Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“SELF ESTEEM”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kajian Pendidikan Matematika

Oleh :
Imaduddin Syahbani
NPM 165050056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2020KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah perihal afektif, mengenai “Self
Esteem”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kajian
pendidikan matematika, program studi pendidikan matematika fakultas keguruan dan
ilmu pendidikan Universitas Pasundan Bandung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya
bantuan moril, maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yang telah memberikan
motivasi dan bantuan selama penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, meski
demikian penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada
khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Semoga kebaikan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini mendapatkan balasan dari
ALLAH SWT. Aamiin.

Bandung, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengertian............................................................................................................3
2.2 Indikator Sikap Self Esteem.................................................................................3
BAB III PENUTUP.......................................................................................................5
3.1 Simpulan..............................................................................................................5
3.2 Saran....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................6

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masalah-masalah yang dihadapi seseorang akan menjadi lebih kompleks


seiring perkembangan usia dan lingkungan sosialnya. Untuk dapat survive,
seseorang perlu memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, karena dengan
memiliki kemampuan tersebut ia akan lebih mudah menghadapi masalah dan
menyelesaikannya. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif memungkinkan
seseorang mempelajari masalah yang dihadapi secara sistematis, menghadapi
berbagai tantangan dengan cara yang terorganisir, merumuskan pertanyaan-
pertanyaan yang inovatif, dan merancang solusi-solusi yang orisinal (Johnson,
2002, Hal.100). Selain itu, berpikir secara kritis dan kreatif dapat
mengembangkan diri seseorang dalam mengambil keputusan atau memberikan
penilaian terhadap suatu hal sehingga dapat menyelesaikan suatu masalah
(Hassoubah, 2008, Hal.13).

Siswa SMA berada pada rentangan umur masa remaja. Pada masa ini
terjadi banyak perubahan pada diri seseorang, termasuk dalam hal biologis,
psikologis, sosial dan ekonomi. Selain menunjukkan adanya perubahan fisik serta
psikologis, pada masa remaja juga terjadi peralihan dari ketergantungan sosial
ekonomi secara penuh menjadi lebih mandiri (Steinberg, 2002). Perubahan yang
dialami remaja merupakan masa yang sulit untuk dilalui karena pada masa ini
remaja perlu belajar mengatasi pubertas sekaligus transisi dari sekolah dasar ke
sekolah menengah. Diantara berbagai perubahan yang terjadi, perubahan dalam
aspek psikologis dipandang sebagai isu yang paling penting pada masa remaja,
terutama sejak berkem-bangnya teori Erickson yang menyatakan identitas diri
sebagai tugas perkembangan remaja. Apabila remaja mengembangkan penilaian
negatif mengenai diri mereka dalam usahanya membentuk identitas diri, dapat
terjadi gejolak emosi dalam diri mereka. Selain itu, karakteristik remaja yang
mulai menekankan pentingnya hubungan dengan teman-teman sebaya, kerap
mengalami tantangan dalam menghadapi tuntutan-tuntutan dari sekitarnya,
sehingga dapat menimbulkan permasalahan sosial (Way dalam Rhodes dkk.,

1
2004). Terjadinya berbagai perubahan pada masa remaja ini juga seringkali
berdampak pada menurunnya rasa keberhargaan diri (Self Esteem) pada diri
remaja (Rhodes, 2004).

Self Esteem merupakan dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri


(Santrock, 2003). Remaja menilai dirinya secara menyeluruh sehingga ia
memperoleh gambaran yang jelas tentang dirinya sendiri, dan kemudian
membandingkannya dengan kriteria ideal yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud Sikap Self Esteem?


b. Apa Indikator Sikap Self Esteem?

1.3 Tujuan Masalah

a. Mengetahui Pengertian Sikap Self Esteem


b. Mengetahui Indikator Sikap Self Esteem

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Self Esteem dapat dipandang sebagai konsep diri global Shavelson. Lebih
lanjut Shavelson (Reyna, 2000. Hal 8) menyatakan bahwa di dalam teori self
esteem terdapat suatu hubungan yang utuh dari bagian tersebut, namun hubungan
tersebut bisa konsisten maupun inkonsisten.

Sebagai contoh, seseorang siswa tidak begitu baik prestasinya di sekolah


dan berpandangan prestasi sekolah tidak penting, namun ia sangat menyenangi
pelajaran seni. Contoh lainnya, seorang siswa terlihat begitu menyenangi sekolah,
namun kehadirannya di sekolah hanya sebagai tempat ia bersosialisasi, namun ia
tidak bersikap positif pada bidang akademis. Dari kedua contoh tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya bagian-bagian dari self esteem bukanlah
sesuatu yang terpisah secara mutlak, namun seseorang dapat saja menganggap
beberapa aspek lebih penting atau kurang penting daripada aspek lainnya.

Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa permasalahan self


esteem di sekolah ini masih belum ditangani secara optimal. Umumnya, guru BK
di sekolah masih menggunakan pendekatan/metode yang kurang tepat dalam
menangani self esteem, sehingga tidak berpengaruh banyak terhadap peningkatan
self esteem siswa. Konselor sekolah hanya memberikan layanan bimbingan
kelompok secara terjadwal untuk membantu siswa memecahkan permasalahannya
secara umum, sehingga metode yang digunakan kurang tepat sasaran bagi siswa.
Oleh karena itu, konselor diharapkan memiliki keterampilan dalam
mengaplikasikan metode tertentu secara efektif dan efisien dengan
memperhatikan perkembangan dan karakteristik siswa.

2.2 Indikator Sikap Self Esteem

Coopersmith (Reyna, 2000; Cristian, et al., 1999; Muijs dan Reynolds,


2008) mendefinisikan self esteem sebagai penilaian (judgement) individu tentang
worthiness (kebaikan/ kelayakan/ kepantasan), successfulness (kesuksesan/
keberhasilan), significance (keberartian/ kemanfaatan) dan capability

3
(kemampuan) dirinya yang diekspresikan dalam bentuk sikap yang dimiliki
individu terhadap dirinya sendiri.
Adapun indikator self esteem tersebut diantaranya adalah:
a) Menunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampuannya;
b) Menunjukkan keyakinan dirinya dalam memecahkan masalah matematik;
c) Menunjukkan keyakinan bahwa dirinya mampu berkomunikasi matematik;
d) Menunjukkan kesadaran terhadap kekuatan dan kelemahan dirinya;
e) Menunjukkan rasa bangga terhadap hasil yang dicapainya;
f) Menunjukkan rasa percaya diri bahwa dirinya dibutuhkan orang lain;
g) Menunjukkan rasa percaya diri bahwa dirinya layak (Pujiastuti dalam
Hendriana, Rohaeti, dan Sumarmo, 2017:222).

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Self Esteem merupakan dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri


(Santrock, 2003). Remaja menilai dirinya secara menyeluruh sehingga ia
memperoleh gambaran yang jelas tentang dirinya sendiri, dan kemudian
membandingkannya dengan kriteria ideal yang dimilikinya.

3.2 Saran

1. Guru dapat memanfaatkan sikap pembelajaran self esteem pada saat proses
pembelajaran di kelas
2. dapat diterapkan dan dikembangkan khususnya oleh konselor/guru BK di
sekolah dalam rangka meningkatkan self esteem siswa.

A.
B.

5
DAFTAR PUSTAKA
1. Coopersmith, S. 1967. The Antecedents of Self Esteem. San Fransisco: W.H.
Freeman and Company.
2. Santrock, J. 2003. Adolescance: Ninth Edition. New York: McGraw-Hill
Companies Inc.
3. Santrock, J. 2007. Adolescence: An Introduction. eleventh Edition. USA: Mc.
Graw Hill.
4. Reyna, B.S. 2000. Determining Positive
5. Indicators of Math-Specific SelfEsteem In Hispanic Students. A Dissertation
In Curriculum And
6. Instruction, Submitted To The Graduate Faculty Of Texas Tech University In
Partial Fulfillment Of The Requirements For The Degree Of Doctor Of
Education.
7. Muijs, D. dan Reynold, D. 2008. Effective Teaching: Evidence and Prctice.
Terjemahan: Soetjipto, H.P. dan Soejjipto, S.M. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
8. Happy, Nurina, dkk. (2014). Keefektifan PBL Ditinjau Dari Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Serta Self Esteem Siswa SMP. Jurnal
Riset Pendidikan Matematika, Volume 1- Nomor 1, page 48-58.
9. Fadillah, Syarifah. (2012). Meningkatkan Self Esteem Siswa SMP Dalam
Matematika Melalui Pembelajaran Dengan Pendakatan Open Emded. Jurnal
Pendidikan MIPA (Old), Volume 13- Nomor 1, page 35-42.
10. Lestari, Luh. P. S. (2014). Pelatihan Metode Self Instruction untuk
Meningkatkan Self Esteem Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 47- Nomor 1, page 50-57.
11. Pujiastuti, dkk. (2014). Pembelajaran Inquiry Co-peration Model untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, dan Self-
esteem Matematis Siswa SMP. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai