Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Hukum KAIDAH Vol 3 No.

3 Oktober 2004

ISSN 1422-1255

UPAYA PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI ANAK JALANAN


DAN ANAK TERLANTAR

Oleh

Roswita Sitompul . SH, MHum

Abstrak

Persoalan anak bukankanlah merupakan masalah keluarga saja tapi juga menjadi masalah Negara
bahkan merupakan masalah global, karena masa depan Negara tergantung pada keadaan anak
masa kini. Terjadinya persoalan anak terlantar dan anak jalanan ini sangat tergantung pada pola
kehidupan keluarga yang kurang perhatian dan dukungan dan kehidupan kedua orang tua yang
tidak harmonis, sehingga anak salah memilih teman dan pergaulannya, anak tidak lagi hidup
bersama orang tua, anak sudah bersama sekelompok temannya dan mereka mempertahankan
hidupnya dengan melakukan pekerjaan yang tidak memenuhi standard masyarakat. Pemerintah
diharapkan mengadakan tindakan untuk menangkap dan memberikan pendidikan dan membuka
lapangan kerja dan memperkerjakan anak terlantar dan anak jalan ini supaya dapat hidup layak
sebagaimana mestinya.

Kata Kunci: Pemerintah, Anak Jalanan, Anak Terlantar


Pengertian Anak ketergantungan yakni usia dua tahun hingga
anak matang secara seksual, kira-kira usia
Sering kita dengar bahwa anak adalah 13 tahun untuk wanita dan usia 14 tahun
asset bangsa, Masa depan bangsa, Negara untuk laki-laki. Setelah ia matang secara
dimasa yang akan datang berada ditangan seksual maka ia disebut remaja.
anak-anak kita sekarang bagus kepribadian
anak sekarang maka baik pula masa depan Menuru Hurlock (1980) perkembangan
bangsa, bobrok kepribadian anak sekarang manusia akan melalui penahapan. Tahapan
tentu bobrok pula bangsa dan Negara di perkembangan berlangsung secara
masa datang. berurutan, terus menerus dan dalam tempo
perkembangan tertentu dan biasa berlaku
Anak mempunyai perasaan, kemauan dan umum (Aminah Aiz, 1998: 5)
angan-angan, cara hidup yang berbeda
dengan orang dewasa, dunia anak-anak Tahapan perkemabangan itu dapat dilihat
berbeda dengan dunia orang dewasa. Jadi pada uraian berikut:
sikap dan perlakuan serta harapan-harapan
dan tuntutan yang ditujukan berbeda dengan a. Masa pra lahir : dimulai terjadinya
orang dewasa. konsep lahir

