Anda di halaman 1dari 60

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS) SEKOLAH
TERPADU

Health Care Unit Goes To Community Program


(HUGs Program) Bangka Island

2021
KATA PENGANTAR

Program HUGs berupaya untuk mendorong perubahan perilaku tentang pola hidup bersih dan sehat
dengan sasaran siswa sekolah dasar sebagai salah satu agen perubahan bagi orang tua dan masyarakat
di lingkungan dimana sekolah tersebut berada. Modul ini merupakan upaya mendorong peserta didik
untuk membiasakan diri menjaga kesehatannya dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) baik di lingkungan sekolah dan keluarga atau tempat tinggal, sehingga peserta didik dapat
menjadi agen perubahan yang pada akhirnya PHBS dapat menjadi budaya.

Program HUGs yang digagas oleh Project HOPE bermitra dengan IBU Foundation dan bekerjasama
dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Bangka Selatan, mengembangkan modul dalam
memfasilitasi peningkatan kualitas teknis para penggerak PHBS dan menjadi acuan pada proses promosi
PHBS di sekolah dasar sesuai dengan kondisi dan situasi sekarang pada masa Pandemi COVID -19,
dengan mempertimbangkan kesesuaian metode pembelajaran bagi siswa usia sekolah dasar sehingga
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Modul ini dikembangkan dengan merujuk pada indikator-indikator PHBS sekolah, meliputi : Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS), Mengkonsumsi Jajanan Sehat di Sekolah, Menggunakan Jamban Bersih dan Sehat,
Membuang Sampah Pada Tempatnya, Kebersihan Diri dan Manajemen Kebersihan Menstruasi dan Tidak
Merokok di Sekolah. Modul ini dimodifikasi dan dirancang dari berbagai sumber dan pengalaman dari
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten yang telah melaksanakan kegiatan serupa serta diperkaya
dengan diskusi pada penerapan di lapangan.

Kami sampaikan ucapan terima kasih bagi semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap
penyelesain pengembangan modul ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kapasitas
tekhnis dalam promosi perilaku hidup bersih dan sehat terutama di lingkungan sekolah serta
mempunyai nilai lebih dalam penyampaian pesan kebersihan di masyarakat.

Pangkalpinang, September 2021


Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dr. H. Andri Nurtito, MARS


DAFTAR ISI

PENDAHULUAN............................................................................................................................................2
TUJUAN PEMBELAJARAN DAN RUANG LINGKUP MATERI ..........................................................................6
METODE PEMBELAJARAN............................................................................................................................7
BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN MODUL ............................................................................................7
MASA PANDEMIK COVID-19........................................................................................................................9
UNIT 1: CUCI TANGAN PAKAI SABUN ........................................................................................................13
UNIT 2: Mengkonsumsi Jajanan Sehat di Sekolah ....................................................................................20
UNIT 3: Menggunakan Jamban Bersih dan Sehat .....................................................................................26
UNIT 4: Membuang Sampah Pada Tempatnya .....................................................................................31
4.1 Pengelolaan Sampah Di Sekolah .......................................................................................................31
4.2 Pengelolaan Sampah Masker Sekali Pakai ........................................................................................36
UNIT 5 Kebersihan Diri Dan Manajemen Kebersihan Menstruasi ............................................................39
Unit 5.1 Kebersihan Diri .........................................................................................................................39
Unit 5.2 Manajemen Kebersihan Menstruasi .........................................................................................43
Unit 5.3 Tips Pada Saat Menstruasi ........................................................................................................47
UNIT 6 Air Minum Yang Layak Dan Cukup ................................................................................................51
UNIT 7 Tidak Merokok ...............................................................................................................................55
REFERENSI ..................................................................................................................................................58

1
PENDAHULUAN

PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pengertian PHBS
adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam
aktivitas masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk
menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat
luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat
dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku
terkait cara hidup yang bersih dan sehat.

Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan
yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari
yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya masyarakat yang sadar
kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga
kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.

PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah
mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar mengajar dan para
siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.

Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah yang telah
mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program usaha kesehatan sekolah.
Diharapkan setelah siswa sekolah mendapat pembelajaran perubahan perilaku di sekolah secara
partisipatif, dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain serta tetangga dari siswa sekolah tersebut.
Siswa sekolah dasar terutama kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar merupakan kelompok umur yang mudah
menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi
yang mereka terima kepada orang lain. Program promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke
dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan atau Tim Pembina
UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Ada beberapa indicator PHBS di sekolah yaitu:
2
1. Cuci Tangan Pakai Sabun
Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir hendaknya disiapkan di gerbang
sekolah, toilet/jamban, kantin, kelas, dan ditempat strategis lainnya. Tempat-tempat cuci tangan
dengan jumlah yang memadai harus tersedia dan berfungsi secara baik. Sehingga peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah dapat mencuci tangan sebelum masuk sekolah dan
selama ber-kegiatan di sekolah. Fasilitas harus dapat diakses oleh semua pengguna. Pastikan
seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan,
sela-sela jari, dan kuku, setelah itu keringkan. Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum
dan sesudah makan, setelah menggunakan toilet, setelah menyentuh hewan dan sarana umum,
membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Jadikan kebiasaan mencuci tangan pakai
sabun menjadi budaya sekolah.

2. Mengkonsumsi Jajanan Sehat di Sekolah


Anak sekolah membutuhkan gizi setiap harinya, yang diperoleh dari berbagai makanan dan
minuman, yang digunakan sebagai sumber energi, pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak,
dan untuk menjaga Kesehatan. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda sesuai dengan jenis kelamin,
kelompok usia, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologisnya. Untuk mencapai gizi seimbang perlu
mengonsumsi beraneka ragam pangan, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas
fisik dan memantau berat badan secara teratur.

3. Menggunakan Jamban Bersih dan Sehat


Ketersediaan jamban yang mencukupi sesuai dengan rasio siswa sangat penting. Perbandingannya
siswa perempuan 1 jamban unruk 25 siswi dan laki-laki 1 jamban untuk 40 siswa. Di samping
ketersediaan jamban mencukupi bagi seluruh warga sekolah, kebersihannya juga menjadi hal yang
sangat penting, agar semua nyaman menggunakannya. Untuk itu sekolah harus melibatkan siswa
dalam menjaga kebersihannya. Bangun budaya kebersihan di sekolah. Semua warga sekolah
adalah bagian dari tim yang bekerja untuk menerapkan PHBS dan memastikan pendidikan
berkualitas.

3
4. Membuang Sampah Pada Tempatnya
Pastikan tempat sampah tertutup berada di ruang kelas, selasar jamban, kantin, halaman dan di
lokasi strategis lainnya, dikosongkan setiap hari menggunakan sistem pengelolaan sampah.
Ciptakan budaya untuk membuang sampah pada tempatnya sesuai kategorinya.

5. Kebersihan Diri dan Manajemen Kebersihan Menstruasi


Ketika berbicara soal kebersihan diri berarti kita membicarakan berbagai cara yang harus
dilakukan secara rutin untuk menjaga tubuh agar selalu dalam keadaan bersih adalah dengan cara
mandi, memotong kuku, membersihkan lubang hidung, rambut, mata, telinga dan menggosok gigi.
Khusus untuk perempuan dalam Manajemn Kebersihan Menstruasi (MKM) peserta didik
perempuan harus dapat menggunakan pembalut yang bersih, dapat diganti sesering mungkin
selama periode menstruasi dan memiliki akses untuk pembuangannya serta dapat mengakses
jamban, sabun dan air untuk membersihkan diri dalam kondisi nyaman dan privasi yang terjaga.
Pihak sekolah dan orangtua hendaknya mengedukasi tentang manajemen kebersihan menstruasi
sedini mungkin pada peserta didik.

6. Air Minum yang Layak dan Cukup


Air bersih sangat dibutuhkan pada suatu sekolah. Jika air bersih tidak tercukupi, warga sekolah
dapat beresiko terserang penyakit. Pastikan air bersih tersedia untuk keperluan sanitasi, mencuci
tangan, bahan baku air minum, dan penggunaan lainnya. Untuk mendapatkan air bersih bisa
dengan menggali sumur bila tidak tersedia air PDAM. Untuk pengelolaannya supaya air tersedia
dan mencukupi setiap harinya bisa melibat- kan seluruh warga sekolah. Ini dilakukan agar setiap
orang punya rasa tanggung- jawab dan rasa membutuhkan sehingga bisa mempergunakan air
seperlunya tanpa harus terbuang percuma.

7. Tidak Merokok di Lingkungan Sekolah


Menghilangkan kebiasaan merokok di tengah masyarakat Indonesia tidaklah mudah. Bahkan
merokok sudah dilakukan oleh kalangan remaja yang masih berusia sekolah. Padahal kandungan
dalam rokok terbukti berbahaya bagi kesehatan tubuh hingga menyebabkan kematian. Guna
menekan angka merokok dikalangan usia sekilah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) telah mencanangkan kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah. Hal tersebut
4
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 64 Tahun
2015. Kawasan tanpa rokok bertujaun untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat
dan bebas rokok.

8. Menimbang Berat Badan Dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan


Salah satu tanda keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan normal,
yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi badan, yang biasa dikenal sebagai Indeks Masa Tubuh
(IMT). Pada anak usia sekolah dan remaja, penentuan status gizi berdasarkan IMT harus
disesuaikan dengan usianya. Dengan rutin memantau berat badan (dan tinggi badan), maka kita
dapat mengetahui status gizi kita, dan mencegah atau melakukan tindakan penanganan bila berat
badan menyimpang dari yang seharusnya.

9. Lakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur


Melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan ceria bermanfaat bagi setiap orang karena dapat
meningkatkan kebugaran, mengendalikan berat badan, mengendalikan tekanan darah,
meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot. Aktivitas fisik tidak
harus selalu berupa olahraga, segala macam aktivitas seperti bermain juga termasuk dalam
melakukan aktivitas fisik. Manfaat aktivitas fisik lainnya yang mungkin juga kita tidak sadari adalah
meningkatnya fungsi otak serta terjaganya daya ingat dan keterampilan berpikir. Hal ini perlu kita
terapkan pada peserta didik sedini mungkin.

