PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benih berkualitas salah satunya ditentukan oleh vigor benih. Benih yang
penyimpanan benih yang tidak tepat dan terlalu lama, menjelang masa
kadaluwarsa atau bahkan sudah melewati masa hidupnya. Benih yang sudah
bakal tanaman dalam budidaya tanaman tomat. Kualitas benih merupakan faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tomat. Menurut Justice dan Bass
(2002), deteriorasi benih adalah menurunnya mutu, sifat dan viabilitas benih yang
menurun.
Benih yang bermutu tinggi adalah benih yang memiliki daya berkecambah
tinggi. Pengadaan benih yang berkualitas serta ketersediaanya tidak terlepas dari
bermutu ini tentunya didapat dari varietas unggul karena hal ini menjadi salah satu
mencakup mutu genetik, mutu fisik dan mutu fisiologis memerlukan penanganan
mempertahankan mutu benih sampai benih tersebut ditanam oleh petani. Vigor
1
benih harus relevan dengan tingkat produksi artinya dari benih bervigor tinggi
akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi. Vigor yang tinggi dapat dilihat
dari penampilan kecambah yang tahan terhadap berbagai faktor pembatas yang
pembatas juga dipengaruhi oleh faktor genetis yang indentik dengan varietas
(Ichsan, 2006).
mengalami penurunan kualitasnya seperti benih yang telah lama tersimpan atau
keuntungan lebih pada aplikasi zat pengatur tumbuh. (Ilyas et al., 2002).
kemunduran lanjut. Invigorasi atau priming pada benih dapat dilakukan melalui
2
antaranya air kelapa, ekstrak jagung, pisang ambon, tauge dan ekstrak tomat
(Raharja, 1998).
mengatasi mutu benih yang rendah dengan cara memperlakukan benih sebelum
ditanam. Invigorasi didefinisikan sebagai salah satu perlakuan fisik, fisiologis dan
cepat, dan serempak pada kondisi yang beragam (Basu dan Rudrapal, 1982).
pada benih yang telah mengalami kemunduran selama penyimpanan. Salah satu
teknik invigorasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas mutu benih
berproduksi normal pada kondisi sub optimum. Menurut Yuniarti et al. (2014)
vigor benih dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari ketika benih masih berada
perendaman dengan menggunakan air kelapa muda. Air kelapa muda merupakan
bahan organik yang mengandung mineral, sitokinin, auksin, fosfor dan kinetin
yang berfungsi mempergiat pembelahan sel serta pertumbuhan tunas dan akar
(Fatimah, 2008).
terhadap pemulihan vigor benih. Terdapat berbagai macam bahan organik yang
3
dapat digunakan dalam proses hydropriming. Hasil penelitian Kurniawan (2001)
menunjukkan bahwa konsentrasi air kelapa muda 15% dapat meningkatkan nilai
adalah air kelapa konsentrasi 15% yang dapat meningkatkan nilai potensi tumbuh
dan waktu yang di butuhkan untuk mencapai 50% perkecambahan pada benih
Menurut Salisbury dan Ross (1995), Air kelapa merupakan sumber alami
hormon tumbuh yang dipergunakan untuk memacu pembelahan sel dan juga
kelapa muda untuk budidaya tanaman secara kultur jaringan sudah umum
zeatin.
diperlukan perlakuan yang khusus. Salah satu dari perlakuan khusus tersebut yaitu
dengan melakukan perendaman dalam air kelapa muda dengan konsentrasi dan
lama inkubasi tertentu yang sudah ditetapkan. Air kelapa muda dipilih dalam
penelitian ini untuk melihat perkecambahan pada benih tomat kadaluwarsa karena
dalam air kelapa muda terkandung mineral, sitokinin, auksin, fosfor dan kinetin
yang kelimanya ini merupakan hormon yang bekerja secara sinergis dalam proses
4
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk
mengkaji unsur air kelapa muda dan lama inkubasi terhadap vigor benih tomat
kadaluwarsa.