Anak-anak bukan sama sekali individu b. Masa cabang bayi : 1 hari 2 minggu
alis (Hillary Rodham Clinton, 1996) mereka c. Masa bayi : 2 minggu sampai
bergantung kepada orang dewasa yang dengan 1 tahun
mereka kenal, juga kepada orang ribuan lain,
yang membuat keputusan setiap hari dan d. Masa anak : masa anak awal 1
mempengaruhi kesejahtraan mereka, sadar tahun- 6 tahun anak-anak lahir: : 6
atau tidak kita bertanggungjawab untuk Tahun 12/13 tahun
memutuskan apakah anak-anak kita
e. Masa remaja : 12/13 tahun – 21
dibesarkan dalam sebuah bangsa yang tidak
Tahun
hanya menjunjung tinggi nilai-nilai keluarga
tetapi juga menghargai keluarga berikut f. Masa dewasa : 21 tahun – 40
anak-anak di dalamnya. tahun
Orang berpendapat bahwa masa anak- Jadi masa anak-anak akhir yaitu usia 6-12
anak adalah masa terpanjang didalam tahun masa ketika kehidupan anak
rentang kehidupan manusia. Bagi miningkat seluruh aspek perkembangannya
kebanyakan anak, masa anak-anak sering mengalami perubahan besar dan dari
kali tidak ada akhirnya sehingga mereka lingkungan hidup orang tua, kelompok
tidak sabar menunggu saat yang didambakan sosial yang lebih luas. Rangkaian orang tua,
yaitu pengakuan dari masyarakat bahwa keluarga sekolah, teman-teman, merupakan
mereka bukan anak-anak lagi melainkan rangkaian peningkatan dalam sifat, minat
“orang dewasa” Masa anak-anak dimulai dan cara penyesuaian anak. Kehidupan anak
setelah melewati masa bayi yang penuh merupakan proses yang timbul dengan
sendirinya kearah kematangan yang ingin di g. Membentuk sikap-sikap terhadap
capai, semakin lama semakin banyak kelompok sosial dan instansi.
kehidupan anak dipengaruhi oleh proses
belajar (Muhammad Joni 1999: 34). Tetapi tidak semua anak akan lancar
mencapai tugas perkembangannya, ada
Ada hal penting yang berhubungan timbul ganguan dalam perkembangan. Jika
dengan perkembangan ilmu yaitu ada pada perkembangan menyimpang dari norma-
saat-saat ketika anak sangat siap menerima norma, timbul kesulitan dalam penyesuaian
sesuatu dari luar. Keadaan sering disebut diri secara social, emosional dan
masa kritis Havighurst menyebutkan dengan kepribadiannya terhadap lingkungan hidup,
“teachable moment” lima tahun pertama disini diperlukan penanganan yang cepat dan
dianggap sebagai tahun yang penting untuk tepat untuk mengatasinya.
menerima rangsangan, termasuk rangsangan
untuk mengembangkan dan mengaktualsasi KHA memiliki cara pandang yang
kan potensi mental. Salah satu dasar untuk berbeda dibanding dengan instrument-
menentukan anak lebih mengalami instrument internasional sebelumnya.
perkembangan dengan baik atau tidak ialah Perbedaan ini nampak dari caranya melihat
melalui apa yang oleh Havighurst disebut dan memperlakukan anak, bukan semata-
tugas-tugas perkembangan (developed tasks) mata sebagai pihak yang ditempatkan secara
khusus bagi anak usia 6 – 12 tahun, tugas paradosal dengan orang dewasa melainkan
perkembangan anak adalah: dia diperlakukan sebagai satu insane yang
“penuh” dengan segala hak in herent
a. Belajar kemampuan-kemampuan yang melekat pada diri anak sebagai mahluk
diperlukan agar bisa melakukan manusia.
permainan atau olah raga yang biasa.
Dilihat dari perilaku delikuensi anak dan
b. Membentuk sikap-sikap tertentu penanganannya, maka hal ini dapat
terhadap dirinya sebagai pribadi sedang dikaitkan denga Rule 4 Resolusi PBB 40/33
tumbuh dan berkembang maka adanya ketentuan batas minimal,
sedikit banyak sudah dapat dipakai sebagai
c. Belajar bergaul dengan teman pedoman penentuan batas usia minimal
seusianya. pertanggunjawapan pidana anak. Hanya
d. Mengembangkan kemampuan- perlu dicatat di Indonesia belum ada
kemampuan dan seterusnya dalam ketentuan- ketentuan batas usia terendah
membaca dan menulis, menghitung. bagi seorang anak, karena ada keterkaitanya
dengan masalah pertanggungjawapan pidana
e. Mengembangkan nurani, moralitas dan anak.
skala nilai.
Singgih Gunarso dalam makalahnya
f. Memperoleh kebebasan pribadi. berjudul “Perobahan Sosial Dalam
Masyarakat” yang disampaikan dalam
seminar “Keluarga dan Budaya Remaja di
Perkotaan” di Jakarta mengemukakan Sebelum pengesahan Konvensi Anak
klasifikasi perkembangan anak dikaitkan sejarah perjalanan hak-hak anak mulai dari
dengan usia dan kecendrungan kondisi gagasan sampai pada penerimaan sebagai
kejiwaannya. Konvensi PBB berlangsung panjang. Setelah
melaksanakan programnya merawat para
Menurut Singgih Gunarso perkembangan pengungsi anak-anak di Balkan setelah
usia anak hingga dewasa dapat perang dunia pertama, Jebb membuat draft
diklafikasikan menjadi 5 yaitu: “piagam anak”. Pada tahun 1923 beliau
a. Anak, seorang dibawah 12 tahun menulis “ saya percaya bahwa kita harus
menuntut hak-hak tertentu bagi anak-anak
b. Remaja dini, seorang yang berusia 12- dan memperjuangkannya untuk mendapat
15 tahun kan pengakuan universal”.