10. Memberantas Jentik Nyamuk


Jentik nyamuk merupakan cikal bakal nyamuk, jika tidak segera diberantas maka hasil yang didapat
adalah banyak nyamuk dilingkungan. Nyamuk merupakan salah satu pembawa bakteri dan virus
penyebab penyakit, sehingga keberadaan nyamuk haruslah diberantas. pemberantasan jentik
bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan nyamuk sehingga terhindar dari penyakit yang
diakibatkan oleh gigitan nyamuk. Kegiatan memberantas jentik nyamuk dikenal dengan 3M, yaitu:
 Menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air seperti bak mandi / jamban,
drum, penampungan air AC, Kulkas dll seminggu sekali.
 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong air / tempayan, tempat
air suci, dll.
5
 Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan
seperti kaleng bekas, ban bekas, botol bekas, dll.
 Memantau wadah penampungan air dan bak sampah.

Dari 10 Indikator PHBS di sekolah tersebut, yang akan dikampanyekan/promosikan kepada siswa-siswi
yaitu cuci tangan pakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di sekolah, menggunakan jamban bersih dan
sehat, membuang sampah pada tempatnya, kebersihan diri dan manajemen kebersihan menstruasi, air
minum yang layak dan cukup, serta tidak merokok di lingkungan sekolah.

TUJUAN PEMBELAJARAN DAN RUANG LINGKUP MATERI


Materi umum dalam promosi kesehatan untuk sekolah dasar cukup luas, dari mulai kesehatan dan
kebersihan lingkungan, hingga kesehatan individu siswa di dalam sekolah. Tidak semua materi cocok untuk
disampaikan ke siswa, karena ada pihak lain juga yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Ada
pihak manajemen sekolah, warga di lingkungan sekitar sekolah, dan juga keterlibatan orang tua dalam
mencapai tingkat kesehatan yang diinginkan dari para siswa.

Setiap tujuan pembelajaran ditetapkan berdasarkan kompetensi siswa yang ingin dicapai per topic
pembelajaran. Berdasarkan kompetensi tersebut, ditentukan batasan materi utama yang harus
disampaikan. Materi-materi dalam modul ini mungkin saja tidak lengkap, tetapi terpilih sebagai materi
yang paling mendukung pencapaian kompetensi siswa yang diinginkan.

Maka dari itu ada beberapa pertimbangan dalam menentukan cakupan materi dalam kumpulan modul ini.
Pertama, pemilihan materi dilakukan berdasarkan beban materi bagi siswa. Terlalu banyak materi yang
disampaikan akan membingungkan siswa. Kedua, kesesuaian usia. Siswa sekolah dasar tidak mungkin
melakukan semua hal yang berkaitan dengan topik, karena itu materi perlu dibatasi, hal apa saja yang
mungkin di praktikkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, situasi geografis daerah yang menjadi
sasaran penggunaan modul ini. Keberagaman budaya di setiap wilayah menjadi pertimbangan agar materi
ini cukup relevan dengan kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, guru dan tenaga kesehatan sebagai fasilitator pembelajaran
mempunyai “keleluasaan” untuk merancang alur penyampaian kumpulan modul ini sesuai dengan kondisi

6
siswa sebagai peserta belajar. Namun kiranya guru dan tenaga kesehatan terlebih dahulu memahami
bahwa tujuan dari pembelajaran ini adalah pencegahan penyakit melalui pengenalan dan “kebiasaan”
perilaku hidup bersih dan sehat.

METODE PEMBELAJARAN
Kegiatan yang dirancang dalam setiap materi yang ada didalam modul ini menggunakan pendekatan
pembelajaran aktif, artinya semua materi yang akan disampaikan, diupayakan diproses oleh siswa.

Pendekatan konvensional seperti ceramah sebisa mungkin dihindari tetapi tidak dihilangkan sama sekali
dan pendekatan persuasive sangat dianjurkan seperti praktik, roleplay dan puzzle. Akan ditemukan banyak
kegiatan dalam modul ini yang berpusat pada siswa, fasilitator hanya membimbing, menambahkan dan
menajamkan proses belajar agar mencapai tujuan pembelajaran.

Keragaman metode digunakan agar siswa tidak bosan dan proses pembelajaran tetap menarik. Metode
seperti observasi dan identifikasi disesuaikan dengan materi yang ada. Penggunaan media sangat
berkaitan dengan metode yang digunakan. Mengubah alat media dan/atau alat bahan kegiatan bisa
mengakibatkan metode pembelajaran tidak berjalan. Perubahan boleh dilakukan tetapi tetap menganut
prinsip metode yang digunakan.

BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN MODUL


Modul ini berupa panduan fasilitator untuk membantu melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah timbulnya penyakit. Meskipun demikian modul
ini terbuka untuk penggunaan dan pengembangan langkah pembelajaran.

Kumpulan modul ini dapat digunakan sebagai penyediaan mata pembelajaran yang mempunyai standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan tujuan modul. Beberapa modul dikembangkan
menjadi Rencana Proses Pembelajaran (RPP) oleh guru untuk mata pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan untuk memenuhi standar kompetensi “Menerapkan Budaya Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat” atau pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk memenuhi standar kompetensi
“Cara Menjaga Lingkungan Agar Tetap Sehat”.

7
Pengembangan yang demikian perlu diberikan apresiasi karena merupakan penerapan dari prinsip
pengembangan proses pembelajaran yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
kepentingan siswa didik, dan lingkungannya. Selain itu, integrasi dengan mata pelajaran yang ada tidak
akan menambahkan beban guru dan siswa, justru diharapkan dapat membantu guru dalam
pengembangan bahan ajar dan metode pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Maka dari itu guru
dapat meneruskan pengembangan modul ini menjadi RPP dan merumuskan bentuk serta instrumen
penilaian hasil belajar yang sesuai dengan kurikulum pendidikan nasional.

Dalam setiap unit disajikan tujuan pembelajaran hingga langkah-langkah yang harus dijalankan fasilitator.
Elemen penting yang merupakan bagian utama dalam metodologi kumpulan Unit ini adalah; Tujuan
Pembelajaran, Ringkasan Materi yang harus disampaikan, dan Metode yang dipilih. Berikut adalah
sistematika setiap modul:

1. Judul Unit (Topik dan Pokok Bahasan)


Judul setiap unit tertulis dengan format yang sama. Nama unit menggambarkan topik dan pokok bahasan
yang akan disampaikan dalam pembelajaran.

2. Tujuan Pembelajaran
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyampaikan unit (topik/pokok bahasan). Tiap unit hanya
perkiraan sehingga mungkin tidak akurat, tetapi semua unit dirancang untuk dapat disampaikan secara
efektif dalam 1 jam pelajaran atau 1x45 menit.

3. Ringkasan Materi Pembelajaran


Materi apa saja yang harus dipelajari siswa dan difasilitasi oleh fasilitator.

4. Ringkasan Langkah Pembelajaran


Garis besar langkah pembelajaran yang dilaksanakan dalam setiap sesi atau unit

5. Metode Pembelajaran
Cara-cara yang digunakan untuk memproses materi dalam setiap sesi atau unit

8
6. Alat Bahan, Media dan Sumber Belajar
Alat biasanya digunakan dalam kegaiatn praktik, sedangkan media digunakan sebagai perentara dalam
proses belajar siswa. Sedangkan sumber belajar, jika menggunakan bahan serahan, hampir sama dengan
fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus dikerjakan pada saat proses pembelajaran.

7. Durasi
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyampaikan unit (topik/pokok bahasan). Tiap unit hanya
perkiraan sehingga mungkin tidak akurat, tetapi semua unit dirancang untuk dapat disampaikan secara
efektif dalam 1 jam pelajaran atau 1x45 menit.

8. Persiapan
Penjelasan mengenai apa yang ingin dicapai dengan pembelajaran melalui modul tersebut

9. Langkah-langkah pembelajaran
Berisi langkah-langkah yang harus dilakukan atau dipraktikan fasilitator

MASA PANDEMIK COVID-19


Pada masa pandemik COVID-19 ada hak atau prioritas utama yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan
yaitu memastikan anak mendapatkan hak pendidikan dengan tetap mengutamakan kesehatan dan
keselamatan peserta didik, guru, orang tua dan masyarakat. Hal ini bisa dicapai dengan memberikan
pemahaman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah.

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona, sebuah makhluk sangat kecil berukuran
sekitar 125 nanometer namun bisa menyebabkan kematian. COVID-19 ditandai dengan munculnya gejala
batuk pilek, flu, demam, gangguan pernapasan, namun ada juga yang tidak nampak/muncul gejalanya,
dan dalam kondisi parah bisa menyebabkan gagal napas dan berakhir pada kematian. Penularannya
melalui droplets atau percikan batuk atau bersin. Virus dapat berpindah secara langsung melalui percikan
batuk atau bersin dan napas orang yang terinfeksi yang kemudian terhirup orang sehat. Virus juga dapat
menyebar secara tidak langsung melalui benda-benda yang tercemar virus akibat percikan atau sentuhan
tangan yang tercemar virus. Virus bisa tertinggal di permukaan benda-benda dan hidup selama beberapa
jam hingga beberapa hari, namun cairan disinfektan dapat membunuhnya.

9
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan sehat. PHBS dapat membantu mengurangi risiko peserta didik terkena
infeksi (termasuk virus COVID-19). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah saat melakukan kegiatan tatap muka di sekolah pasa masa pandemic yaitu
cuci tangan pakai sabun, penggunaan masker, social distancing dan menjaga kesehatan fisik dan mental.

1. Penggunaan Masker
Kita tahu bahwa COVID-19 menyebar terutama dari orang ke orang melalui tetesan kecil (droplet) dari
saluran pernapasan. Droplet pernapasan ini melayang ke udara saat berbicara, batuk, bersin, berteriak
atau bernyanyi. Droplet ini kemudian dapat mendarat di mata, mulut dan hidung yang mungkin
menghirup droplet. Penelitian menunjukan bahwasanya masker merupakan penghalang sederhana untuk
membantu mencegah droplet pernapasan seseorang mencapai orang lain saat dikenakan menutupi
hidung dan mulut. Khusus masker kain maksimal pemakaian adalah 4 jam

Digambar, masker yang 3 kotak putih isinya:

1. Menggunakan masker 2 lapis


2. Tutupi hidung dan mulut
3. Hindari menyentuh wajah

BAGAIMANA CARA
MEMBERSIHKAN MASKER KAIN?

Cucilah masker kainmu setiap hari.


Gunakan mesin cuci atau cuci dengan tangan:
10
Rendamlan masker kain di dalam air panas dan
deterjen.
Kuceklah minimal selama 20 detik dan bilas
dengan air bersih.
Keringkan dibawah matahari
Setrika dengan suhu panas
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Manfaat cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir antara lain membersihkan kotoran dan
menghilangkan kuman atau virus yang bisa menimbulkan penyakit. Rutin mencuci tangan hingga
bersih adalah salah satu protokol kesehatan yang cukup efektif untuk mencegah penularan virus
corona. Untuk hasil yang maksimal, disarankan untuk mencuci tangan setidaknya selama 40-60 detik
beberapa kali sehari, terutama saat:
 Sebelum memasak atau makan;
 Setelah menggunakan kamar mandi;
 Setelah menutup hidung saat batuk atau bersin.
 Sebelum dan setelah memegang benda
Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya, gunakan sabun dan air mengalir atau hand
sanitizer. Cara mencuci tangan yang baik dan benar dijelaskan di dalam indikator PHBS.

11
3. Jaga Jarak
Pastikan peserta didik, guru dan semua warga sekolah selalu menerapkan jaga jarak. Pembatasan
jarak adalah salah satu langkah penting untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus COVID-19.
Hal ini dapat dilakukan dengan tidak berkerumun dan selalu jaga jarak sekitar 1.5 meter. Kegiatan
yang paling mungkin dilakukan adalah pembatasan belajar, mengatur jadwal kegiatan peserta didik
saat pandemik, pengaturan jam masuk, pengaturan jarak meja kursi, pengaturan ventilasi ruang
belajar, membawa handsanitizer, botol minuman dan makanan dari rumah serta menggunakan alat
tulis pribadi.

peralatan makan

12
UNIT 1: CUCI TANGAN PAKAI SABUN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik mampu:
 Memahami dan menjelaskan manfaat cuci tangan pakai sabun di air yang mengalir
 Menjelaskan waktu penting harus mencuci tangan pakai sabun di air mengalir
 Menjelaskan dan mempraktekkan langkah-langkah CTPS di air mengalir yang baik dan benar
 Memahami penyakit yang timbul akibat tidak cuci tangan

RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN


 Cuci tangan pakai sabun dapat membunuh kuman virus dan kotoran yang ada di tangan dan air
bersih yang mengalir dapat membersihkan kuman, virus dan kotoran lainnya.
 Waktu penting cuci tangan pakai sabun di air yang mengalir adalah sebelum dan setelah makan,
setalah bermain atau berolahraga, setelah BAB/BAK, setelah batuk atau membuang lendir dari
hidung, setelah mengobati luka, sebelum dan setelah memegang benda-benda dan memegang
hewan peliharaan.
 Lakukan CTPS sesuai dengan langkah yang ada. Jangan lupa untuk melakukannya selama paling
tidak 30-40 detik
 Penyakit yang dapat timbul jika tidak mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir antara lain
sakit perut, diare dan cacingan.

13
RINGKASAN LANGKAH PEMBELAJARAN

Menjelaskan alur terjadinya


Menanyakan kebiasaan cuci Menjelaskan manfaat cuci
Diare/cacingan/sakit perut
tangan peserta didik ketika tangan pakai sabun di air
menggunakan gambar diagram
disekolah maupun di rumah mengalir
F

Menjelaskan 7 langkah cuci Menjelaskan kapan waktu


tangan pakai sabun yang benar penting harus mencuci tangan
Praktek cuci tangan memakai
dengan menggunakan lagu CTPS pakai sabun dengan
sabun bersama peserta didik
dan Memperagakan cara cuci memperlihatkan gambar "6
tangan memakai sabun waktu cuci tangan pakai sabun"

Menyimpulkan manfaat dan


cara cuci tangan memakai sabun

METODE PEMBELAJARAN:

 Berbagi pengalaman

 Penjelasan

 Presentasi

 Role play

 Praktek

 Menyusun puzzle

ALAT BAHAN, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR:

 Lembar balik PHBS

 Gambar diagram F

 Perlengkapan cuci tangan pakai sabun dan tisu lap tangan

 Lagu CTPS

 Sticker

 Puzzle

 Media online
14
WAKTU PEMBELAJARAN:

 45 menit

PERSIAPAN:

 Persiapkan semua alat dan bahan. Siapkan perlengkapan cuci tangan jika tidak mungkin meminta
murid membawa perlengkapan dari rumah.

 Membaca lembar balik PHBS.

 Link media online

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:
Kegiatan Awal: Pengantar kegiatan

1. Menanyakan kepada murid kebiasaan murid mencuci tangan.

2. Menyampaikan tujuan belajar kali ini; murid akan belajar tentang mengapa mencuci tangan harus
pakai sabun, dan bagaimana caranya.

Kegiatan Inti:
1. Menjelaskan alur terjadinya diare/cacingan/sakit perut
 Menampilkan gambar diagram F
 Menunjuk murid dan meminta mereka maju ke depan kelas untuk berperan sebagai lalat,
manusia, makanan dan minuman, kotoran manusia, sampah, tangan manusia, tanah, limbah cair
kemudian diberikan gambar diagram F sesuai dengan peran masing-masing.
 Mengingatkan kembali peserta didik tentang materi BAB/BAK di jamban, dan menjelaskan bahwa
kotoran manusia mengandung banyak sekali kuman penyakit yang bisa membuat kita sakit kalau
sampai masuk ke perut.
 Menjelaskan sambil mengurutkan/menyusun gambar-gambar sesuai dengan peran masing-
masing peserta didik seperti contoh diagram penyebaran kuman diare, bahwa:
o Kotoran manusia dan hewan bisa masuk ke perut karena beberapa sebab, salah satunya
adalah serangga atau lalat.
o Kuman penyakit yang terdapat pada kotoran manusia dan hewan adalah penyebab utama
penyakit diare.

15
o Kotoran manusia yang mencemari lingkungan, dapat membuat air di dalam tanah
mengandung kuman, dan jika langsung diminum bisa berbahaya.
o Makanan atau minuman yang tidak ditutupi dengan rapat dapat terkena kuman penyakit
diare, jika ada lalat yang menempel, atau terkena udara yang menerbangkan kuman penyakit.
o Lalat sering mengerubungi kotoran manusia atau kotoran hewan, karenanya kaki dan
mulutnya bisa mengandung kuman penyakit dari kotoran itu.

o Sehabis Buang Air Besar/Buang Air Kecil, tangan kita juga biasa mengandung kuman penyakit
diare, kalau kita memakan sesuatu yang kita pegang tanpa mencuci tangan terlebih dahulu,
kita akan terkena diare.
 Mendiskusikan cara mencegah agar tidak terjadi diare/cacingan/sakit perut dengan memberikan
pertanya kepada murid seperti berikut:
o Bagaimana supaya kotoran manusia tidak ada di sembarang tempat?
o Bagaimana supaya tidak banyak lalat didalam dan sekiat rumah kita?
o Bagaimana agar makanan/minuman tidak dikerubungi lalat?
o Bagaimana supaya tangan kita bersih setelah BAB/BAK ataupun dari kotoran lain ketika
melakukan sesuatu?
o Bagaimana supaya lingkungan atau halaman kita bersih?
 Pada saat menjelaskan tentang cara pencegahan, tandai bagian-bagian sebagai berikut:

16
o Pada panah dari gambar orang BAB ke arah gambar wadah air, kebun/lapangan, dan lalat,
tutup dengan tulisan “BAB di jamban”.
o Pada panah dari gambar orang BAB ke arah gambar tangan, tutup dengan tulisan “Cuci tangan
pakai sabun”.
o Pada bagian panah dari wadah air ke arah gambar makanan, tutup dengan tulisan “Air
matang”.
o Pada bagian panah dari kebun/lapangan dan lalat ke arah ke arah gambar makanan, beri tutup
dengan tulisan “Menutup makanan”.
o Pada bagian panah dari gambar tangan ke arah gambar makanan, tutup dengan tulisan “Cuci
tangan pakai sabun”.
 Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik jika ada yang belum mereka mengerti
dan menjawabnya.
2. Menjelaskan manfaat mencuci tangan pakai sabun di air mengalir
 Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor.
 Sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan.
Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya
penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan dan covid-19
3. Menjelaskan waktu penting cuci tangan pakai sabun yaitu mencuci tangan sebelum makan, sesudah
buang air besar/sesudah buang air kecil, setelah bermain, setelah memegang hewan, setelah batuk,
bersin atau membuang lender dari hidung, setelah beraktivitas atau setiap kali tangan kotor.

4. Menjelaskan dan memperagakan langkah-langkah mencuci tangan pakai sabun, dan meminta murid
memperhatikan, dengan langkah sebagai berikut:

17
- Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih dan mengalir. Ambil sabun, gosok kedua telapak
tangan

- Gosok juga punggung tangan kanan dan kiri

- Jangan lupa sela-sela jari dengan lembut.

- Bersihkan ujung jari secara bergantuan dengan mengatupkan telapak tangan

- Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

- Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan secara bergantian

- Bersihkan dengan air bersih yang mengalir dan keringkan menggunakan handuk kering atau
tisu

- Jangan lupa lakukan langkah CTPS selama 30 - 40 detik.

18
- Langkah-langkah cuci tangan ini bisa dijelaskan dengan nyanyian agar peserta didik lebih cepat
untuk menghafalkannya, adapun salah satu contoh lirik lagu CTPS sebagai berikut:

“7 Langkah Cuci Tangan

Pertama Telapak Tangan, Kedua Punggung Tangan

Ketiga Sela-Sela Jari, Keempat Buku-Buku Jari

Kelima Jempol Diputar, Keenam Kuku-Kuku

Ketujuh pergelangan tangan”


5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya jika ada yang belum jelas.
6. Praktek cuci tangan pakai sabun.
 Meminta murid bersama-sama mempraktekkan langkah-langkah mencucui tangan pakai sabun di
air mengalir sesuai dengan petunjuk guru.
Kegiatan Akhir: Menyimpulkan hasil belajar

1. Menutup sesi belajar dengan menyimpulkan hal-hal inti mengenai cuci tangan pakai sabun.

- Tangan kita mengandung banyak sekali kuman dan kotoran, terlebih lagi setelah melakukan
aktifitas yang bersentuhan langsung dengan tanah, sampah dll.

- Mencuci tangan tanpa sabun sulit menghilangkan kotoran yang menempel, karenanya perlu
bantuan sabun.

- Mencuci tangan pakai sabun perlu memperhatikan bagian-bagian utama yang perlu digosok,
seperti jari tangan, sela kuku, dan punggung tangan agar kuman benar-benar hilang dari tangan.

2. Menyampaikan pentingnya mencuci tangan dan membawa handsantizer pada masa pandemik COVID-
19 untuk mengurangi resiko penyebaran virus.

Catatan: Terkait dengan pencegahan penyebaran VIRUS CORONA (COVID-19), PATUHILAH semua
anjuran pemerintah untuk menjaga kesehatan, melalui: mengurangi risiko dengan mencuci
tangan dengan sabun dan air yang mengalir, kurangi kontak langsung (physical distancing) dan
menjaga kesehatan fisik dan mental.

19
UNIT 2: Mengkonsumsi Jajanan Sehat di Sekolah

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik mampu:

 Memahami definisi makanan/jajanan sehat, bergizi dan higienis

 Memahami manfaat makanan/jajanan sehat dan cara menghindari makanan/jajanan yang tidak
aman

 Menjelaskan perbedaan makanan/ jajanan yang aman dan yang tidak aman

 Memahami kriteria makanan yang dikatakan gizi seimbang dengan konsep ISI PIRINGKU

 Mengidentifikasi makanan sehat yang dapat/mudah ditemui di lingkungan sekitar.

 Membawa bekal makanan dan minuman sendiri dari rumah atau membeli makanan kepada
pedagang yang menggunakan masker

RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN:

 Makanan/jajanan yang sehat, bergizi dan higienis adalah makanan yang memiliki kandungan gizi
seimbang yang diolah dan dikemas dengan cara yang baik dan bersih tanpa tambahan bahan
pengawet, pemanis, penyedap serta pengenyal.

 Manfaat makanan/jajanan sehat adalah agar terhindar dari penyakit, mencukupi kebutuhan gizi,
mempertahankan keseimbangan metabolisme tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan
kekebalan tubuh. Cara mencegah agar tidak jajan sembarangan di sekolah adalah dnegan membawa
bekal dari rumah atau membeli makanan di kantin sekolah yang bersih dan aman.

 Beberapa tanda makanan yang aman dimakan: Dijual di tempat yang bersih, terlindungi dengan
penutup; Tidak ada lalat atau semut yang mengerubungi makanan; Dibungkus dengan plastik atau
kemasan lain yang bersih dan aman serta dibuat dari bahan yang sehat dan aman. Beberapa tanda
makanan yang tidak aman dimakan adalah kebalikan dari ciri-ciri di atas: Dijual di tempat terbuka,
kotor, tanpa penutup; Banyak dikerubungi serangga seperti lalat, semut, dll; Dibungkus dengan kertas
bekas, atau bekas koran/majalah.

 Makanan yang memiliki gizi seimbang adalah makanan yang dalam satu porsinya terdapat lauk pauk,
buah-buahan, sayuran dan makanan pokok yang porsinya sudah diatur tergantung usia dan jenis
kelamin peserta didik.

20
RINGKASAN LANGKAH PEMBELAJARAN

Menanyakan Menjelaskan definisi


Menanyakan kebiasaan
makanan/jajanan yang dan manfaat
membawa bekal dari
sering dimakan di makanan/jajanan yang
rumah
sekolah sehat

Menjelaskan tentang
Menjelaskan ciri-ciri Menjelaskan cara
makanan yang dikatakan
makanan/jajanan yang mencegah agar tidak
memiliki gizi seimbang
aman dan tidak aman jajan sembarangan di
dengan menggunakan
untuk dimakan sekolah
gambar ISI PIRINGKU

Melakukan sarapan Mengidentifikasi


Menyimpulkan tentang
bersama peserta didik makanan sehat, bergizi
makanan/jajanan sehat,
dengan bekal masing- dan higienis dari bekal
bergizi dan higienis
masing masing-masing

METODE PEMBELAJARAN:

 Presentasi

 Penjelasan

 Identifikasi

 Praktek

ALAT BAHAN, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR:

 Lembar balik PHBS

 Bekal makanan

 Media Online

21
PERSIAPAN:

 Memastikan kembali peserta didik membawa bekal dari rumah

 Membaca lembar balik PHBS

 Link media online

WAKTU PEMBELAJARAN:

45 menit

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:
Kegiatan Awal: Pengantar kegiatan

1. Menanyakan kepada peserta didik tentang kebiasan membawa bekal dari rumah

o Apakah mereka sering membawa bekal dari rumah?

o Kalau iya, menu makanan apa yang mereka bawa?

2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kebiasan jajan di sekolah

o Dimana biasanya mereka membeli makanan/jajanan di sekolah?

o Apa jenis makanan/jajanan yang mereka beli?

3. Menyampaikan tujuan belajar kali ini; Peserta didik akan belajar tentang makanan/jajanan sehat,
bergizi dan higienis.
Kegiatan Inti:

1. Menjelaskan definisi makanan/jajanan sehat, bergizi dan higienis berdasarkan lembar balik PHBS.

2. Menjelaskan manfaat makanan/jajanan sehat, bergizi dan higenis.

o Asupan makanan yang sehat dan seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat, sehingga dapat
menunjang aktifitas dan konsentrasi disekolah. Dan sebaliknya makanan/jajanan yang kurang
bergizi dapat mengakibatkan tubuh tidak sehat misalnya tubuh mudah lelah dan tidak berenergi,
pusing, mudah sakit, kulit kering, gusi bengkak dan berdarah, kurus dan tulang mudah patah.

o Makanan/jajanan yang kita makan berfungsi sebagai pengatur dan sumber pembangun tubuh,
sumber energi yang kita gunakan untuk belajar, bermain dan bekerja, dan juga berperan pada
imunitas tubuh.

22
3. Menjelaskan agar tidak membeli makanan/jajan sembarang disekolah dengan pembiasaan membawa
bekal sehat dari rumah yang dimasak oleh ibu atau membeli makanan/jajan di kantin yang sehat.

4. Menjelaskan tentang kantin sehat dan ciri-cirinya. Kantin sehat berarti kantin yang menjual makanan
sehat dan bergizi, kondisi kantin bersih dan nyaman, jauh dari tempat pembuangan sampah atau
kamar mandi. Adapun ciri-ciri kantin sehat adalah sebagai berikut:

 Bersih dengan pencahayaan dan ventilasi yang baik

 Penyajian makanan dalam kotak tertutup

 Tersedia sarana cuci tangan dengan air mengalir dilengkapi dengan KIE cara mencuci tangan

 Tempat antrian dengan label jarak

 Tempat sampah tertutup dan jarak lokasi kantin dengan tempat pembuangan sampah
minimal 20 meter.

 Ada sarana untuk mencuci peralatan masak dengan air mengalir

23
5. Menjelaskan ciri makanan/jajanan yang aman dan tidak aman untuk dimakan.

Makanan/Minuman/Jajanan Makanan/Minuman/Jajanan
yang Aman Dimakan Tidak Aman Dimakan

Dijual di tempat yang bersih, terlindungi Dijual di tempat terbuka, kotor, tanpa penutup.
dengan penutup.

Tidak ada lalat atau semut yang Banyak dikerubungi serangga seperti lalat, semut,
mengerubungi makanan. dll.

Dibungkus dengan plastik atau kemasan Dibungkus dengan kertas bekas, atau bekas
lain yang bersih dan aman. koran/majalah.

Warna makanan sesuai bahannya, alami, Makanan berwarna terlalu menyolok, misalnya
dan lembut. merah, kuning terang atau pewarna textile.

Rasa manis dari makanan tidak berlebihan, Makanan yang terasa pahit; kemungkinan
sesuai rasa gula putih atau gula merah dan memakai pemanis buatan.
tidak menggunakan pemanis buatan

Gorengan yang baru dimasak, dengan Gorengan yang terlihat gelap dan kalau digigit
minyak goreng yang baru. sudah keras.

Makanan masih segar, tidak terlihat Makanan sudah bau basi/tengik karena sudah
berjamur atau berlendir. terlalu lama (kadaluarsa)

 Kunci makanan yang aman antara lain:


 Kenali makanannya, pastikan bebas dari bahan bahaya biologis (contoh: rambut, paku
steples, kerikil, dll), kimia (contoh: pewarna buatan, pemanis buatan, dll) dan benda lain.
 Beli jajanan yang aman artinya bersih, tidak dibungkus kertas bekas atau plastik hasil
limbah (plastik berwarna hitam, dll), tidak gosong dan tidak kenyal
 Baca label makanan dengan seksama pastikan memenuhi gizi dan tidak mengandung
gula, pengawet dan MSG berlebih.
 Tanggal kadaluarsa makanan.

24
6. Menjelaskan makanan yang memiliki gizi seimbang.
 Susunan menu gizi seimbang telah di deklarasikan oleh Kementrian Kesehatan dalam bentuk “Isi
Piringku”, yakni isi piring makan yang di komsumsi setiap hari haruslah terdiri dari ½ piring makan
ada sayuran dan buah-buahan, ½ piring makan terdiri dari makanan pokok (nasi, roti, pasta, biji-
bijian) dan lauk-pauk (ikan, daging, tahu, tempe, telur). Empat prinsip gizi seimbang yakni:
 Mengkomsumsi makanan dengan beraneka ragam.
 Pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga.
 Menerapkan pola hidup bersih dan sehat
 Menjaga berat badan ideal

7. Mempersilahkan peserta didik untuk makan bekal yang telah mereka siapkan.
o Sebelum makan, murid dihimbau untuk mencuci tangan serta berdo’a terlebih dahulu
o Guru menghimbau kepada peserta didik untuk mengidentifikasi makanan yang mereka makan,
apakah masuk dalam kategori makanan sehat, bergizi dan higienis?
o Setelah selesai memakan bekal, masing-masing peserta didik menyampaikan hasil identifikasi
mereka terhadap bekal makanan yang mereka makan.
8. Memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya jika ada yang belum jelas terkait dengan
materi ini.

25
Kegiatan Akhir: Menyimpulkan hasil belajar

1. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan refleksi berikut ini:

o Apa saja tanda-tanda jajanan/makanan yang tidak aman dimakan?

o Apa saja tanda-tanda jajanan/makanan yang aman dimakan?

2. Menutup sesi belajar dengan menyimpulkan hal-hal inti mengenai makanan/jajanan sehat, bergizi dan
higienis.

o Makanan dalam sehari harus mencukupi kebutuhan gizi tubuh kita. Ingatkan orang tua untuk
melengkapi jenis-jenis makanan yang dibutuhkan tubuh, meski dengan bahan yang murah dan
bisa didapat di lingkungan sekitar.

o Makanan bergizi akan membuat tubuh sehat, otak cerdas, gigi bersih dan tidak mudah patah, kuat
berenergi, tidak cepat capek, dan jarang sakit.

3. Menyampaikan bahwa pada sesi berikutnya akan dibahas mengenai pengelolaan sampah disekolah.

Catatan kecil: Terkait dengan pencegahan penyebaran VIRUS CORONA (COVID-19), PATUHILAH
semua anjuran pemerintah untuk menjaga kesehatan, melalui: mengurangi risiko dengan
mencuci dengan sabun dan air yang mengalir, kurangi kontak langsung (physical
distancing) dan menjaga kesehatan fisik dan mental.

