Anda di halaman 1dari 7

1.

Struktur yang sensitive terhadap nyeri pada kepala (intracranial & extracranial)
Jawaban :

2. Akut, subakut, dan kronis penyebabnya apa aja pada nyeri kepala
a. Nyeri kepala akut
- Nyeri kepala akut dan tidak seperti nyeri yang biasa dialami merupakan gejala dari
penyakit yang serius dan membutuhkan evaluasi lebih lanjut
- Nyeri kepala tiba-tiba dan sangat berat merupakan gejala klasik dari perdarahan
subaraknoid, nyeri kepala dengan kaku pada tengkuk dan demam dapat sebabkan
oleh meningitis, nyeri kepala pada satu mata dapat disebabkan oleh glaukoma.
b. Nyeri Kepala subakut
- Nyeri kepala subakut biasanya terjadi dalam waktu minggu sampai bulan dapat
menjadi suatu masalah serius terutama yang bersifat progresif atau pada usia tua
- Adanya riwayat trauma dapat menjurus suatu subdural hematoma atau post-
conccusion syndrome
- Riwayat demam, malaise atau kaku pada tengkuk dapat dicurigai sebagai meningitis
subakut, kelainan neurologis lain atau menurunnya berat badan drastis dapat
dicurigai sebagai tumor otak primer atau metastase, gejala vaskulitis yang menjurus
pada giant cell arteritis
c. Nyeri kepala kronis
- Nyeri kepala kronis biasanya terjadi dalam hitungan tahun seperti pada migrain atau
nyeri kepala tegang biasanya disebabkan oleh penyebab yang jinak
3. Growth hormone perjalannya dari hipotalamus ke target masing-masing
organnya gimana?
- Semua GF akan terikat pada reseptor spesifik yang terdapat pada bagian luar
membran plasma sel targetnya.
- Reseptor GF biasanya suatu protein transmembran yang mengandung lokasi-lokasi
pengikatan (binding sites) di bagian luar membrane sel dan efektor suatu enzim ada
pada bagian dalam/sitoplasma
- Sebagian besar efektor enzim pada reseptor GF adalah tirosin-kinase. Kinase-kinase
intrasel spesifik yang lain adalah serin dan treonin
- Reseptor Gh merupakan anggota superfamili Rsitokin-hematopoitin, berupa protein
dengan BM + 70 kDa serta memilki domain perentang membran yang tunggal.
- Reseptor Gh merupakan anggota superfamili Rsitokin-hematopoitin, berupa protein
dengan BM + 70 kDa serta memilki domain perentang membran yang tunggal.
- Reseptor GF bekerja seperti reseptor hormon yang sederhana. Reseptor tirosin
kinase yang aktif sering mengalami saling fosforilasi yang akan mengubah fungsinya.
Hasil autoforforilasi ini adalah pembentukan dimernya.
- Dimer resptor kinase mempunyai afinitas tinggi terhadap protein dan dapat
memulai reaksi-reaksi kaskade yang berhubungan dengan mitogenik.
- Sel-sel normal perlu GF sebagai mitogen untuk proliferasi sel. Pada defisiensi GF
akan terjadi perlambatan siklus sel, pertumbuhan sel akhirnya dapat terhenti
- Sebaliknya sel-sel yang sudah mengalami perubahan (sudah akan menjadi sel tumor)
mempunyai kontrol siklus sel yang lambat, dan tanpa adanya GF siklus sel dapat
terputus.
- Banyak sel yang sudah berubah mempunyai onkogen yang homolog dengan kode
muatan GF atau reseptornya. Contoh produk onkogen (onkoprotein), sis menyerupai
PDGF, erb β menyerupai EGF.
- Growth Factors (GF), berasal dari prekusor dengan molekul besar, yang kemudian
akan terpecah-pecah. Contohnya Epidermal growth factor (EGF), terdiri atas 53 aa,
berasal dari pemecahan prekusor dengan 1168 aa, prekusor ini berasal dari protein
komponen membran yang mengandung bagian EGF beserta 9 aa urutan berikutnya,
dan berada dalam domain membran yang ada di luar sel.
- Semua GF akan terikat pada reseptorspesifik yang terdapat pada bagian luar
membran plasma sel targetnya.
- Pada metabolisme lipid dengan pengaruh GH, pada jaringan adiposa meningkatkan
lipolisis dan meningkatkan asam lemak bebas darah , di dalam hepar dan otot akan
meningkatkan β-oksidasi asam lemak. Oleh sebab itu terjadi peningkatan
ketogenesis dan hal ini mengalami hiperfungsi GH.
4. List the hormone secreted by anterior and posterior pituitary and describe the
function of each (GH, FSH, LH, TSH, ACTH, prolactine, vasopressin, oxytocin)
a. GH
- GF berfungsi merangsang proliferasi dan diferensiasi sel-sel tertentu secara khusus.
- GF berpengaruh pada hampir semua sel untuk meningkatkan tingkat metabolism,
merangsang sel-sel hati untuk melepaskan somatomedin (insulin-like growth factor I
& II), yang meningkatkan proliferasi kartilago & membantu pertumbuhan tulang
panjang.
- GH merangsang pertumbuhan tulang panjang dalam lempeng epifisis pada anak-
anak yang sedang tumbuh, merangsang pertumbuhan serta akral pada organ
