Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM

ILMU TILIK TERNAK

Nama Praktikan : Muhammad Rayhan Ardiansyah


NIM : 23010121130116
Kelas : ITT F
Asisten : Rio

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK POTONG DAN PERAH


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
No Hasil Praktikum Evaluasi Referensi
1 Handling Ternak Besar Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan handling Manajemen handling merupakan
merupakan cara menangani ternak dengan tujuan mengendalikan suatu upaya yang dilakukan oleh
 Bangsa Ternak : Friesian Holstein
ternak tersebut. Handling berguna untuk kegiatan tagging pada manusia kepada hewan dengan
(FH) tujuan mengendalikan hewan
ternak, pemotongan tanduk, penyembelihan hewan, penimbangan
sesuai dengan yang kita inginkan
 Jenis Ternak : Sapi Perah bobot badan, pendugaan umur ternak dan lain-lain dengan tetap tanpa menyakiti hewan tersebut
Handling Ternak Kecil memperhatikan aspek kesejahteraan hewan. Hal ini sesuai dengan dan tanpa mencederai pelaksana
pendapat Awaludin et al. (2017) yang menyatakan, bahwa handling. (Awaludin et al. 2017).
 Bangsa Ternak : Jawarandu, Etawa manajemen handling merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh
 Jenis Ternak : Kambing potong dan manusia kepada hewan dengan tujuan mengendalikan hewan Handling diperlukan untuk
mempermudah penanganan
sesuai dengan yang kita inginkan tanpa menyakiti hewan tersebut
perah ternak, baik di lapangan maupun
dan tanpa mencederai pelaksana handling. Hal ini diperkuat oleh di dalam kandang. (Utami dan
pendapat Utami dan Yulinanda (2020) yang menyatakan, bahwa Yulinanda 2020).
handling diperlukan untuk mempermudah penanganan ternak, baik
di lapangan maupun di dalam kandang. Hal yang dilakukan dalam
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan handling handling dengan melakukan
ternak besar dilakukan dengan penggiringan dari kandang ke pemotongan kuku, pemotongan
tanduk, pemberian tanda pada
tempat penimbangan bobot badan, melakukan penggiringan di
ternak, pencukuran bulu,
padang penggembalaan dan perobohan ternak. Hal ini sesuai pengukuran bobot ternak,
dengan pendapat Toharmat et al. (2020) yang menyatakan, bahwa pemeriksaan kebuntingan,
hal yang dilakukan dalam handling dengan melakukan pendugaan umur ternak, dan
pemotongan kuku, pemotongan tanduk, pemberian tanda pada pengebirian ternak. Sedangkan,
ternak, pencukuran bulu, pengukuran bobot ternak, pemeriksaan pada ternak kecil dilakukan
penggiringan di padang
kebuntingan, pendugaan umur ternak, dan pengebirian ternak.
penggembalaan dan perobohan
Sedangkan, pada ternak kecil dilakukan penggiringan di padang ternak. (Toharmat et al. 2020).
penggembalaan dan perobohan ternak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Utami dan Yulinanda (2020) yang menyatakan, bahwa Semakin jauh jarak ternak dengan
handling diperlukan untuk mempermudah penanganan ternak, baik peternak, maka flight zone akan
di lapangan maupun di dalam kandang. semakin luas pula. (Qayyum et
al. 2020).
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan terdapat
beberapa konsep yang harus dipahami dalam menangani ternak Point of balance memberikan
ruminansia besar agar memudahkan saat proses pemindahan efektivitas pergerakan dalam
ternak. Flight zone merupakan wilayah dari ternak yang luasnya handling ternak. (Hofmeyr 2020).
bergantung pada kejinakan ternak, semakin jinak ternak maka
semakin tidak memiliki flight zone, begitu pula sebaliknya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Qayyum et al. (2020) yang menyatakan
bahwa, semakin jauh jarak ternak dengan peternak, maka flight
zone akan semakin luas pula. Ternak memiliki bagian atau sisi
yang tidak dapat dilihat yang disebut sebagai blind spot. Titik
tengah kendali ternak atau point of balance merupakan pundak dari
ternak tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Hofmeyr
(2020) yang menyatakan, bahwa point of balance memberikan
efektivitas pergerakan dalam handling ternak.
Perbedaan yang paling terlihat dalam handling ternak
ruminansia besar dengan ternak ruminansia kecil adalah jumlah
besar tenaga yang dibutuhkan oleh peternak. Pada perobohan
ternak besar membutuhkan banyak orang dan alat bantu berupa tali
tambang, sedangkan pada ternak kecil dapat dilakukan oleh satu
orang dan tanpa alat bantu.
2 Metode Pendugaan Umur Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan metode untuk Tingkatan umur ternak dapat
mengetahui umur ternak salah satunya adalah pendugaan umur dilihat dari jumlah gigi seri
 Poel pada sapi Brahman Cross : 3
dengan melihat poel pada gigi dan cincin tanduk. Poel adalah permanen. ( Riffiandi et al.
pasang 2015).
penggantian gigi seri susu pada ternak dengan gigi seri tetap,
 Lingkar Tanduk pada sapi Friesian jumlah poel menandakan umur pada ternak. Hal ini sesuai dengan Jumlah lingkar tanduk ditambah
Holstein (FH) : 2 cincin pendapat Riffiandi et al. (2015) yang menyatakan, bahwa tingkatan dua akan menentukan umur
umur ternak dapat dilihat dari jumlah gigi seri permanen. Hal ternak. (Pradana et al. 2014).
pertama yang dilakukan adalah mengendalikan ternak
menggunakan tali pada hidung ternak, membuka mulut sapi
dengan tangan dilakukan dari samping mulut ternak dan melihat
jumlah gigi serinya. Selain melihat poel pada gigi seri, pendugaan
umur ternak dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan pada
cincin tanduk. Hal ini sesuai dengan pendapat Pradana et al. (2014)
yang menyatakan, bahwa jumlah lingkar tanduk ditambah dua
akan menentukan umur ternak.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sapi yang kami
amati memiliki poel tiga pasang gigi yang berarti Sapi Brahman
Cross tersebut berumur tiga tahun. lingkar tanduk pada sapi FH
berjumlah dua sehingga apabila dimasukkan dalam rumus
perhitungan sapi tersebut berumur empat tahun. Pendugaan umur
ternak menggunakan metode lingkar tanduk mengalami beberapa
kesulitan yaitu seringkali tertukar antara goresan pada tanduk
dengan lingkar tanduk sebenarnya. Pertumbuhan tanduk
dipengaruhi oleh nutrisi pakan, kebuntingan ternak dan perlakuan
pemotongan tanduk. Hal ini menyebabkan pendugaan umur ternak
dengan metode lingkar tanduk memiliki tingkat keakuratan
dibawah metode poel pada gigi.