UNIT 3: Menggunakan Jamban Bersih dan Sehat


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik mampu:
 Memahami manfaat menggunakan jamban untuk BAB/BAK
 Mengidentifikasi dan menjelaskan ciri- ciri jamban sehat
 Memelihara dan menjaga kebersihan jamban

RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN


 Menggunakan jamban yang bersih setiap BAB/BAK dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah
menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada

26
disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat
menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya.
 Ciri jambansehat memiliki ciri sbb: jarak 10 meter dari sumber air minum, tidak berbau, tidak
kotor, memiliki dinding, pintu, atap pelindung, lampu penerangan dan ventilasi yang cukup,
tersedia air, sabun dan alat pembersih, saluran pembuangan tidak bocor atau rusak.
 Memelihara jamban dengan membersihkan secara rutin dengan menggunakan alat pembersih
agar jamban bebas dari kecoa, lalat dan tikus yang berkeliaran. Jangan lupa segera perbaiki jamban
jika ada kerusakan.
RINGKASAN LANGKAH PEMBELAJARAN

Guru menyimpulkan bersama


Bertanya kebiasaan dan alasan peserta didik kondisi WC di
peserta didik BAB/BAK di sekolah dan membuat
sekolah kesepakatan untuk
memelihara WC sekolah

menyampaikan manfaat Peserta didik mengidentifikasi


menggunakan WC untuk kondisi WC sekolah
BAB/BAK berdasarkan ciri WC sehat

menjelaskan ciri WC sehat dan peserta didik diajak untuk


cara memelihara WC di melihat dan mencatat kondisi
sekolah WC sekolah

METODE PEMBELAJARAN
 Berbagi pengalaman
 Presentasi
 Penjelasan
 Observasi
 Membuat kesepakatan

ALAT BAHAN, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR


 Lembar balik PHBS, kertas tempel dan spidol

27
 Poster jamban sehat dan tidak sehat
 Media online
WAKTU PEMBELAJARAN
 45 menit
PERSIAPAN
 Membaca lembar balik PHBS
 Link media online

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:
Kegiatan Awal: Persiapan Kegiatan
1. Menyampaikan tujuan belajar, peserta didik akan belajar tentang jamban sehat.
2. Menanyakan kepada peserta didik “kebiasaan BAB/BAK ketika di sekolah dan alasannya”.
3. Menanyakan perasaan peserta didik yang tidak BAB/BAK di jamban sekolah
Kegiatan Inti:
1. Guru menggunakan lembar balik PHBS dalam menyampaikan materi.
2. Menjelaskan manfaat BAB/BAK di jamban jamban yaitu:
 Lingkungan sehat, bersih dan tidak berbau
 Tidak mencari sumber air, udara dan tanah yang ada di sekitarnya
 Tidak mengundang datangnya lalat/kecoa/serangga yang dapat menularkan penyakit
3. Memperlihatkan gambar cara menggunakan jamban yang benar dan contoh jamban sehat dari lembar
balik PHBS.
Cara menggunakan jamban dengan baik dan benar antara lain:
 Jika menggunakan jamban duduk jangan berjongkok karena alas kaki akan mengotori jamban
 Setelah menggunakan jamban, kotoran disiram hingga bersih
 Jangan membuang sampah di lubang jamban agar tidak tersumbat
 Mengingatkan kepada seluruh warga sekolah untuk selalu menjaga kebersihan jamban.

4. Mejelaskan ciri jamban sehat dan cara memelihara jamban di sekolah menggunakan lembar balik
PHBS.
Ciri jamban sehat antara lain:

28
 Jamban murid laki-laki dan perempuan harus terpisah dengan rasio 1:40 untuk lelaki dan 1:25
untuk perempuan.
 Aktifitas pengguna jamban tidak mudah terlihat atau terdengan dari luar
 Jamban dilengkapi lampu penerangan, ventilasi yang cukup dan pintu yang dapat dikunci
 Lokasi jamban tidak jauh dan mudah untuk dipantau
 jamban harus dalam keadaan bersih sebelum ataupun sesudah digunakan
 Lantai kedap air dan luas ruangan harus memadai, mudah dibersihkan dan aman untuk
digunakan.

Jamban sehat Jamban tidak sehat

Cara memelihara jamban sehat antara lain:


 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air
 Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
 Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
 Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran

29
 Tersedia air bersih, sabun, tempat sampah, tempat cuci tangan, gantungan baju dan wadah
penampung air.
 Bila ada kerusakan segera diperbaiki

5. Mengajak peserta didik untuk melihat kondisi jamban sekolah dan meminta peserta didik untuk
menuliskan di kertas temple benda yang mereka lihat ada di jamban sekolah. Kegiatan ini dilakukan
untuk mengajak peserta didik memperhatikan kondisi lingkungan sekitar jamban.
6. Peserta didik kembali ke ruang kelas.
- Guru membuat kategori jamban sehat dan tidak sehat
- Murid diminta untuk menempelkan kertas yang sudah mereka tuliskan, dan mengidentifikasi
apakah benda yang mereka lihat masuk dalam kategori lingkungan jamban sehat atau tidak sehat.

Kegiatan Akhir:
Menyimpulkan hasil belajar
1. Bersama dengan peserta didik guru menyimpulkan kondisi jamban sekolah.

30
2. Berdasarkan kesimpulan kondisi jamban sekolah, guru dan peserta didik membuat kesepakatan untuk
memelihara dan mejaga jamban sekolah
 Siapa yang membersihkan?
 Kapan harus dibersihkan?
 Bagaimana cara membersihkan?
3. Menutup sesi belajar dengan menyimpulkan ciri-ciri dan manfaat mengenai jamban sehat
4. Menyampaikan bahwa peserta didik juga akan belajar mengenai mengapa harus cuci tangan pakai
sabun.

Catatan penting: Terkait dengan pencegahan penyebaran VIRUS CORONA (COVID-19), PATUHILAH
semua anjuran pemerintah untuk menjaga kesehatan, melalui: mengurangi risiko
dengan mencuci dengan sabun dan air yang mengalir, kurangi kontak langsung (physical
distancing) dan menjaga kesehatan fisik dan mental.

UNIT 4: Membuang Sampah Pada Tempatnya


4.1 Pengelolaan Sampah Di Sekolah

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik mampu :

 Memahami alasan kenapa harus membuang sampah pada tempatnya

 Memahami dan menjelaskan apa saja manfaat membuang sampah pada tempatnya

 Menjelaskan dan mengidentifikasi perbedaan jenis sampah dan mengetahui cara pemilahannya
sebelum dibuang ke tempat sampah.

RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN:

 Sampah adalah sarang kuman, bakteri dan penyakit sehingga membuang sampah pada tempatnya
dapat menghindari tubuh agar tidak terkena kuman penyebab penyakit. Sampah juga menjadi tempat
berkembangbiak dan sarang tikus, serangga dan nyamuk.

 Manfaat membuang sampah pada tempatnya adalah membuat lingkungan sekolah menjadi bersih,
sehat dan indah; warga sekolah dapat terhindar dari penyakit; konsentrasi belajar meningkat.

31
 Secara umum sampah terdiri dari tiga jenis:

1) Sampah Basah/Organik; Bersifat basah, mudah membusuk, bisa diurai oleh mikroorganisme,
sumber makanan serangga dan tikus, mengundang lalat.

2) Sampah Kering/Anorganik; Bersifat kering, tidak berbau, bisa didaur ulang atau dimanfaatkan
kembali.

3) Bahan Beracun & Berbahaya (B3); Bersifat racun, korosif (karatan), mudah terbakar, mencemari
lingkungan

 Dalam penggunaan tempat sampah, pastikan tempat sampah tertutup berada di ruang kelas, toilet,
kantin dan halaman. Ciptakan budaya untuk membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan
kategorinya.

Note: untuk gambar diatas tulis di


Kotak 1: Lihat
Kotak 2: Pungut
Kotak 3: Bawa
Kotak 4: Buang
Kotak Putih: Hanya gunakan tempat
sampah tertutup.

32
Ringkasan Langkah Pembelajaran

Menjelaskan alasan
Menjelaskan Manfaat
Menanyakan kebiasaan kenapa harus
membuang sampah
membuang sampah membuang sampah
pada tempatnya
pada tempatnya

Meminta peserta didik


Mengajak peserta didik
untuk mengidentifikasi Menjelaskan dan
untuk observasi
sampah yang ditemukan membahas ciri dan sifat
langsung tempat
dan menuliskannya di 3 jenis sampah
sampah sekolah
kertas tempel

Meminta agar tidak


Membahas jenis Menyimpulkan cara
mencampur 3 jenis
sampah yang ditemukan membuang sampah
sampah dalam satu
di sekolah sesuai jenisnya
tempat sampah

METODE PEMBELAJARAN:

 Observasi

 Identifikasi

 Penjelasan

 Tanya jawab

 Praktek

ALAT BAHAN, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR:

 Lembar balik PHBS

 Kertas tempel dan spidol

 Tong sampah berwarna

 Media Online

33
WAKTU PEMBELAJARAN:

45 menit

Persiapan:

 Membaca lembar balik PHBS

 Link media online

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:
Kegiatan Awal: Pengantar kegiatan

1. Menanyakan kepada peserta didik sampah apa sajakah yang sering mereka lihat di sekolah.

2. Menanyakan kepada peserta didik cara membuang sampah yang selama ini mereka lakukan?

3. Menyampaikan tujuan belajar kali ini; Peserta didik akan belajar tentang pengelolaan sampah
disekolah.
Kegiatan Inti:

1. Guru menjelaskan alasan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.


o Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit.
Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu
anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.
o Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat
perkembangbiakan vector penyakit seperti lalat, tikus dan kecoak. Selain itu juga dapat
menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika.

2. Guru menjelaskan manfaat membuang sampah pada tempatnya

3. Menjelaskan jenis-jenis sampah, sifat dan cirinya

o Sampah Basah/Organik; Bersifat basah, mudah membusuk, bisa diurai oleh mikroorganisme,
sumber makanan serangga dan tikus, mengundang lalat. Sampah jenis ini biasanya tidak akan
bertahan lama, karena bisa ‘menyatu’ dengan tanah. Bisa dimanfaatkan menjadi kompos/pupuk
alam. Contohnya: dedaunan, ranting pohon, sisa-sisa makanan dll.

o Sampah Kering/Anorganik; Bersifat kering, tidak berbau, Bisa didaur ulang atau dimanfaatkan
kembali. Sampah jenis ini sangat sulit ‘menyatu’ dengan tanah, karenanya akan bertahan lama.