B. Rumusan Masalah
muda dan lama inkubasi dapat mempengaruhi vigor dan viabilitas benih tomat
kadaluwarsa.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman tomat merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Dicotyledone
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
optimum untuk budidaya tanaman tomat berkisar 210C - 240C. Apabila suhu
vegetatif dan masalah terhadap serangan penyakit (Zazibar, 2001). Tomat dapat
tumbuh pada kisaran pH tanah sekitar 6,0 – 6,5 karena jika pH tanah terlalu
perdu atau semak yang dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 1600 mdpl, pada suhu
tinggi produksi rendah dan warna buahnya lebih pucat (Risaketta, 2006).
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik dataran tinggi
6
maupun dataran rendah. Tanaman tomat yang sesuai di dataran tinggi adalah
varietas berlian, mutiara, Martha dan kasa sedangkan varietas yang sesuai dengan
dataran rendah adalah varietas ratna, intan dan lainnya. Varietas tanaman tomat
yang ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah adalah varietas berlian dan
a. Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut
yang berwarna keputih-putihan dan berbau khas. Perakaran tanaman tidak terlalu
untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari dalam
tanah. Oleh karena itu, tingkat kesuburan tanah di bagian atas sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi buah, serta benih tomat yang
b. Batang
Bagian yang masih muda berambut biasa dan ada yang berkelenjar. Mudah patah,
dapat naik bersandar pada turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu
2001).
7
c. Daun.
Daun tomat mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas, yaitu
berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Daunnya yang
20 cm. Daun tomat ini tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang. Sementara itu,
d. Bunga
Kuntum bunganya terdiri dari lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota.
Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang letaknya menjadi satu dan
membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat
2004).
e. Buah
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna hijau dan
berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna merah muda, merah, atau kuning
cerah dan mengkilat, serta relatif lunak. Bentuk buah tomat beragam: lonjong,
oval, pipih, meruncing, dan bulat. Diameter buah tomat antara 2 - 15 cm,
tergantung varietasnya. Jumlah ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang
hanya dua seperti pada buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua
seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih terdapat tangkai
8
bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangkai buah serta kelopak bunga
f. Biji
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih kekuningan dan
diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah.
Jumlah biji setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas dan lingkungan,
maksimum 200 biji per buah. Umumnya biji digunakan untuk bahan perbanyakan
2007).
C. Invigorasi
benih melalui proses imbibisi telah menjadi dasar dalam invigorasi benih. Pada
saat ini perlakuan invigorasi merupakan salah satu alternatif yang digunakan
untuk mengatasi mutu benih yang rendah dengan cara memperlakukan benih
tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin dan auksin. Selain itu, zat pengatur
mempertinggi efesiensi penggunaan energi surya dan unsur hara. Ada beberapa
golongan zat pengatur tumbuh seperti auksin giberlin, sitokinin, asam absisat dan
9
D. Invigorasi Benih
dalam benih juga dapat ditambahkan zat pengatur tumbuh (Ernawati et al., 2017)
sama, yaitu sama-sama zat pengatur tumbuh (ZPT), seperti perendaman biji ulin
dalam larutan ZPT sodium nitrophenolate (Purba et al., 2019). Pada proses
invigorasi selain dengan penggunaan air juga dapat ditambahkan zat lainnya
seperti ZPT baik yang alami ataupun sintetis (Ernawati et al., 2017). Perlakuan
kombinasi antara lama perendaman dan ZPT juga bisa digunakan untuk invigorasi
benih seperti yang dilakukan oleh Srilaba et al. (2018) pada biji tanaman jati.
E. Benih Kadaluarsa
Salah satu penyebab produksi yang tidak maksimal yaitu kualitas benih
hasil yang diperoleh. Salah satu kendala yang sering ditemukan adalah beredarnya
benih dengan masa aktif telah melampaui batas yang telah ditetapkan atau dengan
10
Marliah, et al. (2010) menambahkan benih kadaluwarsa memiliki kemampuan
benih yang telah menurun hal ini dikarenakan terjadinya penurunan kemampuan
benih dan proses fisiologis didalam benih sehingga kemampuan tumbuh benih
mutu, sifat atau viabilitas benih yang mengakibatkan rendahnya vigor benih
Salah satu penyebab produksi yang tidak maksimal yaitu kualitas benih
yang digunakan. Pemilihan pada benih sangat menentukan hasil yang diperoleh.
