Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOLOGI

ILMU NUTRISI TERNAK ( NON RUMINANSIA )


ENERGI METABOLISME PADA UNGGAS

DOSEN PENGAMPU : Dein Iftitah

Disusun Oleh :

Muhamad Faiza Nurul Padillah ( 220311017 )

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN 2022/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelaesaikan tugas makalah Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Non
Ruminansia dengan judul "Energi Mtabolis pada Unggas" dan ucapan terimakasih juga kami
ucapkan kepada dosen pembimbing Ilmu Nutrisi Ternak Non Ruminansia mata kuliah yang
selama ini sudah mengajari dan membimbing kami. Dalam menyusun makalah ini, kami banyak
memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan kontribusinya dalam pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kebaikan
kami. Terima kasih dan semoga makalah ini bermanfat dan dapat memberikan sumbangsih
positif bagi kita semua.

Cirebon, Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………................................................................ ii

BAB I ...................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Tujuan .............................................................................................................................. 2

1.3 Manfaat .......................................................................................................................... 2

1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3

2.1 Energi Metabolis pada Unggas ....................................................................................... 3

2.2 Metode Penentuan Energi Metabolis .............................................................................. 5

2.2.1. Metode Konvensional ............................................................................................ 7

2.2.2. Metode Cepat Penentuan AME. .................................................................................. 8

2.2.3. Metode Dual Semi Quick. ............................................................................................ 8

BAB III................................................................................................................................... 10

PENUTUP .............................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 10

