Anda di halaman 1dari 3

Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan

Pengawasan Intern
No. No. Revisi Halaman
1 1/1
Tanggal terbit Ditetapkan Direktur Utama

SOP
Maret 2023 H.M.Kamaludin Zen, SH, MM.

Dasar Hukum UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No.60
Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Permendiknas No. 47
Tahun 2011 Tentang Satuan Pengawasan Intern, SK Rektor ISI Padangpanjang No.
2951/IT7/KP/2011

1. Program Kerja Pengawasan (PKP), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan


Mekanisme Pengawasan Satuan Pengawasan Intern (SPI) Institut Seni Indonesia
(ISI) Padangpanjang disusun dan dirumuskan oleh tim & ditandatangani oleh
ketua dan sekretaris tim.
2. Direktur mengesahkan Program Kerja Pengawasan SPI
3. Program Kerja Pengawasan yang telah disetujui oleh Rektor disosialisasikan
kepada unit kerja di lingkungan Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
4. Unit kerja terkait menyampaikan data triwulan, semester dan akhir tahun ke
sekretariat Satuan Pengawasan Intern.
5. Sekretaris SPI menyerahkan data kegiatan dari unit kerja kepada anggota SPI
sesuai bidang kerja masing-masing.
6. Anggota SPI melakukan review atas hasil data masing-masing unit kerja dengan
membuat Kertas Kerja Pengawasan (KKP) dan Kertas Data Temuan (KDT)
secara tertulis/dokumen dan KDT dikonfirmasikan kepada pihak yang
bersangkutan untuk ditanggapi dalam tanggapan tertulis di kolom yang terdapat
pada KDT
7. KKP dan KDT masing-masing unit kerja dibahas dalam rapat pleno tim SPI dan
dituliskan dalam berita acara Laporan Hasil Pengawasan (LHP) oleh sekretaris
dan ditanda tangani oleh ketua SPI untuk disampaikan kepada Rektor
8. Berita acara LHP dibuat setiap triwulan, semester dan akhir tahun oleh tim SPI.
9. Hasil tindak lanjut atas LHP yang disampaikan, akan dimonitoring dan dievaluasi
kembali oleh tim SPI.
10. Laporan Program Kerja Pengawasan (PKP) tahunan dibahas/dirumuskan oleh
tim SPI ISI Padangpanjang dan dibuat oleh sekretaris dan ditandatangani oleh
ketua SPI untuk disampaikan pada Rektor dan Inspektorat Jendral Kemendikbud
11. Penyampaian informasi LHP diserahkan sepenuhnya pada ketua dan sekretaris
tim SPI
12. Penugasan anggota SPI dalam pendampingan perencanaan, penyusunan, dan
pembahasan kegiatan di unit kerja ISI Padangpanjang dilakukan berdasarkan
penunjukan/surat tugas dari ketua SPI.
13. Dalam pelaksanaan PKP, tim SPI harus berpedoman pada Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku serta menjaga dan memelihara kode etik pengawasan.
14. Setiap pelaksanaan rapat tim SPI, sekretaris menyiapkan daftar hadir dan
notulen rapat.

Kode Etik Satuan Pengawasan Intern


Dalam menjalankan fungsi pengawasan di lembaga Institut Seni Indonesia
Padangpanjang, anggota SPI harus menjunjung tinggi kode etik sebagai berikut :

1. Bersikap independen dan tidak memiliki conflict of interest


2. Obyektivitas dalam menjalankan fungsi pengawasan; tidak berdasarkan
pendapat pribadi
3. Memiliki integritas dan nilai-nilai kejujuran dalam menjalankan profesi
pengawasan
4. Profesionalisme; keahlian dalam menjalankan tugas
5. Kompetensi; memiliki kemampuan dalam merekonstruksi permasalahan
6. Memberikan pencerahan, saran perbaikan yang rasional, konstruktif, dan dapat
ditindaklanjuti
7. Berperilaku sopan

Persiapan Pengawasan

1. Mempelajari data tentang obyek yang akan diawasi; SPI mereview dokumen
yang tersedia dalam arsip/database SPI.
2. Menyiapkan berbagai peraturan yang terkait; Peraturan berupa UU/Peraturan
Menteri yang relevan, OTK, SK, dan Rincian Tugas.
3. Menyusun Program Kerja Pengawasan (PKP); berisi tentang jadwal harian dan
nama-nama anggota SPI yang melaksanakan tugas.
4. Membuat Kertas Kerja Pengawasan (KKP); berupa daftar tentang hal-hal yang
perlu diperiksa/didalami dengan instrument/check-list untuk memandu agar
pengecekan kegiatan lebih terarah, tidak ada bagian kegiatan yang terlewatkan
untuk diperiksa.
5. Mempersiapkan Surat Tugas Pengawasan.

Pelaksanaan Pengawasan

1. Melakukan temu awal dengan pihak yang diperiksa dengan memperkenalkan


tim dan tugasnya, menjelaskan maksud/tujuan, ruang lingkup/batasan
pengawasan, tata cara pengawasan dan referensi/kreteria/aturan yang
dijadikan rujukan.
2. Meneliti dokumen, membandingkan capaian dengan yang seharusnya, mengecek
hasil, mencatat hal-hal penting.
3. Menuangkan penyimpangan/kekurangan/ketidaksesuaian ke dalam Kertas Data
Temuan (KDT) yang memuat masalah, uraian, sebab, akibat, kriteria, simpulan,
saran/rekomendasi.
4. Temuan dikomunikasikan/dikonfirmasikan dengan pihak yang diperiksa untuk
memperoleh tanggapan tertulis di kolom tanggapan
5. KDT ditandatangani kedua belah pihak dan disampaikan/dikomunikasikan pada
saat temu akhir.

Anda mungkin juga menyukai