3 Pendugaan Bobot Badan Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan bobot badan Untuk melakukan metode
 Panjang Badan : 148,25 cm pada ternak dapat diduga apabila telah mengetahui panjang badan, pendugaan bobot badan perlu
 Tinggi Badan : 131 cm tinggi badan dan lingkar dada pada ternak. Hal ini sesuai dengan diketahui terlebih dahulu panjang
 Lingkar Dada : 175 cm pendapat Akbar et al. (2016) yang menyatakan, bahwa untuk badan, tinggi badan, serta lingkar
melakukan metode pendugaan bobot badan perlu diketahui terlebih dada yang dimiliki oleh ternak
dahulu panjang badan, tinggi badan, serta lingkar dada yang supaya mendapatkan hasil yang
dimiliki oleh ternak supaya mendapatkan hasil yang konkrit. Data konkrit. (Akbar et al. 2016).
dari bagian tubuh tersebut dimasukkan ke dalam rumus yang sudah
ada dan dikembangkan, diantaranya rumus Schoorl, rumus Winter Rumus Winter lebih mudah untuk
dan rumus Winter Modifikasi Arjodarmoko. Menurut Iqbal et al. dilakukan dan mendekati bobot
(2017) yang menyatakan, bahwa rumus Winter lebih mudah untuk sapi asli dibandingkan rumus
dilakukan dan mendekati bobot sapi asli dibandingkan rumus yang yang lainnya. (Iqbal et al. 2017).
lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan
data panjang badan 148,25 cm, tinggi badan 131 cm dan lingkar
dada 175 cm yang apabila dimasukkan kedalam rumus Winter
menjadi 419 kg, Schoorl menjadi 388 kg dan Modifikasi menjadi
454 kg. Bobot sapi asli yang diamati setelah ditimbang di tempat
penimbangan adalah 454 kg. Hal ini menunjukkan bahwa rumus
Winter Modifikasi merupakan rumus yang akurat atau paling
mendekati angka asli bobot badan ternak. Pendugaan bobot badan
ternak dapat diaplikasikan pada saat hendak membeli ternak
potong, ternak bakalan dan kesehatan pada ternak.
4 Penilaian BCS pada Sapi: Menjelaskan pengertian dan manfaat serta tahapan menilai BCS BCS dapat digunakan untuk
 Skor BCS Sapi Nelore 02757= 4 Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pengukuran pendugaan status nutrisi,
 Skor BCS Sapi Nelore 02779= 5 variable kualitatif salah satunya adalah Body Condition Score atau mengetahui status produksi sapi.
BCS merupakan penilaian kondisi ternak, hal ini sesuai dengan (Siska dan Anggrayni 2020).
pendapat Siska dan Anggrayni (2020) yang menyatakan, bahwa
Lemak yang terdapat di tubuh
BCS dapat digunakan untuk pendugaan status nutrisi, mengetahui ternak berkaitan dengan nilai
status produksi sapi.. Penilaian BCS bertujuan mengetahui tingkat BCS. ( Anisa et al. (2017).
kegemukan dari ternak potong, rentan nilai pada sapi 1-9 dan pada
kambing 1-5. Bagian yang diamati dalam BCS adalah back, tail Tata cara penilaian BCS pada
head, hooks dan pin, ribs, brisket dan perototan. Hal ini sesuai ternak dengan memperhatikan
perototan, perlemakan, serta urat
dengan pendapat Anisa et al. (2017) yang menyatakan, bahwa
dengan penglihatan, perabaan,
lemak yang terdapat di tubuh ternak berkaitan dengan nilai BCS. dan penekanan pada tubuh hewan
Semakin tinggi nilai BCSnya, semakin tinggi pula kualitas ternak ternak. ( Purnamasari et al. 2020).
siap potong. BCS sapi berada pada nilai 1-9
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan penilaian dan score idealnya pada rentang
dilakukan dengan mengamati perlemakan, perototan, dan urat, lalu 5-7. (Budiawan et al. 2015).
dicocokkan dengan kartu penilaian yang sudah disediakan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Purnamasari et al. (2020) yang BCS merupakan indikator yang
menyatakan, bahwa tata cara penilaian BCS pada ternak dengan sangat penting untuk keberhasilan