34
Plastik, adalah contoh sampah anorganik yang akan bertahan ribuan tahun di bumi ini. Lebih baik
didaur ulang, dijadikan barang baru. Contoh lainnya kaleng, kertas, botol, kardus dll.

o Sampah Beracun & Berbahaya; Bersifat racun, korosif (karatan), mudah terbakar, mencemari
lingkungan. Sampah jenis ini sangat berbahaya bagi manusia, karena bisa mengakibatkan kita
sakit, bahkan meninggal dunia. Membuangnya harus hati-hati, kalau perlu dipendam di tempat
yang aman. Contohnya: kaca, baterai, lampu neon, jarum suntik, kaleng bekas racun nyamuk, dll.

4. Mengajak peserta didik untuk mengobservasi lingkungan sekolah dan praktek cara membuang
sampah sesuai dengan kategori sampah.

5. Peserta didik kembali keruang kelas.

o Guru membuat 3 kategori jenis sampah di papan tulis

o Peserta didik diminta untuk menempelkan kertas yang sudah mereka tuliskan dan
mengidentifikasi jenis sampah berdasarkan kategorinya.
6. Menjelaskan cara memilah sampah dan membuangnya di tempat sampah sesuai dengan kategori
masing-masing sebelum diangkut menuju tempat pembuangan akhir.

Kegiatan Akhir: Menyimpulkan hasil belajar

1. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan refleksi berikut ini:

o Sampah apa saja yang ada di sekitar sekolah?

o Bagaimana sebaiknya membuang sampah-sampah organik, anorganik, dan sampah beracun dan
berbahaya?

2. Menutup sesi belajar dengan menyampaikan kembali hal-hal inti mengenai tiga jenis sampah dan
pemilahannya.

o Ada tiga jenis sampah yang harus dikenali, sampah Organik, Anorganik, dan Sampah Beracun dan
Berbahaya. Ada yang bisa dimanfaatkan kembali, ada yang harus dibuang dengan hati-hati.

o Ketiga jenis sampah ini ketika dibuang, sebaiknya tidak dicampur, agar mudah mengamankannya
dari lingkungan kita.

o Di sekolah atau di rumah, sebaiknya memiliki 3 jenis tempat sampah, agar ketiga jenis sampah ini
tidak tercampur menjadi satu

35
Note: Terkait dengan pencegahan penyebaran VIRUS CORONA (COVID-19), PATUHILAH semua
anjuran pemerintah untuk menjaga kesehatan, melalui: mengurangi risiko dengan mencuci
dengan sabun dan air yang mengalir, kurangi kontak langsung (physical distancing) dan menjaga
kesehatan fisik dan mental.

4.2 Pengelolaan Sampah Masker Sekali Pakai


Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik mampu:

 Memahami alasan pengelolaan limbah masker

 Memahami dan menjelaskan apa saja manfaat melakukan pengelolaan sampah masker

Ringkasan Materi Pembelajaran


 Penanganan limbah masker yang tidak memenuhi syarat kesehetan dan lingkungan akan
menyebabkan pencemaran tanah, udara dan menimbulkan resiko penularan COVID-19.
 Membuang limbah masker pada tempatnya akan mengurangi peningkatan timbulan
limbah COVID-19 di masyarakat, mengurangi penyebab pencemaran lingkungan dan
rusaknya ekosistem.

 Melakukan pengelolaan limbah masker sesuai dengan langkah yang ada

Ringkasan Langkah Pembelajaran

Menanyakan peserta Menjelaskan alasan


didik kebiasaan kenapa harus
membuang limbah mengelola limbah
masker masker

Menjelaskan
Mengajak peserta
bagaimana cara
didik untuk praktek
mengelola limbah
langsung
masker

36
Metode Pembelajaran
 Penjelasan
 Tanya jawab
 Praktek
Alat Bahan, Media dan Sumber Belajar
 Masker
 Gunting
 Hand sanitizer/ disinfektan pemutih
 Media Online
 Plastik

Waktu Pembelajaran
45 Menit

Persiapan:
 Membaca modul atau lembar balik PHBS
 Link media online

Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal: Pengantar Kegiatan
1. Menanyakan peserta didik kebiasaan membuang limbah masker dimana?
2. Menanyakan peserta didik bagaimana cara mengelola limbah masker
3. Menyampaikan tujuan belajar kali ini; peserta didik akan belajar tentang pengelolaan limbah
masker di sekolah.

Kegiatan Inti:
1. Guru menjelaskan alasan pentingnya mengelola limbah masker
 Penanganan limbah masker yang tidak memenuhi syarat kesehetan dan lingkungan akan
menyebabkan pencemaran tanah, udara dan menimbulkan resiko penularan COVID-19.

37
 Membuang limbah masker pada tempatnya akan mengurangi peningkatan timbulan
limbah COVID-19 di masyarakat, mengurangi penyebab pencemaran lingkungan dan
rusaknya ekosistem.
2. Cara mengelola limbah masker

 Kumpulkan masker bekas sekali pakai

 Lakukan desinfeksi dengan merendam masker yang telah digunakan pada larutan
disinfektan/klorin pemutih atau jika hanya ada 1 masker langsung disemprot dengan
handsanitizer.

 Rubah bentuk masker dengan melipat masker pada bagian dalam dan gunting tengah
sehingga tidak dapat digunakan ulang.

 Kumpulkan sampah masker dalam satu kantung, ikat rapat dan jangan satukan sampah
masker dengan sampah rumah tangga

 Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir/menggunakan hand sanitizer bila tidak ada
sarana mencuci tangan

38
Kegiatan Akhir: Menyimpulkan Hasil Belajar
1. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan refleksi berikut ini:
 Kenapa limbah masker sekali pakai harus dikelola?
 Bagaimana cara pengelolaan limbah masker?

2. Menutup sesi dengan menyampaikan kembali hal-hal inti mengenai:


 alasan kenapa limbah masker sekali pakai harus dikelola sesuai dengan standart kesehatan
dan lingkungan
 langkah pengelolaan limbah masker sekali pakai
Note:
 Terkait pengelolaan masker kain sudah dijelaskan di halaman awal modul
 Terkait dengan pencegahan penyebaran VIRUS CORONA (COVID-19), PATUHILAH semua
anjuran pemerintah untuk menjaga kesehatan, melalui: mengurangi risiko dengan mencuci
dengan sabun dan air yang mengalir, kurangi kontak langsung (physical distancing), dan menjaga
kesehatan fisik dan mental.

UNIT 5 Kebersihan Diri Dan Manajemen Kebersihan Menstruasi


Unit 5.1 Kebersihan Diri
Tujuan Pembelajaran

 Meningkatkan pemahaman siswa tentang kebersihan diri

 Mendorong siswa untuk lebih jauh menjaga kebersihan diri

Ringkasan Materi Pembelajaran

 Berikut adalah gambaran jenis-jenis perilaku hidup bersih secara personal yang harus dipahami,
diterapkan dan dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.

 Perilaku mandi menggunakan sabun mandi dengan air bersih dilakukan minimal 2x sehari
pada pagi dan sore hari yang bertujuan untuk: menjaga kebersihan tubuh (rambut,
hidung, telinga, mata, gigi dan mulut), mencegah penyakit kulit/gatal-gatal,
menghilangkan bau badan, kuman dan virus.

39
 Perilaku mencuci rambut dilakukan 2x seminnggu menggunakan shampoo dan air bersih
bertujuan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran dan memberikan
rasa segar.

 Perilaku membersihkan lubang hidung perlu dilakukan pada setiap kali mandi guna
membuang kotoran yang ada dan melancarkan jalan udara untuk bernafas.

 Perilaku membersihkan telinga juga harus dilakukan saat mandi. Bersihkan bagian daun
telinga ataupun luar telinga. Hindari mengorek telinga terutama dengan menggunakan
benda-benda yang tidak aman dan tajam seprti penjepit rambut. Jika ada kotoran yang
mengeras, minta bantuan dokter untuk membersihkannya.

 Batasi penggunaan headset untuk mendengar musik. Berilah waktu telinga Anda untuk
beristirahat. Anda dapat mengikuti aturan 60/60 saat mendengarkan musik melalui
headset. Artinya, batas volume musik Anda adalah tidak lebih dari 60 persen dan Anda
menggunakannya tidak lebih dari 60 menit sehari.

 Perilaku membersihkan mata adalah salah satu upaya menjaga kesehatan mata. Salah
satu cara menjaga kesehatan mata adalah memperhatikan intensitas cahaya pada saat
membaca. Intensitas cahaya harus cukup terang, jarak pembaca dengan buku sepanjang
penggaris (30 cm), yang dibaca tidak boleh bergerak/bergoyang.

 Perilaku menggosok gigi dilakukan minimal 2 x sehari dengan memakai pasta gigi/odol
yang dilakukan setelah makan dan sebelum tidur malam. Gosok gigi (bertujuan untuk:
menjaga kebersihan gigi dan mulut, mencegah kerusakan pada gusi dan gigi seperti gigi
berlubang dan mencegah bau mulut tidak sedap.

40
 Perilaku memotong dan membersihkan kuku dilakukan minimal 1x seminggu dengan
tujuan untuk:

- Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui sisa kotoran yang terselip pada
kuku dan jari jemari tangan.

- Mencegah luka akibat garukan kuku.

Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh mengorek hidung dengan jari/kuku tangan yang
kotor, tidak memasukan jari ke mulut atau menggigiti kuku.

 Menggunakan alas kaki; anak-anak terkadang saat bermain tidak menggunakan alas kaki.
Penggunaan alas kaki perlu dilakukan agar:

- Kaki tidak terluka atau tertusuk benda tajam

- Mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan akibat menginjak kotoran

 Namun demikian saat situasi berjangkitnya virus corona sebaiknya tidak sembarangan
menyentuh atau membersihkan hidung, mata, mulut dan menyentuh muka dengan
tangan yang tidak bersih. Hal-hal tersebut akan mempermudah masuknya virus ke dalam
tubuh. Tutuplah mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk atau bersin.