hasil yang diperoleh. Salah satu kendala yang sering ditemukan adalah beredarnya
benih dengan masa aktif telah melampaui batas yang telah ditetapkan atau dengan
kata lain benih tersebut telah memasuki masa kadaluwarsa. Menurut Marlian, et al
(2010) menyatakan bahwa benih kadaluwarsa ialah benih yang telah mengalami
memberikan pertumbuhan dan hasil yang sangat terbatas. Oleh karenanya benih-
hal ini agar memberikan hasil yang lebih baik. Masa kadaluwarsa sangat
11
metode dalam invigorasi adalah dengan penggunaan organik priming seperti
halnya penggunaan ZPT (zat pengatur tumbuh). Air kelapa merupakan ZPT
12
III. METODE PENELITIAN
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah, gelas ukur, gelas aqua,
permata F1 kadaluwarsa 2 tahun, air kelapa muda, aquades, tanah top soil dan
pasir.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor dan diulang 3 kali.
Faktor pertama adalah penggunaan air kelapa muda (K) yang terdiri dari 5 taraf,
yaitu:
Faktor kedua adalah lama inkubasi (W) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu :
W1 = Lama inkubasi 2 jam
W2 = Lama inkubasi 4 jam
W3 = Lama inkubasi 6 jam
13
Faktor pertama dan kedua dikombinasikan sehingga terdapat 15 perlakuan
penelitian.
Dimana :
µ = Rataan umum
D. Prosedur Penelitian
Persiapan alat dan bahan seminggu sebelum penelitian dilakukan. Alat yang
disiapkan diantaranya : bak perkecambahan, gelas ukur, cawan petrik, gelas aqua,
14
alat tulis dan kamera hp. Bahan yang digunakan antara lain : benih tomat hibrida
permata F1 kadaluwarsa 2 tahun, air kelapa muda, aquades, tanah top soil dan
pasir.
b. Air kelapa muda yang digunakan berasal dari pohon kelapa dari tandan yang
Vol Zat A
% Vol Zat = X 100 %
Vol Zat B
Keterangan:
Zat A = Terlarut
Zat B = Pelarut
Untuk membuat air kelapa muda dengan konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%,
100% adalah:
0
Konsentrasi 0%= x 1000 ml=0 ml
100
25
Konsentrasi 25 %= x 1000 ml=250 ml
100
50
Konsentrasi 50 %= x 1000 ml=500 ml
100
75
Konsentrasi 75 %= x 1000 ml=750 ml
100
100
Konsentrasi 100 %= x 1000 ml=1000 ml
100
a. Jadi didalam konsentrasi 25%, didapat air kelapa muda sebanyak 250 ml dan
15
b. Untuk konsentrasi 50%, 75% dan 100%, sama pembuatannya seperti
aquades.
3. Inkubasi Benih
Benih yang sudah terpilih selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas aqua yang
berisi aquades dan air kelapa muda dengan masing-masing ukuran dan konsentrasi
diinkubasi sesuai dengan perlakuan diinkubasi yaitu : 2 jam, 4 jam dan 6 jam.
4. Penyemaian Benih
diisi media tanam berupa pasir dan tanah top soil dengan perbandingan 1 : 1.
E. Parameter Pengamatan
1. Potensi Tumbuh.
persen. Potensi tumbuh (PT) ditandai dengan munculnya akar atau plumula yang
16
2. Daya Kecambah.
normal. Kriteria kecambah normal adalah akar panjang, daun tegak dan epikotil
batang tumbuh baik dengan kuncup plumula yang tegar. Pengamatan dilakukan
pada hari ke-3 (pengamatan 1) dan hari ke-7 (pengamatan II). (ISTA, 2006) Daya
Keterangan :
KN = Kecambahan Normal
3. Kecepatan Tumbuh
normal setiap hari. Pengamatan dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-14.
