Hse Plan: Health, Safety and Environment Plan
Hse Plan: Health, Safety and Environment Plan
Pelaksana :
I
Tuban, 18 April 2023
Nomor :
Lampiran :-
Perihal : Pernyataan Kebenaran Dokumen
Nama : KASWADI
Perusahaan : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Alamat : Boro, RT 002 RW 001, Tasikharjo, Jenu, Tuban
Jabatan : Direktur Utama
Menyatakan bahwa semua informasi yang ada di dalam dokumen HSE Plan ini adalah
benar. Dokumen ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia menerima segala
tindakan hukum apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk
dipergunakan sebagai mana mestinya.
Hormat Kami,
Direktur Utama
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
KASWADI
Nama : KASWADI
Perusahaan : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Alamat : Boro, RT 002 RW 001, Tasikharjo, Jenu, Tuban
Jabatan : Direktur Utama
Dengan ini menyatakan bahwa Dokumen HSE Plan yang diajukan telah diperiksa oleh
fungsi HSE Fuel Terminal Tubandan diperbaiki oleh PT. PUTRA MANDIRI BUWANA.
Dokumen HSE Plan ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan kontrol administrasi
dokumen CSMS yang diperlukan untuk mengajukan ijin kerja di FUEL TERMINAL
TUBAN
Ditetapkan :
Tanggal :
Pekerjaan : Penomoran Tanki Timbun ,MSDS,Dan Perlengkapanya di Fuel Terminal
PROSES VIII.TINAJUAN...............................................................................................................VIII-204
1 Menyampaikan program tinjauan/ review terhadap implementasi
HSSE Plan....................................................................................................... VIII-205
IX
Gambar 5.1 Lampiran checklist peralatan .......................................................................... V-143
Gambar 5.2 Lampiran pelanggaran HSE ..........................................................................V-148
Gambar 5.3 Pelanggaran HSE dan tindakan perbaikan .....................................................V-149
Gambar 5.4 Struktur organisasi tanggap darurat di kantor ................................................V-156
Gambar 5.5 Struktur organisasi tanggap darurat di lapangan............................................V-158
Gambar 5.6 Sistem pelaporan kejadian bahaya ................................................................V-161
Gambar 5.7 Sosialisasi keadaan darurat ...........................................................................V-164
Gambar 5.8 Seftifikat petugas First Aid ...........................................................................V-165
Gambar 5.9 Lisensi Petugas P3K.......................................................................................V-166
Gambar 6.1 Dokumentasi komunikasi perubahan kebijakan .......................................... VI-176
Gambar 6.2 Daftar hadir komunikasi perubahan kebijakan ............................................ VI-177
Gambar 6.3 Lampiran Hasil Inspeksi PT. PUTRA MANDIRI BUWANA ................... VI-179
Gambar 6.4 Surat Ijin Kendaraan PT. PUTRA MANDIRI BUWANA ........................ VI-192
Gambar 6.5 Surat Ijin Mengemudi (SIM) pekerja PT. PUTRA MANDIRI BUWANA VI-193
Gambar 8.1 Dokumentasi audit ....................................................................................VIII-209
Gambar 8.2 Lampiran audit K3 .....................................................................................VIII-210
IX
PEMELIHARAAN PIPA AREA PENYALURAN I-1
1. Keterlibatan Manajemen Dalam Mempromosikan Budaya HSE
a. Program Kampanye/ Training HSSE, HSSE Meeting dan Management Walkthough / Inspeksi oleh Manajemen
I-2
Tabel 1.1 Program promosi budaya HSE
I-3
IMPLEMENTASI PROGRAM PROMOSI BUDAYA HSSE
I-4
DAFTAR HADIR PELATIHAN APAR
NO NAMA Jabatan
I-5
Pelatihan Penggunaan Apar
Notulen Pelatihan
KASWADI
I-6
2) Training Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
I-7
DAFTAR HADIR PELATIHAN P3K
NO NAMA Jabatan
I-8
Pelatihan P3K
Notulen Pelatihan
KASWADI
I-9
3) Training Penggunaan Alat Pelindung Diri
I - 10
DAFTAR HADIR PELATIHAN APD
NO NAMA Jabatan
I - 11
Pelatihan Alat Pelindung Diri
Notulen Pelatihan
KASWADI
I - 12
4) HSSE Meeting
Dokumentasi HSSE Meeting
I - 13
DAFTAR HADIR HSE MEETING
NO NAMA Jabatan
I - 14
HSE MEETING
KASWADI
I - 15
5) Management Walkthough atau Inspeksi oleh Manajemen
Dokumentasi Management Walkthought
I - 16
DAFTAR HADIR MANAGEMENT WALKTHOUGHT
NO NAMA Jabatan
I - 17
Management Walkthought
KASWADI
I - 18
b. Intervensi terhadap kondisi dan perilaku Sub Standard
1. Definisi
Pelanggaran adalah suatu tindakan sengaja yang tidak mengikuti suatu peraturan atau
prosedur yang sesuai di lingkungan kerja
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk seluruh pekerja yang melaksanakan proyek di lingkungan PT. Pertamina
(Persero) MOR V atau yang lainya
3. Tujuan
- Memberi informasi tentang pelanggaran HSE
- Tahapan penerbitan form pelanggaran HSE
4. Prosedur
Dalam dunia K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pelanggaran HSSE yaitu adalah
suatu tindakan yang di lakukan secara sengaja selama pekerjaan tersebut berlangsung
baik berupa Unsafe Action maupun Unsafe Condition yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja.
Tentunya dalam menghadapi hal tersebut dan tetap mencapai target dari Zero Accident
perusahaan selalu memberikan arahan dan peringatan untuk setiap pekerjanya. Adapun
tahapan penerbitan dari form pelanggaran HSSE yang digunakan untuk memastikan dan
memberikan intervensi terhadap pekerja agar tidak megulangi pelanggaran HSSE
adalah sebagai berikut :
- Safetyman / Pengawas melakukan safety briefing setiap hari mengenai peraturan
HSSE di lingkungan proyek sebelum melaksanakan pekerjaan
- Safetyman / Pengawas Lapanga melakukan safety patrol setiap harinya
- Apabila ada pekerja yang melakukan pelanggaran akan di peringatkan satu kali dan
diberi arahan
- Apabila pekerja melakukannya kembali untuk kedua kalinya maka pihak Pengawas
Lapangan atau Safetyman berhak membuat form pelanggaran HSE yang di
I - 19
tandatangani oleh pekerja sebagai bentuk legal bahwa pekerja tersebut tidak
mengulanginya kembali
- Apabila pekerja tersebut tetep melakukanya maka akan dikembalikan dengan
kebijakan management PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
I - 20
FORM PELANGGARAN HSSE
NO. FORM HSSE-PMB-05
Nama :
Jabatan :
Hari Tanggal : Jam :
Temukan hal hal yang menjadi tanggung jawab perusahaan / pihak anda yaitu : (diberi tanda ‘V’
Penyimpangan Ketentuan HSSE Keadaan / tindakan yang
tidak aman
Penyimpangan ketentuan aspek Lingkungan Hampir menimbulkan
korban kecelakaan
Ringkasan Peristiwa sebagai berikut :
I - 21
Gambar 1.10 Lampiran form pelanggaran HSE
Dokumentasi Akhir
I - 22
e. Penerapan Corporate Life Saving Rules (CLSR) Pertamina
Tuban, 17 April 2023
Nomor : 010/SP/PMB/IV/2023
Lampiran :-
Perihal : Surat Pernyataan
Nama : KASWADI
Perusahaan : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Alamat : Boro, RT 002 RW 001,
Jabatan : Direktur Utama
Menyatakan bahwa perusahaan dalam setiap kegiatan di lingkungan PT. Pertamina (Persero)
Tbk telah melakukan penerapan “Corporate Life Saving Rules (CLSR)” yang terdiri dari 12
point yaitu :
1. Tools Equipment
Melakukan Pengecekan atau Monitoring terhadap kelayakan dari alat kerja dan material
guna untuk memperlancar proses pekerjaan.
2. Safe Zone Position
Kondisi dimana pekerja harus di wilayah yang aman yang di sertai baricade / safety line
apabila ada pekerjaan di atasnya atau sedang berlangsung proses lifting dan ketika
sedang melakukan pekerjaan penggalian tau lainya yang menimbulkan kecelakaan
kerja baik itu low risk ataupun high risk
3. Permit To Work
Melakukan perizinan pada setiap tahapan pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut
berlangsung baik SIKA Dingin, SIKA Panas, SIKA Confined Space ataupun perizinan
lainya
4. Isolation
Keadaan pengasingan atau mengurangi kontak dengan orang lain, adapun isolation
untuk jangka pendek seperti halnya untuk bekerja, berpikir ataupun istirahat
5. Confined Space
Pekerjaan yang dulaksanakan di ruang terbatas yang hanya memiliki akses terbatas pula
seperti tangki, awak mobil tangki, chamber, atau lainya
6. Lifting Operation
Pekerjaan mengangkat, memindahkan dan meletakkan alat atau material menggunaan
alat bantu seperti crane, tower crane, crawler crane atau lainya
7. Fit To Work
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan setiap hari sebelum melaksanakan pekerjaan
baik itu pekerjaan low risk maupun high risk
8. Working At Height
Pekejaan dengan ketinggian diatas 1,8 M
I - 23
Pekerjaan yang dilaksanakan di atas permukaan air atau di perairan wajib menggunakan
pelampung sebagai Alat Pelindung Diri
10. System Override
Salah satu konfigurasi proses control yang digunakan untuk menjaga agar operasi unit
proses sealu pada kondisi yang dianggap aman
11. Asset Integrity
Kemampuan asset untuk menjalankan fungsi yang diperlukan secara efektif dan efisien
sambil melindungi kesehatan, keselamatan dan lingkungan serta cara untuk
memastikan bahwa orang, sistem, proses, dan sumber daya yang memberikan integritas
ada di tepatnya, sedang digunakan dan akan berfungsi bila diperlukan selama seluruh
siklus hidup aset
12. Driving Safety
Berkendara dengan keterampilan dan pengalaman berdasarkan standart keselamatan
Dimana perusahaan akan menerapkan 12 point terkait “Corporate Life Saving Rules (CLSR)”
di lingkungan PT. PERTAMINA(Persero) sesuai dengan jenis dan lingkup pekerjaan yang ada.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
KASWADI
I - 24
IMPLEMENTASI CLSR (Corporate Life Saving Rules)
SECUENCERASIC OF
POTENTIAL HAZARDS IMPLEMENTASI CLSR
JOB STEP
NO URAIAN PEKERJAAN BAHAYA YANG TERKAIT PENERAPAN CLSR
I PEKERJAAN PERSIAPAN
Mobilisasi & Demobilisasi
Kecelakaan lalu lintas akibat
Material , Tenagan Kerja dan 1. Permit To Work
kendaraan yang tidak layak pakai
Peralatan
Kecelakaan akibat pengemudi
Administrasi, perijinan, 2. Driving Safety
mengantuk
dokumentasi dan pembuatan
Dokumen CSMS Konsleting listrik pada kendaraan 3. Fit To Work
I - 25
Sesak nafas akibat proses
Tengki Timbn Metering Solar 3. Tools Equipment
penggosokan cat
Tengki Timbun Metering TPL Dehidrasi akibat kepanasan 4. Safe Zone Position
Tengki Meter Proving Tergigit binatang liar
I - 26
PERMIT TO WORK
C
I - 27
I - 28
FIT TO WORK
I - 29
Gambar 1.13 Fit to work
I - 30
1.2 Penghargaan Dan Sanksi Terkait Aspek HSE
KEBIJAKAN
PENGHARGAAN DAN SANKSI TERKAIT ASPEK HSSE
Demi mendukung terwujudnya kebijakan K3L dalam perusahaan sehingga dapat menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan meminimalisir kecelakaan dan gangguan
kesehatan akibat kerja.
Perusahaan telah menetapkan kebijakan berupa “Reward/Penghargaan” dan
“Punishment/Pelanggaran” untuk pekerja saat yang sedang melakukan pekerjaan di
lingkungan PT. PERTAMINA (Persero) Tbk, sebagai berikut :
1. Reward/Penghargaan
Bagi pekerja yang bekerja dan melakukan upaya naik / pro aktif terhadap kinerja HSSE
selama berada lingkungan PT. Pertamina (Persero) Tbk, akan mendapatkan
penghargaan dari perusahaan berupa “Bonus Tambahan berupa Uang Tunai” dan
apabila nanti ada pekerjaan kembali maka pekerja tersebut akan dihubungi kembali oleh
pihak perusahaan.
HKL
No. Uraian Kegiatan Keterangan
10 20 30 40 50 60
1. Reward Pekerja I Di berikan
reward setiap
bulan saat
pengajuan
report bulanan
Berupa Uang
Rp.200.000
2. Reward Pekerja II Di berikan
reward setiap
bulan saat
pengajuan
report bulanan
Rp.200.000
I - 31
2. Punishment/Pelanggaran
Bagi pekerja yang bekerja dan melakukan pelanggraan terhadap kinerja HSSE selama
berada lingkungan PT. Pertamina (Persero) Tbk, sebagai berikut :
No Jenis Deskripsi Sanksi
1 Surat Peringatan Tidak mematuhi peraturan -Teguran secara lisan
HSSE seperti pelanggaran
penggunaan APD, tidak
mengikuti fit to work,
pelanggaran prosedur kerja.
2. Surat Peringatan ke Tidak mematuhi peraturan -Skorsing
2 HSSE seperti pelanggaran -Surat pernyataan tidak mengulangi
penggunaan APD, tidak pelanggaran
mengikuti fit to work,
pelanggaran prosedur kerja
(pelanggran yang dilakukan
berulang)
3. Pemitusan Kontrak Pekerja telah mendapatkan - Dikeluarkan dari pekerjaan dan tidak
Kerja surat peringatan sebanyak dua diperguanakan kembali untuk proyek
kali dan melakukan selanjutnya
pelanggaran berulang atau
melakukan tindakan yang
mengakibatkan fatality
KASWADI
Direktur Utama
I - 32
a. Pemberlakuan sistem Reward terhadap kinerja HSSE yang baik/ upaya
pro aktif
I - 33
SURAT PERINGATAN
NO. FORM HSSE-PMB-06
Tuban, …………….
Nama :
Jabatan :
Lokasi Kerja : PT. Pertamina -FT TUBAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah melakukan pelanggaran HSSE di area lingkungan
PT. Pertamina (Persero) Fuel Terminal Tuban yang akan menjadi salah satu faktor terjadinya
kecelakaan dan kesehatan kerja.
Dengan ini saya tidak akan mengulangi dan akan taat terhadap peraturan HSSE di area lokasi
kerja sebaik baiknya.
Demikian surat pernyataan ini telah dibuat dan akan digunakan sebagaimana mestinya.
Sekian dan Terimakasih.
Maumere,………………….
Tabel 1.5 Dokumen surat peringatan bagi pekerja yang melakukan pelanggaran HSE
I - 34
Punishment/Pelanggaran
Bagi pekerja yang bekerja dan melakukan pelanggraan terhadap kinerja HSSE selama
berada lingkungan PT. Pertamina (Persero) Tbk, sebagai berikut :
No Jenis Deskripsi Sanksi
1 Surat Peringatan Tidak mematuhi peraturan -Teguran secara lisan
HSSE seperti pelanggaran
penggunaan APD, tidak
mengikuti fit to work,
pelanggaran prosedur kerja.
2. Surat Peringatan ke Tidak mematuhi peraturan -Skorsing
2 HSSE seperti pelanggaran -Surat pernyataan tidak mengulangi
penggunaan APD, tidak pelanggaran
mengikuti fit to work,
pelanggaran prosedur kerja
(pelanggran yang dilakukan
berulang)
3. Pemitusan Kontrak Pekerja telah mendapatkan - Dikeluarkan dari pekerjaan dan tidak
Kerja surat peringatan sebanyak dua diperguanakan kembali untuk proyek
kali dan melakukan selanjutnya
pelanggaran berulang atau
melakukan tindakan yang
mengakibatkan fatality
KASWADI
Direktur Utama
I - 35
Gambar 1.15 Lampiran form pekerja yang terkena sanksi berupa surat peringatan
I - 36
PEMELIHARAAN PIPA AREA PENYALURAN II - 32
1. HSSE Policy Dan Objective
KEBIJAKAN K3LL PERUSAHAAN
Perusahaan berkomitmen dan bertekad untuk berkarya guna untuk mencapai tujuan
dengan menuntut management dan seluruh pekerja untuk mengutamakan mutu hasil
pekerja dan selalu berpartisipasi aktif dalam mendukung kebijakan perusahaan dalam
keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan yang pada prinsipnya adalah :
KASWADI
Direktur Utama
II - 34
2.1.a Pencegahan kecelakaan, luka dan sakit akibat kerja
Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu bentuk kerugian baik bagi korban kecelakaan
kerja maupun Perusahaan/Organisasi. Upaya pencegahan kecelakaan kerja diperlukan untuk
menghindari kerugian-kerugian yang timbul serta untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja
di tempat kerja. Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja (H.W. Heinrich),
maka dapat dirancang berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara
lain :
KASWADI
Direktur Utama
II - 35
SURAT PERNYATAAN
Nomor : 011/SP/PMB/IV/2023
Lampiran :-
Perihal : Surat Pernyataan
Nama : KASWADI
Perusahaan : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Alamat : Boro, RT 002 RW 001, Tasikharjo, Jenu, Tuban
Jabatan : Direktur Utama
Menyatakan bahwa perusahaan telah memberikan “Alat Pelindung Diri” pada setiap pekerja
dalam setiap kegiatan di lingkungan PT. Pertamina (Persero) guna mencegah kecelakaan, luka
dan sakit akibat kerja dan agar tercapainya target dari Kebijakan K3L Perusahaan poin 3.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
KASWADI
Direktur Utama
II - 36
FORM TANDA TERIMA ALAT PELINDUNG DIRI
NAMA :
JABATAN
HARI / TANGGAL :
Benar telah menerima kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) seperti rincian diatas dan akan
digunakan sebagai atribut kelengkapan kerja saya , bila saya terbukti melakukan
penyimpangan :
Maupun penyimpangan lainnya yang tidak sesuai dengan peraturan perusahaan , maka saya
siap menerima resiko yang diberlakukan di PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Penerima Pemberi
( ) ( )
II - 37
II - 38
Gambar 2.1 Lampiran Form serah terima APD kepada pekerja
II - 39
DOKUMENTASI
II - 40
2.1.b Mematuhi segala peraturan HSSE yang berlaku
SURAT PERNYATAAN
Nomor : 011/SP//VI/2023
Lampiran :-
Perihal : Surat Pernyataan
Nama : KASWADI
Perusahaan : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Alamat : Boro, RT 002 RW 001, Tasikharjo, Jenu, Tuban
Jabatan : Direktur Utama
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
KASWADI
Direktur Utama
II - 41
2.1.c Pekerja telah memenuhi/memahami persyaratan
II - 42
Sertifikat Manager HSE
II - 43
Sertifikat Safetyman
II - 44
PEMELIHARAAN PIPA AREA PENYALURAN II - 45
Gambar 2.6 Sertifikat keahlian migas
Judul Proyek : PENOMORAN TENKI TIMBUN MSDS,DAN PERLENKAPAN FUEL TENKI TERMINAL TUBAN
Lokasi : PT. Pertamina - Fuel Terminal Tuban
Pelaksana : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Pelaksanaan : 60 Hari Kalender
HKL Keterangan
No. Uraian Kegiatan PIC
10 20 30 40 50 60
1. Evaluasi Kinerja HSSE tahap I : Manager HSE Dilaksanakan di akhir
- Implementasi HSSE di lingkungan kerja bulan
- Pelaporan Report tiap bulan
2. Evaluasi Kinerja HSSE tahap II : Manager HSE Dilaksanakan di akhir
- Tinjauan perbaikan evaluasi bulan
impelementasi HSSE di lingkungan kerja
tahap I
- Pelaporan Report tiap bulan
3. Evaluasi Kinerja HSSE tahap III : Manager HSE Dilaksanakan di akhir
- Tinjauan perbaikan evaluasi bulan
impelementasi HSSE di lingkungan kerja
tahap II
- Evaluasi implementasi HSSE untuk
proyek selanjutnya
- Pelapoaran final evaluasi akhir proyek
KEBIJAKAN PERUSAHAAN
TENTANG MINUM KERAS & OBAT-OBATAN TERLARANG
KASWADI
Direktur Utama
II - 50
2. Target Kebijakan HSSE
TARGET KEBIJAKAN HSSE 2021
II - 51
kualitas dan mutu
perusahaan dalam
penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di
lingkungan PT. Pertamina
(Persero)
Tuban,18 april 2023
KASWADI
Direktur Utama
II - 52
3. HSSE PERFORMANCE INDICATOR / KPI (KEY PERFORMANCE INDICATOR)
Judul Proyek : PEMELIHARAAN PIPA AREA PENYALURAN
: PT. PERTAMINA - FUEL TERMINAL TUBAN
Lokasi : 60 (ENAM PULUH) HARI KALENDER
Pelaksanaan
II - 53
I.B. NCAPAIAN LEADING (PROGRAM) INDICATOR
II - 54
No Leading Indicator Target Keterangan Pencapaian Proses SUPREME
II - 55
No Leading Indicator Target Keterangan Pencapaian Proses SUPREME
Pelaksanaan Sistem Ijin Kerja Jumlah SIKA yang diberlakukan (dalam persentase)
PROSES 6. IMPLEMENTASI DAN
15 Aman (SIKA) sesuai prosedur 100% versus jumlah SIKA yang seharusnya diterapkan sesuai
PENGENDALIAN OPERASIONAL
yang berlaku Prosedur yang berlaku (dalam 100%).
II - 56
No Leading Indicator Target Keterangan Pencapaian Proses SUPREME
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA Sr. Spv. HSSE Sr. Spv. MP&S MANAGER
Direktur Utama Fuel Terminal Tuban Fuel Terminal Tuban Fuel Terminal Tuban
II - 57
PROSES III
ORGANISASI, TANGGUNG JAW AB,
SUMBERDAYADANDOKUMEN
DIREKTUR UTAMA
KASWADI
Wakil DIREKTUR
MUALIMIN
SAFETYMAN
MUCH.BACHRUL
AZIS
Keterangan :
KASWADI
Direktur Utama
Gambar 3.1 Struktur organisasi perusahaan
III - 61
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
MANAGER PROYEK
NUNGKI
MANPOWER :
JUMADI
BAYU S.H
KASWADI
Direktur Utama
Gambar 3.2 Struktur organisasi proyek
III - 63
c. Daftar Pekerja Yang Terlibat
NO NAMA Jabatan
KASWADI
Direktur Utama
Tabel 3.1 Daftar pekerja proyek
III - 64
d. Tugas dan tanggung jawab personil
PERSIAPAN KERJA :
Sebelum mengerjakan pekerjaan Manager Proyek harus membuat beberapa persiapan
yang antara lain :
III - 65
PELAKSANAAN PEKERJAAN DI PROYEK :
Pada saat pelaksanaan pekerjaan Manager Proyek harus melakukan beberapa tahapan
kerja sebagai berikut :
III - 66
PENGENDALIAN SCHEDULE PROJECT :
- Membuat record (catatan) actual progress physic ke dalam S-Curve Time Schedule
- Bertanggungjawab sepenuhnya atas ketepatan waktu penyelesaian proyek
- Mencarikan jlan keluar untuk memenuhi target schedule
- Membuat Re-schedule dan segala argumentasinya dengan tembusan ke Head Office
bilamana tidak mungkin secara logika dilaksanakan dengantepat waktu
- Mengupayakn untuk menghindari sanksi berupa denda dari Owner akibat
keterlambatan di dalam menyelesaikan proyek
III - 67
Curriculum Vitae MANAGER HSE
DATA PRIBADI
Nama : Kunia Oktavianto
Tempat, Tanggal Lahir : Mojokerto, 10 April 1982
Alamat : Boro, RT 002 RW 001, Tasikharjo, Jenu, Tuban
Alamat Email : didikpurwanto175@gmail.com
Telepon : 081330616245
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Tinggi / Berat badan : 178 cm / 87 kg
Kesehatan : Baik Sekali
Kewarganegaraan : Indonesia
DATA PENDIDIKAN
SD : SD Negeri 1 Belik, 1988 – 1994
SLTP : SLTP 1 Trawas, 1994 – 1997
SMA : SMU Negeri 1 Bangil, 1997 – 2000
KEMAMPUAN
Presentasi dan Komunikasi
Aplikasi dan Program Komputer (Microsoft Office, Word, Excel)
Pengalaman :
- Pekerjaan Rekondisi dan Resertifikasi Alat Pemadam Api DPPU BIL (2018)
- Pekerjaan Rekondisi & Resertifikasi APAR & APAB DPPU Salahudin Bima (2018)
III - 68
III - 69
Job Desk Manager HSE
TUGAS :
Memeriksa :
- Persiapan peralatan keselamatan kerja
- Pengukuran peralatan keselamatan kerja
- Lingkungan dan tempat kerja
- Sarana dan prasarana kerja
Melaksanakan :
- Prosedur keselamatan kerja di tiap tahap pekerjaan
- Penanggulangan kejadian kecelakaan kerja
- Melaporkan kecelakaan kerja pada atasan dan intansi terkait
- Mengawasi dan memperingatkan pekerja, bilamana cara-cara bekerja pekerja
membahayakan diri sendiri maupun orang lain
- Memberikan pengarahan kepada pekerja bagaimana cara-cara bekerja dengan man
dan selamat, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain
Bertanggungjawab sepenuhnya atas keselamatan kerja seluruh karyawan :
- Memberi pertolongan kepada pekerja yang mengalami kecelakaan
- Memadamkan api bilamana terjadi kebakaran
III - 70
2) Job Desk Safety Man
TUGAS :
Memeriksa :
- Persiapan peralatan keselamatan kerja
- Pengukuran peralatan keselamatan kerja
- Lingkungan dan tempat kerja
- Sarana dan prasarana kerja
Melaksanakan :
- Prosedur keselamatan kerja di tiap tahap pekerjaan
- Penanggulangan kejadian kecelakaan kerja
- Melaporkan kecelakaan kerja pada atasan dan intansi terkait
- Mengawasi dan memperingatkan pekerja, bilamana cara-cara bekerja pekerja
membahayakan diri sendiri maupun orang lain
- Memberikan pengarahan kepada pekerja bagaimana cara-cara bekerja dengan man
dan selamat, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain
Bertanggungjawab sepenuhnya atas keselamatan kerja seluruh karyawan :
- Memberi pertolongan kepada pekerja yang mengalami kecelakaan
- Memadamkan api bilamana terjadi kebakaran
III - 71
III - 72
3) Job Desk Pekerja,Teknisi, Helper
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
- Melaksanakan tugas pekerjaan yang tercantum dalam schedule pekerjaan yang dibagi
oleh pengawas proyek
- Melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati dan mempunyai rasa tanggungjawab
terhadap pekerjaannya
- Menanmkan kedisiplinan pada pekerjaan
- Menjalankan intruksi kerja dari atasan
- Melaporkan secara periodic dan tertulis dari hasil kerja yang dicapai kepada atasan
sesuai dengan Form yang telah disiapkan
- Menolak material / peralatan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan
- Menyerahkan material / peralatan kepada petugas gudang bilamana material / peralatan
tersebut sudah selesai digunakan
- Mencarikan alternatif lain bilamana material tidak tersedia / mencukupi
III - 73
2. Terdapat Posisi Personil HSE
a. Pengalaman dan pelatihan di bidang HSSE
III - 74
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
General Trading, Mechanical and Construction
Alamat : Boro, RT 002 RW 001, Tasikharjo, Jenu, Tub an, Jawa Timur
Telp : (0356) 7131743 - 0821 2787 8786
E-Mail : mail@ptpmb.co.id
!Bl
C LO DAN KESEHAT A . ··. · ) UMU
!!JClJLUM lXAINING OF 0::CL1PA1lONAL5;UEft A'-11) fi
III - 79
b. Surat Keterangan Sehat atau Medical Check Up
Medical Check Up
III - 80
III - 81
III - 82
3. ASURANSI KETENAGAKERJAAN
NAMA : KASWADI
JABATAN : DIREKTUR
Dengan ini menerangkan bahwa SEMUA pkerja yang terlibat atas pekerjaan:
Demikian surat keterangan asuransi ini kami buat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya
(KASWADI)
III - 83
Kartu Polis
III - 84
4. Pelatihan dan Kompetensi Pekerja Yang Terlibat Dalam Pekerjaan
a. Program Pelatihan HSSE
III - 88
DAFTAR HADIR PELATIHAN APAR DI LOKAI KERJA
NO NAMA TDD
Much.Bachrul Azis
1. safetyman
2. Jumadi Man Power
3. Bayu SH Man Power
4.