dewasa dan pada anak-anak juga meningkatkan pembentukan tulang rawan.
b. FSH
- FSH pada laki-laki menstimulasi pertumbuhan saluran seminalis dan testis dan
berperan pada tingkat awal spermatogenesis.
- FSH pada wanita berfungsi merangsang folikel sekunder ovarium berkembang dan
mensekresi estrogen, merangsang sel Sertoli tubulus seminiferus memproduksi
Androgen Binding Protein (ABP).
- FSH meningkatkan aktivitas sel sertoli, membuat protein binding protein yang
mengangkut testosteron ke sel yang membuat sperma (spermatogenesis)
c. LH
Fungsi LH pada wanita :
- menstimulasi pematangan terakhir dari Folikel Graaf, ovulasi dan
perkembangan korpus luteum
- membantu FSH merangsang ovulasi
- merangsang pembentukkan korpus luteum
- merangsang sekresi estrogen & progesterone
- merangsang feedback negative ke hipotalamus untuk menghambat
pembentukkan GnRH
- merangsang sel-sel interstisial (nongerminal) guna menghasilkan androgen
androstendion, dehidroepiandrosteron dan testosterone
Fungsi LH pada pria :
- merangasang pembentukan testosterone oleh testis
- mempertahankan spermatogenesis
- persiapan perkembangan alat kelamin tambahan seperti ductus deferens
prostat dan vesica seminalis.
- LH juga merangsang sel Leydig mensekresi & melepaskan testosteron, yang
akan merangsang feedback negative ke hipotalamus untuk menghambat
pembentukkan GnRH.
d. TSH
- TSH berfungsi merangsang sintesis dan pelepasan hormon tiroid yang akan
meningkatkan tingkat metabolisme
e. ACTH
- ACTH berfungsi meningkatkan sintesis dan pelepasan kortikosteroid berupa hormon
kortisol dan kortikosteron dari korteks kelenjar suprarenalis (adrenal)
- ACTH dapat meningkatkan sintesis dan pelepasan hormon steroid adrenal
(meningkatkan steroidogenesis) dengan cara menstimulasi kolesterol menjadi
pregnenolon.
f. prolactine
- Peran prolaktin adalah merangsang perkembangan kelenjar susu (mamae) selama
kehamilan, merangsang produksi ASI setelah proses kelahiran (sekresi prolaktin
dirangsang oleh hisapan bayi)
- mempertahankan kehamilan lanjut
- mempertahankan korpus luteum, dan stimulasi puting susu & laktasi
g. vasopressin
h. oxytocin
5. Describe hypothalmo-pituitary axis and feedback mechanism
- Hubungan fungsional antara otak dan kelenjar pituitari, dimana bagian hipotalamus
memainkan peranan utama ini disebut sebagai Aksis Hipotalamus-Pituitari
- Hipotalamus akan membentuk hormon yang akan disimpan dalam median
eminence.
- Hormon neurosekretori hipotalamus tersebut akan masuk ke pleksus kapiler primer
yang nantinya akan mengalirkan hormon tersebut ke vena porta hipofiseal.
-
6. Describe the hormone secreted by pineal gland and its correlation with circadian
rhythms
- Kelenjar pineal umumnya memproduksi hormon melatonin yang merupakan derivat
triptofan
- Hormon melatonin dihasilkan dalam suasana gelap atau malam hari.
- Produksi melatonin juga meningkat bila seseorang tidur dalam keadaan lampu
padam serta meditasi menutup mata.
- Melatonin memiliki dua reseptor yaitu MT1 dan MT2 yang merupakan reseptor –
reseptor membran yang memiliki tujuh domain membran dan termasuk dalam
keluarga besar dari reseptor berpasangan protein G.
- Melatonin adalah molekul yang sangat lipofilik, serta memiliki sifat hidrofilik; pada
biosintesisnya dilepaskan ke dalam kapiler, hingga 70%-nya terikat albumin.
- Melatonin dimetabolisme terutama di hati tetapi juga di ginjal, menjalani
hidroksilasi dan kemudian konjugasi ke dalam bentuk sulfat dan glukuronida.
7. In histological slide, recognize the adeno and neurohypophysis, identify the
principal cell types in both. Relate the different cell types to hormone
productions
8. Describe the pathophysiology of disorders which caused by pituitary-hormonr-
secreting disorder
9. Describe the role of Growth Hormon in growth and metabolism
- Fungsi utama dari hormon pertumbuhan / growth hormon adalah
merangsang organ hati dan jaringan lainnya untuk menghasilkan zat faktor

hormon ini yaitu insulin-like growth factor-1 (IGF-1)


- IGF-1 sendiri berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel tulang yang

disebut dengan kondrosit, sehingga tulang dapat tumbuh dan tubuh akan
bertambah tinggi.
- IGF-1 merupakan hormon yang strukturnya mirip dengan insulin dan

mengatur efek hormon pertumbuhan dalam tubuh. Sementara insulin

sendiri adalah hormon penting yang dibuat pankreas untuk membantu

mengatur kadar gula darah.

