LATAR BELAKANG
Grand Jean Company menjaga 25 pabrik manufakturnya sebagai pusat biaya. Operasi
pada setiap pelaksanaan telah teruji, tentunya yang terkait dengan industri dan pengaturan
biaya. Grand Jean company telah mengembangkan kurva belajar yang dapat memberitahukan
berapa lama produksi yang dibutuhkan pada jenis celana panjang biasa untuk menentukan
standar waktu.
Perkiraan pemasaran digunakan untuk mengatur target penjualan dalam unit dan
dollar. Kinerja dari manajer departemen pemasaran diukur berdasarkan pencapaian target
tersebut. Kompensasi mereka terdiri dari gaji ditambah dengan komisi 8 persen dari
penjualan. Rata-rata komisi yang diterima oleh mereka merupakan setengah dari rata-rata
total kompensasinya.
Perusahaan ini melakukan evaluasi atas kinerja tiap departemen dengan memeriksa
kinerja manajer-manajernya. Namun, seorang ahli bernama Mia Packard menyatakan tidak
setuju dengan sistem evaluasi yang kini diterapkan perusahaan. Ia mengatakan bahwa ia
menemukan manajer pelaksana menimbun beberapa celana panjang dari hasil produksi yang
melebihi kuota. Manajer melakukan hal ini untuk melindungi dirinya sendiri saat adanya
kekurangan produksi di masa mendatang. Perusahaan memiliki sistem yang mengharuskan
setiap supervisor menangani setiap 11 pekerja kantor dan staff administratif, dengan
perbandingan 11:1. Sistem seperti ini menyebabkan perusahaan tidak dapat membuat laporan
secara akurat dan tepat waktu, karena pekerja tidak mampu menyediakan informasi yang
dibutuhkan dengan cepat.
PERTANYAAN
Kelemahan:
a. Sangat tergantung pada kontraktor di luar yang menyediakan sepertiga dari total
celana yang dijual.
b. Kurangnya kontrol terhadap manajer pelaksana dalam melaksanakan produksinya,
sehingga mempermudah manajer pelaksana dalam melakukan kecurangan.
c. Kontrol Wakil Direktur hanya terpaku pada Manajer pelaksana saja sehingga dia
sekaligus percaya terhadap laporan yang dibuat oleh manajer pelaksana.
d. Tidak ada insentif untuk pabrik manufaktur melebihi produksi. Sebaliknya, hal itu
justeru membuat hal-hal sulit, karena harus memenuhi peningkatan kuota dan dengan
demikian terpaksa untuk melakukan "Penimbunan" saham bahkan jika ada
permintaan yang cukup.
e. Perhitungan jumlah jam standar dilakukan pada skala yang sama untuk mesin baru
dan lama, sehingga menghasilkan hasil yang tidak akurat.
f. Sistem reward yang tidak adil. Orang-orang yang bekerja di kantor pusat diberikan
peringkat lebih tinggi daripada manajer pabrik.
g. Adanya kekurangan staf untuk beberapa departemen. Perusahaan memiliki sistem
yang mengharuskan setiap supervisor menangani setiap 11 pekerja kantor dan staff
administratif, dengan perbandingan 11:1. Sistem seperti ini menyebabkan perusahaan
tidak dapat membuat laporan secara akurat dan tepat waktu, karena pekerja tidak
mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
3. Seorang manajer pelaksana merekomendasikan pelaksanaan dilakukan seperti pusat
laba karena hal tersebut dapat mengatasi beberapa masalah yang dijumpai oleh Mia
Packard dan penulis. Manajer pelaksana memberikan pendapat, “(saya) pesaing
yang dekat pemanufaktur yang bebas yang membuat celana panjang yang sama
untuk Grand Jean yang dibuat pelaksana kami. Dan orang luar ini mungkin
membuat celana panjang untuk pesaing Grand Jean. Oleh karena persaingan pasar,
hanya pelaksanaan pengaturan yang terbaik yang akan bertahan dalam bisnis ini.
Oleh karena itu, seperti manajer perusahaan lain saya harus bertanggung jawab dan
mendapat imbalan yang sesuai.” Anda setuju atau tidak dengan konsep pusat laba
untuk pelaksana 25 perusahaan manufaktur Grand Jean? Bagaimana bisa
pendekatan ini mempengaruhi keputusan manajer pelaksana, kinerjanya, dan
seterusnya?
Jawab:
Karena laba merupakan selisih antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran
input), dan laba juga merupakan pusat efisiensi, maka kami setuju dan mendukung untuk
menggunakan pusat laba pada pelaksana 25 manufakturnya. Dengan demikian, laba
mengukur seberapa baik kinerja tiap-tiap manajer pelaksana baik efektivitas maupun
efisiensi. Dengan menggunakan konsep pusat laba, fungsi-fungsi produksi dan pemasaran
dapat dijadikan sebagai pusat laba. Laba dapat dijadikan sebagai indikasi untuk mengukur
kinerja manajer melalui selisih revenue dan expense secara langsung. Hal ini dapat
mengurangi dampak dari penimbunan celana panjang setiap akhir periode produksi karena
kinerja mereka dihitung berdasarkan laba yang diperoleh. Secara tidak langsung pendekatan
ini akan akan mempengaruhi keputusan manajer karena para manajer akan selalu termotivasi
untuk meningkatkan labanya dan para manajer akan berpikir ulang untuk menimbun celana.
Manajer pemasaran juga cenderung akan menyetujui pengeluaran promosi yang akan
meningkatkan penjualan. Serta, pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi
manajemen puncak mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.