memperhatikan perototan, perlemakan, serta urat dengan reproduktivitas ternak sapi.
penglihatan, perabaan, dan penekanan pada tubuh hewan ternak . (Netika et al. 2019).
Pada Sapi Nelore 02757 bagian back agak nyata, ribs nyata, hooks
dan pins nampak nyata, tailhead sedikit berlemak, brisket sedikit
berlemak dan perototan penuh. Hal ini menunjukkan Sapi Nelore
02757 memiliki nilai BCS 4 dan menunjukkan kategori kurang
ideal. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiawan et al. (2015) yang
menyatakan, bahwa BCS sapi berada pada nilai 1-9 dan score
idealnya pada rentang 5-7.
Pada Sapi Nelore 02779 bagian back agak nyata, ribs iga
nomor 1 atau 2 bisa jadi nyata, hooks dan pins nampak nyata,
tailhead sedikit berlemak, brisket sedikit berlemak dan perototan
penuh. Hal ini menunjukkan Sapi Nelore 02779 memiliki nilai
BCS 5 dan menunjukkan kategor ideal. Hal ini sesuai dengan
pendapat Budiawan et al. (2015) yang menyatakan, bahwa BCS
sapi berada pada nilai 1-9 dan score idealnya pada rentang 5-7.
BCS penting untuk keberhasilan reproduksi ternak sapi, menurut
Netika et al. (2019) yang menyatakan, bahwa BCS merupakan
indikator yang sangat penting untuk keberhasilan reproduktivitas
ternak sapi.
5 Perobohan Ternak: Menjelaskan dan membandingkan dari hasil dilapangan dapat Pengikatan burley menggunakan
Kambing berupa kelebihan,kekurangan,manfaat,tujuan,dll. tali yang dililitkan di leher lalu
 Memegang kaki bagian dalam lalu Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan perobohan disilangkan di antara kaki depan
dijepit menggunakan kaki ternak besar menggunakan metode Burley dan metode Rope yang kemudian ujung tali ditarik
 Memegang kaki bagian dalam Squeeze serta memegang kaki bagian dalam lalu dijepit ke atas untuk disilangkan di
Sapi menggunakan kaki untuk ternak kecil. Metode burley dilakukan punggung, kemudian ujung tali di
 Metode 1 : Burley dengan lilitan tali di leher yang disilangkan di kaki depan, tarik ke bawah melewati
 Metode 2 : Rope Squeeze kemudian disilangkan di bagian punggung, lalu tarik tali ke bawah selangkang kanan dan kiri.
melewati selangkang kanan dan kiri. Hal ini sesuai dengan (Awaludin et al. 2017).
pendapat Awaludin et al. (2017) yang menyatakan, bahwa
pengikatan burley menggunakan tali yang dililitkan di leher lalu Dalam merobohkan ternak
disilangkan di antara kaki depan yang kemudian ujung tali ditarik dibutuhkan tali yang kuat dan
ke atas untuk disilangkan di punggung, kemudian ujung tali di panjang. (Awaludin et al. 2021).
tarik ke bawah melewati selangkang kanan dan kiri. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Awaludin et al. (2021) yang Metode burley merupakan
menyatakan, bahwa dalam merobohkan ternak dibutuhkan tali metode yang paling sederhana
yang kuat dan panjang. Sedangkan pada metode rope squeeze sehingga mudah untuk
dibuat berupa simpul kupu-kupu. disosialisasikan dan dipraktikan.
Kelebihan dari metode burley adalah ikatan tali yang lebih (Holdsworth et al. 2022).
sederhana. Hal ini sesuai dengan pendapat Holdsworth et al.
(2022) yang menyatakan, bahwa metode burley merupakan metode Metode rope squeeze lebih efektif
yang paling sederhana sehingga mudah untuk disosialisasikan dan untuk dilakukan dan tidak
dipraktikan. Kelebihan metode rope squeeze dapat menentukan mencederai sapi. (Aleman et al.
arah jatuh ternak dan tidak menyakiti ternak Hal ini sesuai dengan 2017).
pendapat dari Aleman et al. (2017) yang menyatakan bahwa
metode rope squeeze lebih efektif untuk dilakukan dan tidak
mencederai sapi.
DAFTAR PUSTAKA

