Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RESKI AMELIA

NIM : 200111500010
KELAS : REGULET B

Penerapan Titrasi Pengendapan Pada Air Minum

“Analisis Kadar Klorida Dalam Air Sumur dan PDAM Di Desa Ngelom Sidoardjo

Klorida adalah anion yang mudah larut dalam sampel air dan merupakan anion anoraganik utama
yang terdapat dalam sampel perairan. Kelebihan ion klorida dalam air minum dapat merusak
ginjal. Titrasi argentometri metode Mohr dapat digunakan untuk menentukan kadar klorida dalam
rentang pH 7-10 dengan larutan standar AgNO3 sebagai penitran dan K2CrO4 sebagai indikator
pada saat titik akhir titrasi (TAT). Pada saat titik akhir titrasi ditunjukkan dengan timbulnya
endapan berwarna merah bata yang merupakan senyawa Ag2CrO4.
1) Alat dan bahan yang digunakan
 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian meliputi : pH meter, corong gelas,
erlenmeyer 250 mL, buret 50 mL, statif, pipet volume 25 mL, labu takar 50 mL.
 Bahan-bahan yang digunakan meliputi air sumur dan air PDAM pada beberapa titik
di desa Ngelom, K2CrO4 5%, AgNO3 0,0095 N, NaCl 0,01 N, NaOH 1 N dan
H2SO4 1 N.
2) Preparasi Sampel
Sebanyak 25 mL sampel air minum dan air PDAM diambil menggunakan pipet volume 25
mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Apabila sampel tidak berada dalam
kisaran pH 7-10, maka ditambahkan H2SO4 1 N atau NaOH 1 N sampai pada kisaran pH
7-10
3) Analisi kadar Klorida
Analisis kadar klorida menggunakan titrasi argentometri teknik Mohr. Sebanyak 0,5 mL
indikator K2CrO4 5% ditambahkan ke dalam sampel dan dilakukan titrasi meng-gunakan
perak nitrat (AgNO3) 0,0095 N sampai timbul warna kuning kemerah-merahan dan dicatat
volume titran yang digunakan. Selanjutnya, dilakukan titrasi blanko dengan air suling
sebanyak 25 mL dengan perlakuan sama dengan sampel. Pengukuran masing-masing
sampel dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Kemudian dihitung kadar klorida (Cl- )
dalam sampel air minum dan air PDAM menggunakan rumus sebagai berikut;

𝑚𝑔 (𝐴 − 𝐵) × 𝑁 × 35,450
𝐶𝑙 ( )=
𝑙 𝑉
Dengan;
A adalah volume AgNO3 yang digunakan sebagai penitaran sampel (mL);
B adalah volume AgNO3 yang digunakan sebagai penitaran blanko (mL);
N adalah normalitas AgNO3;
V adalah volume sampel (mL)
NAMA : RESKI AMELIA
NIM : 200111500010
KELAS : REGULER B

Menentukan Molaritas, Molalitas dan Normalitas Etanol (C2H6O)

Mr Etanol (C2H6O)
Mr C2H5OH = (2xAr C) + (6xAr H) + (1xAr O)
Mr C2H5OH=(2x12) + (6x1) + (1x16)
Mr C2H5OH=24 + 6 + 16
Mr C2H5OH= 46 g/mol

Rumus molaritas yakni;


M=n/V
M = (gr / Mr) / V
Keterangan :
M = molaritas (M atau mol/L)
n = jumlah mol zat (mol)
V = volume larutan (Liter)

Jumlah Mol
n=MxV
n = 46,07 x 2,5
n = 115,175

Massa etanol (C2H6O)


m = n x Mr
m = 115,175 x 46
m = 5,2 gram

Molaritas Etanol (C2H6O)


𝑚𝑜𝑙
𝑀=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
115,175
= = 46,07 𝑚𝑜𝑙/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
2,5
Molalitas
Botol Etanol memiliki konsentrasi 96%
Berdasarkan konsentrasi diatas sehingga massa zat terlarut (C2H6O) adalah 96 gram
sedangkan massa zat pelarut adalah
100 - 96 = 4 gram
Sehingga
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶 1000
𝑚= ×
𝑀𝑅 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
96 𝑔 1000
𝑚= × = 521,7
46 𝑔/𝑚𝑜𝑙 4𝑔
Maka konsentrasi molalitas etanol adalah 521,7 molal
Normalitas
N=n×M
N = 115, 175 × 46,07
N = 5.306,1 N
Contoh
Mengubah konsentrasi dalam massa pelarut 250 ml
M1 × V1 = M2 × V2
46,07 × 2,5 = M2 × 250 Ml
115,175 = 250 M2
M2 = 0,46 M

Anda mungkin juga menyukai