pembelajaran yang berorientasi
sebelumnya apapun jawaban siswa kita pada pemberdayaan berpikir siswa harus
minta alasannya. Yang mengatakan besar kita coba dari sekarang. Karena pada
persentase pada botol besar kita tanya hakekatnya pembelajaran adalah mengem-
alasannya begitu pula yang meilih botol bangkan berpikir siswa, sehingga mampu
kecil. kita minta pula alasannya. memecahkan masalah-masalah dalam
Apa yang dilakukan di atas kehidupannya yang cukup dinamis. Untuk
nampaknya konkrit dan mudah untuk keperluan tersebut, kita harus mencoba
dikembangkan dalam masalah pembe- memfasilitasi siswa dalam mengembang-
lajaran tentang persen. Tentunya dengan kan daya pikirnya secara optimal. Bukan
serangkaian panduan sehingga siswa lagi sekedar memberi sesuatu konsep tanpa
akhirnya dapat memahami konsep persen memberi kesempatan kepada siswa untuk
secara benar. Fokus pembelajaran yang memaknainya. Dalam pembelajaran ber-
dilakukan ini adalah (1) mengungkapkan makna sangatlah penting mengaitkan
apa yang dapat dilakukan oleh siswa, dan konsep kebermaknaan tersebut dalam
(2) menawarkan suatu batu lompatan untuk kehidupan sehari-hari. Banyak cara,
pembelajaran lebih lanjut. Penting untuk banyak contoh, banyak kejadian dalam
dicatat bahwa kita perlu terbuka sehingga kehidupan sehari-hari yang dapat dijadikan
mereka dapat menyelesaikannya dengan contoh untuk mengenalkan suatu konsep
cara yang berbeda dan pada tingkat yang pada siswa. Mari kita mencoba mengajak
berbeda. Untuk memenuhi persyaratan ini, siswa mengkonstruksi sendiri konsep
hendaklah kita kembangkan masalah tersebut tanpa kita tuntun dari awal tentang
terbuka yang akan menjadi bermakna bagi konsep itu. Beri kesempatan kepada siswa
siswa dan ditetapkan dalam konteks yang untuk mengembangkan sendiri
pemahamannya tentang konsep tersebut.

DAFTAR RUJUKAN Classroom Practice. New York


Romberg, Thomas A. 2004. Standard- and London: Teachers College,
Based Mathematics Assesment in Columbia University.
Middle School, Rethinking
20, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 2, November 2011

Subanji. 2011. Pembelajaran Matematika


Kreatif dan Inovatif. Malang: www.google.gambar. 2011. diakses tang-
Universitas Negeri Malang. gal 25 November 2011.

Wall, John v.d. 2007. Matematika Sekolah


Dasar dan Menengah. Jakarta:
Erlangga.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai