Oleh :
dr. Christine Hutapea
Pembimbing:
dr. Kristina Natalia Marbun, Sp.A
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang
berjudul “Ruam pada anak”.
Penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Kristina Natalia
Marbun, Sp.A atas bimbingannya sebagai konsulen bagian anak selama penulis
menjalankan program internship di RSUD Mandau ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih terdapat
banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan akibat keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan penulis. Oleh karenanya, penulis memohon maaf atas segala
kekurangan serta diharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka
perbaikan penulisan referat. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi banyak
pihak demi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuuan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, mudah-mudahan referat ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
i
PENDAHULUAN
Ruam dan demam adalah tanda yang sering ditemui pada anak. Adanya
ruam dan demam bersama-sama pada umumnya sudah dapat membatasi spektrum
diagnosis penyakit yang harus ditegakkan. Spektrum tersebut mencakup infeksi
lokal atau sistemik (dengan serangkaian mikroba penyebab), kelainan yang
diperantarai toksin (termasuk yang diduga berhubungan dengan superantigen
bakteri), dan kelainan pembuluh darah (vaskulitis, termasuk hipersensitifitas).1
Derajat beratnya penyakit bervariasi mulai dari yang ringan (self limiting
disease) sampai kepada keadaan yang berat bahkan dapat mengancam jiwa (life-
threatening). Apabila salah dugaan pada awal kontak dengan pasien bisa berakibat
fatal, baik pada pasien itu sendiri maupun pada masyarakat. Elemen yang sangat
penting untuk menegakkan diagnosis yang akurat mencakup anamnesis yang detil,
observasi sistemik pada penderita anak yang menunjukkan tanda-tanda toksisitas,
dan pemeriksaan fisik menyeluruh. Sering kali anamnesis dan pemeriksaan fisik
tetap mempunyai sensitifitas yang rendah. Dalam kondisi semacam itu uji
laboratorium dapat menunjukkan peran yang penting. 1, 2
Kulit merupakan salah satu kunci awal untuk mengenali penyakit dengan
demam yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme. Penyebab infeksi
tersebut bisa menghasilkan beragam lesi di kulit. Lesi tersebut bisa merupakan
gangguan primer atau sebagai gejala dari proses sistemik. Lesi yang muncul pada
umumnya akan menjadi petanda penting penegakan diagnosis. Penting untuk
mendeskripsikan lesi, karena lesi sering berubah menurut waktu. 1
1
2
I. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ruam adalah istilah umum yang menggambarkan perubahan pada warna
dan susunan kulit. Ruam umumnya menyebabkan daerah-daerah kulit menjadi
merah atau benjolan pada kulit, yang juga mungkin menjadi gatal dan/atau lunak.
Kulit yang terpengaruh sering bengkak. Ruam dapat dibagi menjadi lesi primer
dan sekunder. Lesi primer dapat timbul dari kulit yang sebelumnya normal.
Misalnya perubahan warna kulit yang sirkumskripta, rata, dan tidak teraba, atau
adanya massa padat dan cairan yang menonjol. Lesi sekunder terjadi karena
perubahan pada lesi sekunder. Misalnya kehilangan permukaan kulit (erosi, ulkus,
erosi) dan adanya material pada kulit (krusta, skuama).3 Berikut adalah berbagai
definisi ruam yang paling sering didapatkan:
Ruam Definisi
Makula Kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna, datar,
nonpalpable. Bentuk, warna, dan batas bervariasi.
Eritema Kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh
darah kapiler pada dermis papiler dan retikuler yang reversibel.
Eritema menunjukkan perubahan yang “blanchable” pada warna
kulit atau mukosa membran
Vesikel Gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari ½
cm garis tengah dan mempunyai dasar. Vesikel hemoragik = vesikel
berisi darah. Vesikel pada mukosa mudah pecah. Vesikel dan bula
muncul sebagai akibat rekahan pada berbagai tingkatan pada
epidermis (intra-epidermal) maupun dermal epidermal (sub-
epidermal)
Bula Vesikel berukuran lebih besar. Bulla hemoragik, bulla hipopion, dan
bulla purulen. Jika robek atau kemps, bulla akan meninggkalkan
erosi. Dinding sering tipis sehingga memungkinkan melihat isinya.
Papula Penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip, diameter lebih
3
kecil dari ½ cm, berisi zat padat. Bentuk dan warna bervariasi. Papul
dengan pengelupasan disebut lesi papulosquamous.
Eksantema Kelainan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat. Pada
umumnya didahului demam
Petekie Macula pin point, kecil
Purpura Ekstravasasi sel darah merah dari pembuluh darah kulit ke lapisan
kulit atau membrane mukosa.
Ekimose Bercak seperti purpura yang lebih besar. Ptekie, purpura, dan
ekimosis berhubungan dengan ekstravasasi sel darah merah non-
inflamasi.
2.2 Etiologi
Eritema Nodosum
Virus Virus Epstein-Barr
HBV
Bakteri Group A streptokokus
Mycobacterium tuberculosis
Yersinia
Cat-scratch disease (Bartonella henselae)
Fungi Coccidioidomycosis
Histoplasmosis
Lain-lain Sarcoidosis
Inflammatory bowel disease
Estrogen-containing oral contraceptives
Systemic lupus erythematosus
Behçet disease
Rubella Virus Bayi, Dingin Droplet 14-21 Malaise, demam Diskrit, nonkonfluen, Berbagai Artritis, Umum vaksin Laporan keseh
(German rubella dewasa , semi pernapas tidak tinggi, makula dan papula makula trombositopenia, rubella 12-15 masyarakat; la
measles, muda an pembesaran berwarna merah eritematus ensefalopati, bulan dan epidemi, menu
minor kelenjar leher, muda, dimulai dari pada embriopati fetal ulangan pada 12 hari pra gejala
measles) belakang wajah dan menyebar palatum tahun; Paparan: 7 hari pasca r
telinga, dan ke bawah; 1-3 hari molle kemungkinan
oksipital; 0-4 globulin serum
hari
Roseola HHV 6 Bayi (6 Semua Tidak 5-15 Rewel, demam Makula diskrit pada Berbagai Kejang demam Tidak ada Tidak ada epid
(exanthema dan 7 bulan-2 diketahui (?) tinggi, 3-4 hari, tubuh dan leher; makula tunggal atau
subitum) tahun) ; saliva pembesaran ruam mendadak eritematus beerulang;
atau kelenjar servikal timbul lalu pada sindroma
karier dan oksipital menghilang; 0,5-2 palatum hemofagositik;
tanpa hari; beberapa pasien molle ensefalopati;
9
Fifth disease Parvovir Prepuber Dingin Droplet 5-15 Nyeri kepala, Eritema lokal pada Tidak ada Artritis, krisis Isolasi pasien Laporan epide
(erythema us B19 tal, guru , semi pernapas malaise, pipi (slapped cheek); aplastik pada dengan krisis sekali ruam m
infectiosum) sekolah an; mialgia, sering eritema merah muda pasien anemia aplastik namun host normal ti
transfuse demam pada tubuh dan hemolitik tidak pasien menular; pasie
darah; ekstremitas; mungkin kronik, hidrops normal dengan dengan krisis
plasenta gatal; ruam mungkin anemia pada fifth disease aplastik sering
tertunda masa fetus, vaskulitis, menunjukkan
prodromal hingga 3-7 granulomatosis
hari; berlangsung 2-4 Wegener
hari; dapat berulang
2-3 minggu
kemudian
Enteroviruse Coxsacki Bayi, Panas, Fekal- 4-6 Bervariasi; Tangan-kaki-mulut: Ya Meningitis Tidak ada Ruam mu
s evirus, young gugur oral rewel, demam, vesikel di lokasi aseptik, muncul de
ECHOvi children nyeri tenggorok, tersebut; Yang lain: hepatitis, demam at
rus, dan mialgia, nyeri tidak spesifik, miokarditis, setelah
lain-lain kepala biasanya halus, pleurodinia, deferfesen
nonkonfluen, ruam paralisis: mungkin
makular atau biasanya pada pada <50%
makulopapular, pasien yang penyakit v
jarang petekie, lebih muda epidemi
urtikaria, atau mungkin
vesikel; berlangsung menular h
3-7 hari 2 minggu
Sumber:
Lembo RM. Fever and rash. Dalam: Kliegman RM, Greenbaum LA, Lye PS, editor. Practical strategies in pediatric diagnosis and therapy. Edisi kedua. Elsevier Saunders.
6
Philadelphia, 2004; 997-1015.
Tabel 3. Eksantema pada Infeksi Virus yang Umum menurut Lembo (3)
PENYAKIT PENYE UMUR MU TRANS INKU PRODROMAL GAMBARAN DAN ENAN KOMPLIKASI PREVENSI KOMEN
BAB SIM MISI BASI STRUKTUR RUAM TEMA
Mononucleosis Virus Anak- Semua Kontak 28-49 Demam, Makulopapular atau Bervariasi Anemia, Tidak ada CMV dan
Epstein- anak, dekat; adenopati, edema morbiliformis pada trombositopenia, toksoplasm
Barr remaja saliva, palpebra, nyeri tubuh dan ekstremitas, anemia aplastik, juga mengh
transfusi tenggorok, mungkin konfluen; hepatitis; jarang: penyakit se
11
Sumber:Lembo RM. Fever and rash. Dalam: Kliegman RM, Greenbaum LA, Lye PS, editor. Practical strategies in pediatric diagnosis and therapy. Edisi kedua. Elsevier Saunders. Philadelphia,
2004; 997-1015.
