Disusun guna memenuhi Ujian Akhir Semester Gasal pada Mata Kuliah Praktikum Statistika
yang Diampu oleh Bapak Yudistira Hendra Permana, S.E., M.Sc., Ph.D.
Oleh
SEKOLAH VOKASI
YOGYAKARTA
2021
DAFTAR ISI
1
Bab 4 Hasil dan Pembahasan................................................................................................ 11
4.4 Pembahasan........................................................................................................................ 16
Lampiran ................................................................................................................................ 20
2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia menghadapi tantangan perekonomian
daerah maupun nasional yang cukup kompleks. Seperti pada umumnya permasalahan yang
dihadapi negara berkembang di dunia, yakni kesenjangan sosial tinggi, tingkat kesehatan dan
kesejahteraan rendah, serta jumlah penduduk yang tinggi erat kaitannya dengan permasalahan
terbatasnya lapangan pekerjaan, sehingga angka pengangguran meningkat yang berpengaruh
pada tingkat kemiskinan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kemiskinan masih menjadi
permasalahan utama di beberapa wilayah atau daerah di Indonesia.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi itu akan menghambat tujuan dari negara
untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat. Kemudian, masalah semakin bertambah
kompleks karena hak dan kebutuhan masyarakat banyak yang tidak terpenuhi. Kemiskinan dan
kriminalitas menjadi salah satu di antara banyak dampak negatif dari tingkat pengangguran.
Jumlah angkatan kerja yang tinggi membuat kesempatan kerja semakin sempit, kurangnya
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan serta upah yang rendah menjadi penyebab
tingginya pengangguran.
Tidak banyak orang tahu bahwa pengangguran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,
salah satunya yakni pengangguran terbuka. Kondisi dimana seorang individu yang sedang
mencari pekerjaan, tidak memiliki pekerjaan, dan menunggu keputusan atas lamaran yang telah
mereka lampirkan. Kondisi dimana angkatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan menimbulkan permasalahan yang tidak hanya berkaitan
dengan ekonomi, tetapi juga norma sosial.
Faktor pendorong meningkatnya tingkat pengangguran terbuka yaitu jumlah Upah
Minimum Kerja (UMK) karena menghubungkan dua pihak yang saling membutuhkan juga
mempunyai kepentingan yang sama. Menurut Panjawa dan Soebagiyo upah menjadi hal yang
krusial bagi pemberi pekerjaan dan seorang pekerja. Menekan biaya produksi secara efisien
menjadi keharusan untuk pihak pemberi kerja atau produsen. Upah adalah sumber penghasilan
seorang pekerja serta kehidupan keluarganya. Bersumber pada hasil penelitian Panjawa dan
Soebagiyo, upah minimum memiliki hubungan positif terhadap tingkat pengangguran.
Kenaikkan upah minimum mengakibatkan tingkat pengangguran meningkat. Menurut
Alghofari, menurunnya permintaan tenaga kerja disebabkan karena tingkat upah meningkat.
Begitupun sebaliknya, apabila tingkat upah turun maka penyerapan tenaga kerja meningkat, di
3
sisi lain tingkat kemiskinan akan menurun. Kondisi seperti itu akan membantu negara untuk
mencapai tujuan yakni mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat, sehingga kebutuhan dasar
masyarakat dapat terpenuhi.
Oleh karena itu, tingkat pengangguran dan upah memegang peranan penting serta
berpengaruh pada jumlah ataupun persentase kemiskinan. Apabila kemiskinan meningkat
disebabkan oleh tingkat upah yang ditetapkan tinggi, hal ini membuat para produsen, pemberi
kerja maupun perusahaan membatasi jumlah tenaga kerja, kebijakan tersebut tentunya sangat
berpengaruh terhadap tingkat pengangguran terbuka.
5
BAB II
Landasan Teori
2.1 Pengertian Upah Minimum Kabupaten / Kota (UMK)
Sebagaimana diatur dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Setelah
melakukan kewajibannya sebagai pekerja, mereka berhak menerima upah. Upah menjadi hal
yang krusial antara pekerja dan pemberi kerja sebagai hubungan industrial ditujukan untuk
mencapai target kesejahteraan dan kehidupan yang layak bagi masyarakat. Upah minimum
merupakan tolok ukur pemberian upah pekerja yang ditetapkan oleh pemerintah tingkat
kabupaten / kota berdasarkan peraturan gubernur. Perlu diketahui penetapan UMK harus lebih
besar daripada UMP karena kebutuhan masyarakat semakin beragam dan kompleks pada
tingkatan atau stratifikasi terkecil ( wilayah kabupaten / kota ). UMK sering disebut juga gaji
pokok yang diterima oleh pekerja setiap bulan. Ada beberapa indikator yang dijadikan sebagai
dasar sekaligus hal yang mempengaruhi penetapan UMK, yang pertama kebutuhan biaya hidup
di setiap kabupaten / kota berbeda, tingkat produktivitas masyarakat, pertumbuhan ekonomi
serta laju inflasi. Penentuan upah yang diatur pemerintah sebagai salah satu sarana proteksi
bagi setiap buruh atau pekerja untuk mendapatkan hak dan kehidupan yang layak.