- GF-1 memiliki fungsi untuk menurunkan glukosa dalam darah. Fungsinya

ini berbeda dengan growth hormone yang meningkatkan kadar glukosa

darah ketika terlalu rendah.

- Selain itu, IGF-1 membantu pertumbuhan otot dengan merangsang


pengolahan mioblas, penyerapan asam amino, dan produksi protein di otot

dan jaringan lain.


- Pada anak-anak hingga akhir masa pubertas, hormon ini berfungsi untuk

perkembangan dan pertumbuhan tulang dan otot.


- Sementara pada orang dewasa, saat tubuh telah mencapai ukuran

maksimalnya, hormon ini akan bertugas untuk menjaga struktur tubuh,


termasuk mengatur massa lemak, otot, jaringan, dan tulang.

- Hormon pertumbuhan juga membantu mengatur metabolisme tubuh, seperti


kerja insulin dan kadar gula darah.
- Hormon ini memiliki pengaruh yang penting pada metabolisme karbohidrat,
lipid, dan protein di dalam tubuh.

- Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan penyerapan asam amino dan


produksi protein serta menurunkan oksidasi protein.

- Hormon ini juga dapat meningkatkan proses pengolahan lemak dengan


merangsang pemecahan dan oksidasi trigliserida.

- Hormon pertumbuhan membantu menjaga kadar gula darah dengan


merangsang penyerapan dan produksi glukosa.
- Hormon pertumbuhan mendukung perkembangan di hampir setiap

jaringan dalam tubuh. Umumnya hormon ini terdapat pada bagian tulang

dan tulang rawan.

- Growth hormone akan tumbuh secara maksimal pada masa remaja. Sel-

sel di tulang rawan (kondrosit) dan sel-sel di tulang (osteoblas) akan

menerima sinyal dari hormon pertumbuhan untuk meningkatkan

pertumbuhan ukuran.

10. Describe Growth-promoting action of GH on bones and tissue


- Pertumbuhan tinggi badan ditentukan oleh berbagai faktor yang merupakan
hasil dari perpanjangan tulang melalui divisi seluler yang diatur terutama oleh
somatotropin atau hormone pertumbuhan yang disebut Growth Hormon (GH)

11. Correlate clinical findings with abnormal secretion of GH and describe the
natural history of untreated acromegaly
12. Describe the mechanism of action of drugs used in the management of pituitary
disorders

5. Jelaskan aksis hipotalamus-hipofisis dan mekanisme umpan balik

7. Pada slide histologis, kenali adeno dan neurohipofisis, identifikasi tipe sel utama pada
keduanya. Hubungkan berbagai jenis sel dengan produksi hormon
8. Mendeskripsikan patofisiologi gangguan yang disebabkan oleh kelainan hipofisis-
hormon-sekresi

10. Jelaskan aksi pertumbuhan GH pada tulang dan jaringan

11. Korelasikan temuan klinis dengan sekresi abnormal GH dan jelaskan riwayat alami
akromegali yang tidak diobati

12. Jelaskan mekanisme kerja obat yang digunakan dalam pengelolaan gangguan
hipofisis

Daftar Pustaka

Jose, P., Batubara, R. L., Hardjoedi, A., & Tjahjono, A. (2017). Penggunaan Hormon
Pertumbuhan pada Anak dan Remaja di Indonesia. `-50.

Kharisma, Y. (2017). Tinjauan Umum Penyakit Nyeri Kepala. Neurology, 46(6), 202–204.

Bajaj, A. K., & Saraswat, A. (2011). Contact dermatitis. Diagnosis and Management of Skin
Disorders: An Evidence-Based Approach, 184–190.

WULANDARI, E., & HAPSARI, R. A. F. (2013). Hormon Reproduksi. Peran Hormon


Sebagai Regulator Fungsi Organ, 124.

Grimberg, A., DiVall, S. A., Polychronakos, C., Allen, D. B., Cohen, L. E., Quintos, J. B.,
Rossi, W. C., Feudtner, C., & Murad, M. H. (2017). Guidelines for Growth Hormone
and Insulin-Like Growth Factor-I Treatment in Children and Adolescents: Growth
Hormone Deficiency, Idiopathic Short Stature, and Primary Insulin-Like Growth Factor-
I Deficiency. Hormone Research in Paediatrics, 86(6), 361–397.
https://doi.org/10.1159/000452150

Anda mungkin juga menyukai