c. Remaja penuh, seorang yang berusia Dalam draft yang dikemukakanya Jebb
17-21 tahun, Masing-masing tingkatan mengembangkan 7 gagasan mengenai hak-
usia mempunyai karakteristik kejiwaan hak anak yaitu:”
sendiri-sendiri.
a. Anak harus dilindungi di luar dari
Hak azasi anak sebanarnya telah muncul segala pertimbangan mengenai ras,
sejalan dengan munculnya hak azasi kebangsaan dan kepercayaan
manusia. Meskipun pengertian “hak-hak
azasi manusia” baru di rumuskan pada abad b. Anak harus dipelihara dengan tetap
ke 18, asal mula pendapat dari segi hukum mengahargai keutuhan keluarga.
dan prinsip yang menjadi dasarnya sudah c. Bagi anak harus di sediakan sarana
eksis lebih jauh kebelakang dalam sejarah. yang diperlukan untuk perkembangan
Peraturan Internasioanal pertama bilateral secara normal, baik material, moral dan
dan multilateral mengenai hak azasi manusia spiritual
berkenan penghapusan perbudakan karena d. Anak yang lapar harus diberi makan ,
hal itu berkenan dengan kebebasan pribadi. anak yang sakit harus dirawat, anak
Pada abad 19 timbul reaksi keras atas cacat mental atau cacat tubuh harus
cara berpikir manusia menurut hukum didik, yatim piatu dan anak terlantar
kodrat, yang memperoleh bentuk dari teori harus diberi perumahan.
positivisme hukum. Pengikut aliran ini e. Anaklah yang harus pertama-tama
mencari dasar hukum bukan dari kemauan mendapatkan bantuan pertolongan pada
Ilahi atau sifat manusia namun dalam moral saat terjadi kesengsaraan.
dan kebiasaan-kebiasaan bangsa-bangsa
seperti yang berkembang (aliran historis) f. Anak haruslah menikmati dana
maupun dalam kemauan nagara (aliran sepenuhnya mandapat manfaat dari
positivism volunteristik). program kesejahtraan dan jaminan
social, mendapatkan pelatihan agar
pada saat diperluan nanti dapat kekerasan dan ketelantaran bagi anak
dipergunakan untuk mencari nafkah yang tidak mempunyai keluarga, bagi
serta harus dilindungi dari segala anak-anak pengungsi.
eksploitasi.
c. Hak untuk kembang (developedringhts)
Dalam substansi atau materi Konvensi yaitu hak-hak anak dalam Konvensi
Anak dideskripsikan secara detail Hak Anak yang meliputi segala bentuk
menyeluruh (holistic) dan maju (progresif) pendidikan (formal dan non formal)
mengenai apa saja yang merupakan hak-hak dan hak untuk mencapai standard hidup
anak. Konvensi hak anak melingkupi yang layak bagi perkembangan secara
segenap hak yang secara tradisional melekat fisik, mental, spiritual, moral dan social
atau dimiliki anak sebagai manusia, hak-hak anak.
anak sebagai anak yang memerlukan
perlakuan dan perlindungan khusus. d. Hak untuk berpartisipasi (participation
right) yaitu hak-hak anak dalam
Konvensi hak anak terdiri dari 54 Pasal Konvensi Hak Anak yang meliputi hak
yang berdasarkan materi hukumnya anak dalam menyatakan pendapat
mengatur mengenai hak-hak anak dan dalam segala hal yang mempengaruhi
mekanisme implementasi hak anak oleh anak the rights of child to express her
Negara peserta yang meratifikasi Konvensi views in all matter affecting that child.
hak anak .
C. Lahirnya Anak Jalanan Dan Anak
Materi hukum mengenai hak-hak anak Terlantar.
dalam Konvensi Hak Anak tersebut dapat
dikelompokkan dalam katagori hak-hak Bahwa setiap masyarakat merupakan
anak yaitu; suatu kelompok yang mengadakan
hubungan social dalam kehidupan bersama
a. Hak terhadap kelangsungan hidup dengan diliputi oleh struktur dan system
(survival right) yaitu hak-hak anak yang mengatur kehidupan serta adanya
dalam Konvensi Hak Anak yang solidaritas dan kebudayaan diantara mereka.
meliputi hak-hak untuk melestarikan
dan mempertahankan hidup (the right Didalam kehidupan masyarakat biasanya
of life) dan hak untuk memperoleh terjadi hubungan social secara timbal balik
