Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONVEKSI NASKAH ILMIAH

PENYUNTINGAN NASKAH ILMIAH

Disusun Oleh Kelompok 9:

Rama maulana(7170)

Nur inayah(7162)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN PROBOLINGGO

2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pegetahuan dan
pengalaman bagi pembagi.kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.oleh karena itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk menambah kesempurnaan makalah ini.

Kraksaan,04 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………...……………………1
C. Tujuan Masalah …………………………………………………...…………………2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian konveksi naskah …………………………………………………..……3


B. Ketentuan umum dalam konveksi ………………………………………………….3
C. Pengertian penyuntingan naskah ……………………………………………………4
D. Syarat penyuntingan naskah …………………………………………………...……5
E. Hal yang perlu di perhatikan dalam penyuntingan ………………………………….5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….6
B. Saran …………………………………………………………………………………6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Bangsa Indonesia. Sebagai bahasa nasional,
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pemersatu berbagai bahasa daerah di
Indonesia. Bahasa tidak hanya digunakan dalam komunikasi secara lisan, tetapi juga
dalam komunikasi secara tertulis. Begitu halnya dengan Bahasa Indonesia. Dalam
penggunaanya, Bahasa Indonesia memiliki aturan-aturan baku.
Sebagaimana telah diketahui, bahwa di zaman sekarang sudah banyak sekali penulis
yang terkenal, dengan tulisan-tulisannya telah membuat para pembaca dapat
memahami dan mengerti dengan apa yang ditulis dan apa yang dimaksud dari tulisan
tersebut. Maka, penulis harus pandai memilih kata yang tepat sehingga dapat
merangkai kata manjadi kalimat yang ringkas, jelas, dan juga mudah dipahami. Oleh
karena itu, penulis akan mencoba menjelaskan segala ketentuan-ketentuan dalam
penulisan naskah atau disebut juga dengan konvensi naskah. Dengan mempelajari
konvensi naskah, penulis dapat menciptakan tulisan yang indah dalam menampilkan
sebuah tulisan itu sendiri, sehingga pembaca tertarik untuk membaca tulisan tersebut.
Menyunting dihubungkan dengan kegiatan mempersiapkan sebuah naskah, baik
berupa tulisan pendek ataupun calon buku, dari segi bahasa. Tugas penyunting adalah
mengelola bahasa sebuah naskah, melakukan perbaikan di mana perlu, dengan
berpegang pada kaidah bahasa hingga sesampai di tangan pembaca, naskah itu
menjadi lebih tertib secara tata bahasa. Dengan kata lain, kerja menyunting berurusan
dengan bahasa, dan bahasa di sini diperlakukan sebagai sarana belaka bagi penulis
guna menyampaikan ide atau perasaannya.
Fungsi seorang penyunting tidak berhenti pada perbaikan ejaan dan tata kalimat, tapi
juga berperan untuk memastikan apakah ide penulis sampai ke pembaca secara utuh,
tidak kurang tidak lebih. Dan benar, dalam arti bersesuaian dengan fakta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konveksi naskah
2. Apa ketentuan umum dalam konveksi naskah
3. Apa pengertian penyuntingan naskah
4. Apa syarat penyuntingan naskah
5. Apa saja yang harus di perhatikan dalam penyuntingan naskah

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian konveksi naskah
2. Untuk mengetahui apa saja ketentuan umum dalam naskah
3. Untuk mengetahui pengertian penyuntingan naskah
4. Untuk mengetahui syarat penyuntingan naskah
5. Untuk mengetahui saja yang harus di perhatikan dalam penyuntingan naskah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONVENSI NASKAH

Konvensi naskah ialah penulisan naskah ilmiah yang berdasarkan aturan


aturan yang sudah disepakati. Dari segi persyaratan , dapat dibedakan lagi karya yang
dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal
adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh
konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua
persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk
sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya

Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan,


pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan
kelengkapan penulisan lainnya. Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya
pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh
unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan
formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan
bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.

