Anda di halaman 1dari 6

Nama : Efi Kristiani Hulu

NIM : 031219866
UPBJJ : Medan
MK : Arbitrase, Mediasi Dan Negosiasi

TUGAS 1

Permasalahan 1

Data akhir tahun 2019 memperlihatkan sengketa utang yang penyelesaiannya berlangsung di
Pengadilan Niaga mencapai 549 kasus, terdiri dari 425 kasus Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) dan 124 kasus Kepailitan. Sementara tahun sebelumnya hanya
terdapat 411 kasus, yang terdiri dari 297 kasus PKPU dan 114 kasus Kepailitan. Masa Pandemi
Covid 19, tahun 2000-2021 berpotensi semakin meningkatnya sengketa bisnis dalam hal ini
utang yang berujung pada PKPU bahkan Kepailitan.

Untuk menghindari timbulnya sengketa bisnis akibat utang perusahaan dan supaya


perusahaan dapat melanjutkan usahanya ditengah kondisi sulit.  Maka sebagai negosiator,
anda diminta untuk menentukan :

1. Peran Negosiator

Jawaban :

a. Membuat kedua belah pihak mencapai kesepakatan bersama.

b. Dapat mengurangi perbedaan porsi dan konflik pada tiap pihak.

c. Dapat menyatukan semua pendapat sehingga bisa menguntungkan kedua belah pihak atau
lebihdalam negosiasi (mencapai win-win solution).

d. Dapat mengatasi atau menyesuaikan perbedaan untuk memperoleh sesuatu dari pihak lain
tanpadipaksakan.

2. Peran Negosiator Dalam Penyelesaian Sengketa Non Litigasi


Jawaban :

Pada dasarnya peran negosiator dalam penyelesaian sengketa non litigasi sama saja
dimanasebagai penengah dari pihak yang bernegosiasi sehingga pada non litigasi seorang
negosiatorharus dapat menyelesaikan sengketa atau masalah secepatnya sehingga tidak perlu
untukmenyelesaikan sengketa secara litigasi.

3. Peran Negosiator Dalam Penyelesaian Sengketa Litigasi

Jawaban :

Peran negosiator dalam penyelesaian sengketa litigasi sama saja sebagai penengah
atausebagai pengambil keputusan namun sebagai negosiator dalam penyelesaian sengketa
litigasi,seorang negosiator dan Tidak ada keterlibatan dari kedua belah pihak.

Permasalahan 2

Pada masa Pandemi Covid 19, Perusahaan PT. Buana yang bergerak dibidang properti
mengalami kerugian karena menurunnya penjualan, sementara itu perusahaan juga
menghadapi tagihan dari para kreditor. Saudara sebagai negosiator PT. Buana ditugaskan
untuk menegosiasikan penundaan pembayaran utang PT. Buana kepada para kreditor.

Untuk itu bagaimana saudara menerapkan tahapan negosiasi  untuk menyelesaikan tugas


saudara !

Jawaban :

Untuk mencapai hasil yang diinginkan, negosiasi harus dilakukan secara terstruktur dan tepat.
Pada umumnya, proses negosiasi meliputi tahapan-tahapan berikut ini:

Persiapan

Sebelum melakukan negosiasi, kedua belah pihak perlu memutuskan kapan, dimana dan siapa
yang akan hadir dalam pertemuan. Tahap ini memastikan kedua belah pihak mempersiapkan
semua hal untuk memperjelas tujuan masing-masing saat melakukan negosiasi nanti. Melakukan
persiapan juga dapat membantu untuk menghindari konflik akibat ketidaksepakatan saat
negosiasi dan mengefisienkan waktu selama pertemuan.

Berdiskusi

Individu dari masing-masing pihak mengajukan hal yang harus disepakati dari sudut pandang
mereka. Begitu pula dengan pihak lainnya. Masing-masih pihak dapat saling bertanya, saling
mendengarkan dan saling mengklarifikasi. Setiap pihak memiliki kesempatan yang sama untuk
menyampaikan hal menurut sudut pandang mereka.

Mengklarifikasi Tujuan

Dari diskusi tersebut, tujuan, kepentingan, dan sudut pandang kedua belah pihak yang berselisih
perlu diklarifikasi. Melalui klarifikasi ini, terdapat kesempatan untuk membangun tujuan atau
prioritas bersama. Tanpa melakukannya, kesalahpahaman kemungkinan besar terjadi dan dapat
menyebabkan hambatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Bernegosiasi Menuju Hasil (win-
win) Tahap ini berfokus pada hasil ‘win-win’, yang memungkinkan kedua pihak merasa telah
memperoleh sesuatu yang positif atau menguntungkan. Kedua belah pihak juga merasa sudut
pandang mereka telah dipertimbangkan. Meskipun ini tidak selalu dapat direalisasikan, melalui
negosiasi, mencapai hasil tersebut harus menjadi tujuan akhir negosiasi. Agar dapat
mencapainya, perlu adanya kompromi yang seringkali dapat mencapai manfaat lebih besar bagi
semua pihak.

Persetujuan

Persetujuan dapat dicapai setelah pemahaman tentang sudut pandang dan kepentingan kedua
belah pihak telah dipertimbangkan. Sangat penting bagi semua pihak yang terlibat untuk tetap
berpikiran terbuka agar mencapai solusi yang dapat diterima. Kesepakatan apa pun harus dibuat
sangat jelas sehingga kedua belah pihak tahu apa yang telah diputuskan. Mengimplementasi
Hasil Persetujuan Dari perjanjian tersebut, hasil persetujuan berupa tindakan apapun harus
dilaksanakan untuk merealisasikan keputusan yang sudah dibuat.

Permasalahan 3
Para pelaku bisnis melakukan negosiasi untuk melakukan proses tawar-menawar dengan
calon rekan bisnisnya,  meyakinkan dan mendorong konsensi ke arah kesepakatan/perjanjian
bisnis. Negosiasi juga dilakukan para pelaku usaha ketika terjadi sengketa. Negosiasi
merupakan salah satu alternatif penyelesaian sengketa yang diatur dalam Undang-Undang No.
30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Negosiasi sering
dilakukan untuk penyelesaian baik untuk sengketa antar individu, sengketa individu dan badan
hukum serta sengketa antar badan hukum.

Bagaimana saudara menentukan ciri-ciri negosiasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa


dalam ketentuan Undang-Undang No. 30 Tahun 1999

Jawaban :

Bentuk ADR/APS dalam Undang-Undang No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa adalah konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli. Tidak
dijabarkan lebih lanjut pengertian dari masing-masing bentuk ADR/APS tersebut dalam UU
No.30/1999. Adapun, arbitrase dikeluarkan dari lingkup ADR/APS dan diberikan definisi
tersendiri dalam UU No.30/1999 yakni “cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar
peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak yang bersengketa”.

Berikut pengertian umum dari bentuk-bentuk ADR/APS yang dirangkum dari beberapa literatur
sebagai berikut:

1. Konsultasi
Konsultasi adalah suatu tindakan yang bersifat “personal” antara suatu pihak tertentu (klien)
dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana pihak konsultan memberikan
pendapatnya kepada klien sesuai dengan keperluan dan kebutuhan kliennya. Permohonan
nasihat atau pendapat untuk menyelesaikan suatu sengketa secara kekeluargaan yang
dilakukan oleh para pihak yang bersengketa kepada pihak ketiga, Dengan demikian dapat
disimpulan bahwa konsultasi adalah permintaan pendapat kepada pihak ketiga (konsultan)
terkait sengketa yang dihadapi.
2. Negosiasi
Negosiasi sebagai sarana bagi para pihak yang bersengketa untuk mendiskusikan
penyelesaiannya tanpa keterlibatan pihak ketiga sebagai penengah, sehingga tidak ada
prosedur baku, akan tetapi prosedur dan mekanismenya diserahkan kepada kesepakatan para
pihak yang bersengketa tersebut. Penyelesaian sengketa sepenuhnya dikontrol oleh para
pihak, sifatnya informal, yang dibahas adalah berbagai aspek, tidak hanya persoalan hukum
saja. Dalam praktik, negosiasi dilakukan karena 2 (dua) alasan, yaitu: (1) untuk mencari
sesuatu yang baru yang tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya dalam transaksi jual beli,
pihak penjual dan pembeli saling memerlukan untuk menentukan harga, dalam hal ini tidak
terjadi sengketa; dan (2) untuk memecahkan perselisihan atau sengketa yang timbul di antara
para pihak[6]. Dengan demikian, dalam negosiasi, penyelesaian sengketa dilakukan sendiri
oleh pihak yang bersengketa, tanpa melibatkan pihak ketiga sebagai penengah.
3. Konsiliasi
Konsiliasi adalah penyelesaian sengketa dengan intervensi pihak ketiga (konsiliator), dimana
konsiliator lebih bersifat aktif, dengan mengambil inisiatif menyusun dan merumuskan
langkah-langkah penyelesaian, yang selanjutnya ditawarkan kepada para pihak yang
bersengketa. Jika pihak yang bersengketa tidak mampu merumuskan suatu kesepakatan,
maka pihak ketiga mengajukan usulan jalan keluar dari sengketa. Meskipun demikian
konsiliator tidak berwenang membuat putusan, tetapi hanya berwenang membuat
rekomendasi, yang pelaksanaanya sangat bergantung pada itikad baik para pihak yang
bersengketa sendiri.
4. Mediasi
Pengertian mediasi adalah penyelesaian sengketa dengan dibantu oleh pihak ketiga
(mediator) yang netral/tidak memihak. Peranan mediator adalah sebagai penengah (yang
pasif) yang memberikan bantuan berupa alternatif-alternatif penyelesaian sengketa untuk
selanjutnya ditetapkan sendiri oleh pihak yang bersengketa. Dalam Peraturan Mahkamah
Agung No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, mediasi diberikan arti
sebagai cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Peran mediator membantu para pihak
mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa dengan cara tidak memutus atau
memaksakan pandangan atau penilaian atas masalah-masalah selama proses mediasi
berlangsung.
5. Penilaian Ahli
Pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis sesuai dengan bidang keahliannya[9].
6. Arbitrase
Berbeda dengan bentuk ADR/APS lainnya, arbitrase memiliki karakteristik yang hampir
serupa dengan penyelesaian sengketa adjudikatif. Sengketa dalam arbitrase diputus oleh
arbiter atau majelis arbiter yang mana putusan arbitrase tersebut bersifat final and binding.
Namun demikian, suatu putusan arbitrase baru dapat dilaksanakan apabila putusan tersebut
telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri (lihat Pasal 59 ayat (1) dan (4) UU No.30/1999).
Dalam hal para pihak sepakat untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase, maka sengketa
tidak dapat diselesaikan melalui pengadilan

Anda mungkin juga menyukai