Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana kita bisa mendapatkan himat dari Tuhan?

Kita belajar dari Solomon yang


mendapatkan hikmat dari Tuhan.
Ketika Tuhan muncul bertanya kepada Salomo apa yang dia inginkan, Salomo meminta hati
yang mengerti dari Tuhan:

“Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk
menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab
siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?
10
Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.”
— 1 Raja-raja 3:9–10 NKJV

Salomo mengerti bahwa hikmat ada di dalam hati kita. Jadi dia meminta hati yang mengerti,
dengan kata lain, hati yang mau mendengar.

“Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.
24
Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh
Allah di dalam hatinya.— 1 Raja-raja 10:23–24 NKJV

Beberapa orang percaya berpikir bahwa hati manusia sangat jahat karena menurut Amsal
28:26 mengatakan, "Siapa percaya pada hatinya sendiri adalah orang bebal." Namun, ini
hanya berlaku untuk orang yang belum diselamatkan. Ini tidak berlaku untuk anak Tuhan.

Daud ingin agar Tuhan memberinya hati yang bersih, terutama setelah dosanya dengan
Batsyeba, karena dia tahu masalahnya ada di dalam hatinya:

— Mazmur 51:10 NKJV


10
(51-12) Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,

dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

Hari ini, Tuhan telah memberikan kepada kita yang percaya kepada-Nya hati yang baru di
bawah perjanjian yang baru.
— Yehezkiel 36:26
26
Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan
menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

Karena Yesus, kita pun memiliki hati yang baru dan semangat yang baru. Kita terlahir
kembali, dan sekarang kita tidak lagi memiliki hati dari batu tetapi hati yang mengerti.

Kita adalah ciptaan baru. Dan di dalam hati yang baru ini, Tuhan telah menaruh hikmat-Nya.

Dan untuk mendengar suara Tuhan, kita harus membangun “kehidupan rahasia” dengan
Tuhan di mana kita meluangkan waktu untuk mendengar suara-Nya
Kita mendengar Tuhan berbicara bukan dengan suara yang dapat didengar (audible), tetapi
melalui pengetahuan batin di dalam hati. Dia berbicara dalam keheningan yang lembut.

Itulah mengapa kita tidak boleh mengabaikan saat-saat menyendiri untuk merenung dan
mendalami firman Tuhan. Jangan terjebak dalam budaya kesibukan, di mana kita merasa
harus selalu disibukkan dengan sesuatu, selalu sibuk dengan media sosial atau konsumsi
konten. Luangkan waktu untuk meditasi dan kontemplasi agar Tuhan berbicara kepada kita
di dalam hati kita.

Kita pikir doa adalah tentang kita berbicara kepada Tuhan, tetapi itu juga merupakan waktu
untuk mendengarkan Dia. Kita mendengar dari-Nya setelah kita membongkar apa yang ada
di hati kita.

Kita perlu memiliki “akar kehidupan” dan tidak hanya mengejar buahnya (hasil baik atau
kesuksesan yang ingin kita lihat). Kehidupan akar atau kehidupan rahasia yang tidak dilihat
siapa pun ini adalah waktu di mana kita menenangkan diri dan merenung, bermeditasi, dan
merenungkan apa yang Tuhan katakan kepada kita. Pada saat-saat seperti ini, kita
seharusnya tidak berbicara kepada Tuhan sepenuhnya tetapi kita harus meluangkan waktu
untuk mendengarkan Dia. Ketika Tuhan berbicara, hal-hal baik terjadi.

Anda mungkin juga menyukai