3.2 Saran ............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan oleh ternak merupakan syarat
mutlak yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup, produksi, dan merupakan faktor
penting untuk menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan ayam pedaging. Salah
satu syarat untuk memenuhi kebutuhan zat makanan dalam ransum unggas adalah
protein hewani. Protein hewani yang sering digunakan dalam penyusunan ransum
unggas adalah bersumber dari tepung ikan. Namun tepung ikan yang sering digunakan
saat ini berasal dari import, seperti kita ketahui bahwa harganya sangat mahal, yang
selanjutnya akan mempengaruhi biaya produksi, 60% -70% dari komponen biaya
produksi adalah biaya ransum. Kendala lainnya adalah tepung ikan produk lokal masih
banyak pemalsuan.
Faktor utama yang harus diperhatikan dalam penyusunan ransum adalah
kandungan energi. Energi membuat hewan sanggup untuk melakukan suatu pekerjaan
dan proses-proses produksi lainnya(Anggorodi, 1994). Nilai energi metabolis dari bahan
-bahan pakan adalah paling aplikatif digunakan pada unggas sebagai salah satu dasar
penyusunan ransum.. Penentuan nilai kandungan energi metabolis suatu ransum dapat
ditentukan melalui selisih antara banyaknya energi bruto ekskreta yang dikeluarkan
ayam pedaging dengan energi bruto ransum yang dikonsumsi.
1.2 Tujuan
1) Mengetahui Pengertian Energi Metabolis
2) Mengetahui Metode penentuan Energi Metabolis
1.3 Rumusan Masalah
1) Pengertian Energi Metabolis
2) Metode penentuan Energi Metabolis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Eneri Metabolis pada Unggas
Pada dasarnya ternak unggas membutuhkan pakan sebagai sumber nutrisinya.
Pakan unggas merupakan pakan yang terdiri dari berbagai jenis komposisi nutrisi
seperti energi, protein, lemak, serat dan abu. Nilai nutrisi dari bahan pakan salah
satunya tergantung dari kandungan energinya. Dalam pengertian yang sederhana,
energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja dan merupakan zat gizi yang
banyak dibutuhkan ternak setelah air. Makanan yang dikonsumsi pertama kali berfungsi
sebagai sumber energi yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan kehidupan dan
melakukan aktivitas lainnya karena ternak adalah hewan homeoterm atau hewan yang
mengatur temperatur tubuhnya sendiri. Panas yang keluar dari tubuh ternak diperlukan
untuk memelihara temperatur tubuhnya dari cekaman dingin lingkungan. Dalam hal ini,
panas yang timbul akibat proses metabolisme digunakan untuk memenuhi
kebutuhannya. Pengukuran energi yang tepat pada ternak unggas adalah menggunakan
energi metabolis (metabolizable energy).
Energi metabolis adalah energi yang tersedia untuk proses anabolisme
(membangun jaringan tubuh, susu atau telur) dan proses katabolisme (produksi panas
tubuh). Energi metabolis didapat dari jumlah seluruh energi dalam pakan dikurangi
energi yang hilang melalui feses dan dikurangi dengan energi hasil pencernaan berupa
gas. Bagi burung dan mamalia berlambung satu, hasil pencernaan yang berupa gas
tidak perlu diperhatikan.
Energi diperoleh dari konsumsi makanan, pencernaan dan metabolis untuk
pelepasan energi. Energi Metabolis merupakan energi makanan dikurangi energi yang
hilang dalam feses, pembakaran gas-gas dan urin. Adapun gas-gas yang dihasilkan
unggas dapat berupa uap air, gasamoniak (NH3), asam sulfide. Untuk unggas dan
monogastrik gas-gas hasil proses pencernaan dapat diabaikan. Energi metabolis
memperlihatkan nilai suatu bahan makanan untuk memelihara suhu tubuh. Ayam
mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energinya dan akan berhenti
makan apabila kebutuhan energi telah terpenuhi. Namun, energi dalam ransum tidak
dapat dipergunakan seluruhnya oleh ayam, karena sebagian akan dibuang melalui feses
dan urin. Tingkat energi dalam ransum menentukan banyaknya makanan yang
dikonsumsi. Konsumsi ransum umumnya meningkat jika ransum yang diberikan
mengandung nilai energi yang rendah. Energi metabolis diperoleh dari pengurangan
antara energi yang terkandung pada pakan yang dikonsumsi oleh unggas dikurangi
dengan energi yang terkandung di dalam ekskreta.
Energi metabolis dibagi menjadi dua bentuk yaitu “Apparent Metabolizable Energy” atau
yang disingkat AME dan “True Metabolizable Energy” atau TME. Nilai AME dihitung dari
jumlah energi bruto bahan yang dimakan dikurangi dengan jumlah energi dari feses dan
urine yang dikeluarkan serta energi yang hilang dalam bentuk gas. Energi yang hilang
dalam bentuk gas pada ternak unggas kecil sekali sehingga diabaikan nilainya.
Sebenarnya energi dalam feses dan urine tidak seluruhnya berasal dari bahan yang
dikonsumsi pada waktu itu, tetapi sebagian berasal dari tubuh. Bahan-bahan tersebut
adalah reruntuhan sel-sel epitel mukosa usus, sisa garam empedu yang tidak terserap
kembali, getah lambung, dan sisa proses katabolisme dalam sel jaringan. Bahan-bahan
tersebut juga mengandung energi yang disebut energi endogen.
2.2 Metode Penentuan Energi Metabolis
Energy metabolis bagi unggas masih menggunakan nilai apparent metabolizable energy
(AME). AME adalah energy metabolis yang didapat dengan mengurangi gross energy
bahan makanan dengan energy yang terdapat dalam feses. Metode penentuan
kandungan energy metabolis bahan pakan terdapat tiga macam, diantaranya: metode
konvensional (total collection), metode cepat (rapid method), dan metode Dual Semi
Quick (DSQ).
2.2.1 Metode Konvensional (Total Collection)
Pengukuran retensi nitrogen dapat dilakukan dengan beberapa metode,salah satunya
adalah dengan metode koleksi total ekskreta dan pemberian pakannyadengan cara
tanpa paksa/tanpa pencekokan sesuai dengan metode Farrell. (Pratama, 2008)
2.2.2 Metodecepatpenentuan AME
Metode ini merupakan metode yang lebih cepat di bandingkan dengan metode
konvensional cara melakukan metode ini adalah dengan cara ayam dipuasakan selama
32 jam. Nampan (tray) penampung excreta dilapisi dengan selembar plastik yang telah
diketahui beratnya. Nampan agak sedikit ditarik keluar selama pemberian makan
berlangsung, untuk menampung makanan yang kemungkinan tercecer. Makanan
diberikan dalam bentuk pellet (dipellet dengan proses dingin) dalam jumlah tertentu (85-
100 g). setelah satu jam, tempat makanan diambil. Makanan yang tercecer
dikembalikan kedalam tempat makan dan ditimbang, sehingga jumlah makanan yang
dikonsumsi dapat dihitung. Nampan didorong kedalam sehingga semua excreta dapat
ditampung. Pengumpulan excreta berlangsung selama 42 jam. Bulu-bulu dan sisik-sisik
yang masuk dalam nampan dibuang. Jika ada ayam yang muntah(regurgitasi), maka ini
tidak dipakai dalam penelitian (ditolak). Setelah 42 jam, plastik penampung beserta
excreta dikeringkan dalam oven pada suhu 70° C selama 24 jam.
Jika kotoran terlalu basah, maka plastic beserta nampannya dapat langsung
dimasukkan dalam oven dan mungkin memerlukan waktu lebih lama, kira-kira 48 jam.
Ayam dapat langsung digunakan untuk penelitian berikutnya, atau jika tidak, diberi
makana standard seperti biasa. Excreta yang telah kering diambil bersama plastiknya,
dibiarkan dalam udara terbuka selama 3 jam, kemudian excreta digiling untuk analisa
kandungan gross energi. Analisa gross energy, baik terhadap makanan maupun excreta,
dilakukan secara duplo (diulang dua kali) dan hasilnya boleh berbeda tidak lebih dari 3%.
2.2.3 Metode dual semi quick
Metode ini merupakan penyempurnaan dari metode sibbald karena pada metode sibbal
dianggap tidak ada keseimbangan antara pemberian pakan dengan lama waktu
pengambilan feses oleh karena itu akan terjadi feses yang masih tidak terdapat dalam
nampan.dalam metode ini akan di dapatkan sampel feses secara sempurna karena
kantong plastic akan di templekan pada ternak yang diamati.
2..3 Soal Dan Perhitungan