Penulisan daftar pustaka mengacu pada style APA (American Psychological Association)
Contoh penulisan sumber dari journal:
Saffar, A. dan F. Khajali. 2010. Application of meal feeding and skip a day feeding with or
without probiotics for broiler chickens grown at high-altitude to prevent ascites
mortality. American J. Animal & Vet. Sci. 5: 13 – 19.
Contoh penulisan sumber dari buku:
Arifin, M. 2015. Kia Jitu Menggemukan Sapi Secara Maksimal. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Contoh penulisan sumber dari skripsi, tesis, disertasi:


Yusuf, M. 2018. Konsumsi, pertambahan berat badan harian, konversi dan efisiensi pakan
sapi bali jantan muda yang diberi pakan lamtoro dan campuran lamtoro dan gamal.
Fakultas Peternakan, Universitas Mataram. (Skripsi).

#dilarang Plagiasi
LAMPIRAN DATA
Berisi semua data perhitungan dan pengamatan.
A. Handling Ternak

 Sapi
Start Finish Bobot Badan Ternak Start Finish
07.45 07.46  454 07.50 07.51
 1 menit 14 detik Total Waktu yang Diperlukan 44 detik

 Kambing/Domba
Start Finish
00.00 00.06,58
 00.06,58

 Perobohan Ternak (Sapi)


Start Finish
 00.00 05.06,51 (Rope Squeeze)
00.00 03.27,78 (Burley)