12
Measles (Campak)
Rubella
Roseola
Varicella
Enterovirus
Gambar 10. Ruam pada Enterovirus Gambar 11. Ruam pada Enterovirus
Gambar 12. Ruam pada Enterovirus Gambar 13. Ruam pada Enterovirus
2. Infeksi Bakteri
Ekspresi klinis infeksi bakteri yang mempunyai manifestasi kulit sangat
bervariasi. Infeksi stafilokokus grup II pada bayi muda akan ditandai ruam sedangkan
pada dewasa jarang menimbulkan penyakit. Infeksi S. pneumoniae jarang ditandai
eksantema. Infeksi N. meningitidis hampir selalu ditandai dengan eksantema. 1
15
Sekalipun jumlah kasus tidak sebanyak eksantema virus, penyakit demam dan
ruam yang disebabkan oleh bakteri memegang peran penting mengingat
kemungkinan derajat beratnya penyakit serta tersedianya terapi definitif. 1
3. Infeksi Jamur dan Protozoa
Prosentase terbesar penyebab utama penyakit yang ditandai dengan demam
dan ruam pada anak adalah infeksi virus dan bakteri. Mikroorganisma lain yang
mampu menimbulkan demam dan ruam adalah infeksi jamur, protozoa, cacing,
klamidia, rickettsia, dan mycoplasma. 1
16
(tanda Nikolsky),
demam,
konjungtivitis,
hidung berair
Toxic S aureus Biasa Semua Kolonisasi, Bervaria Myalgia, Eritroderma difus Konjungti Syok, Nafsilin iv
shock producing nya kontak si, umum mendahului menyerupai vitis disfungsi atau
syndrome toxic shock remaja nya 1-5 croup virus sunburn; hipotensi- multi vankomisin
syndrome putri atau kemungkinan organ, jika resisten,
toxins pneumonia ortostatik, diare, SIRS klindamisin
jika bifasik; tmesis, plus cairan iv,
mungkin kebingungan; dopamine,
sekunder deskuamasi pada kemungkinan
setelah tahap akhir IVIG, steroid;
infeksi luka cegah dengan
pergantian
tampon
berulang
sensitif)
Rocky R rickettsii Semua Panas Karier ticks 3-12 Demam, Makulopapular Petekie Syok, Lepaskan Ehrlichia
Mountain (>5 mialgia, awal, kemudian bervariasi miokarditis ticks sesegera chaffeensis dan
spotted thn) nyeri petekie atau , mungkin; rickettsiae lainnya
fever Laki > kepala, purpura (jarang); ensefalitis, gunakan dapat
Perem malaise, pada ekstremitas, pneumonia repelen tick; memproduksi
puan tampak telapak tangan dan obati dengan penyakit yang
sakit, 2-4 kaki, tubuh doksisiklin serupa dengan atau
hari tanpa ruam
Rickettsial R akari Semua Semua Mite 7-14 Demam, Pada lokasi gigitan Tidak Biasanya Obati dengan Sering
pox penghisap menggigil, primer, eskar, diketahui tidak ada doksisiklin dibingungkan
darah nyeri papulovesikel dengan cacar air;
kepala, sekunder pada mungkin lebih
malaise, 4- derajat yang sama banyak dari yang
7 hari sepanjang masa diduga, terutama
sakit; vesikel lebih pada daerah kota
sedikit daripada yang padat dengan
cacar air (5-30); perumahan yang
pada tubuh dan buruk
ekstremitas
proksimal
Sumber:
Lembo RM. Fever and rash. Dalam: Kliegman RM, Greenbaum LA, Lye PS, editor. Practical strategies in pediatric diagnosis and therapy. Edisi kedua.