10
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
11
4.2.2 Uji Metode Regresi
Pengujian dalam regresi dengan data panel memiliki 3 model alternatif yang dipakai untuk
menganalisis, yaitu fixed effect, common effect, dan random effect model. Perbandingan antara
ketiga model tersebut tercantum dalam tabel 4.2 sebagai perbandingan model
Tabel 4.2 Perbandingan Model Regresi
Variabel dependen : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UMK)
Variable Common Effect Model Fixed Effect Model Random Effect Model
UMK -.0000832 .0000517 .0000482
TPT 810.722 -67.22253 -44.80155
Constant 224.9604 15.63805 21.04293
Obs 70 70 70
R-Squared 0.0824 0.0405 0.0377
Sumber : Diolah oleh penulis (2021)
Terdapat tiga (3) alternatif tahapan pengujian dalam mendapatkan model regresi terbaik, yaitu
uji Chow, dan Uji Lagrange Multiplier
Uji Chow
Pengujian regresi agar dapat ditentukan lebih tepat dengan menggunakan common effect model
dan fixed effect model disebut dengan Uji Chow
H0 : Model common effect lebih tepat dibandingkan dengan fixed effect
H1 : Model fixed effect lebih tepat dibandingkan dengan common effect
Tabel 4.3 Hasil Uji Chow
Prob > F α Hasil
0,0000 0,05 (Prob > F )< α
Sumber : Diolah oleh penulis (2021)
Hasil Uji Chow dalam penelitian ini menunjukkan nilai Prob > F (0,0000) lebih kecil dibanding
dengan nilai α (0,05). Sehingga dapat simpulkan bahwa model terbaik berdasarkan Uji Chow
adalah model fixed effect.
12
Uji Lagrange Multiplier
Untuk mengetahui model terbaik antara common effect model dan random effect model, perlu
dilakukan pengujian lagrange multiplier.
H0 : Model common effect lebih tepat dibandingkan dengan random effect
H1 : Model random effect lebih tepat dibandingkan dengan common effect
Tabel 4.5 Hasil Uji Lagrange Multiplier
Prob >𝐶ℎ 𝑖𝑏𝑎𝑟2 α Hasil
0,0000 0,05 (Prob >
Sumber : Diolah oleh penulis (2021)
Berdasarkan hasil Uji Lagrange Multiplier dapat diketahui bahwa nilai Prob > 𝐶ℎ 𝑖𝑏𝑎𝑟2
(0.0000) lebih kecil dari pada nilai α (0,05). Sehingga hasil pengujian tersebut dapat diketahui
bahwa model random effect lebih baik dibandingkan dengan model common.
Kesimpulan :
Dari pengujian Chow, dan uji Lagrange Multiplier dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang lebih tepat digunakan yaitu fixed effect.
Tabel 4.6 Kesimpulan Pengujian
Pengujian Hasil
Uji Chow Fixed effect
Uji Lagrange Multiplier Random effect
Sumber : Diolah oleh penulis (2021)
13
Sumber : Diolah oleh penulis (2021)
Hasil pengujian normalitas pada Tabel 4.7, diketahui bahwa data pada penelitian ini
sudah terdistribusi dengan normal. Pengujian tersebut menunjukkan nilai Prob>chi² (0.7431)
lebih besar daripada α (0,05).
Uji Multikolinearitas
Untuk melihat apakah model regresi telah mendeteksi adanya korelasi antar variabel bebas,
Anda dapat menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan menggunakan uji
multikolinearitas.
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas
Variable VIF 1/VIF
TPT 1.18 0.844972
UMK 1.18 0.844972
Sumber : Diolah oleh penulis (2021)
Pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa variabel dalam penelitian ini semua nilai VIF
pada keseluruhan independen kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut
tidak mengalami multikolinearitas dan data dalam kondisi baik.
14
Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui apakah masih terdapat masalah autokorelasi antar variabel dependen dan
independen dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian autokorelasi dengan uji Runs.
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi
Prob > z α Hasil
0 0,05 (Prob>F)<α
Sumber : Diolah oleh penulis (2021)
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas diketahui bahwa nilai Prob > |z| (0) lebih kecil daripada
nilai α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini masih terdapat masalah
autokorelasi antar variabel dependen dan variabel independen.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser
Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Absolute Residual P>t
POOR 0,585
UMK 0,002
TPT 0,000
Sumber : Diolah oleh penulis (2021)
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada Tabel 4.10 diketahui bahwa tidak ada
gejala heteroskedastisitas pada variabel poor (kemiskinan) karena nilai dari variabel tersebut
tidak kurang dari α (0,05), nilai yang didapatkan untuk uji heteroskedastisitas pada variabel
kemiskinan yaitu sebesar 0.585. Namun, pada variabel UMK dan TPT masih mengalami
masalah heteroskedastisitas karena nilai yang didapatkan dalam perhitungan masih kurang dari
0,05.