standard kesehatan tertinggi dan diantara individu dengan individu yang
perawatan yang sebaik-baiknya (the memiliki kesadaran dan pengertian akan
right of the higest standard of health hubungan tersebut yang tercermin dalam
and medical care attamabe). sifat kehidupan mereka yang satu sama lain
mereka saling tergantung.
b. Hak terhadap perlindungan (protection
rights) yaitu hak-hak anak dalam Memang dalam kehidupan sehari-hari
Konvensi Hak Anak yang meliputi jarang sekali seorang individu yang mampu
perlindungan dan diskriminasi, tindak memenuhi segala kepentingan hidupnya
secara mandiri. Agar dapat terjalin
hubungan dengan baik antara individu di tunawisma serta anak jalanan dan anak
dalam masyarakat maka peran rasa setia terlantar.
kawan (solidaritas social) sangat dibutuhkan
sebab kesadaran inilah yang dapat membuat Sehingga mereka terpaksa berkeliaran di
kehidupan masyarakat manjadi aman dan segala penjuru kota untuk:
tentram. a. Mencari makan sekedar sesuap nasi
Dalam kenyataan sering terjadi dalam seteguk air guna menyambung hidup
hubungan individu dengan individu atau bahkan semata-mata agar dapat
hubungan individu dengan kelompok bertahan pada tingkat kehidupan
mengalami ketegangan disebabkan kerena maksimal yang dapat dicapainya.
terdapat seorang anggota kelompok di dalam b. Mencari papan, sekedar upaya agar
memenuhi kebutuhan hidupnya mengangu dapat berlindung diri dari deterministic
orang lain. kosmos yang bergerak konstan
Pada hakekatnya anak jalanan dan anak terutama terik matahari dan siraman air
terlantar adalah para subjek yang tidak hujan serta kondisi-kondisi lain yang
memiliki domisili secara yuridis formal, menjadi causa non konstruktif bagi
subjek tersebut tidak memiliki domisili kelangsungan hidup manusia
secara autentik. Dalam pemahaman lain “ c. Melangkah spekulatif agar mampu
anak jalanan dan anak terlantar” adalah mengubah secara sedikit demi sedikit
kumpulan individu yang lapangan dari tingkat kualitas hidup yang
pekerjaannya belum memenuhi syarat dimiliki menuju kualitas hidup lain
martabat secara kemanusiaan secara yang lebih mungkin dan
representative universal. Menurut menghidupkan.
Sudarsono pada dasarnya selain keterangan
di atas merupakan kelompok yang menurut Status quo kehidupan para tunawisma
ukuran masyarakat adalah orang-orang dan anak jalanan serta anak terlantar yang
kotor. Pada hakekatnya anak jalanan dan kontruktif bukan hanya dirasakan
anak terlantar dalam presfektif yuridis pemerintah DKI Jaya, implicit masyarakat
memiliki relevansi yang erat dengan etis dan Metropolitan Jakarta semata-mata.
moral.
Dalam perkembangan lebih lanjut
Multi complex masalah anak jalanan dan masalah ini mulai membebani kota-kota
anak terlantar” bergeser menjadi masalah besar lainnya misalnya Ujung Pandang,
social cendrung pada kondisi destruktif dan Surabaya, Yokya karta, Semarang, Bandung,
mendeklarasikan nilai-nalia moralitas. Dari Medan bahkan dapat terjadi di kota-kota
tujuan social psyhologis, propinsi lain akan menyusul dengan posisi
kualitas dan kuantitas yang berbeda.
Soedjono mendeskripsikan bahwa salah
satu problem yang memusingkan Anak jalanan dan anak terlantar memiliki
Pemerinytah DKI adalah gelandangan dan keunikan ciri secara psykologis dan
kreafitasnya. Ini telah dirinci oleh Ny a. Delik-delik yang melanggar hak orang
Saparinah Sadli yang merupakan lain yang bersifat kebendaan, seperti
deskripsidari hasil laporan penelitian di pencurian penggelapan dan penipuan.
asrama penampungan di sekitar Rumah
Sakit Fatmawati Jakarta dalam karya tulis b. Delik-delik yang menghilangkan
yang berjudul : “Peri laku Gselandangan dan nyawa orang lain seperti pembunuhan
Penanggulangannya “ terdapat 5 ciri global : dan penganiayaan yang menyebabkan