KASWADI
Direktur Utama
III - 89
Pelatihan Penggunaan Apar
Notulen Pelatihan
KASWADI
III - 90
Gambar 3.5 Pelatihan APAR waktu di lokasi proyek
III - 91
DAFTAR HADIR SOSIALISASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
NO NAMA TDD
Much.bachrul Azis
1. safetyman
2. Jumadi Teknisi
3. Bayu SH Helper
4.
5.
KASWADI
Direktur Utama
III - 92
SOSIALISASI ALAT PELINDUNG DIRI
KASWADI
III - 93
Gambar 3.6 Pelatihan APD waktu di lokasi proyek
III - 94
b. Sertifikasi Keahlian
III - 95
Sertifikat Keahlian Pekerja
III - 96
SURAT PERNYATAAN KEBENARAN DOKUMEN
Nama : KASWADI
Alamat : Boro, RT 002 RW 001
Jabatan : Direktur
Perusahaan : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari pihak
manapun sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab, agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
KASWADI
III - 97
4.3Program Induksi
1. Definisi
Safety Induction adalah paparan mengenai kebijakan keselamatan kerja dari PT. PUTRA
MANDIRI BUWANA kepada personil baru yang akan melaksanakan proyek di lingkungan
PT. Pertamina (Persero) MOR V atau yang lainya
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk seluruh pekerja baru yang akan melaksanakan proyek di lingkungan PT.
Pertamina (Persero) MOR V atau yang lainya
3. Tujuan
- Memberi pengenalan awal tentang perusahaan secara garis besar
- Informasi tentang ptensi bahaya di area kerja PT. Pertamina (Persero) MOR V atau yang
lainya
- Informasi tentang prosedur keadaan darurat yang berlaku beserta emergency contact
- Informasi tentang cara pelaporan terhadap insiden yang terjad di lokasi
- Melakukan intervensi kepada pekerja agar tidak melakukan tindakan berbahaya baik itu
unsafe act atau unsafe condition
- 12 elemen Corporate Live Saving Rules (CLSR) Pertamina
4. Prosedur
- Koordinasi rencana induksi dari internal manajemen PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
- Safety Officer mempersiapkan form dan jadwal induksi
- Pekerja baru di kumpulkan di ruang induksi
- Pengisian daftar hadir peserta induksi
- Pengenalan PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
- Memberi informasi terkait orientasi lokasi kerja dan peraturan HSSE di PT. Pertamina
(Persero) MOR V
- Informasi adanya Reward dan Punishment bagi pekerja selama project berlangsung
- Tanya Jawab (Conditional)
- Soal Evaluasi Induksi
- Penutupan
III - 98
FORM INDUKSI
No. FORM/HSE-SRJ/012
Rev : -
Div : HSE
Nama :
Waktu Pelaksanaan :
Sudah Sudah
disampaikan Materi Orientasi di pahami
Y N N/A B KB BB
1. Orientasi lokasi kerja & Peraturan HSSE
2. Bahaya dan mitigasi terhadap pekerjaan
yang dilakukan
3. Prosedur keadaan darurat yang berlaku
beserta emergency contact
4. Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA)
dan intervensi terhadap kondisi unsafe
5. Cara pelaporan terhadap insiden yang
terjadi dilokasi kerja
6. 12 Elemen Corporate Live Saving Rules
(CLSR) Pertamina
Notulensi / Catatan :
KURNIA OKTAVIANTO ( )
Tabel 3.4 SOP induksi karyawan baru
III - 99
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
III - 100
Daftar Hadir Safety Induction
NO NAMA Jabatan
Much.bachrul azis
1. safetyman
2. Jumadi Teknisi
3. Bayu SH Helper
4.
III - 101
Dokumentasi Safety Induction
III - 102
3.4.4 Materi Dalam Program Induksi bagi pekerja yang akan bergabung dalam
pekerjaan kontrak
3.4.4.a Orientasi Lokasi Kerja & Peraturan HSSE Yang Berlaku Di Lokasi
Tersebut
Setiap tempat kerja tentunya memiliki resiko bahaya masing - masing baik itu pabrik
maupun perkantoran selalu ada pengaruh terhadap Kesehatan Keselamatan dan
Lingkungan kerja karyawannya. Maka dari itu untuk menjamin produktifitas kerja
perlu adanya implementasi HSE dalam suatu manajemen perusahaan sehingga
semua faktor faktor yang mempengaruhi kualitas seseorang dapat teridentifikasi
dan dapat dicegah.
HSE (Health, Safety, Environment) atau juga yang dikenal dengan nama K3
(Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Lingkungan) adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan dan hidup yang sehat serta aman baik itu bagi pekerja, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah
setiap perbuatan atau kondisi tidak aman (selamat/safety) yang dapat
mengakibatkan kecelakaan.
HSE atau Health Safety Environment adalah bagian yang melakukan control terhadap
faktor faktor yang dapat mempengaruhi Kesehatan seseorang kemudian keamanan
seseorang dalam bekerja dan lingkungan yang dapat terjaga dengan baik tanpa
adanya pencemaran lingkungan. Adanya bagian HSE dalam suatu perusahaan bukan
tanpa sebab melainkan adanya Undang undang dan peraturan yang mewajibkan
suatu perusahaan untuk mengikuti aturan yang berlaku tentang Keselamatan Kerja
yaitu UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan kerja yang mengatur tentang Syarat
syarat Kesehatan Keselamatan Kerja meliputi :
1. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
4. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
III - 103
6. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
8. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, insfeksi dan penularan;
13. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses
kerjanya;
Dari syarat syarat kesehatan dan keselamatan kerja diatas tentunya suatu
perusahaan harus mempunyai bagian tersendiri untuk menjalankannya maka dari
pentingnya HSE dalam suatu perusahaan akan memberikan pengaruh terhadap
kualitas karyawan dan lingkungan kerja. Di suatu perusahaan, biasanya memiliki
departemen atau bagian dari struktur organisasi yang mempunyai fungsi pokok
III - 104
terhadap implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) mulai dari Perencanaan, Pengorganisaian, Penerapan dan Pengawasan
serta Pelaporannya. Sementara, di perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya
alam ditambah dengan peran terhadap lingkungan (lindungan lingkungan).
KASWADI
III - 105
JOB DESCRIPTION Date : New ( Baru )
URAIAN PEKERJAAN Revisi
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan demobilosasi material, tenaga - terluka dikarenakan adanya material yang tajam Flame trap - Peralatan: perhatikan peralatan kerja
kerja(rapid test) dan peralatan - tertimpa material dikarenakan kurang hati - hati Rambu-rambu - Prosedur: lakukan kerja sesuai SOP dan perhatikan tahapan pekerjaan
- terjatuh dari kendaraan angkut Safety Line - Pelatihan: safety talk sebelum mobilisasi dimulai
- tertabrak kendaraan lain safety cone - Ijin kerja : siapkan ijin kerja dingin dan identifikasi tahapan kerja
- tergelincir akibat posisi parkir kendaraan angkut tidak rata - Pengawasan : Safety men melakukan pengawasan dari awal
- kebakaran kendaraan sampai akhir pekerjaan selesai Safety Man
- kelelahan - APD : helm safety, sepatu safety, sarung tangan, wearpack
- dehidrasi kacamata
- Lainnya : koordinasi dengan HSE/LK3, Teknik dan yang berwenang dilokasi
- Stand by APAR
- Standby P3K
- Fit to work sebelum memulai bekerja
- Kategori Sampah : Anorganik
- CSLR : Permit To Work,driving safety,Lifting Operation
2. Administrasi, perijinan, dokumentasi dan pembuatan - kelelahan mata akibat terlalu lama menatap komputer kacamat anti radiasi - Peralatan: -
Dokumen CSMS - kelelahan -minuman - Prosedur: lengkapi dokumen sesuai prosedur
- dehidrasi mengandung ion - Pelatihan : -
- tersengat listrik pada saat pembuatan dokumen alas kaki anti statis - Ijin kerja : siapkan ijin kerja berdasarkan jenis pekerjaan Administrasi &
menggunakan perangkat PC - Pengawasan : - Safetyman
- APD : -
- Lainnya : melakukan koordinasi dengan pihak - pihak yang berwenang di lokasi tersebut
- Kategori Sampah : Anorganik
- CSLR : Permit To Work
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Jalur Pipa Metering TPPI - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
- CSLR : Permit To Work, Safe Zone Position, Tool & Equpment, Aset Integrity, Isolation
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Jalur Pipa Metering TPPI - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
- CSLR : Permit To Work, Safe Zone Position, Tool & Equpment, Aset Integrity, Isolation
- CSLR : Permit To Work, Safe Zone Position, Tool & Equpment, Aset Integrity, Isolation
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Pekerjaan pengupasan/pengerokan cat lama - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
VI. Pekerjaan Pengecatan Support Jalur Pipa Produk Area T.08 s.d T.11
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Pekerjaan pengupasan/pengerokan cat lama - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Pengecatan pipa dia 32" ( Area Tangki T04, T05, T06 & T07 ) - 63 tit - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Marking pipa dia 32" ( Area tangki T04, T05, T06, Metering, rmh pom - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
V Pekerjaan Penyelesaian
Pembersihan Lokasi Akibat Pekerjaan - terluka Rambu-rambu - Peralatan : peralatan
- terjatuh Safety Line -lengkapi dan gunakan peralatan sesuai jenis dan fungsinya
- terperosok Safetycone - Prosedur : -baca dokumen SOP yang ada sesuai dengan pekerjaan
- tertimpa material - Pelatihan : -lakukan sosialisasi atau safety talk sebelum pekerjaan
- tersandung -lengkapi kompetensi pekerja Safety Man
- tergores - Ijin Kerja : -siapkan dokumen ijin kerja sesuai spesifikasi pekerjaan (panas/dingin)
- terpapar debu -lengkapi semua pekerja dengan ID Card
- tertimpa alat kerja - Pengawasan : -safety man / koordinasi HSE melakukan pengawasan kerja
- terjadinya kebakaran -pastikan area aman dan layak untuk bekerja
- terkena gangguan pernapasan - APD : gunakan APD sesuai dengan jenis pekerjaan (safety shoes, wearpack, masker, safety helmet)
- terpapar sinar matahari - Lainnya : -standby P3K dan APAR
- tergigit hewan liar - Fit to work sebelum mulai bekerja
-koordinasi dengan pihak HSE/LK3, Teknik dan pihak - pihak yang berwenang dilokasi
- Kategori Sampah : Anorganik
- CSLR : Permit To Work, Tool & Equpment, Aset Integrity, Working At Hight
DATE :
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA Spv. HSSE Fuel Terminal Tuban Spv. MP&S Fuel Terminal Tuban Mengetahui
FUEL TERMINAL MANAGER
1. Latar Belakang
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA menerima bahwa Keselamatan da Kesehatan
Kerja (K3) adalah landasan utama dalam kegiatan operasinya. Untuk mendukung hal
di atas dan memastikan bahwa kita mengelola secara efektif semua aspek yang terkait
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kita harus memiliki Perangkat
Prosedur Keadaan Darurat baik secara umum (general) atau masing-masing
pekerjaan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini meliputi kegiatan yang mengatur tentang kapan dan bagaimana
Prosedur Keadaan Darurat dalam Pekerjaan Pengecoran digunakan, termasuk
pengendaliannya. Pihak yang terkait dengan SOP ini adalah semua karyawan yang
bekerja di PT. PUTRA MANDIRI BUWANA baik di project maupun di office
3. Tujuan
a. Prosedur ini dibuat untuk menetapkan Tim Manajemen Tanggap Darurat di
PT.Sinar Raya Jaya
b. Prosedur ini dibuat untuk menentukan tanggung jawab dan wewenang dari
setiap personil Tim Manajemen Tanggap Darurat agar mampu berpartisipasi
secara efektif.
c. Prosedur ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai tingkat keadaan
darurat.
d. Prosedur ini dibuat untuk menjelaskan petunjuk pelaksanaan mengenai
tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi keadaan darurat dalam pekerjaan
pengecoran dengan koordinasi yang baik, cepat, dan aman sehingga dapat
mencegah atau meminimalkan dampak pada pekerja, peralatan, dan
lingkungan, property serta asset perusahaan.
III - 112
4. Referensi
a. Undang – undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. ISO 14001 : 2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan Kerja
c. OHSAS 18001 : 2007 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
d. Kepmenaker No.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
5. Definisi
a. Keadaan darurat adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan terjadi dan harus
dilakukan tindakan / pertolongan sesegera mungkin untuk meminimalisasi
terjadinya tingkat kerusakan / kerugian yang lebih parah.
b. Tim Manajemen Tanggap Darurat adalah tim yang bertugas mengelola
keadaan darurat diarea kerja.
c. Tim Tanggap Darurat adalah tim yang terdiri dari Ketua Tim, Wakil Ketua
Tim, Koordinator Pelaksana, Tim Teknis dan Peralatan, Tim Evakuasi, Tim
Penyelamat Dokumen, Tim P3K, Tim Pengamanan, Tim Penanggulangan
Dampak Lingkungan
d. Evakuasi adalah upaya penyelamatan orang di lokasi kerja menuju lokasi yang
lebih aman.
e. Darurat Medis (kecelakaan) adalah situasi yang mengancam jiwa seseorang
dan perlu penanganan yang serius. Keadaan ini dapat disebabkan karena
keletihan, pingsan, sakit, keracunan dan lain-lain.
f. Kebakaran adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali dan
merugikan manusia, aset, dan lingkungan
g. Ledakan adalah pecahnya suatu bejana/tabung/pipa bertekanan yang disertai
suara ledakan dan/atau reaksi fisika/kimia dari suatu bahan kimia yang bersifat
mudah meledak sehingga menimbulkan kerugian bagi manusia, aset, dan
lingkungan.
h. Bahan Kimia Berbahaya adalah keluarnya semburan
gas/cairan/lelehan/partikel padat dari suatu bejana/tabung/pipa bertekanan yang
dapat menimbulkan kerugian bagi manusia, aset, dan lingkungan.
i. Bahaya/Hazard adalah segala sesuatu yang memiliki potensi untuk
menyebabkan cedera, sakit atau tewas (bagi pekerja, pihak lain, kontraktor,
tamu, masyarakat sekitar), kerusakan terhadap sarana dan prasarana pekerjaan.
j. Risiko adalah dampak atau tingkat keparahan dari hazard yang ada. Kombinasi
dari kemungkinan dan konsekuensi terjadinya kecelakaan dari bahaya tertentu.
k. Tingkat 1 (Situasi Darurat Lokal) adalah suatu keadaan darurat yang langsung
dapat diatasi sepenuhnya oleh personil Tim Tanggap Darurat yang sudah ada di
unit kerjanya dan tidak memerlukan daya tambahan lagi, serta tidak berdampak
pada terhentinya suatu proses kegiatan dalam waktu lama.
l. Tingkat 2 (Situasi Darurat Terbatas) adalah keadaan darurat yang terjadi di
satu/beberapa unit kerja dalam satu wilayah dan mungkin membutuhkan
beberapa sumber daya tambahan dari Tim Tanggap Darurat yang tersedia di unit
kerja lainnya, serta dapat berdampak pada terhentinya suatu proses kegiatan
dalam satu hari/lebih.
m. Tingkat 3 (Situasi Darurat Besar) adalah keadaan darurat yang dapat
menyebar melampaui batas satu unit kerja, dan untuk penanggulangannya
III - 113
membutuhkan sumber daya tambahan dari pihak berwenang, seperti kepolisian,
Pemda setempat, dan lain-lain.
3. Prosedur Keadaan Darurat yang berlaku beserta Emergency Contact yang harus
dihubungi bila terjadi keadaan darurat
III - 114
Safety sign Proyek
III - 115
4. Pengamatan Keselamatan Kerja (PEKA) dan intervensi terhadap kejadian unsafe
1. Definisi
Pelanggaran adalah suatu tindakan sengaja yang tidak mengikuti suatu peraturan atau
prosedur yang sesuai di lingkungan kerja
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk seluruh pekerja yang melaksanakan proyek di lingkungan PT. Pertamina
(Persero) MOR V atau yang lainya
3. Tujuan
- Memberi informasi tentang pelanggaran HSE
- Tahapan penerbitan form pelanggaran HSE
4. Prosedur
Dalam dunia K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pelanggaran HSSE yaitu adalah
suatu tindakan yang di lakukan secara sengaja selama pekerjaan tersebut berlangsung
baik berupa Unsafe Action maupun Unsafe Condition yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja.
Tentunya dalam menghadapi hal tersebut dan tetap mencapai target dari Zero Accident
perusahaan selalu memberikan arahan dan peringatan untuk setiap pekerjanya. Adapun
tahapan penerbitan dari form pelanggaran HSSE yang digunakan untuk memastikan dan
memberikan intervensi terhadap pekerja agar tidak megulangi pelanggaran HSSE
adalah sebagai berikut :
- Safetyman / Pengawas melakukan safety briefing setiap hari mengenai peraturan
HSSE di lingkungan proyek sebelum melaksanakan pekerjaan
- Safetyman / Pengawas Lapanga melakukan safety patrol setiap harinya
- Apabila ada pekerja yang melakukan pelanggaran akan di peringatkan satu kali dan
diberi arahan
- Apabila pekerja melakukannya kembali untuk kedua kalinya maka pihak Pengawas
Lapangan atau Safetyman berhak membuat form pelanggaran HSE yang di
III - 116
tandatangani oleh pekerja sebagai bentuk legl bahwa pekerja tersebut tidak
mengulanginya kembali
- Apabila pekerja tersebut tetep melakukanya maka akan dikembalikan dengan
kebijakan management PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
III - 117
3.4.4.D Pengamatan Keselamatan kerja (PEKA) Dan
Intervensi Terhadap Kondisi Darurat
PEKA dapat dijelaskan dan dibuktikan dengan mengisi lembar patuh yang telah
disediakan pihak lokasi. Penjelasan yang berkaitan dengan kondisi tidak aman
dan perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja atau orang lain yang
berada di sekitar area kerja. Pengisian PEKA dapat dilakukan secara online
ataupun manual. Pelaporan PEKA hams melampirkan gambar temuan
tersebut sebagai bukti adanya ketidaksesuaian di lokasi kerja. Pelaporan
PEKA dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam KPI pekerjaan.
Pelaporan PEKA dilakukan guna menilai proses penerapan K3 dilokasi
kerja berjalan dengan baik atau belum dan mendapatkan persetujuan dari
pihak lokasi.
KASWADI
III - 118
Kartu Patuh Pengamatan Auran Utama HSSE
KARTU PATUH
PENGAMATAN ATURAN UTAMA HSSE
Hasil Pengamatan
…………………………………………….
III - 119
3. Cara pelaporan terhadap insiden yang terjadi di lokasi
SISTEM PELAPORAN KEJADIAN BAHAYA
PEKERJA
Yang mengetahui kejadian
bahaya untuk melapor ke
manager proyek
MANAGER PROYEK
FT Tuban
KASWADI …………………………………………………
Direktur Utama
Gambar 3.8 Sistem pelaporan kejadian bahaya
III - 120
DAFTAR TELEPON PENTING
III - 121
4. 12 Elemen Corporate Life Saving Rules (CLSR) Pertamina
“Corporate Life Saving Rules (CLSR)” yang terdiri dari 12 point yaitu :
a. Tools Equipment
Melakukan Pengecekan atau Monitoring terhadap kelayakan dari alat kerja dan material
guna untuk memperlancar proses pekerjaan.
b. Safe Zone Position
Kondisi dimana pekerja harus di wilayah yang aman yang di sertai baricade / safety line
apabila ada pekerjaan di atasnya atau sedang berlangsung proses lifting dan ketika
sedang melakukan pekerjaan penggalian tau lainya yang menimbulkan kecelakaan
kerja baik itu low risk ataupun high risk
c. Permit To Work
Melakukan perizinan pada setiap tahapan pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut
berlangsung baik SIKA Dingin, SIKA Panas, SIKA Confined Space ataupun perizinan
lainya
d. Isolation
Keadaan pengasingan atau mengurangi kontak dengan orang lain, adapun isolation
untuk jangka pendek seperti halnya untuk bekerja, berpikir ataupun istirahat
e. Confined Space
Pekerjaan yang dulaksanakan di ruang terbatas yang hanya memiliki akses terbatas pula
seperti tangki, awak mobil tangki, chamber, atau lainya
f. Lifting Operation
Pekerjaan mengangkat, memindahkan dan meletakkan alat atau material menggunaan
alat bantu seperti crane, tower crane, crawler crane atau lainya
g. Fit To Work
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan setiap hari sebelum melaksanakan pekerjaan
baik itu pekerjaan low risk maupun high risk
h. Working At Height
Pekejaan dengan ketinggian diatas 1,8 M
III - 122
SOAL POST TEST / EVALUASI PEMAHAMAN PEKERJA TERKAIT
PROGRAM INDUKSI HSE
Nama :
Jabatan :
Tanda Tangan :
1. Apabila melihat pekerja lain mengalami kecelakaan kerja ringan, hal yang tidak benar
dilakukan adalah…
a. Melaporkan kepada safety, mandor dan pengawas
b. Tidak melakukan apapun
c. Membantu / membawa korban ke tempat yang aman
3. Berikut ini hal yang benar jika melihat api di area kerja adalah …
a. Ditinggal lari
b. Memadamkan api dengan APAR ( jika memungkinkan )
c. Melanjutkan pekerjaan
4. Apabila melihat tempat kerja anda yang tidak rapi hal yang dilakukan adalah
a. merapikan alat kerja dan menyimpannya jika tidak dipakai
b. dilihat saja
c. asal membersihkan
5. Apa tujuan dari penerapan aspek HSSE di lingkungan PT. PERTAMINA (Persero)...
a. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
b. Mencegah terjadinya kejadian yang tidak di inginkan
c. Membuat pimpinan perusahaan senang
6. Apabila sedang melakukan pekerjaan di area PT. Pertamina (Persero) pekerja harus,
kecuali..