B. Tabel Penilaian BCS


Sapi : 02757
Ras : Nelore
Jenis Kelamin : Jantan
BCS :4

Bagian Nilai BCS


Tubuh 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Namp Namp Namp
Agak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
ak ak ak
nyata nyata nyata nyata nyata nyata
Back nyata nyata nyata
…… …… …… …… …… …… …….... ………
……….
…. …. …. …. ….. … . .
Iga
Iga
No. 1
bagia
atau 2 Tidak Tidak Tidak Tidak
Nyata Nyata Nyata n
bisa nyata nyata nyata nyata
Ribs depan
jadi
nyata
nyata
…… …… …… …… …… …… ……… ………
……….
…. …. …. …. …. …. . .
Namp Namp Namp Namp Namp Tidak Sedikit
Tidak Tidak
Hooks ak ak ak ak ak ada berlem
nyata nyata
dan nyata nyata nyata nyata nyata lemak ak
pins …… …… …… …… …… …… ……… ……… ………
…. …. …. …. ….. …. . . ….
Berlem
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Sedikit Sedikit Berlem
ak
ada ada ada ada ada berlem Berlem ak
Tailhea sangat
lemak lemak lemak lemak lemak ak ak banyak
d banyak
…… …… …… …… …… …… ……… ………
……….
…. …. …. …. …. …. . .
Berlem
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Sedikit Berlem
Tulang Berlem ak
ada ada ada ada ada berlem ak
brisket ak sangat
lemak lemak lemak lemak lemak ak banyak
banyak
…… …… …… …… …… ………. ……… ………. ……….
…. …. …. …. …. .
Tidak Tidak Tidak
Penuh Penuh Penuh Penuh Penuh Penuh
Perotot ada ada ada
an …… …… …… …… …… …… ……… ……… ………
…. …. …. …. …. …. . . …

Sapi : 02779
Ras : Nelore
Jenis Kelamin : Jantan
BCS :5

Bagian Nilai BCS


Tubuh 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Namp Namp Namp
Agak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
ak ak ak
nyata nyata nyata nyata nyata nyata
Back nyata nyata nyata
…… …… …… …… …… …… …….... ………
……….
…. …. …. …. ….. … . .
Iga
Iga
No. 1
bagia
atau 2 Tidak Tidak Tidak Tidak
Nyata Nyata Nyata n
bisa nyata nyata nyata nyata
Ribs depan
jadi
nyata
nyata
…… …… …… …… …… …… ……… ………
……….
…. …. …. …. …. …. . .
Namp Namp Namp Namp Namp Tidak Sedikit
Tidak Tidak
Hooks ak ak ak ak ak ada berlem
nyata nyata
dan nyata nyata nyata nyata nyata lemak ak
pins …… …… …… …… …… …… ……… ……… ………
…. …. …. …. ….. …. . . ….
Tailhea Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Sedikit Sedikit Berlem Berlem
ak
ada ada ada ada ada berlem Berlem ak
sangat
lemak lemak lemak lemak lemak ak ak banyak
d banyak
…… …… …… …… …… …… ……… ………
……….
…. …. …. …. …. …. . .
Berlem
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Sedikit Berlem
Berlem ak
ada ada ada ada ada berlem ak
Tulang ak sangat
lemak lemak lemak lemak lemak ak banyak
brisket banyak
…… …… …… …… …… ………. ……… ………. ……….
…. …. …. …. …. .
Tidak Tidak Tidak
Penuh Penuh Penuh Penuh Penuh Penuh
Perotot ada ada ada
an …… …… …… …… …… …… ……… ……… ………
…. …. …. …. …. …. . . …

C. Pendugaan Umur
 Tanduk
Sapi : Perah
Ras : PFH
Jenis Kelamin : Betina

Keterangan Umur Ternak


Jumlah Cincin Tanduk = 2 4 tahun

 Poel Gigi
Sapi : Potong
Ras : Brahman Cross
Jenis Kelamin : Jantan
Keterangan Umur Ternak
Jumlah Poel Gigi = 3 pasang 3 tahun

D. Pendugaan Bobot Badan


No. Bangsa Jenis Panjan Lingka Tinggi Winte Schoor Modifikas
Terna Terna Kelami g r Dada Punda r l i
k k n Badan k
1. PFH Jantan 148,25 175 cm 131 cm 809,51 388,09 447,725 kg
cm kg kg

 Winter
2 2
( LD +22) (175+22) 197 2
¿ =¿ = =¿ 388,09 kg
100 100 100
 Schrool

LD 2 ( inchi ) × PB(inchi) (68,9)2 ×58,4


¿ = =924,1 LBS/419 kg
300 300

 Modifikasi
2
LD 2 × PB (175) × 148,25 30625 ×148,25
¿ = = =454 kg
10.000 10.000 10.000
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Berisi dokumentasi kegiatan secara lengkap dan diberi keterangan gambar


aktivitasnya.
CONTOH Tabel 1. Gambar poel sapi
GAMBAR POEL SAPI 1 GAMBAR Cincin Tanduk SAPI 2

Sapi 1 (bangsanya) poel ….. (umur ….) Sapi 2 (bangsa) Cincin tanduk …
(umur….)
Dibahas dibandingkan antara sapi 1 dan 2

Anda mungkin juga menyukai