N 1 N2 N 12
KCT = + +⋯ +
D 1 D2 D 12
Keterangan :
4. Kecambah Abnormal
normal, yaitu memiliki kekurangan pada bagian panjang akar primer atau plumula
17
tidak berkembang dan tidak tumbuh normal pada hari ke 14. Kecambah normal
∑ Kecambah abnormal
KA = x 100 %
∑Total benih yang ditanam
5. Benih mati
Sebanyak 2.250 benih dari 3 ulangan ditanam pada media pasir dan tanah
top soil. Pengamatan dilakukan pada hari 3 setelah tanam. Selain untuk pengujian
daya kecambah benih, perlakuan ini juga digunakan untuk melihat presentase
F. Analisis Data
(Anova) atau sidig ragam, bila terdapat perlakuan yang berpengaruh nyata maka
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.
Kadaluwarsa dengan Aplikasi Air Kelapa Muda dan Lama Inkubasi yang
Ternate.
Pengaruh larutan air kelapa muda untuk konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%
dan 100% tidak memberikan pengaruh interaksi terhadap potensi tumbuh, daya
benih mati namun memberikan hasil yang sama dan benih semakin lama
Karena hormon yang ada didalam air kelapa makin lama diserap bisa digunakan
1. Potensi Tumbuh.
sangat nyata terhadap potensi tumbuh sedangkan interaksinya tidak nyata. Nilai
perendaman air kelapa muda dan lama inkubasi yang berbeda dapat dilihat pada
Tabel 1.
potensi tumbuh tomat kadaluwarsa pada perlakuan lama inkubasi W2 (4 jam) dan
19
inkubasi W1 (2 jam), tetapi perlakuan lama inkubasi W2 (4 jam) dengan
Analisis sidik ragam menunjukan bahwa lama inkubasi (W) tidak terjadi
Data hasil pengamatan mengenai daya kecambah benih tomat kadaluwarsa pada
3. Kecepatan Tumbuh
perlakuan perendaman air kelapa muda dan lama inkubasi yang berbeda dapat
20
jam) tidak berbeda nyata dengan perlakuan lama inkubasi W2 (4 jam), dan juga
4. Keserampakan Tumbuh
tetapi perlakuan lama inkubasi W1 (2 jam) tidak berbeda nyata dengan perlakuan
5. Kecambah Abnormal
21
tetapi perlakuan lama inkubasi W1 (2 jam) tidak berbeda nyata dengan perlakuan
6. Benih Mati
yang diberikan terhadap benih mati, sedangkan interaksinya tidak nyata. Nilai
rata-rata benih mati tomat kadaluwarsa akibat pengaruh perlakuan perendaman air
kelapa muda dan lama inkubasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengaruh Faktor Tunggal Lama Inkubasi (W) Terhadap Rata-Rata Benih
Mati Tomat Kadaluwarsa.
Perlakuan Rata – Rata Benih Mati (%)
W1 (2 jam) 29.47b
W2 (4 jam) 20.80a
W3 (6 jam) 19.33a
BNT 0.05 7.52
Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berarti
berbeda tidak nyata pada taraf BNT 0,05.
namun berbeda nyata dengan perlakuan tunggal lama inkubasi W2 (4 jam) dan
perlakuan tunggal lama inkubasi W3 (6 jam) akan tetapi pada perlakuan tunggal
B. Pembahasan.
yang tidak nyata antara konsentrasi air kelapa muda yang mengandung sitokinin,
22
pengamatan menunjukan bahwa fungsi pengaruh konsentrasi air kelapa muda dan
1. Potensi Tumbuh.
gejala tumbuh. Potensi tumbuh ditandai dengan munculnya akar atau plumula
mana benih bertumbuh akan memiliki batas tumbuh benih. Kemampuan tanaman
untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi besar tergantung pada kondisi
maksimum berarti benih yang dapat tumbuh baik yang normal maupun abnormal
seluruh benih yang di tanam. Hasil Uji BNT terhadap potensi tumbuh perlakuan
tumbuh dihitung dari benih yang menunjukan gejala tumbuh, dimana gejala
tumbuh tersebut diawali oleh munculnya akar radikula atau calon akar.
