Pemeriksaan Pajak Usaha Perhotelan
Pemeriksaan Pajak Usaha Perhotelan
Pajak hotel diatur dalam undang-undang republik indonesia yaitu pasal 1 No 28 tahun 2009
yang menjelaskan bahwa pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Sumber pendapatan terbesar dari usaha hotel adalah dari penyewaan kamar, sedangkan
pendapatan lainnya berasal dari jasa fitness, water sport, dan lain-lain. Pendapatan dari hotel
akan dikenai PPh Final, PPN, dan Objek Pajak Daerah. Untuk objek pajak PPh Final
dikenakan atas persewaan bangunan/ruangan. Untuk objek pajak PPN akan dikenakan atas
jasa yang di tawarkan oleh hotel dan ditujukan untuk non tamu. Untuk Objek Pajak Daerah
dikenakan atas sewa gedung dan ruangan serta jasa atas fasilitas yang tersedia di dalam hotel.
1. Wajib Pajak yang melakukan usaha dengan omzet paling sedikit Rp300.000.000,- (tiga
ratus juta rupiah) per tahun wajib menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan sesuai
dengan prinsip pembukuan yang berlaku secara umum (Standar Akutansi Keuangan
Indonesia).
3. Jasa penunjang adalah fasilitas telepon, faksimili, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci,
seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.
4. Pembukuan harus disertai dokumen pendukung yang dapat dibuktikan keasliannya dan
dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha.
Tata cara wajib pajak hotel menyelenggarakan pencatatan atas setiap transaksi
penerimaan pembayaran adalah sebagai berikut:
1. Wajib pajak hotel menyelenggarakan pencatatan tentang pendapatan bruto usahanya secara
lengkap dan benar;
3. Apabila wajib pajak hotel memiliki kegiatan usaha yang sama lebih dari 1 (satu) tempat
usaha, pencatatan kegiatan usaha dilaksanakan secara terpisah;
4. Pencatatan didukung dengan dokumen yang menjadi dasar perhitungan berupa tagihan
hotel dan dokumen lainnya.
Dalam rangka pemeriksaan Pajak Hotel, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan
Pendapatan Daerah yang disingkat BPKPD atau pejabat Pemeriksa Pajak Daerah yang
ditunjuk, berwenang untuk melakukan pemeriksaan guna menguji kepatuhan kewajiban
perpajakan dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Daerah tentang
Pajak Daerah khususnya Pajak Hotel.
1. Memeriksa tanda pelunasan pajak dan keterangan lainnya sebagai bukti pelunasan
perpajakan daerah;
2. Memeriksa buku buku, catatan dan dokumen lainnya termasuk keluaran dari komputer dan
3. Meminta keterangan lisan atau tertulis dari wajib pajak yang diperiksa;
4. Memasuki tempat atau ruangan yang digunakan untuk transaksi usaha dalam rangka
5. Meminta keterangan atau bukti yang diperlukan kepada pihak ketiga yang mempunyai
pemeriksa;
b. meminta kepada pemeriksa untuk memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
pemeriksaan;
c. meminta hasil laporan pemeriksaan apabila pemeriksaan telah disetujui wajib pajak;
d. meminta berita acara hasil pemeriksaan apabila pemeriksaan telah disetujui wajib pajak.
b. memberikan ijin kepada pemeriksa untuk memasuki ruangan kegiatan usaha wajib pajak;
pemeriksaan;
e. menandatangani berita acara laporan hasil pemeriksaan apabila telah disetujui wajib pajak;
telah ditentukan;
f. merahasiakan informasi tentang pemeriksaan kepada pihak lain yang tidak berhak
d. meminta keterangan dan atau bukti yang diperlukan kepada pihak ketiga yang mempunyai
3. Apabila wajib pajak tidak memberikan tanggapan atau tidak menghadiri pembahasan akhir
pemeriksaan, Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat langsung membuat laporan akhir
pemeriksaan dan menetapkan Surat Ketetapan Pajak Daerah secara jabatan.