4.2.4 Uji Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis diketahui pada Tabel 4.11 sebagai berikut ini :
Tabel 4.11 Uji Hipotesis
Variable Pengaruh Koefisien P >t
TPT - -67.22253 0,284
15
UMK + .0000517 0
Sumber : Diolah oleh penulis (2021)
4.4 Pembahasan
4.4.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Pengujian hipotesis dari regresi metode fixed effect maka nilai P-Values pada variabel
TPT adalah 0,284 sementara itu nilai koefisiennya adalah -67.22253. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa TPT tidak memiliki signifikan dan berpengaruh negatif pada kemiskinan
di Jawa Tengah pada tahun 2019-2020.
4.4.3 Kondisi UMK, TPT, dan Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2019-2020
Angka kemiskinan di Jawa Tengah tergolong cukup tinggi karena UMK di beberapa
kabupaten/kota tinggi sehingga tingkat pengangguran terbuka ikut meningkat. Jumlah
penduduk yang tinggi, kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, daya saing ekonomi masih
rendah, kualitas sumber daya manusia belum kompeten secara keseluruhan, serta
pembangunan perekonomian belum merata menjadi faktor pendorong kemiskinan di Jawa
Tengah cukup tinggi. Jumlah penduduk yang tinggi berarti kebutuhan akan hidup yang layak
16
meningkat, akibatnya penetapan UMK akan semakin tinggi. Banyak usaha atau bisnis
masyarakat yang terdampak pandemi apalagi di Jawa Tengah terkenal dengan banyak industri
kecil seperti pengrajin, ukiran, lukisan, maupun ornamen yang notabenenya memegang
peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian di Jawa Tengah.
Selain itu, di tahun 2019 - 2020 hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia
dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan kestabilan perekonomian
lemah, daya beli masyarakat rendah, akibatnya perusahaan membatasi tenaga kerja, sehingga
angka pengangguran dan kemiskinan meningkat. saat pandemi permintaan barang yang bukan
kebutuhan dasar berkurang, membuat banyak perusahaan yang tidak memproduksi kebutuhan
dasar terpaksa harus memangkas tenaga kerja mereka, terutama perusahaan tekstil dan garmen.
Sebanyak 11.438 pekerja di PHK karena permintaan terhadap barang / jasa yang mereka
produksi menurun drastis. Jadi, persentase kemiskinan yang tinggi di Jawa Tengah dipengaruhi
oleh faktor eksternal seperti adanya pandemi, kestabilan politik dan pemerintahan, kebijakan
serta pembangunan yang belum merata di seluruh kota / kabupaten Jawa Tengah.
17
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memperjelas status, dampak, dan hubungan antara
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) terhadap
kemiskinan. Variabel bebas yaitu pengangguran terbuka (TPT) dan Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UMK), dan variabel terikat yaitu kemiskinan. Populasi yang digunakan
dalam survei ini adalah 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dan sampel digunakan pada tahun
2019 sampai dengan tahun 2020.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji variabel TPT dan UMK secara bersamaan
terhadap variabel kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan hasil pengujian regresi
data panel diketahui bahwa TPT tidak memiliki signifikan dan berpengaruh negatif pada
kemiskinan di Jawa Tengah pada tahun 2019-2020. Sedangkan Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Jawa
Tengah.
Dari hasil penelitian menyatakan signifikansi antara TPT dan UMK terhadap
Kemiskinan, maka dapat disimpulkan tidak ada peningkatan atau penurunan Kemiskinan dari
hubungannya dengan TPT karena hubungan TPT dan jumlah Kemiskinan tersebut negatif.
Sedangkan Kemiskinan akan mengalami peningkatan dan penurunan sejalan dengan besaran
UMK yang berlaku. Hal ini jelas disebabkan oleh hubungan antara UMK dan Kemiskinan yang
menunjukan hasil signifikan dan positif.
5.2 Saran
Dalam penelitian ini, variabel yang diujikan hanya terbatas yaitu berupa Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) dan Upah Minimum Kabupaten / Kota ( UMK ) serta
Kemiskinan dengan rentang tahun antara 2019 sampai dengan 2020. Sehingga disarankan
untuk penelitian selanjutnya agar mengumpulkan informasi yang lebih lengkap dengan rentang
tahun yang lebih lama, sehingga hasil dari pengujian dapat lebih relevan dan bermanfaat luas
bagi semua pihak.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
Hasil Uji Lagrange Multiplier
21
Hasil Uji Chow
22
Regresi Model Fixed Effect
23
Hasil Uji Autokorelasi
24
PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) DAN
UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA (UMK) TERHADAP
KEMISKINAN DI 35 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA
TENGAH TAHUN 2019 - 2020
ORIGINALITY REPORT
18 %
SIMILARITY INDEX
17%
INTERNET SOURCES
9%
PUBLICATIONS
12%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
repository.uinbanten.ac.id
Internet Source 5%
2
Submitted to Universitas Jember
Student Paper 1%
3
id.123dok.com
Internet Source 1%
4
pambudiagung.blogspot.com
Internet Source 1%
5
Submitted to Universitas Muhammadiyah
Surakarta
1%
Student Paper
6
Submitted to STIE Perbanas Surabaya
Student Paper 1%
7
text-id.123dok.com
Internet Source 1%
8
docobook.com
Internet Source 1%