hilangnya nyawa orang lain.
1. Anak-anak itu lekas tersinggung
perasaannya. c. Perbuatan-perbuatan lain yang berupa
delik hukum, maupun yang berupa
2. Anak-anak itu lekas putus asa dan perbuatan anti social seperti
cepat murung, kemudian nekad tanpa gelandangan, pertengkaran, begadang
dapat dipegaruhi secara mudah oleh hingga larut malam.
para orang yang ingin membantunya.
Perbuatan tersebut menimbulkan
3. Tidak berbeda dengan anak-anak pada keresahan sosial sehigga kehidupan
umumnya menginginkan kasih masyarakat tidak harmonis lagi dan jika
sayang. ditinjau secara yuridis formal ternyata
perbuatan anak jalanan dan anak terlantar
4. Anak-anak biasanya tidak mau “tatap tersebut bertentangan hukum yang berlaku
muka” dalam arti bila mereka diajak (junvenile delinqueny).
bicara, tidak mau melihat orang lain
secara terbuka. Kejahatan anak terlantar dan anak jalanan
yang sering terjadi dalam masyarakat
5. Sesuai dengan taraf perkembangannya bukanlah suatu keadaan berdiri sendiri.
yang masih kanak-kanak mereka Kenakalan itu timbul karena adanya
masih sangat labil. beberapa sebab yaitu: broken home.
Tapi keadaan ini sulit berubah meskipun Menurut pendapat umum pada broken
mereka telah diberi pengalaman yang lebih home ada kemungkinan besar terjadinya
positif umpamanya mereka telah diberi anak jalanan dan anak terlantar terutama
keterampilan khusus agar dapat memperoleh karena perceraian dan perpisahan orang tua
pekerjaan yang nyata. mempengaruhi sikap anak.
Pada permulaannya mereka sangat Pada broken home pada prinsipnya
antusias tapi cepat muncul pula sifat lain struktur keluarga itu sudah tak lengkap lagi
seperti: pemalas, suka bolos dari pekerjaan, yang disebabkan adanya hal-hal:
masih mudah berpengaruh terhadap dirinya.
a. Salah satu orang tuanya atau kedua-
Pelanggaran hak orang lain didalam duanya sudah meninggal dunia.
masyarakat sering dilakukan oleh anak
jalanan dan anak terlantar antara lain: b. Perceraian orang tua.
c. Salah satu kedua orang tuanya atau (bergadang, mengemudi beca, ayah tugas di
kedua-duanya tidak hadir secara luar daerah).
kontinu dalam tenggang waktu yang
cukup lama. Aspek lain dalam keluarga yang
menimbulkan anak menjadi deliquen adalah
Keadaan keluarga yang tidak normal jumlah anggota keluarga (anak) serta
bukan hanya terjadi pada broken home akan kedudukannya yang dapat menimbulkan
tetapi dalam masyarakat modern sering pula kelainan atau pengaruh perkembangan jiwa
terjadi suatu gejala adanya “ broken home anak.
semu” (quasi broken home) ialah kedua
orang tuanya masih utuh, tapi karena Keadaan tersebut berupa:
masing-masing anggota keluarga tidak 1. Keluarga kecil, titik beratnya adalah
sempat memberikan perhatiannya terhadap kedudukan anak dalam keluarga
pendidikan anak-anaknya. Dalam kaitan ini misalnya: anak sulung, anak bungsu
Bimo Walgito menjabarkan lebih lanjut dan anak tunggal. Kebanyakan anak
bahwa tidak jarang orang tua tidak dapat tunggal sangat di manjakan orang
bertemu dengan anak-anaknya. Coba tuanya dengan pengawasan luar biasa,
bayangkan orang tua kembali dari kerja, pemenuhan kebutuhan berlebih-lebihan
anak belum bangun, orang tua sudah pergi dan segala permintaan dikabulkan.
kerja anak-anak masih tidur dan seterusnya, Perlakuan orang tua terhadap anak
ini tidak menguntungkan pekembangan menyulitkan anak itu sendiri di dalam
anak, anak muda mengalami frustasi, bergaul dengan masyarakat dan sering
mengalami konflik-konflik psykologis, timbuk konflik dalam jiwanya.
sehingga hal in apat mendorong anak
menjadi deliquen 2. Keluarga besar, mereka kurang
pengawasan dari orang tua, sering
Baik broken home maupun quasi home terjadi dalam masyarakat kehidupan
dapat menimbulkan ketidak harmonisan keluarga besar kadang-kadang disertai