Ringkasan Langkah Pembelajaran

Menanyakan Menjelaskan kepada


kepada murid murid jenis-jenis
kebiasaan tentang perilaku hidup bersih
kebersihan diri secara personal/pribadi

Mandi, membersihkan
telinga, rambut, mata, Menjelaskan manfaat
hidung, menggosok dari kebiasaan diri
gigi dan memotong
kuku

41
Metode Pembelajaran

 Praktek

 Penjelasan

 Tanya jawab

Alat Bahan, Media dan Sumber Belajar

 Lembar balik PHBS

 Media online

 Sikat dan pasta gigi

Waktu Pembelajaran

 45 menit

Persiapan

 Membaca modul atau lembar balik PHBS

 Link online
Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal: Pengantar Kegiatan
1. Menanyakan peserta didik kebiasaan membersihkan diri
2. Menanyakan peserta didik kebiasaan dan manfaat membersihkan diri (memakai alas kaki, mandi,
memotong kuku, membersihkan telinga, hidung, mata dan menggosok gigi)
3. Menyampaikan tujuan belajar kali ini; peserta didik akan belajar tentang kebersihan diri
Kegiatan Inti:
1. Guru menjelaskan alasan pentingnya menjaga kebersihan diri (mandi, memakai alas kaki,
kebersihan mulut, mata, hidung, telinga, kuku dan rambut)

Kegiatan Akhir: Menyimpulkan Hasil Belajar


1. Meminta murid untuk menjawab pertanyaan refleksi berikut ini:
 Apa saja jenis-jenis perilaku kebersihan diri secara personal?
 Bagaimana cara membersihkan telinga, mata, lubang hidung, rambut, dan menggosok
gigi?

2. Menyimpulkan hasil belajar


42
Unit 5.2 Manajemen Kebersihan Menstruasi
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik mampu:

 Mengerti definisi manajemen kebersihan menstruasi

 Mengerti dan menjelaskan definisi dan silkus menstruasi

 Menjelaskan organ reproduksi wanita

Ringkasan Materi Pembelajaran

 Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) adalah pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada
saat perempuan mengalami menstruasi. Perempuan harus dapat menggunakan pembalut yang
bersih, dapat diganti sesering mungkin selama periode menstruasi, dan memiliki akses untuk
pembuangannya, serta dapat mengakses toilet, sabun, dan air untuk membersihkan diri dalam
kondisi nyaman dengan privasi yang terjaga.

 Penelitian UNICEF di Indonesia pada tahun 2015 menemukan fakta 1 dari 6 anak perempuan
terpaksa tidak masuk sekolah selama satu hari atau lebih, pada saat menstruasi.

 Menstruasi adalah proses luruhnya sel telur yang tidak dibuahi bersama dengan lapisan dinding
Rahim yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina (bukan semasa melahirkan bayi atau
bukan semasa sakit).

 Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa, proses alami pada
perempuan, menstruasi pertama biasanya mulai terjadi pada usia 10 – 15 tahun. Menstruasi yang
berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi.

 Siklus menstruasi secara alami terjadi selama 2-7 hari, dan berulang setiap 21-35 hari. Masa subur
biasanya terjadi 2 minggu sebelum hari pertama menstruasi.

43
Ringkasan Langkah Pembelajaran

Metode Pembelajaran
 Curah Pendapat
 Penjelasan
 Presentasi
Alat Bahan, Media dan Sumber Belajar
 Lembar Balik PHBS
 Media Online

Waktu Pembelajaran
45 menit

Persiapan
 Membaca lembar balik PHBS
 Link Media Online

Kegiatan Awal: Pengantar Kegiatan


1. Menyampaikan tujuan belajar, peserta didik akan belajar tentang definisi dan siklus menstruasi
2. Menanyakan informasi yang diketahui peserta didik mengenai menstruasi

44
 Apakah sudah ada yang menstruasi?
 Menurut peserta didik, apa itu menstruasi?

Kegiatan Inti: Menjelaskan terkait menstruasi


1. Menjelaskan definisi manajemen kebersihan menstruasi, guru menggunakan lembar balik PHBS
2. Menjelaskan definisi menstruasi, guru menggunakan lembar balik PHBS dalam penyampaian
materi
3. Menjelaskan siklus menstruasi, guru menggunakan gamabr yang terdapat di lembar balik PHBS

Keterangan:
a. Fimbria
Terletak pada bagian ujung tuba berfungsi untuk menyapu serta mendorong sel telur/ovarium
yang telah matang.
b. Ovarium (Indung Telur)
Organ yang memproduksi sel telur, ovarium berada di kiri dan kanan dan terhubung dengan
Rahim melalui tuba fallopi.
c. Vagina
Alat reproduksi wanita bagian dalam, letak vagina berada di belakang kandung kemih.
Berfungsi sebagai jalan utama masuknya sperma menuju Rahim atau tuba fallopi, jalan keluar
dari darah menstruasi, hingga sebagai jalur lahirnya bayi.
d. Serviks
Serviks atau leher Rahim merupakan jalan masuk antara uterus dan juga vagina
45
e. Uterus/Rahim
Ruang untuk janin tumbuh dan berkembang selama masa kehamilan
f. Tuba Fallopi
Saluran yang membenteng dari ujung kanan hingga kiri, memiliki fungsi sebagai jalan ovum
menuju rahim.

Siklus Menstruasi

Catatan: yang dilakukan bagi anak perempuan yang sudah mengalami menstruasi adalah membatasi
pergaulan dengan lawan jenis, tidak menggunakan pembalut selama seharian penuh/tidak mengganti
pembalut.
4. Menghimbau peserta didik untuk berkonsultasi kepada orang tua dan tenaga kesehatan jika
mengalami permasalahan seputar menstruasi
5. Menjelaskan dukungan teman sebaya pada saat menstruasi di sekolah yaitu jangan mengejek,
bersikap sopan dan tawarkan bantuan.

Kegiatan Akhir: Menyimpulkan hasil belajar


1. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan refleksi berikut ini:
 Apa definisi menstruasi dan bagaiman siklus menstruasi?

46
 Apa yang tidak boleh dilakukan bagi anak perempuan yang sudah mengalami
menstruasi?
 Apa saja dukungan teman sebaya pada teman yang sedang mengalami menstruasi?
2. Menutup sesi belajar dengan menyimpulkan mengenai definisi dan siklus menstruasi;
 Jika peserta didik membutuhkan penjelasan lebih lanjut terkait menstruasi dapat
bertanya dengan guru UKS/olahraga/guru kelas
 Himbauan untuk konsultasi kepada orang tua dan tenaga kesehatan terkait menstruasi

3. Menyampaikan bahwa pada pertemuan berikutnya peserta didik akan mendapatkan informasi
mengenai kebersihan diri dan tips pada saat menstruasi.

Unit 5.3 Tips Pada Saat Menstruasi

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik mampu:
 Mengelola kebersihan diri pada saat menstruasi
 Menjelaskan tips pada saat menstruasi

Ringkasan Materi Pembelajaran


 Pembalut sebaiknya diganti setiap 4 -5 jam sekali, untuk mencegah timbulnya penyakit pada
vagina dan saluran kencing. Ingat kamu harus selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
mengganti pembalut.
 Pembalut sekali pakai harus dicuci sampai bersih terlebih dahulu setelah digunukan, kemudian
bungkus pembalut dengan kertas atau kantung plastik dan masukkan ke tempat sampah.
 Tips pada saat menstruasi antara lain makan dan minum yang bergizi seperti sayur, buah dan
daging agar kamu tetap sehat, istrirahat yang cukup, menjaga kebersihan diri, dan jika mengalami
nyeri dapat melakukan peregangan, minum air hangat dan Jika tidak tahan sakit bisa ke UKS dan
dokter di puskesmas.

47
Ringkasan Langkah Pembelajaran

Metode Pembelajaran
 Curah Pendapat
 Penjelasan
 Presentasi
 Simulasi
Alat dan Bahan, Media dan Sumber Belajar
 Lembar balik PHBS
 Pembalut
 Celana dalam
 Kertas
 Kantung Plastik
 Media online

Waktu Pembelajaran
45 menit

Persiapan

 Membaca lembar balik PHBS

 Link media online

48
Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal: Pengantar Kegiatan
1. Menyampaikan tujuan peserta didik akan belajar tentang kebersihan diri dan tips pada saat
menstruasi.
2. Menanyakan apakah peserta didik memiliki pengalaman terkait menstruasi, apakah pernah
dimintai tolong membeli pembalut oleh kakak atau ibu, apakah pernah melihat iklan pembalut di
televisi.
3. Menanyakan apakah peserta didik masih mengingat definisi dan siklus menstruasi?

Kegiatan inti: Menjelaskan kebersihan diri dan tips pada saat mentruasi
1. Menjelaskan mengelola menstruasi secara bersih dan sehat, menggunakan lembar balik PHBS

2. Mempersiapkan peralatan untuk simulasi

3. Guru menjelaskan pembalut sekali pakai kemudian melakukan simulasi cara menggunakan
pembalut dan cara membuang pembalut sekali pakai

49
4. Meminta perwakilan peserta didik perempuan untuk kedepan dan melakukan simulasi yang
dilakukan guru

5. Menjelaskan tips pada saat menstruasi menggunakan lembar balik PHBS

 Bagaimana jika celana atau rok terkena noda menstruasi

 Selalu menjaga kebersihan diri

 Bagaimana mengatasi rasa sakit pada saat menstruasi

 Bagaimana mengatasi lelah dan lemah pada saat menstruasi

 Bagaimana mengatasi sedih dan marah pada saat menstruasi

6. Himbauan selalu membawa pembalut dan celana dalam sebagai pengganti ke sekolah pada saat
menstruasi.

7. Pada saat menstruasi perbanyak minum air putih dan mengkonsumsi tablet penambah darah 1x
seminggu

8. Membiasakan diri untuk perilaku hidup bersih dan sehat

Kegiatan Akhir: Menyimpulkan hasil belajar

1. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan refleksi berikut ini:

 Bagaimana cara mengelola menstruasi secara bersih dan sehat?

 Sebutkan tips pada saat menstruasi?

2. Menutup sesi belajar dengan menyimpulkan hal-hal inti mengelola kebersihan dan tips pada saat
mentruasi:

 Peserta didik harus ingat sebelum dan sesudah menganti pembalut kebersihan dan tips
pada saat menstruasi:

 Jika peserta didik mengalami masalah menstruasi di sekolah segara hubungi guru

 Himbauan untuk membawa pembalut dan celana dalam ke sekolah pada saat menstruasi

Note: Terkait dengan pencegahan penyebaran VIRUS CORONA (COVID-19), PATUHILAH semua
anjuran pemerintah untuk menjaga kesehatan, melalui: mengurangi risiko dengan mencuci

50
dengan sabun dan air yang mengalir, kurangi kontak langsung (physical distancing) dan menjaga
kesehatan fisik dan mental.

