Anda di halaman 1dari 21

Pertemuan 5-EMS (Sistem Kontrol mesin)

FUNGSI :
1. Air flow meter adalah salah satu dari sensor yang digunakan
dalam EFI tipe L untuk mendeteksi massa atau volume udara
intake.
2. Sinyal dari massa atau volume udara intake digunakan sebagai dasar
perhitungan dalam menentukan durasi injeksi dan sudut
pengajuan pengapian.
3. Air flow meter secara garis besar terbagi dalam dua tipe: mass air
flow meter yang mendeteksi massa udara intake dan volume air
flow meter.
JENIS
1. MAF Sensor (Jenis Air Flow Meter) 2. MAP Sensor.
a. mass air flow meter (yang
mendeteksi massa udara intake)
b. volume air flow meter
Jenis mass air flow meter :
a. Micro Air flow meter
b. Tipe Hot-wire
c. Pressure air flow meter
d. Ultasonic air flow meter
Jenis Volume air flow meter:
a. Tipe vane
b. Tipe optik Karman vortex
Micro Air flow meter

1. menghitung
massa / berat
udara yang
masuk
2. Menggunakan
heat sensing
resistance
3. temperaturnya
akan selalu tetap
sama .
Hot Wire Air Flow Meter Sensor

1. menggunakan Hot Wire (kawat panas).


2. Aliran udara yang terpecah akan menyebabkan fluktuasi/perubahan tekanan pada udara
yang mengalir di seluruh jalur intake
3. menyebabkan perubahan panas pada hot wire sehingga terjadi perubahan nilai tahanan
4. mempengaruhi nilai arus yang mengalir pada hot wire
5. digunakan oleh ECU sebagai data input Air Flow Sensor.
Pressure Air Flow Meter Sensor

1. mengukur aliran udara berdasarkan perubahan tekanan yang terjadi pada pressure sensor.
2. Perubahan tekanan ini terjadi akibat penggunaan karman vortex pada desain bodi air flownya.
3. menggunakan semikonduktor untuk mengubah variasi tekanan udara .
Ultrasonic Air Flow Meter Sensor

1. Air flow ini mendeteksi perubahan yang terjadi pada gelombang ultrasonic akibat adanya
aliran udara yang mengalir dan memotong gelombang ultrasonic yang dipancarkan.
2. Ketika terjadi perubahan pada gelombang ultrasonic, ECU akan membaca perubahan ini untuk
dijadikan data input air flow.
3. sudah jarang digunakan pada kendaraan .
Tipe Vane
1. Saat udara melewati ar flow meter dari saringan
Komponen Air flow meter tipe
udara, udara itu akan mendorong measuring plate
vane : untuk membuka sampai gaya yang bekerja pada
1. Saringan udara measuring plate seimbang dengan pegas pembalik

2. Measuring Plate (return spring).

2. Potensiometer, yang dihubungkan secara koaksial


3. Return Spring
(dengan sumbu yang sama) dengan measuring
4. Potensiometer.
plate, kemudian mengubah volume udara intake

menjadi sinyal voltase (sinyal VS) yang dikirim ke

ECU mesin.
Tipe Karman Vorteks Optik
1. Tipe ini langsung mendeteksi volume udara intake secara optik.
2. Lebih ringan dan kecil dibanding tipe vane.
3. Bentuk saluran udara yang ringkas juga mengurangi resistansi udara intake.
4. Sebuah pilar (disebut "vortex generator") yang ditempatkan di tengah aliran udara yang sama
menghasilkan vorteks yang disebut "Karman vortex".
5. Karena frekuensi vorteks ini sebanding dengan kecepatan aliran udara, volume aliran udara dapat dihitung
dengan mengukur frekuensi vorteks.
6. Vorteks dideteksi dengan mengarahkan lembaran logam tipis (disebut "mirror") ke tekanan vorteks dan
secara optikal mendeteksi vibrasi mirror dengan menggunakan photocoupler (kombinasi LED dan
phototransistor).
7. Sinyal volume udara intake (KS) adalah sinyal pulsa . Saat volume udara intake rendah, frekuensi sinyal
rendah. Saat volume tinggi, frekuensi sinyal tinggi.
Air Flow Meter (Tipe Hot-wire )
Konstruksi :
1. Konstruksi air flow meter tipe hot-wire sangat
sederhana.
2. Air flow meter yang kecil dan ringan sebagaimana
ditunjukkan di ilustrasi di kiri adalah tipe plug-in
yang dipasang di air passage, dan menyebabkan
bagian intake air mengalir melalui detection area.
3. Sebuah hot-wire dan thermistor, yang digunakan
sebagai sensor, dipasang pada detection area.
4. Dengan mengukur langsung massa udara intake,
presisi pendeteksian ditingkatkan dan hampir tidak
ada resistansi udara intake.
5. Karena tidak ada mekanisme khusus, air flow
meter ini mempunyai daya tahan yang sangat baik.
6. Mempunyai sensor temperatur udara intake yang
terpadu.
Cara Kerja :
1. Arus mengalir ke hot-wire ( kabel pemanas) menyebabkannya

jadi panas.