Elsevier Saunders. Philadelphia, 2004; 997-1015. 6
19
tidak khas dan pengamatan pola tidak cukup untuk menegakkan diagnosis. Dalam
hal ini diperlukan penggunaan tes laboratorium. 1
Pendekatan diagnosis untuk anak dengan ruam petekial dan atau purpurik
meliputi anamnesis yang cermat, pemeriksaan fisik menyeluruh, serta beberapa
pemeriksaan tambahan sesuai indikasi, seperti darah lengkap, profil koagulasi,
kultur darah, tenggorok, dan analisa cairan spinal. 1
Penegakan diagnosis penyakit yang ditandai dengan demam dan ruam
pada anak pada umumnya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan proses lokal ataukah sistemik. Kelainan kulit lokal akan
diselesaikan melalui pendekatan dermatologis yang lebih sederhana. Pada
umumnya demam pada penderita menunjukkan adanya proses sistemik,
sekalipun hal ini tidak bisa diberlakukan secara menyeluruh.
2. Menentukan jenis ruam. Yang paling sering dijumpai adalah ptekie,
purpura, macula, makulapapular, eritroderma difus, urtikarial, vesikel,
bulla, pustul, dan eritema nodosum.
3. Memikirkan diagnosis banding. Dari setiap jenis ruam terdapat beberapa
diagnosis banding. Diagnosis banding mencakup: infeksi virus, bakteri,
jamur, rickettsia.
Dari beberapa diagnosis banding tersebut, yang harus diprioritaskan
adalah yang berpotensi fatal (seperti infeksi virus dengue, infeksi meningokokal,
dan penyakit Kawasaki), yang disebabkan oleh bakteri, dan yang pengobatannya
tersedia. 2
2.4.1 Anamnesis
Anamnesis yang lengkap dan terarah sangat penting dalam membatasi
diagnosis banding yang dipikirkan setiap kali menghadapi penderita demam dan
ruam pada anak. Pertanyaan menyangkut ruam secara mendetail merupakan kunci
yang harus didahulukan. Paparan terhadap penyebab infeksi, riwayat penyakit
sebelumnya, pengobatan yang diterima, dan riwayat sosial sering memberikan
petunjuk diagnosis yang berharga. 1
Sebagian besar penyakit eksantema akut memberikan kekebalan seumur
hidup. Dengan demikian, jika dalam anamnesis ditemukan riwayat menderita
21
• Disertai rasa nyeri, gatal (pada drug eruption rasa gatal biasanya
menonjol) atau rasa terbakar
Gejala yang berhubungan:
• Fokal (kemungkinan penyakit yang berhubungan dengan organ spesifik)
• Sistemik (kemungkinan penyakit multiorgan atau generalized)
Riwayat umum penyakit
• Sindroma penyakit akut (demam, keringat, menggigil, nyeri kepala,
nausea, muntah, batuk, pilek)
• Sindroma penyakit kronis (kelelahan, anoreksia, kehilangan berat badan,
malaise)
• Pertanyaan menyangkut hubungan khusus tanda di kulit dengan sistem
organ (misalnya, keluhan rematik: mialgia, atralgia)
• Pertanyaan menyangkut kecurigaan keganasan (berat terus menurun,
demam, menggigil, keringat malam, nyeri kepala, pembesaran kelenjar,
nyeri perut)
Riwayat kesehatan sebelumnya:
• Riwayat penyakit yang pernah diderita, termasuk alergi obat dan riwayat
pengobatan
• Pertumbuhan dan perkembangan
• Apakah berhubungan dengan status imuno-kompromais
• Riwayat penyakit yang rekuren
• Riwayat pembedahan
Riwayat penyakit pada keluarga:
• Riwayat penyakit auto imun di keluarga
• Riwayat atopi
Riwayat Sosial:
• Hobi
• Rokok
• Alkohol1,2
23
Deskuamasi
Konfigurasi atau lesi individual : annular ; iris; arciform; linear; bulat;
Susunan lesi : umbilicated
Pola distribusi dan lokasi : zosteriform; linear; tersebar; terisolasi;
berkelompok
area terpapar ; sentripetal atau
Lokasi : sentrifugal
9 umum atau terlokalisir
Enantema yang berhubungan simetris atau asimetris
daerah fleksor, ekstensor, sela jari,
10 telapak tangan
Temuan lain yang berhubungan dan kaki, dermatomal, area terekspose,
( terisolir maupun dalam klaster ) dsb
Mukosa buccal
Palatum
Faring dan tonsil
Okular
11 Kardiak
Pemeriksaan fisik umum lainnya Pulmonary
Gastrointestinal
Musculoskeletal
Reticuloendothelial
Neurologis
Artritis, Kelainan pada mata, jantung
Hepatomegali, splenomegali,
limfadenopati
Sumber:
Garg A, Levin NA, Bernhard JD. Structure of skin lesions and fundamentals of clinical diagnosis. Dalam: Wollf K, Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ketujuh. Mc-Graw Hill
Medical. New York, 2008; 23-40.
Lembo RM. Fever and rash. Dalam: Kliegman RM, Greenbaum LA, Lye PS, editor. Practical strategies in pediatric diagnosis
and therapy. Edisi kedua. Elsevier Saunders. Philadelphia, 2004; 997-1015.
Sanders CV. Approach to the diagnosis of the patient with fever and rash. Dalam: Sanders CV, Nesbitt LT, editor. The skin and
infection. Williams & Wilkins. Baltimore, 1995; 296-304.
Virus:
Enterovirus
Congenital rubella
CMV
Pemeriksaan darah
Atypical measles
lengkap dengan
HIV
hitung jenis dan
Petekie atau Hemorrhagic fever virus
jumlah trombosit
Purpura Hemorrhagic varicella
dipertimbangkan :
Bakteri :
Uji Koagulasi,
Sepsis (meningococcal,
Kultur darah,
gonococcal, pneumococcal,
Kultur dan sitologi
Haemophilus influenzae)
cairan serebrospinal
Endokarditis
Pseudomonas aeruginosa
Rickettsia
Rocky Mountain spotted fever
Endemic typhus
Ehrlichiosis
Lain-lain:
Virus :
Henoch-Schonlein purpura
Roseola
Vaskulitis( HHV-6 )
Virus Epstein-Barr
Trombositopenia
Makula atau Adenovirus
makulopapular Campak
DEMAM DAN RUAM Rubella
Fifth disease (parvovirus)
Enterovirus
Tampilan
Anamnesis Hepatitis B virus (papular
dari Ruam
acrodermatitis)
HIV
Dengue virus
Bakteri :
Mycoplasma pneumoniae
Streptokokus Grup A (demam
skarlet)
Arcanobacterium hemolyticus
Secondary syphilis
Leptospirosis
Pseudomonas
Infeksi Meningokokus (awal)
Salmonella
Lyme disease
Listeria monocytogenes
Rickettsia :
Early Rocky Mountain spotted fever
Typhus
Bakteri :
Ehrlichiosis
Demam Skarlet (Streptokokus
Eritroderma Lain-lain:
Grup A)
Difus Penyakit Kawasaki
Toxic shock syndrome
Coccidioides immitis
(Staphylococcus aureus)
Staphylococcal scalded skin
Ruam Lain Jamur: (Candida albicans)
Gambar 1a. Algoritma untuk Demam dan Ruam menurut Pomeranz dkk (1)
Sumber:
Pomeranz AJ, Busey SL, Sabnis S, Behrman RE, Kliegman RM. Pediatric decision-making strategies to accompany Nelson textbook of pediatrics. Edisi
keenam belas. WB Saunders Company. Philadelphia, 2002; 224-9. 8
29
Virus :
Virus Epstein-Barr
Hepatitis B
HIV
Enterovirus
Bakteri :
Mycoplasma pneumoniae
Streptokokus Grup A
Shigella
Meningokokus
Yersinia
Urtikaria Lain-lain:
Parasit
Gigitan Serangga
Reaksi obat
Virus :
Herpes simplex
Di Pertimbangkan : Varicella zoster
Vesikel, bulla, Pewarnaan Gram stain Coxsackie virus A and B
pustul dan preparasi Tzanck ECHO (enteric cytopathogenic
kultur lesi human orphan) virus
Tes PCR Baktera :
Staphylococcal scalded skin syndrome
Staphylococcal bullous impetigo
Group A streptococcus impetigo
Lain-lain :
Toxic epidermal necrolysis
Demam dan Erythema multiforme (Stevens-Johnson
Ruam syndrome)
(lanjutan) Rickettsial pox
Virus :
Virus Epstein-Barr
Hepatitis B
Di Pertimbangkan : Bacteria :
Kultur Streptokokus atau Streptokokus Grup A
tes deteksi antigen Tuberkulosis
Serologi Hepatitis B Yersinia
Eritema nodosum
PPD (tuberculous skin Cat-scratch disease
test) Fungi :
X-ray Dada Coccidiomycosis
Histoplasmosis
Lain-lain :
Sarcoidosis
Inflammatory bowel disease
Systemic lupus erythematosus
Behcet disease
Gambar 1b. Algoritma untuk Demam dan Ruam menurut Pomeranz dkk (2)
Sumber:
Pomeranz AJ, Busey SL, Sabnis S, Behrman RE, Kliegman RM. Pediatric decision-making strategies to accompany Nelson textbook of pediatrics. Edisi
keenam belas. WB Saunders Company. Philadelphia, 2002; 224-9.8
30
31
DAFTAR PUSTAKA
32