UNIT 6 Air Minum Yang Layak Dan Cukup

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik mampu :


 Mengetahui dan memahami manfaat minum air yang cukup dan akibat jika tubuh kekurangan air
 Mengetahui waktu-waktu yang mengharuskan minum air putih
 Menjelaskan ciri air yang layak diminum serta cara pengolahan air minum
 Membawa air dengan botol minuman sendiri dari rumah

RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN:


 Minum air putih yang cukup terbukti dapat meningkatkan konsentrasi, menyehatkan mulut, terhindar
dari dehidrasi serta dapat mencegah obesitas dan karies gigi. Dampak yang akan di alami tubuh ketika
kekurangan air adalah penurunan konsentrasi, gangguan ginjal, sakit kepala dan bibir pecah-pecah.

 Waktu-waktu yang mengharuskan minum air putih adalah saat bangun tidur, sebelum dan setelah
olahraga, saat merasa capek/saat siang hari, sebelum dan sesudah makan/ ngemil, saat terasa haus
dan saat sakit.
 Air yang layak untuk diminum yakni air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna serta air yang
telah dimasak/di didihkan.

51
RINGKASAN LANGKAH PEMBELAJARAN

Menanyakan kepada Menjelaskan manfaat Menjelaskan waktu-


peserta didik kebiasaan minum air putih yang waktu penting yang
minum air putih cukup dan dampak jika mengharuskan untuk
disekolah kekurangan air minum air putih

Menjelaskan ciri-ciri air


yang layak untuk
Menyimpulkan air yang
diminum dan cara
boleh diminum
pengolahan air hingga
dapat dikomsumsi

METODE PEMBELAJARAN:
 Berbagi pengalaman
 Presentasi
 Penjelasan
 Media online
 Google form

MEDIA DAN SUMBER BELAJAR:

 Lembar balik PHBS

WAKTU PEMBELAJARAN:

45 menit

PERSIAPAN:

 Membaca lembar balik PHBS.

 Link google form

52
 Link media online

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:
Kegiatan Awal: Pengantar kegiatan

1. Menyampaikan tujuan belajar, peserta didik akan belajar tentang air minum yang layak dan cukup

2. Menanyakan kepada peserat didik tentang kebiasan konsumsi air putih disekolah.

Kegiatan Inti:

1. Menjelaskan manfaat minum air putih yang cukup dan layak. Berikut manfaat dari minum air putih:

 Menghindarkan peserta didik dari dehidrasi

 Mengkomsusmi air yang cukup, terbukti dapat meningkatkan konsentrasi belajar di sekolah

 Meminum air beberapa saat setelah makan berkontribusi pada kesehatan mulut dan tubuh

 Membiasakan peserta didik minum air putih dari pada minum air yang manis dapat
mencegah kegemukan atau obesitas pada anak

2. Menjelaskan dampak yang akan dirasakan jika tubuh kekurangan cairan. Saat tubuh kita kekurangan
cairan maka akan menimbulkan gejala antara lain:

 Dehidrasi

 Penurunan konsentrasi belajar

 Sakit kepala

 Gangguan ginjal

 Bibir kering/pecah-pecah

Salah satu cara untuk mengetahui tubuh membutuhkan air adalah dengan mengecek warna air
kencing/urin yang berwarna kuning dan tidak jernih. Guru mengingatkan peserta didik untuk minum
air putih jika air kencing/urin berwarna kuning keruh.

3. Menjelaskan waktu penting harus minum air putih. 7 waktu penting minum air putih antara lain:

 Saat bangun tidur

 Sebelum dan setelah olahraga

 Saat merasa lelah/capek

53
 Sebelum dan sesudah makan

 Saat ingin ngemil/jajan

 Saat siang hari

 Saat sakit

 Saat merasa haus

4. Menjelaskan ciri-ciri air yang layak untuk diminum yaitu air yang tidak memiliki warna, air yang tidak
memiliki rasa, air yang tidak meiliki bau atau aroma serta air yang sudah dimasak. Air minum yang
dapat di komsumsi sebaiknya berasal dari sumber air yang aman dan terlindungi, kemudian air
dimasak hingga mendidih dengan suhu 100 derajat celcius. Biarkan air selama 1 – 2 menit setelah
mendidih sebelum mematikan api, kemudian simpan air ditempat yang bersih dan tertutup setelah
selesai dimasak.

5. Memberi kesempatan kepada peserta didik bertanya jika ada yang belum jelas.

Kegiatan Akhir: Menyimpulkan hasil belajar

1. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan refleksi berikut ini:

o Apa saja tanda-tanda air minum yang tidak boleh diminum?

o Apa saja tanda-tanda air minum yang boleh diminum?

2. Menutup sesi belajar dengan menyimpulkan hal-hal inti mengenai air minum yang cukup dan layak.

3. Menyampaikan bahwa pada sesi berikutnya akan dibahas mengenai makanan/jajanan yang sehat,
bergizi dan higienis.

Note: Terkait dengan pencegahan penyebaran VIRUS CORONA (COVID-19), PATUHILAH semua
anjuran pemerintah untuk menjaga kesehatan, melalui: mengurangi risiko dengan mencuci
dengan sabun dan air yang mengalir, kurangi kontak langsung (physical distancing) dan menjaga
kesehatan fisik dan mental.

54
UNIT 7 Tidak Merokok
Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik mengetahui:

 Bahaya merokok dan penyakit yang ditimbulkan

 Cara menghindari pengaruh untuk merokok

Ringkasan Materi Pembelajaran


 Rokok dan asapnya mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia berbahaya yang dapat merusak
tubuh. Bahan kimia tersebut bisa menimbulkan kelainan pembuluh darah, yang selanjutnya akan
meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, hipertensi, dan berbagai penyakit lainnya hingga 2-
4 kali lipat.
 Tidak hanya itu, merokok juga berhubungan erat dengan risiko penyakit saluran pernapasan, salah
satunya bronkitis. Parahnya lagi, produk olahan tembakau itu juga bisa mengganggu fungsi sistem
kekebalan tubuh, memicu penyakit diabetes, gangguan reproduksi, dan yang paling parah:
menyebabkan kanker.
 Mengetahui ragam bahaya merokok bagi kesehatan, setiap orang tua sebaiknya melakukan upaya
sedini mungkin untuk mencegah atau menghentikan kebiasaan merokok pada anak remaja.
 Beberapa cara efektif menjauhi atau berhenti merokok dikalangan usia sekolah diantaranya;
memberikan contoh dengan tidak merokok, memberikan edukasi bahaya merokok, mengkaitkan
dengan finansial seperti menghitung uang yang akan dihabiskan setiap minggu, bulan atau tahun
jika ia mengisap satu bungkus rokok per hari, bandingkan jika uangnya ditabung dan simulasi nyata
pada anak mengenai jumlah biaya perawatan yang dibutuhkan apabila dirinya mengalami dampak
buruk rook.

55
Ringkasan Langkah Pembelajaran

Menanyakan peserta
Menjelaskan alasan
didik bahaya merokok
kenapa kita tidak
dan penyakit yang
ditimbulkan boleh meroko

Menjelaskan
Mengajak peserta
bagaimana cara
didik untuk
menghindari
menonton film
pengaruh untuk
bahaya merokok
merokok

Metode Pembelajaran
 Penjelasan
 Tanya jawab
 Menonton film
Alat Bahan, Media dan Sumber Belajar
 Proyektor
 Film tentang bahaya merokok
 Media Online

Waktu Pembelajaran
45 Menit

Persiapan:
 Membaca modul atau lembar balik PHBS
 Link media online
 Menyiapkan soft copy film bahaya merokok

Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal: Pengantar Kegiatan
1. Menanyakan peserta didik bahaya merokok dan penyakit yang ditimbulkan?

56
2. Menanyakan peserta didik bagaimana cara menjauhi keinginan untuk tidak merokok?
3. Menyampaikan tujuan belajar kali ini; peserta didik akan belajar tentang bahaya merokok, penyakit
yang ditimbulkannya dan cara menjauhi keinginan tentang merokok.

Kegiatan Inti:
1. Guru menjelaskan bahaya merokok dan penyakit yang ditimbulkannya
 Adapun bahaya dari merokok adalah berisiko menderita kanker, penyakit jantung, dan
pembuluh darah. Termasuk juga batuk yang menahun, kelainan pada janin, system imun
lemah, masalah system pernapasan kerusakan gigi, kehilangan pendengaran dan penuaan
dini.
 Selain itu juga dapat memberikan pengaruh pada pikiran, perasaan, dan tingkah laku perokok
seperti ketagihan yang kemudian menjadi ketergantungan. Ingat, merokok itu tidak membuat
kami jadi terlihat gaga, macho, dan trendi.

2. Guru menjelaskan cara menghindari pengaruh untuk merokok sebagai berikut:


 Hindari berkumpul dengan teman-teman yang sedang merokok
 Perbanyak mencari informasi tentang bahaya merokok
 Yakinlah bahwa merokok bukan satu-satunya sarana pergaulan
 Hindari sesuatu yang terkait dengan rokok (iklan, poster, rokok gratis)
 Jangan malu untuk mengatakan bahwa diri kita bukan perokok
 Lakukan hal-hal positif lainnya seperti olahraga, membaca dan lainnya yang menyehatkan

57
Kegiatan Akhir: Menyimpulkan Hasil Belajar
1. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan refleksi berikut ini:
 Apa bahaya merokok dan penyakit yang ditimbulkannya?
 Bagaimana cara menghindari pengaruh untuk merokok?
2. Guru menyimpulkan hasil belajar tentang bahaya merokok dan penyakit yang ditimbulkannya
serta bagaimana caranya untuk menghindari pengaruh untuk merokok.

Catatan penting: Terkait dengan pencegahan penyebaran VIRUS CORONA (COVID-19), PATUHILAH
semua anjuran pemerintah untuk menjaga kesehatan, melalui: mengurangi risiko
dengan mencuci dengan sabun dan air yang mengalir, kurangi kontak langsung (physical
distancing) dan menjaga kesehatan fisik dan mental.

REFERENSI
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2018. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah.
2. Kementrian Kesehatan RI, 2017. Rapor Kesehatanku “Buku Informasi Kesehatan Peserta Didik Tingkat
SD/MI”.
3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2018. Pedoman Pengembangan Sanitasi Sekolah Dasar.
4. Care International Indonesia, 2011. Panduan untuk Guru “Promosi Kesehatan untuk Sekolah Dasar”.
Jakarta.
5. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2021. Buku Saku PHBS.

58

Anda mungkin juga menyukai