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri sesuai dengan jenis pekerjaanya
b. Tidak boleh merokok di area kerja
c. Tidak melaksanakan housekeeping setelah pekerjaan selesai
III - 123
7. Apabila terjadi keadaan darurat pekerja di haruskan untuk..
a. Melanjutkan pekerjaanya sampai pekerjaan selesai
b. Panik dan hanya berdiam di area kerja
c. Tetap dalam keadaan tenang dan meninggalkan area kerja satu persatu ke titik
kumpul darurat terdekat
8. Di bawah ini yang termasuk kondisi unsafe dan perlu dilakukan intervensi yaitu..
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri
b. Membuang sampah pada tempatnya
c. Membawa HP dan korek di lokasi kerja
10. Apakah anda mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku serta persyaratan
dan standard yang relevan dengan resiko aspek K3LL
a. Ya
b. Tidak
III - 124
6. HSSE COMUNICATION
III - 125
Yang membuat, Di tinjau oleh, Di setujui oleh,
Safety Officer Manager HSE Direktur Utama
III - 126
Dokumentasi HSSE Meeting
III - 127
DAFTAR HADIR HSE Meeting
III - 128
Dokumentasi HSSE TALK
III - 129
DOKUMENTASI SAFETY INDUCTION
III - 130
DOKUMENTASI HSE SIGN DI PROJECT
III - 131
Gambar 1.7 HSSE Meeting
III - 132
DAFTAR HADIR HSE MEETING
NO NAMA Jabatan
MUCH.BACHRUL
1. AZIS safetyman
2. Jumadi Teknisi
3. Bayu SH Helper
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KASWADI
Direktur Utama
III - 133
IV - 131
Metode Manajemen Resiko
KEMUNGKINAN KEJADIAN (PROBABILITY)
Tingkat KONSEKUENSI TERHADAP PROYEK A B C D E
Keparahan Terendah Tertinggi
(Severity) Kadangkadang
Mungkin Sering
Manusia Asset Lingkungan Citra Sangat Jarang terjadi Selalu terjadi
dapat terjadi terjadi
Tanpa
0 Tanpa cedera Tanpa dampak Tanpa dampak R R R R R
kerusakan
Kerusakan
1 Cedera ringan Dampak ringan Dampak ringan R R M M M
sangat kecil
Cedera Kerusakan
2 Dampak sedang Dampak sedang R M M T T
sedang kecil
Kerusakan Dampak besar Dampak besar
3 Cedera berat M M T T T
sedang (skala daerah) (skala daerah)
Kerusakan Dampak besar Dampak besar
4 Fatality M T T T T
besar (skala nasional) (skala nasional)
Dampak luar Dampak besar
Kerusakan
5 Fatality ganda biasa (skala (skala M T T T T
parah
internasional) internasional)
IV - 132
JOB DESCRIPTION Date : New ( Baru )
URAIAN PEKERJAAN Revisi
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi dan demobilosasi material, tenaga - terluka dikarenakan adanya material yang tajam Flame trap - Peralatan: perhatikan peralatan kerja
kerja(rapid test) dan peralatan - tertimpa material dikarenakan kurang hati - hati Rambu-rambu - Prosedur: lakukan kerja sesuai SOP dan perhatikan tahapan pekerjaan
- terjatuh dari kendaraan angkut Safety Line - Pelatihan: safety talk sebelum mobilisasi dimulai
- tertabrak kendaraan lain safety cone - Ijin kerja : siapkan ijin kerja dingin dan identifikasi tahapan kerja
- tergelincir akibat posisi parkir kendaraan angkut tidak rata - Pengawasan : Safety men melakukan pengawasan dari awal
- kebakaran kendaraan sampai akhir pekerjaan selesai Safety Man
- kelelahan - APD : helm safety, sepatu safety, sarung tangan, wearpack
- dehidrasi kacamata
- Lainnya : koordinasi dengan HSE/LK3, Teknik dan yang berwenang dilokasi
- Stand by APAR
- Standby P3K
- Fit to work sebelum memulai bekerja
- Kategori Sampah : Anorganik
- CSLR : Permit To Work,driving safety,Lifting Operation
2. Administrasi, perijinan, dokumentasi dan pembuatan - kelelahan mata akibat terlalu lama menatap komputer kacamat anti radiasi - Peralatan: -
Dokumen CSMS - kelelahan -minuman - Prosedur: lengkapi dokumen sesuai prosedur
- dehidrasi mengandung ion - Pelatihan : -
- tersengat listrik pada saat pembuatan dokumen alas kaki anti statis - Ijin kerja : siapkan ijin kerja berdasarkan jenis pekerjaan Administrasi &
menggunakan perangkat PC - Pengawasan : - Safetyman
- APD : -
- Lainnya : melakukan koordinasi dengan pihak - pihak yang berwenang di lokasi tersebut
- Kategori Sampah : Anorganik
- CSLR : Permit To Work
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Jalur Pipa Metering TPPI - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
- CSLR : Permit To Work, Safe Zone Position, Tool & Equpment, Aset Integrity, Isolation
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Jalur Pipa Metering TPPI - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
- CSLR : Permit To Work, Safe Zone Position, Tool & Equpment, Aset Integrity, Isolation
- CSLR : Permit To Work, Safe Zone Position, Tool & Equpment, Aset Integrity, Isolation
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Pekerjaan pengupasan/pengerokan cat lama - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
VI. Pekerjaan Pengecatan Support Jalur Pipa Produk Area T.08 s.d T.11
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Pekerjaan pengupasan/pengerokan cat lama - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Pengecatan pipa dia 32" ( Area Tangki T04, T05, T06 & T07 ) - 63 tit - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
- terpapar debu Rambu-rambu - Peralatan :raskam,kapi,kuas roll,kuas sapu,kuas cat,gerinda,mesin las,bor listrik
Marking pipa dia 32" ( Area tangki T04, T05, T06, Metering, rmh pom - terjepit material kerja Safety Line - Prosedur : -Gunakan alat yang sesuai dengan SOP dan standart ceklist kerja yang sudah di tentukan
V Pekerjaan Penyelesaian
Pembersihan Lokasi Akibat Pekerjaan - terluka Rambu-rambu - Peralatan : peralatan
- terjatuh Safety Line -lengkapi dan gunakan peralatan sesuai jenis dan fungsinya
- terperosok Safetycone - Prosedur : -baca dokumen SOP yang ada sesuai dengan pekerjaan
- tertimpa material - Pelatihan : -lakukan sosialisasi atau safety talk sebelum pekerjaan
- tersandung -lengkapi kompetensi pekerja Safety Man
- tergores - Ijin Kerja : -siapkan dokumen ijin kerja sesuai spesifikasi pekerjaan (panas/dingin)
- terpapar debu -lengkapi semua pekerja dengan ID Card
- tertimpa alat kerja - Pengawasan : -safety man / koordinasi HSE melakukan pengawasan kerja
- terjadinya kebakaran -pastikan area aman dan layak untuk bekerja
- terkena gangguan pernapasan - APD : gunakan APD sesuai dengan jenis pekerjaan (safety shoes, wearpack, masker, safety helmet)
- terpapar sinar matahari - Lainnya : -standby P3K dan APAR
- tergigit hewan liar - Fit to work sebelum mulai bekerja
-koordinasi dengan pihak HSE/LK3, Teknik dan pihak - pihak yang berwenang dilokasi
- Kategori Sampah : Anorganik
- CSLR : Permit To Work, Tool & Equpment, Aset Integrity, Working At Hight
DATE :
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA Spv. HSSE Fuel Terminal Tuban Spv. MP&S Fuel Terminal Tuban Mengetahui
FUEL TERMINAL MANAGER
1. Definisi
Manual Handling adalah salah satu bentuk transportasi atau penyanggaan beban dengan
tangan dan tubuh yang termasuk didalamnya Pengangkatan, Memindahkan, Meletakan,
Mendorong, Menarik, Menggeser, Penyanggaan
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk seluruh pekerja baru yang akan melaksanakan proyek di lingkungan PT.
Pertamina (Persero) MOR V atau yang lainya
3. Tujuan
- Memberi informasi tentang manual handling
- Tahapan manual handling sesuai prosedur
- Penyakit akibat kerja manual handling
4. Prosedur
Pengertian pemindahan bahan secara manual (MMH), menurut American Material
Handling Society bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang
meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan (packaging),
penyimpanan (storing), dan pengawasan (controlling), dari material dengan segala
bentuknya (Wignjosoebroto, 1996).
V - 138
Batasan angkat secara legal (Legal Limitation) Batasan angkat ini dipakai sebagai
batasan angkat secara internasional. Adapun variabelnya adalah sebagai berikut Pria
dibawah usia 16 tahun, maksimum angkat adalah 14 kg :
- Pria usia diantara 16 tahun dan 18 tahun, maksimum angkat adalah 18 kg
- Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat
- Wanita usia diantara 16 tahun dan 18 tahun, maksimum angkat adalah 11 kg.
- Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum angkat adalah 16 kg.
Batasan-batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu,
pada tulang belakang bagi para wanita (back injuries incidence to women). Batasan
angkat ini akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi
operator pekerjaan berat.
Adapun penyakit akibat kerja yang ditimbulkan salah satunya yaitu keluhan
musculoskeletaldisorder. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan sakit, nyeri, pegal-
pegal dan lainnya pada sistem otot (musculoskeletal) seperti tendon, pembuluh darah,
sendi, tulang, syaraf dan lainnya yang disebabkan oleh aktivitas kerja. Keluhan
musculoskeletal sering juga dinamakan MSD (Musculoskeletal disorder), RSI
(Repetitive Strain Injuries), CTD (Cumulative Trauma Disorders) dan RMI (Repetitive
Motion Injury). Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
:
1. Keluhan sementara (reversible) yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila
pembebanan dihentikan.
2. Keluhan menetap (persistent) yaitu keluhan otot yang bersifat menetap, walaupun
pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot terus belanjut.
Tabel 5.1 SOP manual handling
V - 139
b. Cara kerja aman (Safety Work Practice) terhadap aktivitas pekerjaan
yang memiliki potensi bahaya kritis sesuai CLSR Pertamina
1. Definisi
Safe Work Practice melakukan tindakan pencegahan kecelakaan sehingga dapat
mengurangi resiko. Kecelakaan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, tetapi bisa terjadi
dan sangat merugikan. Karena itu diperlukan pengetahuan untuk mencegahnya agar
kerugian dapat dihindarkan.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk seluruh pekerja baru yang akan melaksanakan proyek di lingkungan PT.
Pertamina (Persero) MOR V atau yang lainya
3. Tujuan
- Memberi informasi tentang Cara Kerja Aman (Safety Work Practice) terhadap
aktivitas pekerjaan yang memiliki potensi bahaya kritis sesuai dengan CLSR
Pertamina
- Risiko Kecelakaan dan Kesehatan Kerja
V - 140
dengan gerinda, cutting Melakukan daily check up di lokasi sebelum
blender las dsb melakukan pekerjaan
- Melakukan safety briefing sebelum melakukan
pekerjaan
- Melaksanakan inspeksi peralatan secara harian
- Merapikan kembali apabila peralatan digunakan di
tempatkan di tempat yang aman dan jauh dari
jangkauan air di sekitar
- Menyediakan APAR dan Karung Goni untuk
proteksi terjadinya kebakaran
- Pekerja menggunakan APD sesuai dengan jenis
pekerjaanya
- Permit To Work
3. Pekerjaan di ketinggian Membuat izin kerja sesuai dengan jenis pekerjaanya
yaitu izin kerja Panas
- Fit To Work
Melakukan daily check up di lokasi sebelum
melakukan pekerjaan
- Melakukan safety briefing sebelum melakukan
pekerjaan
- Melaksanakan inspeksi scaffolding
- Menyediakan APD sesuai standart dan Full Body
Harness
V - 141
c. Pemeriksa / inspeksi dan/ atau sertifikasi peralatan
Checklist Pemeriksaan Peralatan
BULANAN
Tanggal :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 KETERANGAN
Pemeriksaan
1 Mesin Genset
2 Mesin Las
3 Mesin Bor
Mesin
4 Gerinda
Tabung
5
Oksigen
6 Tabung LPG
Kendaraan
7
Operasional
8 Tool Box
9 APAR
Rekomendasi untuk ditindaklanjuti :
(........................................) (. ...................................... )
V - 142
Gambar 5.1 Lampiran checklist peralatan
V - 143
d. Persyaratan kualifikasi operator yang mengoprasikan peralatan
V - 145
e. Standart Keselamatan Yang Berlaku
KELENGKAPAN STANDARD KERJA YANG DIGUNAKAN
4. Instruksi Menteri tenaga kerja No. Ins 11/M/BW1997 tentang penhawasan khusus K3
penanggulangan kebakaran
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Kep 189/MEN/1999 tentang unit penendalian kebakaran
di tempat kerja
6. Peraturan Menteri tenaga Kerja R.I. No. PER.08/MENVII/2010 tentang alat pelindung diri
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan Pekerjaan
8. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3
V - 146
SOP PELANGGARAN HSSE
No. SOP/HSE-PMB/003
1. Definisi
Pelanggaran adalah suatu tindakan sengaja yang tidak mengikuti suatu peraturan atau
prosedur yang sesuai di lingkungan kerja
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk seluruh pekerja yang melaksanakan proyek di lingkungan PT. Pertamina
(Persero) MOR V atau yang lainya
3. Tujuan
- Memberi informasi tentang pelanggaran HSE
- Tahapan penerbitan form pelanggaran HSE
4. Prosedur
Dalam dunia K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pelanggaran HSSE yaitu adalah
suatu tindakan yang di lakukan secara sengaja selama pekerjaan tersebut berlangsung
baik berupa Unsafe Action maupun Unsafe Condition yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja.
Tentunya dalam menghadapi hal tersebut dan tetap mencapai target dari Zero Accident
perusahaan selalu memberikan arahan dan peringatan untuk setiap pekerjanya. Adapun
tahapan penerbitan dari form pelanggaran HSSE yang digunakan untuk memastikan dan
memberikan intervensi terhadap pekerja agar tidak megulangi pelanggaran HSSE
adalah sebagai berikut :
- Safetyman / Pengawas melakukan safety briefing setiap hari mengenai peraturan
HSSE di lingkungan proyek sebelum melaksanakan pekerjaan
- Safetyman / Pengawas Lapanga melakukan safety patrol setiap harinya
- Apabila ada pekerja yang melakukan pelanggaran akan di peringatkan satu kali dan
diberi arahan
- Apabila pekerja melakukannya kembali untuk kedua kalinya maka pihak Pengawas
Lapangan atau Safetyman berhak membuat form pelanggaran HSE yang di
tandatangani oleh pekerja sebagai bentuk legal bahwa pekerja tersebut tidak
mengulanginya kembali
- Apabila pekerja tersebut tetep melakukanya maka akan dikembalikan dengan
kebijakan management PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
V - 147
Tabel 5.4 SOP pelanggaran HSSE
V - 148
g. Menyusun program untuk mensosialisasikan prosedur kerja dan standard
keselamatan yang berlaku.
Nama :
Jabatan :
Hari Tanggal : Jam :
Temukan hal hal yang menjadi tanggung jawab perusahaan / pihak anda yaitu : (diberi tanda ‘V’
Penyimpangan Ketentuan HSSE Keadaan / tindakan yang tidak aman
Penyimpangan ketentuan aspek Hampir menimbulkan korban
Lingkungan kecelakaan
Ringkasan Peristiwa sebagai berikut :
V - 149
LAMPIRAN FORM PELANGGARAN
Dokumentasi Akhir
V - 151
2. Jadwal Program Sosialisasi Prosedur Kerja dan Standart Keselamatan
PROGRAM SOSIALISASI PROSEDUR DAN STANDAR KESELAMATAN KERJA
Judul Proyek : PENOMORAN TENKI TIMBUN MSDS,DAN PERLENGKAPAN FUEL TERMIAL
Lokasi : PT. Pertamina - Fuel Terminal Tuban( Tg Perak )
Pelaksana : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Pelaksanaan : 60 Hari Kalender
HKL Keterangan
No. Uraian Kegiatan PIC
10 20 30 40 50 60
1. Metode Kerja dan Handling Safetyman Dilakukan sekali selama
Secara Aman proyek berlangsung
2. Cara Kerja Aman (Safe Work Safetyman Dilakukan sekali selama
Practice) proyek berlangsung
3. Standard Keselamatan Yang Safetyman Dilakukan sekali selama
Berlaku proyek berlangsung
V - 152
2. Emergency Response
a. Identifikasi Keadaan Darurat
IDENTIFIKASI KEADAAN
DARURAT
No. IKD/HSE-SRJ/015
1. Definisi
Keadaan darurat adalah kejadian atau insiden tidak terduga atau tidak direncanakan
yang berakibat membahayakan manusia; mengganggu kelancaran operasi; atau
mengakibatkan kerusakan fisik atau lingkungan, yang harus dicegah dan ditanggulangi
secara cepat dan tepat agar akibat yang ditimbulkannya dapat ditekan sekecil mungkin.
2. Ruang Lingkup
Berlaku untuk seluruh pekerja yang akan melaksanakan proyek di lingkungan PT.
Pertamina (Persero) MOR V atau yang lainya
3. Tujuan
- Memberi informasi tentang pengertian keadaan darurat
- Identifikasi keadaan daruart di lingkungan proyek
V - 153
Gangguan keamanan sipil (ancaman bom, perampokan, demonstrasi, huru-hara)
Kekerasan di tempat kerja yang menimbulkan cedera fisik dan trauma
Kecelakaan/ keracunan massal.
V - 154
b. Emergency Respon Plan
1. Latar Belakang
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA menerima bahwa Keselamatan da Kesehatan
Kerja (K3) adalah landasan utama dalam kegiatan operasinya. Untuk mendukung hal
di atas dan memastikan bahwa kita mengelola secara efektif semua aspek yang terkait
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kita harus memiliki Perangkat
Prosedur Keadaan Darurat baik secara umum (general) atau masing-masing
pekerjaan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini meliputi kegiatan yang mengatur tentang kapan dan bagaimana
Prosedur Keadaan Darurat dalam Pekerjaan Pengecoran digunakan, termasuk
pengendaliannya. Pihak yang terkait dengan SOP ini adalah semua karyawan yang
bekerja di PT. Sinar Raya baik di project maupun di office
3. Tujuan
a. Prosedur ini dibuat untuk menetapkan Tim Manajemen Tanggap Darurat di
PT.Sinar Raya Jaya
b. Prosedur ini dibuat untuk menentukan tanggung jawab dan wewenang dari
setiap personil Tim Manajemen Tanggap Darurat agar mampu berpartisipasi
secara efektif.
c. Prosedur ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai tingkat keadaan
darurat.
d. Prosedur ini dibuat untuk menjelaskan petunjuk pelaksanaan mengenai
tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi keadaan darurat dalam pekerjaan
pengecoran dengan koordinasi yang baik, cepat, dan aman sehingga dapat
mencegah atau meminimalkan dampak pada pekerja, peralatan, dan
lingkungan, property serta asset perusahaan.
4. Referensi
5. Definisi
a. Keadaan darurat adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan terjadi dan harus
dilakukan tindakan / pertolongan sesegera mungkin untuk meminimalisasi
terjadinya tingkat kerusakan / kerugian yang lebih parah.
b. Tim Manajemen Tanggap Darurat adalah tim yang bertugas mengelola
keadaan darurat diarea kerja.
c. Tim Tanggap Darurat adalah tim yang terdiri dari Ketua Tim, Wakil Ketua
Tim, Koordinator Pelaksana, Tim Teknis dan Peralatan, Tim Evakuasi, Tim
Penyelamat Dokumen, Tim P3K, Tim Pengamanan, Tim Penanggulangan
Dampak Lingkungan
d. Evakuasi adalah upaya penyelamatan orang di lokasi kerja menuju lokasi yang
lebih aman.
e. Darurat Medis (kecelakaan) adalah situasi yang mengancam jiwa seseorang
dan perlu penanganan yang serius. Keadaan ini dapat disebabkan karena
keletihan, pingsan, sakit, keracunan dan lain-lain.
f. Kebakaran adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali dan
merugikan manusia, aset, dan lingkungan
g. Ledakan adalah pecahnya suatu bejana/tabung/pipa bertekanan yang disertai
suara ledakan dan/atau reaksi fisika/kimia dari suatu bahan kimia yang bersifat
mudah meledak sehingga menimbulkan kerugian bagi manusia, aset, dan
lingkungan.
h. Bahan Kimia Berbahaya adalah keluarnya semburan
gas/cairan/lelehan/partikel padat dari suatu bejana/tabung/pipa bertekanan yang
dapat menimbulkan kerugian bagi manusia, aset, dan lingkungan.
i. Bahaya/Hazard adalah segala sesuatu yang memiliki potensi untuk
menyebabkan cedera, sakit atau tewas (bagi pekerja, pihak lain, kontraktor,
tamu, masyarakat sekitar), kerusakan terhadap sarana dan prasarana pekerjaan.
j. Risiko adalah dampak atau tingkat keparahan dari hazard yang ada. Kombinasi
dari kemungkinan dan konsekuensi terjadinya kecelakaan dari bahaya tertentu.
k. Tingkat 1 (Situasi Darurat Lokal) adalah suatu keadaan darurat yang langsung
dapat diatasi sepenuhnya oleh personil Tim Tanggap Darurat yang sudah ada di
unit kerjanya dan tidak memerlukan daya tambahan lagi, serta tidak berdampak
pada terhentinya suatu proses kegiatan dalam waktu lama.
l. Tingkat 2 (Situasi Darurat Terbatas) adalah keadaan darurat yang terjadi di
satu/beberapa unit kerja dalam satu wilayah dan mungkin membutuhkan
beberapa sumber daya tambahan dari Tim Tanggap Darurat yang tersedia di unit
kerja lainnya, serta dapat berdampak pada terhentinya suatu proses kegiatan
dalam satu hari/lebih.
m. Tingkat 3 (Situasi Darurat Besar) adalah keadaan darurat yang dapat
menyebar melampaui batas satu unit kerja, dan untuk penanggulangannya
membutuhkan sumber daya tambahan dari pihak berwenang, seperti kepolisian,
Pemda setempat, dan lain-lain.
V - 156
7. Uraian Prosedur Keadaan Darurat
a. Apabila terjadi kecelakaan kerja saksi mata segera menghubungi pengawas atau
emergency call (panggilan darurat) yang sudah terpasang di masing-masing area.
b. Apabila tidak ada pengawas, saksi berhak langsung menghubungi emergency
call (panggilan darurat) yang dimana nomor sudah tertera di masing- masing area
pekerjaan.
c. Pengawas memberikan arahan kepada pekerja di area kerja untuk melakukan
evakuasi melewati jalur evakuasi dengan tenang dan tidak panik menuju titik
kumpul darurat di setaiap area pekerjaan
d. Koordinator dan masing – masing tim tanggap darurat menuju lokasi kejadian
dan melakukan tugasnya sesuai dengan jobdesknya masing-masing
e. Koordinator Pelaksana melaporkan kondisi terakhir kepada ketua regu serta
memberikan pertimbangan dan masukan terhadap keputusan yang akan diambil.
f. Wakil ketua ikut memberikan masukan dan pertimbangan kepada koordinator
darurat dan ketua tim dan menindak lanjuti hasil investigasi bersama ketua.
g. Koordinator pelaksana melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap kejadian
bersama dengan masing-masing tim tanggap darurat.
V - 157
c. Struktur Organisasi Tanggap Darurat Beserta Jobdesknya
KETUA
KASWADI
WAKIL KETUA
MUALIMIN
KOORDINATOR PELAKSANA
KURNIA OKTAVIANTO
KASWADI
Direktur Utama
V - 158
JOBDESK STRUKTUR ORGANISASI :
V - 159
STRUKTUR ORGANISASI TANGGAP DARURAT
DI LAPANGAN
KASWADI
Direktur Utama
Gambar 5.5 Struktur organisasi tanggap darurat di lapangan
V - 160
JOBDESK STRUKTUR ORGANISASI :
1. Koordinator Pelaksana bertanggung jawab sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan kepada seluruh tim tanggap darurat terhadap penanganan yang
akan dilakukan
b. Membantu dan mengarahkan proses evakuasi korban
c. Membantu dan mengarahkan proses evakuasi dokumen
d. Membantu dan mengarahkan proses evakuasi teknis dan peralatan
e. Koordinasi secara intens dengan ketua tim kantor dan lapangan
f. Melaporkan kondisi terakhir kepada ketua regu serta memberikan pertimbangan
dan masukan terhadap keputusan yang akan diambil
2. Tim Teknis dan Peralatan bertanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan Evakuasi terhadap seluruh pekerja yang beradadi area office bila terjadi
kebakaran atau keadaan darurat lainnya
b. Melakukan pencarian bila masih ada orang yang belum berkumpul diarea aman
c. Melaporkan ke koordinator keadaan darurat bila terjadi kondisi darurat
3. Tim Evakuasi Manusia bertanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan koordinasi dengan koordinator keadaan darurat bila terjadi keadaan
darurat / kebakaran
b. Melakukan evakuasi korban ke titik aman ( Muster Point)
c. Melakukan pendataan terhadap orang yang berkumpul di area aman setelah proses
Evakuasi
d. Memastikan kondisi orang aman
e. Menenangkan kondisi korban sampai dengan ada instruksi lebih lanjut
4. Tim Pengamanan bertanggung jawab sebagai berikut :
a. Mengendalikan situasi lapangan dengan informasi satu arah yang relefaan dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak luar
b. Ikut mengarahkan personil keamanan proyek untuk menjaga situasi darurat
c. Memastikan komunikasi dikelola secara profesional kepada pihak luar
V - 161
d. Daftar Nomor Kontak Emergency
KASWADI
Direktur Utama
Tabel 5.8 Daftar nomer telepon darurat
V - 162
e. Alur Komunikasi Keadaan Darurat
SISTEM PELAPORAN KEJADIAN BAHAYA
PEKERJA
Yang mengetahui kejadian
bahaya untuk melapor ke
manager proyek
MANAGER PROYEK
KASWADI
Direktur Utama
Gambar 5.5 Sistem pelaporan kejadian bahaya
V - 163
2. Jadwal Program Sosialisasi dan Simulasi Rencana Keadaan Darurat
PROGRAM SOSIALISASI DAN SIMULASI RENCANA KEADAAN DARURAT
Judul Proyek : PENOMORAN TENKI TIMBUN MSDS,DAN PERLENHKAPAN FUEL TERMINAL
Lokasi : PT. Pertamina - Fuel Terminal Tuban
Pelaksana : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Pelaksanaan : 60 Hari Kalender
HKL Keterangan
No. Uraian Kegiatan PIC
10 20 30 40 50 60
1. Sosialisasi Rencana Keadaan Safetyman Dilakukan sekali
Darurat selama proyek
berlangsung
2. Simulasi Rencana Keadaan Safetyman Dilakukan sekali
Darurat selama proyek
berlangsung
V - 166
4. Petugas First Aid (P3K) dan Peralatan P3K di lokasi kerja
V - 167
LISENSI PETUGAS P3K
V - 168
DATA PERALATAN P3K
SESUAI PERMEN NOMOR : PER.15/MEN/VIII/2008
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA
KOTAK A
ISI KOTAK Untuk 25
P3K No. ISI Pekerja/buruh atau
kurang)
1 Kasa steril terbungkus 20
2 Perban (lebar 5cm) 2
3 Perban (lebar 10cm) 2
4 Plester (lebar 1,25cm) 2
5 Plester cepat 10
6 Kapas (25 gram) 1
7 Kain Segitiga/mittela 2
8 Gunting 1
9 Peniti 12
10 Sarung tangan sekali pakai 2
11 Masker 1
12 Pinset 1
13 Lampu senter 1
14 Gelas untuk cuci mata 1
15 Kantong plastik bersih 1
16 Aquades (100 ml lar.saline) 1
17 Povidon lodin (60 ml) 1
18 Alkohol 70% 1
19 Buku panduan P3K di tempat kerja 1
20 Buku catatan Daftar isi kontak
KASWADI
Direktur Utama
V - 169
3. PENGELOLAAN PENYEBARAN PANDEMIC
SOP PENGELOLAAN
KEBIJAKAN PANDEMIC
No. SOP/HSE-PMB/021
1. Latar Belakang
Dalam situasi pandemi Covid-19 roda perekonomian harus tetap berjalan dengan
mengedepankan langkah-langkah pencegahan. Kementerian Kesehatan RI telah
menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020
tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran
dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini meliputi kegiatan yang mengatur tentang bagaimana Prosedur Pencegahan
Penyebaran Pandemic dalam Pekerjaan di area kantor maupun masing-masing project.
Pihak yang terkait dengan SOP ini adalah semua karyawan yang bekerja di PT. PMB
baik di project maupun di office
3. Tujuan
e. Prosedur ini dibuat untuk mencegah terjadinya penyebaran covid’19
f. Prosedur ini dibuat untuk menjelaskan bagaimana pencegahan penularan covid’19
g. Prosedur ini digunakan untuk menangani pekerja saat mengalami penularan
pandemic
h. Prosedur ini mencakup tentang reward dan punishment apabila pekerja tidak
memenuhi proseudr terkait
4. Referensi
V - 170
e. Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang
Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan
Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
f. Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan Covid-19
V - 171
Apabila pekerja melakukan pelanggaran terhadap protokol kesehatan baik di area
proyek maupun office akan diberikan peringatan sebagai berikut :
- Peringatan I : Pekerja akan diberikan teguran dari pihak manajemen
- Peringatan II : Pekerja akan diberikan surat peringatan dari pihak manajemen
- Peringatan III : Pekerja akan diberikan skors tidak diperbolehkan bekerja selama
beberapa hari kedepan dan harus menandatangani surat pernyataan bahwa tidak
akan mengulangi kesalahanya kembali
V - 172
PROSES VI
IMPLEMENTASI DAN
PENGENDALIAN OPERASIONAL
VI - 171
1. Pengelolaan Perubahan (Manajement Of Change)
Risk Assessment Berdasarkan Cakupan Perubahan Yang Terkait
CAKUPAN PERUBAHAN
BAHAYA TERKAIT TINGKAT
RESIKO
Sesudah PERUBAHAN KEMUNGKINAN
Sebelum
1B Menengah
Menggunakan masker Menggunakan masker di - cepat lelah dikarenakan
pada pekerjaan tertentu segala aktifitas pekerjaan keterbatasan bernafas
dikarenakan pandemi
Tidak diharuskan Rapid Diharuskan Rapid test di - tertular virus di area rapid test 2C Menengah
test era pandemi serta timbul infeksi akibat rapid
Tidak diharuskan Diharuskan mencuci - terjadi iritasi kulit akibat terlalu 1B Menengah
mencuci tangan sebelum tangan sebelum dan sering mencuci tangan
dan sesudah bekerja sesudah bekerja
HSE meeting, Kick of HSE meeting, Kick of - tidak stabilnya jaringan saat 1B Rendah
meeting dan rapat-rapat meeting dan rapat-rapat melakukan rapat secara online
lainnya dilakukan secara lainnya dilakukan secara mengakibatkan miss komunikasi
tatap muka/ offline online terhadap informasi dan prosedur
yg berlaku
VI - 172
Di buat oleh, Di tinjau oleh, Di setujui oleh, Div : HSE
Safety Officer Manager HSE Direktur Utama Rev : -
No Doc:
SOP/HSE-PMB/023
1. Latar Belakang
Dalam meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PUTRA MANDIRI
BUWANA. Perusahaan berkomitmen untuk selalu mengikuti kemajuan dari industri
yang berkembang dan hal hal yang terkait perubahan kondisi perusahaan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini meliputi kegiatan yang mengatur tentang perubahan kondisi baik di
lingkungan kantor maupun lapanagan.
3. Tujuan
i. Prosedur ini bertujuan menginformasikan mengenai pengelolan perubahan
(Management Of Change) yang berlaku di PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
4. Risk Assessment
Penilaian risiko dilihat seberapa besar nilai “Saverity and Probability” sesuai dengan
tahapan pekerjaan, kondisi di lingkungan pekerjaan dan sebagainya yang terkait
dengan keselamatan dan kesehata kerja serta potensi bahaya yang dihasilkan.
Significant
High Risk
Medium Risk
Low Risk
VI - 174
5. Proses persetujuan (validasi)
KEPALA BAGIAN
MOC WAKIL DIREKTUR DIREKTUR
PENGAJUAN
BAGIAN TERKAIT
MENGKAJI “MOC” DENGAN NO
ACC
ATASAN DAN ANGGOTA SETIAP
BAGIAN
VALIDASI
REVISI
REVISI DOC
DIREKTUR
PEMBUATAN
UNDANGAN
RAPAT
MANAJEMEN
SAFETYMAN
KOMUNIKA
SI DI
LAPANGAN
PENGAWAS LAPANGAN PEKERJA
VI - 175
7. Monitoring dan Review Perubahan
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA selalu melakukan monitoring dan review
perubahan baik peraturan maupun kebijakan ataupun hal lain yang berkaitan dengan
berkembangnya perusahaan di industri dengan selalu mengkaji saat Rapat
Management setiap 1 bulan sekali.
VI - 176
II. KELAYAKAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN
2. I DAFTAR SELURUH PERALATAN YANG AKAN DIGUNAKAN BESERTA STATUS KELAYAKAAN FUNGSINYA
DATA PERALATAN KERJA PROYEK
Judul Proyek : PENOMORAN TENKI TIMBUN MSDS,DAN PERLENGKAPAN FUEL TERMINAL TUBAN
Lokasi : FT Maumere
VI - 177
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
KASWADI
Direktur
VI - 178
2.2 BUKTI KELAYAKAN FUNGSI PELATAN TERSEBUT BERUPA DOKUMEN SERTIFIKASI PERALATAN SESUAI
REGULASI DAN/ ATAU HASIL INSPEKSI TERHADAP PERALATAN TERSEBUT
MSDS
VI - 179
Technical Data Sheet
Alkydprimer QD
Product description
This is a one component oxidatively drying zinc phosphate reinforced alkyd coating. It is fast drying. Can be
used as primer or mid coat in atmospheric environments. Suitable for properly prepared wooden, aluminium and
carbon steel surfaces.
Typical use
Marine:
Recommended for coastal vessels, topside, deck and superstructure.
Protective:
Recommended for light industry environments, buildings and general structural steel.
Colours
red, grey, light grey, black, green, white
Product data
Property Test/Standard Description
The provided data is typical for factory produced products, subject to slight variation depending on colour.
Gloss description: According to Jotun Performance Coatings' definition.
Surface preparation
To secure lasting adhesion to the subsequent product all surfaces shall be clean, dry and free from any
contamination.
Surface preparation
Application
Application methods
The product can be applied by
Product mixing
Single pack
Thinner/Cleaning solvent
Thinner: Jotun Thinner No. 2
For maximum overcoating intervals, refer to the Application Guide (AG) for this product.
Drying and curing times are determined under controlled temperatures and relative humidity below 85 %, and
at average of the DFT range for the product.
Surface (touch) dry: The state of drying when slight pressure with a finger does not leave an imprint or reveal
tackiness.
Walk-on-dry: Minimum time before the coating can tolerate normal foot traffic without permanent marks,
imprints or other physical damage.
Dry to over coat, minimum: The recommended shortest time before the next coat can be applied.
Heat resistance
Temperature
Continuous Peak
Dry, atmospheric 90 °C 100 °C
Product compatibility
Depending on the actual exposure of the coating system, various primers and topcoats can be used in
combination with this product. Some examples are shown below. Contact Jotun for specific system
recommendation.
Packaging (typical)
Volume Size of containers
(litres) (litres)
Alkydprimer QD 5 / 20 5 / 20
The volume stated is for factory made colours. Note that local variants in pack size and filled volumes can vary
due to local regulations.
Storage
The product must be stored in accordance with national regulations. Keep the containers in a dry, cool, well
ventilated space and away from sources of heat and ignition. Containers must be kept tightly closed. Handle
with care.
Shelf life at 23 °C
Alkydprimer QD 48 month(s)
In some markets commercial shelf life can be dictated shorter by local legislation. The above is minimum shelf
life, thereafter the paint quality is subject to re-inspection.
Caution
This product is for professional use only. The applicators and operators shall be trained, experienced and have
the capability and equipment to mix/stir and apply the coatings correctly and according to Jotun's technical
documentation. Applicators and operators shall use appropriate personal protection equipment when using this
product. This guideline is given based on the current knowledge of the product. Any suggested deviation to suit
the site conditions shall be forwarded to the responsible Jotun representative for approval before commencing
the work.
Colour variation
When applicable, products primarily meant for use as primers or antifoulings may have slight colour variations
from batch to batch. Such products may fade and chalk when exposed to sunlight and weathering.
Colour and gloss retention on topcoats/finish coats may vary depending on type of colour, exposure
environment such as temperature, UV intensity etc., and application quality. Contact your local Jotun office for
further information.
Disclaimer
The information in this document is given to the best of Jotun's knowledge, based on laboratory testing and
practical experience. Jotun's products are considered as semi-finished goods and as such, products are often
used under conditions beyond Jotun's control. Jotun cannot guarantee anything but the quality of the product
itself. Minor product variations may be implemented in order to comply with local requirements. Jotun reserves
the right to change the given data without further notice.
Users should always consult Jotun for specific guidance on the general suitability of this product for their needs
and specific application practices.
If there is any inconsistency between different language issues of this document, the English (United Kingdom)
version will prevail.
Product description
This is a one component oxidatively drying alkyd coating. It is fast drying. It has a high gloss finish with good
gloss retention. Suitable for light industry and coastal market for both new build and maintenance projects. To
be used as topcoat in atmospheric environments.
Typical use
Marine:
Recommended for topside, deck and superstructure.
Protective:
Recommended for light industry environments, buildings and general structural steel.
Colours
special white, according to colour card and Multicolor Industry tinting system (MCI)
Product data
Property Test/Standard Description
The provided data is typical for factory produced products, subject to slight variation depending on colour.
Gloss description: According to Jotun Performance Coatings' definition.
Surface preparation
To secure lasting adhesion to the subsequent product all surfaces shall be clean, dry and free from any
contamination.
Surface preparation
Coated surfaces Clean, dry and undamaged compatible Clean, dry and undamaged compatible
coating coating
Application
Application methods
The product can be applied by
Product mixing
Single pack
Thinner/Cleaning solvent
Thinner: Jotun Thinner No. 2
For maximum overcoating intervals, refer to the Application Guide (AG) for this product.
Drying and curing times are determined under controlled temperatures and relative humidity below 85 %, and
at average of the DFT range for the product.
Surface (touch) dry: The state of drying when slight pressure with a finger does not leave an imprint or reveal
tackiness.
Walk-on-dry: Minimum time before the coating can tolerate normal foot traffic without permanent marks,
imprints or other physical damage.
Dry to over coat, minimum: The recommended shortest time before the next coat can be applied.
Heat resistance
Temperature
Continuous Peak
Dry, atmospheric 120 °C 140 °C
Product compatibility
Depending on the actual exposure of the coating system, various primers and topcoats can be used in
combination with this product. Some examples are shown below. Contact Jotun for specific system
recommendation.
Packaging (typical)
Volume Size of containers
(litres) (litres)
The volume stated is for factory made colours. Note that local variants in pack size and filled volumes can vary
due to local regulations.
Storage
The product must be stored in accordance with national regulations. Keep the containers in a dry, cool, well
ventilated space and away from sources of heat and ignition. Containers must be kept tightly closed. Handle
with care.
Shelf life at 23 °C
Alkyd High Gloss QD 48 month(s)
In some markets commercial shelf life can be dictated shorter by local legislation. The above is minimum shelf
life, thereafter the paint quality is subject to re-inspection.
Caution
This product is for professional use only. The applicators and operators shall be trained, experienced and have
the capability and equipment to mix/stir and apply the coatings correctly and according to Jotun's technical
documentation. Applicators and operators shall use appropriate personal protection equipment when using this
product. This guideline is given based on the current knowledge of the product. Any suggested deviation to suit
the site conditions shall be forwarded to the responsible Jotun representative for approval before commencing
the work.
Colour variation
When applicable, products primarily meant for use as primers or antifoulings may have slight colour variations
from batch to batch. Such products may fade and chalk when exposed to sunlight and weathering.
Colour and gloss retention on topcoats/finish coats may vary depending on type of colour, exposure
environment such as temperature, UV intensity etc., and application quality. Contact your local Jotun office for
further information.