B. KETENTUAN UMUM DALAM KONVENSI NASKAH

Adapun ketentuan-ketentuan dalam penulisan naskah adalah

a) Naskah ditulis dalam bentuk format yang sudah jadi dan siap di cetak.
b) Judul ditulis dengan huruf kapital dan cetak tebal
c) Naskah ditulis dalam bahasa indonesia atau bahasa inggris dengan program
MSWord huruf Times New Roman dengan spasi 12 tunggal.
d) Ukuran kertas A4 dengan margin 4. 4. 3. 3 cm (kiri- atas-kanan-bawah).
e) Alenia baru mulai pada ketikan keenam dari batas kiri, antar alenia tidak diberi
tambahan spasi.
f) Untuk kata asing maka dipergunakan cetakan huruf miring.
g) Semua bilangan di tulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan
bulat yang kurang

3
menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan formal kebahasaan yang baik, benar,
cermat, logis, penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis

C. PENGERTIAN PENYUTINGAN NASKAH

Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting. Kata sunting melahirkan bentuk turunan
menyunting (kata kerja), penyunting (kata benda), dan penyuntingan (kata benda).
Kata menyunting berarti menyiapkan naskah siap terbit dengan memperhatikan sisi
sisematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
Orang yang melakukan pekerjaan menyunting disebut penyunting. Sementara itu,
penyuntingan bermakna proses, cara, perbuatan, yang terkait dengan kegiatan sunting-
menyunting.

(Menyunting dapat diartikan sebagai kegiatan membaca kembali sambil menemukan


kesalahan-kesalahan redaksional sebuah tulisan).

Penyutingan meliputi :

a. Memperbaiki kesalahan yang kasat mata.

b. Menghindari kontradiksi dan memperbaiki tulisan sebelumnya.

c. Menyesuaikan gaya bahasa sesuai dengan kebijakan media yang bersangkutan.

d. Meringkas beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat yang memiliki
kejelasan makna serupa.

e. Menghindari adanya arti ganda dan tulisan yang membosankan.

f. Melengkapi tulisan dengan anak kalimat atau subjudul.

g. Memperbaiki judul supaya menarik.

h. Menulis keterangan gambar atau pekerjaan lain yang terkait dengan tulisan yang
di suting

i. Menelaah kembali tulisan yang telah di cetak, mungkin masih terdapat kesalahan
secara redaksional atau subtansial.

4
D. SYARAT PENYUTINGAN NASKAH

Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh
seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan
tata bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan,
penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa.

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUTINGAN

1. Penyuntingan Isi (Content editing) yang sering disebut dengan developmental,


substantive, or structural editing; revising; rewriting

a. Merevisi atau memindahkan seluruh paragraf atau kalimat

b. Menambahkan material terbaru untuk mengurangi perbedaan dan menghapus


material asli yang tidak dianggap tidak bermanfaat.

c. Mengorganisir dan merestrukturisasi isi untuk meningkatkan aliran dan kejelasan


bahasa

2. Penataan Salinan (Copyediting) yang sering disebut dengan line, mechanical, or


stylistic editing

a. Memeriksa ejaan, tata bahasa, tanda baca, dan mekanisme

b. Memeriksa apakah isi sudah mengikuti ketepatan gaya bahasa atau bagian gaya
internal

c. Membuktikan fakta dan menjamin ketepatan/konsistensi bentuk

d. Mengklarifikasi makna dan meningkatkan keterbacaan dengan mengubah pilihan


kata dan struktur kalimat.

3. Koreksi Cetakan Percobaan (Proofreading)

a. Membaca sampai selesai naskah copy untuk mengecek kesalahan

b. Memastikan semua perubahan telah tercantum didalamnya dan tidak ada kesalahan
yang tertinggal selama proses penyuntingan.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan,


aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Berdasarkan persyaratan formal ini,
dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi formal, dan non
formal. Maksud secara formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua
persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Maksud secara semi formal adalah bahwa
suatu karya tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Dan
maksud secara non formal adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi syarat-syarat
formalnya. Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya tulis yaitu Bagian
pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup.

Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting. Kata sunting melahirkan bentuk
turunan menyunting (kata kerja), penyunting (kata benda), dan penyuntingan (kata
benda). Kata menyunting berarti menyiapkan naskah siap terbit dengan
memperhatikan sisi sisematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi,
dan struktur kalimat). Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa
Indonesia, penguasaan tata bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan
menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas
dan kepekaan bahasa.

B. SARAN

Dalam mempelajari konvensi naskah, diharapkan dapat menciptakan tulisan


yang indah dalam menampilkan sebuah tulisan itu sendiri, sehingga pembaca tertarik
untuk membaca tulisan tersebut. Juga dalam mempelajari penyutingan naskah di
harapkan mampu memahami teori tentang penyutingan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19584/

Konvensi+Naskah.doc

Sumber : http://rakhmatmalik.blogspot.com/2011/12/konvensi-naskah.html

Sumber: http://adtyabisnisonline.blogspot.com/2013/06/penyutingan-naskah.html

Anda mungkin juga menyukai