yang dijadikan sebagai objek penelitian. Purcell dkk (2014) menjelaskan bahwa
akar adalah struktur pertama yang muncul pada proses perkecambahan. Akar yang
23
optimal diperlukan dalam mendukung kehidupan tanaman karena berfungsi
2. Daya Kecambah
Daya kecambah adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk
berkecambah normal. Kriteria kecambah normal adalah akar panjang, daun tegak
dan epikotil batang tumbuh baik dengan kuncup ujung yang utuh (ISTA,2006).
benih melakukan proses imbibisi pada fase pertama penyerapan sitokinin, auksin
dan mineral-mineral yang terkandung di dalam air kelapa muda untuk digunakan
oleh benih tomat kadaluwarsa tumbuh menjadi bibit yang siap untuk ditanam.
imbibisi atau proses penyerapan air dari lingkungan, hidrasi dan aktivasi, inisiasi
perkembangan embrio.
3. Kecepatan Tumbuh
sejumlah biji yang dikecambah dan dinyatakan dalam persen, indeks kecepatan
tumbuh merupakan biji yang mampu berkecambah. Hal ini memberikan gambaran
bahwa pertumbuhan bibit dan biji akan seragam, biji dikatakan berkualitas baik
24
atau tinggi bila mempunyai daya kecambah dan kecepatan tumbuh diatas 80%
(Mangoendidijo, 2007).
kecepatan tumbuh menunjukan semakin tinggi pula vigor benih tersebut (Sutopo,
2004). Salah satu tolok ukur vigor kekuatan tumbuh benih adalah kecepatan
tumbuh. Kecepatan tumbuh dapat dilihat dari laju proses perkecambahan dalam
Hasil Uji BNT kecepatan tumbuh pada perlakuan tunggal lama inkubasi
dengan perlakuan tunggal lama inkubasi W1 (2 jam) dan perlakuan tunggal lama
dimiliki oleh air kelapa muda dan memacu kecepatan tumbuh benih sehingga
membuat benih yang kadaluwarsa menjadi vigor. Nilai indeks vigor adalah nilai
cepat mengidikasikan benih tersebut vigor. Benih yang vigor mampu tumbuh
4. Keserampakan Tumbuh
serempak setelah dikecambahkan, uji keserampakan adalah salah satu uji vigor
25
Benih yang memiliki vigor dapat tumbuh dengan baik pada kondisi
nyata dengan perlakuan tunggal lama inkubasi W1 (2 jam) dan perlakuan tunggal
benih yang tepat dalam melakukan imbibisi terhadap air kelapa muda yang
perlakuan perendaman benih dengan waktu yang terlalu lama dapat berpengaruh
ketersediaan oksigen dalam proses respirasi cukup, karena oksigen dalam proses
5. Kecambah Abnormal
kecambah lambat yang mana dalam akhir pengujian belum mencapai ukuran
26
abnormal ukurannya lebih kecil dari pertumbuhan kecambah normal (Yantama,
2010).
oleh air kelapa muda dan memacu kecepatan tumbuh benih tomat kadaluwarsa.
6. Benih Mati
Benih mati adalah benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak
keras, tidak segar, dan tidak berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan
benih yang telah membusuk, hal dikarenakan adanya penyakit yang menyerang
pada benih. Pada saat kultur teknik dilapangan tanaman yang menjadi induk
Hasil Uji BNT perlakuan pada peresentase benih mati pada W1 (2 jam)
dengan nilai 29.47% merupakan yang paling tinggi dibandingkan pada perlakuan-
perlakuan lainnya, hal ini dikarenakan pada perlakuan yang lain memiliki potensi
tumbuh dan benih normal yang baik. Perkecambahan yang rendah dan umur
kecambah yang relatif lama diduga disebabkan oleh struktur kulit benih yang
keras, karena disusun oleh jaringan sklerenkim yang padat, struktur ini dapat
27
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.
1. Pengaruh perlakuan lama inkubasi sangat nyata terhadap viabilitas dan vigor
Saran.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., 1985. Dasar Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa, Bandung.
Ai, N. S dan M. Ballo. 2010. Peranan Air Dalam Perkecambahan Biji. Jurnal
ilmiah Sains. 10(2); 190-195.
Basu, R.N. and A.B. Rudrapal. 1982. Post Harvest Seed “Physiology and Seed
Invigoration Treatments.” Proceeding of the Indian Statistical Institute
Golden Jubilee International Conference on Frotiers of Research in
Agriculture-Calcuta-India. p. 374 – 397.