dalam keluarga atau disintegrasi, ini tekanan ekonomi yang agak berat,
biasanya terdiri dari: akibatnya banyak sekali keinginan
1. Anak yatim piatu anak-anak tak terpenuhi. Akhirnya
mereka mencari jalan pintas mencuri,
2. Anak yang tidak jelas asal usulnya atau menipu, memeras, atau pemberian
keturunannya kasih sayang dan pemberian perhatian
perhatian dari orang tua sama sekali
3. Karena perceraian kedua orang tuanya, tidak ada. Akibatnya dalam intern
anak yang ditinggalkan ayahnya tanpa keluarga timbul persaingan dan rasa iri
perceraian yang sah. hati satu sama lain yang pada dasarnya
4. Anak yang sering ditinggalkan kedua mempengaruhi perkembangan jiwa
orang tuanya karena mencari nafkah anak.
Pada prinsipnya sifat negatif dari kedua terlantar terjaring untuk kepentingan politik
orang tua terhadap anak dalam kedua bentuk tertentu sehingga banyak terjadi kerusuhan-
keluarga, baik keluarga kecil maupun kerusuhan yang dilakukan oleh anak-anak
keluarga besar ternyata menyesatkan anak- tersebut.
anak dan sangat merugikan masyarakat.
Selain itu anak-anak jalanan dan anak
C. Akibat yang timbul adanya anak terlantar tersebut juga memberikan andil
jalanan dan anak terlantar. dalam kemacetan kota dan rusaknya
tatatertip kota yang disebabkan banyaknya
Anak-anak yang berada dijalan selalu pengemis-pengemis dan pedagang asongan.
menimbulkan permasalahan, baik dari segi
hukum pidana yaitu menganggu ketertipan Yang paling mengerikan adanya masukan
umum maupun kejahatan-kejahatan yang masukan dari provokator dan kenyataan
biasa di lakukan oleh anak-anak terlantar mengenai jurang perbedaan ekonomi yang
yaitu: mencuri, mencopet menjadi pengemis, sangat tinggi sehingga menyebabkan anak
bahkan dijadikan boneka untuk melakukan jalanan dan anak terlantar itu terpancing
penjarahan serta prostitusi anak. emosinya karena cemburuan social, secara
brutal melakukan, pengrusakan,
Namun tidak semua anak jalanan itu pembakaran, pencurian, penganiayaan serta
berwatak buruk, ada juga yang berusaha pembunuhan.
hidup secara halal yaitu menjual asongan
maupun menjadi penyemir sepatu dan Perkelahian sesama anak jalanan dan
buruh-buruh kasar atau kuli (Altidjo anak terlantar juga kerap terjadi dengan
Alkostar 1997: 55). alasan memperebutkan timbulnya kawasan
untuk mencari sesuap nasi yang sering juga
Namun ditakutkan anak-anak yang ingin mengakibatkan timbulnya korban.
hidup lebih baik kalah dengan keadaan yang
mendesak, sehingga terjerumus kedalam D. Usaha Yang Dilakukan Masyarakat
kanjah kejahatan sedangkan anak-anak Baik Secara Individu Maupun Kollektif.
tersebut tidak mendapatkan banyak
keuntungan dalam hal kejahatan, pada Dapat dilihat bagaimana perhatian
malam hari anak-anak itu bebas dan mudah terhadap anak disuatu masyarakat atau
mendapatkan obat-obat terlarang dan bangsa dengan berbagai cara-cara yakni
narkotika dan pencurian dengan bagaimana seorang atau satu keluarga
menggunakan senjata tajam maupun senjata membina keluarga mereka terutama
api, melakukan pembunuhan maupun mengatur hubungan terhadap anak-anak
menjadi korban pembunuhan dan mereka.
penganiayaan. Jika diperhatikan hekekat yang terkandung
Apalagi di zaman krisis moneter dan dalam proses hubungan antara orang tua
demokrasi sedang berkembang di Indonesia dan anak, maka secara ringkas dapat
banyak anak-anak jalanan dan anak-anak dikemukakan ada 4 unsur yang segoyanya
selalu tampil dalam setiap proses interaksi
antara orang tua dan anak terutama dalam Pemuasan kebutuhan berkaitan dengan
kaitannya dengan pola-pola pendidikan kemampuan orang tua dalam
anak. Keempat unsur peran orang tua dalam mempersiapkan anak untuk sukses, baik di
pendidikan anak itu adalah: sekolah dalam pergaulan dengan teman-