Rumus 1

= (553X3940)-(185-3,740) X 100

553 91,2
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Energi Metabolis merupakan energy makanan dikurangi energi yang hilang dalam
feses, pembakaran gas-gas dan urin

 Metode penentuan kandungan energy metabolis bahan pakan terdapat tiga


macam, diantaranya: metode konvensional (total collection), metode cepat (rapid
method), dan metode Dual Semi Quick (DSQ).

3.2 Saran

 Semoga praktikum energy metabolis lebih di tingkatkan lagi dari metode yang
ada menjadi lebihh mudah dangampang di mengerti.

DAFTAR PUSTAKA
Agus M,B . 2010 . Pedoman Meramu Pakan Unggas. Yogyakarta : Kanisius.
Bahri, S. dan Rusdi. 2008. Evaluasi Energi Metabolis Pakan Lokal Pada Ayam
Petelur. J. Agroland. 15 (1) : 75 – 78
Pratama, J. A. 2008. Nilai Energi Metabolis Ransum Ayam Broiler periode
Finisher yang Disuplementasi Dengan Dl-Metionin. Jurnal Peternakan. 10 (2): 6-13.
Sakomura, NK . 2006. Modeling En.gergy Utilization in Broiler Breeders Laying
Hens and Broilers. Brazilian Journal of Poultry Science. 6(1): 1-11
Zarei, A . 2006 . Apparent and True Metabolizable Energy in Artemia Meal.
International Journal of Poultry Science. 5 (7) : 627-628.

Anda mungkin juga menyukai