2. Ketika udara mengalir di sekitar kawat, hotwire didinginkan

sesuai dengan massa udara intake.

3. Dengan mengendalikan arus yang mengalir ke hot-wire untuk

menjaga agar temperatur hot-wire konstan, maka arus yang

mengalir akan sebanding dengan massa udara intake.

4. Sehingga massa udara intake dapat diuukur dengan

mendeteksi arusnya.

5. Untuk selanjutnya, oleh air flow meter tipe hot-wire , arus ini

dikonversi menjadi voltase yang kemudian di-output untuk

ECU mesin dari terminal VG


Rangkaian Kelistrikan
1. Hot-wire disatukan ke dalam sirkuit penghubung.
2. Sirkuit penghubung ini memiliki karakteristik
potensial titik A dan B yang sama apabila hasil
resistansi sepanjang garis diagonal sama dengan ([Ra+
R3]·R1=Rh·R2).
3. Saat hot-wire didinginkan oleh udara intake,
reisitansinya berkurang, menyebabkan perbedaan
potensial titik-titik A dan B.
4. Operational amplifier akan mendeteksi perbedaan ini
dan menyebabkan meningkatnya voltase yang dipakai
untuk sirkuit itu (meningkatkan arus yang mengalir ke
hot-wire (Rh)).
5. Ketika hal ini berlangsung, suhu hot-wire (Rh) naik
yang menyebabkan meningkatnya resistansi
hingga potensial titik-titik A dan B sama (voltase pada
A dan B menjadi tinggi).
6. Dengan memanfaatkan kelengkapan dari tipe ini
untuk sirkuit penghubung, air flow meter ini dapat
mengukur massa udara intake dengan mendeteksi
voltase pada titik B.
1. Suhu hot-wire (Rh) dijaga secara terus menerus agar
temperaturnya tetap lebih tinggi dari suhu udara intake
dengan menggunakan thermistor (Ra).
2. Karena massa udara intake dapat diukur dengan akurat
walaupun suhunya berubah, tidak perlu bagi ECU mesin
untuk mengoreksi durasi injeksi bahan bakar untuk suhu
udara intake itu.
3. Selain itu, saat densitas udara meningkat pada daerah
dengan ketinggian tertentu (altitude), maka kapasitas
pendinginan udara juga akan menurun dibanding dengan
volume udara intake yang sama pada daerah permukaan
laut.
4. Sehinga menyebabkan, jumlah pendinginan untuk hotwire
berkurang.
5. Karena massa udara intake juga terdeteksi berkurang, maka
tidak diperlukan koreksi kompensasi atas ketinggian
(altitude) daerah itu.
Sensor Tekanan Manifold (Vacuum Sensor)

1. Sensor tekanan manifold (manifold pressure sensor) digunakan


pada EFI tipe D untuk menyensor tekanan intake manifold.
2. Atas bantuan IC yang dibuat menyatu dalam sensor ini, manifold
pressure sensor mendeteksi tekanan intake manifold sebagai sinyal
PIM.
3. ECU mesin kemudian menentukannya sebagai dasar timing injeksi
dan dasar sudut pengajuan pengapian atas rujukan sinyal PIM ini
4. Chip silicon dikombinasikan dengan vacuum chamber yang dijaga
pada vacuum yang ditentukan digabungkan ke dalam sensor unit.
5. Satu sisi chip dikenakan pada tekanan intake manifold dan sisi
lainnya dipaparkan pada bagian dalam vacuum chamber.
6. Karena itu, koreksi kompensasi ketinggian permukaan wilayah
(high-altitude) tidak diperlukan karena tekanan intake manifold
dapat diukur dengan akurat bahkan ketika ketinggian berubah.
7. Perubahan pada tekanan intake manifold menyebabkan bentuk chip
silicon berubah, dan nilai hambatan chip berfluktuasi sehubungan
dengan sudut deformasi.
8. Sinyal voltase yang masih berbentuk fluktuasi nilai hambatan telah
dirubah oleh IC menjadi sinyal PIM
Letak Sensor Avanza
Tugas 5
1. Jelaskan Kerja rangkaian Throttle Position Sensor pada gambar di
bawah ini!
2. Jelaskan kerja dari rangkaian Sinyal Stater di bawah ini !

Anda mungkin juga menyukai