temannya maupun di masyarakat luas.
1. Pengawasan melekat
Jika peran atau pengawasan orang tua
2. Pengawasan tidak langsung pada anak dapat langsung secara langsung
3. Pengawasan langsung demikian secara tidak langsung orang tua
sudah berperan serta dalam mengatasi
4. Pemuasan kebutuhan anak. timbulnya anak-anak jalanan dan anak
terlantar dan juga telah berupaya
Pengawasan melekat terjadi melalui
mengimplementasikan hak-hak anak.
perentaraan keyakinan anak terhadap
sesuatu hal, penginternalisasian nilai-nilai Disadari bahwa mungkin saja proses
dan norma-norma yang dikaitkan erat pendidikan anak disamping yang diuraikan
dengan pembentukan rasa takut, rasa diatas, juga ada faktor-faktor diluar rumah,
bersalah pada diri anak melalui proses khususnya di masyarakat yang kadang-
pemberian pujian dan hukuman oleh orang kadang bersifat kontradiktif dengan nilai
tua pada perilaku anak yang dikehendaki nilai yang dikembangkan dalam keluarga.
dan tidak dikehendaki. Misalnya pengaruh informasi dan iklan
dalam media masa, ketiadaan tokoh idola
Pengawasan tidak langsung berupa
atau heterogenitas tokoh idola masyarakat.
penanaman keyakinan pada diri anak, agar
timbul perasaan dan kehendak untuk tidak Namun sejauh pengamatan yang ada
melukai atau membuat malu keluarga kebanyakan anak-anak lemah atau terputus
melalui keterlibatan anak pada perilaku- ikatanya dengan orang tua misalnya atura-
perilaku yang bertentangan dengan harapan aturan tentang pengunaan waktu luang
orang tua dan keluarga. Jenis pengawasan sebaik-baiknya pada saat ada di rumah
ini sangat menentukan adanya pembentukan maupun di luar rumah, cara memilih teman
rasa keterikatan anak pada orang tua dan main sesuai dengan perkembangan jiwa
keluarga. anak dan tidak membahayakan anak diluar
rumah.
Pengawasan langsung lebih menekankan
pada larangan pemberian hukuman pada Kini tiba saatnya perhatian diarahkan
anak. Contoh pengawasan tipe ini ialah pada gejala-gejala pola kehidupan
misalnya aturan-aturan (petunjuk-petunjuk) dikalangan orang tua dalam masyarakat,
tentang penggunaan waktu luang sebaik- dewasa ini karena dianggap sebagai
baiknya, baik pada saat orang tua tidak ada indikator meningkatnya jumlah anak jalanan
di rumah maupun pada saat anak ada diluar dan anak terlantar.
rumah.
Hasil pengamatan sementara pola jalanan dan anak terlantar itu dapat
kehidupan keluarga di masyarakat perkotaan membuat usaha demi kehidupannya.
menunjukan adanya gejala yang kurang
mendukung berlangsugnya proses 5. Memberikan pengertian pada anak
pendidikan anak, dilingkungan perkotaan jalanan dan anak terlantar bahwa
banyak orang tua bekerja di luar rumah kehidupan mereka itu tidak baik dan
karena dorongan ekonomi keluarga namun mereka harus berusaha untuk hidup
biasa juga karena “ambisi karir” masing- lebih baik dan menanamkan bagi
masing (ayah dan ibu) rela berdomisili mereka sifat keras untuk bekerja.
terpisah, ayah bekerja di Sibolga dan ibu E. Usaha Pemerintah Menanggulangi
bekerja di Medan dan anak ada yang ikut Anak Jalanan dan Anak terlantar.
ayah ada yang ikut ibu.
Penanggulangan yang dilakukan
Keresahan yang ditimbulkan anak-anak pemerintah adalah dengan membuat
jalanan dan anak terlantar sebenarnya kebijakan-kebijakan, dimana program
menjadi tanggungjawab seluruh anggota penanggulangan anak termasuk
masyarakat. penanggulangan sosial, pendidikan
Untuk mengnanggulangi keresahan yaitu: ,peningkatan sumber daya manusia,
pemerataan pendapatan dan kesejahtraan.
1. Membuka rumah singgah atau
sanggar didatangkan pengasuh yang Ada beberapa program yang telah
mengajarkan keterampilan- dilakukan oleh pemerintah untuk
keterampilan sehingga anak tersebut menanggulangi masalah anak jalanan dan
tidak berkeliaran di jalan. anak terlantar yakni:

2. Membuka sekolah non formal bagi 1. Menyelenggarakan program beasiswa


anak yang ingin menambah 2. Menyediakan lapangan pekerjaan
pendidikannya dengan tidak sejenis magang.
dipungut bayaran.
3. Menyelenggarakan kelompok belajar
3. Membuka lowongan pekerjaan yang usaha.
padat karya dan tidak berbahaya
sehingga anak teresbut dapat hidup 4. Program lain yang berdampak secara
dengan layak tidak langsung terhadap pengurangan
jumlah anak jalanan dan anak terlantar.
4. Menjadi orang tua asuh baik secara
langsung maupun secara tidak Dalam buku berjudul “Overview of the
langsung yaitu dengan mengadopsi problem and response” yang diterbitkan ILO
anak, memberikan penghidupan dan menyatakan beberapa bentuk program aksi
pendidikan yang lebih baik, secara penanggulangan pekerja anak di I ndonesia
tidak langsung yaitu dengan bantuan baik berupa pendidikan atau latihan
modal dan mengarahkan agar anak (education and training), advokasi dan
membangkitkan kesadaran public, mengada- Pendorong timbulnya anak jalanan dan
kan kesejahteraan, perlindungan kerja, anak terlantar adalah berobahnya pola
peraturan hukum dan penegakan hukum. kehidupan keluarga yang kurang
mendukung berlangsungnya pendidikan
Untuk menangggulangi masalah anak anak dan banyak orang tua yang keduanya
jalanan dan anak terlantar di Indonesia, bekerja diluar rumah.
pihak departemen tenaga kerja sebagai
instansi teknis yang terkait langsung dengan Hendaknya pemerintah memberi
masalah anak ini, telah berusaha lapangan pekerjaan dan mengadakan
merumuskan dan melaksanakan program pengawasan yang ketat dengan cara
aksi untuk anak jalanan. Dengan melihat menangkap mereka dan memberikan
pihak-pihak yang bersangkutan yaitu dengan pengarahan untuk mentaati uapaya-upaya
melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai yang dilakukan oleh pemerintah.
dengan konteks Konvensi Hak Anak yaitu:

1. Membentuk nasioanl hak anak (from a


national comitte)

2. Membuat tujuan dan saran-saran (sets Daftar Pustaka


goal and objectives) Aziz Aminah. 1998, Aspek Hukum
3. Membuat, memperbaiki dan Perlindungan Anak. USU Press.
menyelaraskan peraturan hukum Altijo Alkostar. Gelandangan Pandangan
nasional yang berdasarkan kepada Ilmu Sosial.
Konvensi Hak Anak (passes laws
confermingto CRC) Dellyana Shanti. 1998, Wanita dan Badan
Hukum, Liberty, Yokyakarta.
4. Membawa atau mengusahakan
beberapa program dan kegiatan Gosita Arif. 1998. Masalah Perlindungan
menangani implementasi hak anak Anak, Akademik Pressindo.
(carrier out program and activities).
Hamid Sulaian. 1986, Hukum Perjanjian
F. Penutup Internasional dan Implementasi Wawasan
Nusantara, Fakultas Hukum Universitas
Pemerintah dan masyarakat sudah Sumatera Utara.
berusaha sedapat mungkin untuk
menanggulangi anak jalanan dan anak Hadi Supranoto Paulus. 1997, Invenila
terlantar dengan membuat rumah singgah Feliquency, PT. Aditya Citra Bhakti,
tapi nyatanya rumah itu kosong tidak ada Bandung.
penghuninya, mereka lebih senang
Hasan Wadong Maulana. 2000, Advokasi
berkeliaran di tepi jalan.
dan Hukum Perlindungan Anak,
Grasindo, Jakarta.
Joni Muhammad. 1997, Aspek Hukum Hillary Rodham Clinton, It Takes a
Perlindungan Anak Dalam Prespektif Village, 1996
Konvensi Hak Anak, PT.Aditya Citra
Bhakti, Bandung.

Kusumah MulyanaW. 1986, Hukum Dan


Anak-Anak, Rajawali, Jakarta

Nasution, Muhammad Sanwani. 1977,


Beberapa Pokok dan Masalah Hukum
Internasioanal, Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.

Print Darwan, 1977, Hukum Anak


Indonesia, PT.Cipta Aditya Bhakti,
Bandung.

Paulus Hadisuprapto. 1986, Peranan Orang


Tua Dalam Pengimplementasian Hak-Hak
Anak Dan Kebijakan Penanganan Anak
Bermasalah, Dewan Nasional Indonesia
Untuk Kesejahteraan sosial, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai