Anda di halaman 1dari 4

Nama : Celline Cyntha Candra

NIM : 06081382227094
Mata Kuliah : Pancasila

DEKRIT PRESIDEN

Isi Dekrit Presiden

Sumber: https://www.thebellebrigade.com/2019/08/dekrit-presiden-5-juli-1959.html?m=1

Dekret Presiden adalah perintah tertinggi yang terpaksa dikeluarkan oleh Presiden yang
artinya pada masa itu Indonesia mengalami situasi yang genting. Dekret Presiden 1959
dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti
UUDS 1950. Anggota Konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956, tetapi pada
kenyataannya hingga tahun 1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di
kalangan masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD 1945 semakin kuat. Dalam
menanggapi hal itu, Presiden Ir. Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang
Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD 1945.
Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara
menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak,
pemungutan suara ini harus diulang karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum. Pemungutan suara
kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga
gagal mencapai kuorum. Untuk meredam kemacetan, pada tanggal 3 Juni 1959 Konstituante
mengadakan reses (masa perhentian sidang parlemen; masa istirahat dari kegiatan bersidang) yang
kemudian terungkap untuk selamanya. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,
maka Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal A.H. Nasution atas nama
Pemerintah/Penguasa Perang Pusat (Peperpu), mengeluarkan peraturan No.Prt/Peperpu/040/1959
yang berisi larangan melakukan kegiatan-kegiatan politik. Pada tanggal 16 Juni 1959, Ketua Umum
PNI Suwirjo mengirimkan surat kepada Presiden agar mendekritkan berlakunya kembali UUD 1945
dan membubarkan Konstituante.

Gagalnya konstituante melaksanakan tugasnya dan rentetan peristiwa politik dan keamanan
yang mengguncangkan persatuan dan kesatuan bangsa mencapai klimaksnya pada bulan Juni 1959.
Akhirnya demi keselamatan negara berdasarkan staatsnoodrecht (hukum keadaan bahaya bagi
negara) pada hari Minggu tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekret
yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.
SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret)

Isi SUPERSEMAR

Sumber: https://mamikos.com/info/supersemar-11-maret/

Surat Perintah Sebelas Maret 1966 atau Supersemar lahir dalam situasi politik Indonesia
pasca G30S pada 1 Oktober 1965 dan aksi mahasiswa yang menuntut Tritura. Berisi mandat
Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam
mengawal jalannya pemerintahan pasca peristiwa G30S. Supersemar kemudian berujung pada
transisi kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto. 
Penyerahan kekuasaan tersebut dilatarbelakangi oleh peristiwa G30S/PKI pada tanggal 1
Oktober 1965 dini hari.  Tentara menuding Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai dalang dibalik
pembunuhan tujuh jenderal di Lubang Buaya. Supersemar memiliki tujuan-tujuan untuk mengatasi
situasi yang ada pada saat itu. Presiden Soeharto mengambil sejumlah keputusan melalui SK
Presiden Nomor 1/3/1966 tertangal 12 Maret 1966 atas nama Presiden/Panglima Tertinggi
ABRI/Mandataris MPRS/PBR. Keputusan tersebut berisi tujuan Supersemar sebaga berikut:
1. Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta ormasnya dan menyatakannya sebagai
partai terlarang
2. Penangkapan 15 menteri yang terlibat atau pun mendukung G30S/PKI
3. Pemurnian MPRS dan lembaga negara lainnya dari unsur PKI dan menempatkan peranan
lembaga itu sesuai UUD 1945.
Supersemar merupakan awal dari peralihan Orde Lama menuju Orde Baru. Supersemar menemukan
kelahiran pemerintahan Soeharto.
HISTORIS DAN SOSIOLOGIS DARI PANCASILA DALAM ARUS BANGSA

a. Sumber Historis Pancasila

Nilai– nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang
dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Dalam encyclopedia of
Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada dalam agama, seperti kepercayaan kepada
kekuatan supranatural, perbedaan antara yang sakral dan yang profan, tindakan ritual pada objek
sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada Tuhan.

b. Sumber Sosiologis Pancasila

Nilai-/nilai pancasila secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu
hingga sekarang. Salah satu yang terdapat pada masyarakat zaman dahulu dan masyarakat saat
ini adalah nilai gotong royong. Hal ini disebabkan karna masyarakat secara bersama

c. Sumber Politis Pancasila

Nilai – nilai pancasila misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan
pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan. Semangat seperti ini diperlukan dalam
mengambil keputusan yang mencerminkan musyawarah.

Anda mungkin juga menyukai