Chan E & Elevitch CR (2006) Cocos nucifera (coconut) ver. 2.1. Dalam: Elevitch
CR (eds) Species Profiles for Pacific Island Agroforestry. Holualoa,
Hawai,i Permanent Agriculture Resources (PAR).
http://www.traditionaltree.org. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016.
Cahyono, B. 2008. Tomat, Usaha Tani, dan Penanganan Pasca Panen. Kanisius.
Yogyakarta.
Fatimah, Nur. 2008. “Efektifitas Air Kelapa Dan Leri Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Hias Bromelia Pada Media Yang Berbeda (Skripsi S-1 Progdi
Biologi). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Gergaji.
Bogor: Pusat Penelitian Hasil Hutan, Badan Penelitian dan
Cut Nur Ichsan (2006) Uji Viabilitas Dan Vigor Benih Beberapa Varietas Padi
(Oryza Sativa L.) Yang Diproduksi Pada Temperatur Yang Berbeda
Selama Kemasakan. J. Floratek 2 : 37 – 42 37
29
Ilyas, S. (2012). Ilmu dan teknologi Benih; Teori dan Hasil-hasil penelitian.
Bogor: PT. Penerbit IPB Press.
ISTA. 2006. Internasional rules for seed testing. Edition 20 06. Switzerland..
30
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1.
Bandung: ITB.
Upreti, K.K. & Sharma, M. (2016) Role of Plant Growth Regulators in Abiotic
Stress Tolerance.In: Rao,N.S. et al. (eds.) Abiotic Stress Physiology of
Horticultural Crops. India, pp.19-46. doi:10.1007/978-81-322-
2725-0.
Watimena, G. A., 1998. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. PAU IPB, Bogor.S
Wahyuni. S. 2011. Peningkatan Daya Berkecambah dan Vigor Benih Hibrida
Melalui Invigorasi. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol. 30 NO. 2
2011. Balai Besar Penelitian Tanaman, Jawa Barat.
Zulkarnain. 2008. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta. 250 hl.
31
LAMPIRAN
KETERANGAN :
K = PERLAKUAN
W = INKUBASI
32
Lampiran 2. Anova Potensi Tumbuh.
Kuadra
Sumber derajat Jumlah t F hitung F tabel
Keragaman bebas Kuadrat Tengah 0.05 0.01
Perlakuan 14 2440.53 174.32 1.71 2.04 2.74
K 4 886.76 221.69 2.17 2.69 4.02
W 2 899.73 449.87 4.41* 3.32 5.39
Interaksi KW 8 654.04 81.76 0.80 2.27 3.17
Galat 30 3058.67 101.96
Total 44 5499.20
KK 13.14753 %
33
Lampiran 5 . Anova Keserampakan Tumbuh.
Kuadra
Sumber derajat Jumlah t F hitung F tabel
Keragaman bebas Kuadrat tengah 0.05 0.01
Perlakuan 14 2440.53 174.32 1.71 2.04 2.74
K 4 886.76 221.69 2.17 2.69 4.02
W 2 899.73 449.87 4.41* 3.32 5.39
Interaksi KW 8 654.04 81.76 0.80 2.27 3.17
Galat 30 3058.67 101.96
Total 44 5499.20
KK 43.52286 %
34
DOKUMENTASI
Lampiran 9. Proses perendaman benih dengan air kelapa muda dan aquades
35
Lampiran 10. Proses penyemaian benih pada bak kecambah yang berisi media
tanam.
36
Lampiran 12. Pengamtan hari ke-7 pada pengamatan vigor benih.
Lampiran 13. Proses pengamatan daya kecambah pada hari ke-9 setelah tanam.
37
Lampiran 16. Benih Mati
1. Kecambah Normal
Memiliki akar yang panjang
Daun tegak
Epikotil batang tumbuh baik
Kuncup ujung utuh
2. Kecambah Abnormal
Akar primer pendek
Hipokotil dan epikotil tidak terbentuk
Kotiledon keriting, mengerut
Daun pertama cacat, hilang, rusak dan berubah warna.
38