Disclaimer
The information in this document is given to the best of Jotun's knowledge, based on laboratory testing and
practical experience. Jotun's products are considered as semi-finished goods and as such, products are often
used under conditions beyond Jotun's control. Jotun cannot guarantee anything but the quality of the product
itself. Minor product variations may be implemented in order to comply with local requirements. Jotun reserves
the right to change the given data without further notice.
Users should always consult Jotun for specific guidance on the general suitability of this product for their needs
and specific application practices.
If there is any inconsistency between different language issues of this document, the English (United Kingdom)
version will prevail.
VI - 181
IDENTIFIKASI SIKA
1. Latar Belakang
Setiap pelaksanaan pekerjaan di area kerja PT. Pertamina (Persero) harus memenuhi implementasi CSLR (Corporate Life Safety Rules)
yang dimana salah satunya yaitu mengenai “ Permit To Work” atau sering disebut SIKA ( Sistem Kerja Aman) setiap jenis Pekerjaan.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini meluputi kegiatan yang mengatur tentang pembuatan atau proses validasi SIKA
3. Tujuan
Prosedur ini bertujuan menginformasikan mengenai pembuatan atau proses validasi sika
Memberikan contoh implementasi SIKA
4. Referensi Regulasi
Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2021 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Undang – undang no. 1tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
Dalam lingkungan PT Pertamina (Persero), rujukan peraturan dan pedoman mengenai SIKA telah diatur oleh masing-masing Direktorat. Berbagai
dokumen terkait SIKA dalam lingkup Pertamina yang harus dipatuhi demi tercapainya sistem kerja yang aman adalah :
VI - 182
6. Surat Izin Kerja Listrik dan Instrumen
7. Surat Izin Penggunaan Peralatan Listrik diatas 50 V dalam Ruang Tertutup
8. Surat Izin Penutupan Jalan
9. Job Safety Analysis (JSA)
VI - 183
VI - 184
SURAT PENUNJUKAN KEPENGURUSAN SIKA
Nama : KASWADI
Jabatan : DIREKTUR
Menunjuk saudara :
Sebagai pengurus serta yang berwenang mewakili perusahaan dalam mengurus dan menerbitkan sika :
Judul Proyek : PENOMORAN TENKI TIMBUN MSDS,DAN PERLENGKAPAN FUEL TERMINAL TUBAN
Lokasi : PT. Pertamina - Fuel Terminal Tuban
VI - 185
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
KASWADI
Direktur Utama
VI - 186
IV. PENGELOLAAN SUB KONTRAKTOR (JIKA MENGGUNAKAN)
1.1 TERSEDIA PROSEDUR SELEKSI BAGI SUB-KONTRAKTOR YANG AKAN DIGUNAKAN SELAMA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONTRAK TERSEBUT
SURAT PERNYATAAN
Nama : KASWADI
Jabatan : Direktur
No. Tlp. : 031-841 7666
Perusahaan : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Menyatakan bahwa PT. PUTRA MANDIRI BUWANA tidak melibatkan Sub Kontraktor pada pengerjaan proyek ‘
PENOMORAN TENKI TIMBUN MSDS,DAN PERLENGKAPAN FUEL TERMINAL TUBAN
KASWADI
Direktur
VI - 187
Program Pelatihan Keselamatan Berkendara
HKL Keterangan
No. Uraian Kegiatan PIC
10 20 30 40 50 60
1. Training Keselamatan
Berkendara
a. Tata Cara Berkendara Safetyman -
yang Aman dan Selamat
b. Sosialisasi ceklist Safetyman -
pemeriksaan kendaraan
Yang membuat, Di tinjau oleh, Di setujui oleh,
Safety Officer Manager HSE Direktur Utama
VI - 188
c. Checklist Pemeriksaan Kendaraan
CEKLIST PEMERIKSAAN
KENDARAAN
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Kondisi Kendaraan
No. Bagian Yang di Periksa
Layak Tidak Layak
1 Maksimal berusia 15 tahun
2 Minimal SIM A
3 STNK masih berlaku
4 P3K
5 Plat no.depan dan belakang
6 Buku KIR masih berlaku
Ban cadangan (tidak rusak dan kedalaman ulir
7 minimal 2mm)
lampu besar jauh/lampu kanan/lampu kiri masih
8 baik
lampu besar dekat.lampu kanan/lampu kiri masih
9 baik
lampu tanda belok depan kanan dan kiri masih
10 baik
lampu tanda belok belakang kanan dan kiri
11 masih baik
lampu rem/lampu mundur/lampu bahaya masih
12 baik
13 horn berfungsi
14 safety belt berfungsi
15 hand brake berfungsi
16 kaca spion dalam baik
17 kaca spion kanan dan kiri
18 terdapat fire extinguisher
19 terdapat dongkrak
20 Wiper
21 Penutup baterai/Accu
22 segitiga pengaman
23 Tape mobil sudah dilepas
24 Mesin penggerak Diesel
25 Flame trap mesh 40
VI - 196
Catatan / Rekomendasi Tindak Lanjut Tanggal
1.
2.
3.
4.
5.
.Tabel 6.7 Checklist pemeriksaan kendaraan
*Seluruh rekomendasi pemeriksaan wajib dipenuhi sebelum peralatan dinyatakan layak pakai
** untuk bagian peralatan yang tdak ada, agar diisi N/A pada ceklist
VI - 197
PENGEMUDI DAN KENDARAAN TELAH MEMENUHI PERSYARATAN LEGALITAS
BERKENDARA (TERDAPAT SIM & STNK YANG BERLAKU)
VII - 198
FOTO KEUR DAN STNK KENDARAAN
VII - 198
VII - 2
PROSES VII
JAMINAN: PEMANTAUAN,
PENGUKURAN DAN AUDIT
VII - 3
SURAT PENUNJUKAN AUDITOR HSSE INTERNAL
Nama : KASWADI
Jabatan : DIREKTUR
Menunjuk saudara :
Apabila adapun tugas dinas luar kota ataupun halangan lainya dan tidak bisa melakukan audit
HSSE internal bisa memberikan alih tugas dengan staff lainya yang relevan dengan memberikan
surat tugas yang di setujui oleh Direktur Utama. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan
sebenar-benarnya.
KASWADI
Direktur Utama
VII - 4
1. Audit dan Atau Inspeksi, Review dan Evaluasi Pemenuhan
PROGRAM AUDIT DAN INSPEKSI
Judul Proyek : PENOMORAN TENKI TIMBUN MSDS,DAN PERLENGKAPAN FUEL TERMINAL TUBAN
Lokasi : PT. Pertamina - Fuel Terminal Tuban
Pelaksana : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Pelaksanaan : 60 Hari Kalender
HKL Keterangan
No. Uraian Kegiatan PIC
10 20 30 40 50 60
1. Audit Internal HSSE Manager HSE Dilakukan di pertengahan
impelemntasi HSSE
2.
a. Inspeksi Alat Pelindung Diri Safetyman -
b. Inspeksi Peralatan Safetyman -
c. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Safetyman -
Kerja
3. Management Inspection
k. Management Inspection I (Inspeksi Manager HSE Dilaksanakan di awal bulan
awal tentang pelaksanaan HSE) Manager Proyek
l. Management Inspection II (Inspeksi Manager HSE Dilaksankan di awal bulan
tentang pelaksanaan HSE continue Manager Proyek
tiap bulan)
VII - 199
Yang membuat, Di tinjau oleh, Di setujui oleh,
Safety Officer Manager HSE Direktur Utama
VII - 200
SURAT PERNYATAAN
Nama : KASWADI
Jabatan : Direktur
No. Tlp. : 031-841 7666
Perusahaan : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Menyatakan bahwa PT. PUTRA MANDIRI BUWANA tidak melibatkan Sub Kontraktor pada
pengerjaan proyek “PENOMORAN TENKI TIMBUN MSDS,DAN PERLENGKAPAN FUEL
TERMINAL TUBAN’’
KASWADI
Direktur
Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan
a. Prosedur Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan
1. Latar Belakang
Dalam lingkup pekerjaan yang berlangsung di setiap project tidak lepas dari kejadian
bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja, baik di akibatkan unsafe action dan
unsafe condition.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini meliputi bagaimana cara pelaporan dan investigasi kecelakaan yang
berlaku di lingkungan PT. Pertamina (Persero)
3. Tujuan
a. Prosedur ini bertujuan menginformasikan bagaimana cara pelaporan dan investigasi
kecelakaan yang berlaku di lingkungan PT. Pertamina (Persero)
4. Referensi Regulasi
a. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 11970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Apabila disaat melaksanakan atau berlangsungnya proses kerja terjadi suatu kejadian
yang tidak diinginkan seperti kebakaran, kecelakaan sarfas, kecelakaan kerja dan
pencemaran lingkungan maka dengan ini PT. PUTRA MANDIRI BUWANA bersama-
sama dengan PT.Pertamina (Persero) akan melakukan investigasi kejadiaan tersebut
dalam hal ini Pengawas proyek dan Pengawas PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
beserta Pengawas HSE PT.Pertamina (Persero) yang terbentuk dalam Tim Investigasi
untuk menyelidiki dan mencari bukti-bukti penyebab terjadinya kejadian tersebut.
1. Tim investigasi melakukan interview kesemua saksi yang berada dilokasi saat
kejadian dan menginterview korban accident tersebut. Informasi yang dicari adalah
kronologi kejadian, penyebab kejadian, waktu kejadian, tempat kejadian dll yang
berkaitan tentang kejadian tersebut.
2. Tim investigasi meninjau ketempat kejadian untuk menganalisa serta mencari bukti-
bukti dilapangan yang mengacu pada informasi dari hasil interview.
3. Tim investigasi mengambil gambar lokasi kejadian, bukti-bukti kejadian, serta
membawa barang bukti yang bisa dibawa.
4. Tim ivestigasi mencatat semua temuan untuk menjadi sebuah laporan hasil
investigasi diantaranya :
Waktu kecelakaan : tanggal, hari, jam, bulan dan tahun,
Tempat kecelakaan,
Korban kecelakaan : nama, jenis kelamin, umur, status, jabatan, nama
perusahaan,
Klasifikasi kecelakaan : meninggal/ fatal, berat, sedang, ringan,
Cerita kejadian yang jelas, keadaan cuaca & kondisi umum,
Urutan hal yang terjadi, faktor penyebab,
Perkiraan kerugian/ biaya, bahan – bahan yang rusak,
Analisa, kesimpulan dan rekomendasi.
KEJADIAN
ANALISA TEMPAT
KEJADIAN
MENCATAT SEMUA
TEMUAN/LAPORAN
TEMUAN
MENGAMBIL
GAMBAR
LOKASI/BUKTI
RAPAT TIM
INVESTIGASI
PENYELESAIAN
PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
General Trading, Mechanical and Construction
Alamat : Boro, RT 002 RW 001, Tasikharjo, Jenu, Tuban, Jawa Timur
Telp : (0356) 7131743 - 08212787 8786
E-Mail : mail@ptpmb.co.id
PROSES VIII
TINJAlUJAN
1. Tinjauan Implementasi HSSE Plan
Tinjauan Implementasi HSSE Plan yang diterapkan selama proyek berlangsung yaitu
dalam pelaksanaan audit HSSE oleh pihak manajemen dari PT. PUTRA MANDIRI
BUWANA yang dilakukan satu bulan sekali dimana hal itu bertujuan untuk :
a. Mengetahui Implementasi HSSE yang di terapkan selama proyek berlangsung
b. Sebagai bahan untuk evaluasi kinerja HSSE
c. Mengetahui kendala dan permaslahan saat proyek berlangsung
Pelaksanaan Audit HSSE sudah dijadwalkan setiap bulanya dan menjadi salah satu
program kerja HSSE PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Prosedur Audit :
Tahapan Prosedur Audit meliputi inspeksi, konfirmasi, mengajukan pertanyaan dan
mengamati Tahapan Audit meliputi Perencanaan, Pekerjaan lapangan, Pelaporan, Tindak
lanjut.
Adapun pelaksanaan Audit HSSE menggunakan ceklist untuk pedoman atau acuan hal
hal yang perlu di perhatikan dan di tinjau lebih lanjut untuk perbaikan. Berikut ceklist
Audit HSSE terkait :
KASWADI
Direktur
AUDIT K3
CHECK LIST AUDIT K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)
Lokasi Proyek Tim Inspeksi 1.
Departement / Gedung 2.
Tanggal Pelaksanaan 3.
PETUGAS DAN CARA KERJA YA TDK KETERANGAN
Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) yang benar sesuai yang
dipersyaratkan
Petugas melakukan tugas sesuai dengan instruksi kerja (SOP)
Petugas mampu mengoperasikan peralatan kerja dengan benar
Mampu mengoreasikan mesin sesuai dengan persyaratan teknis
Petugas telah mendapatkan pelatihan/training sesuai tugasnya
Perugas bekerja dengan emndapatkan pelatihan/training
Petugas bekerja dengan serius/tidak bercanda
Posisi tubuh benar saat mengangkat beban
MESIN / PERALATAN KERJA YA TDK KETERANGAN
Peralatan kerja dalam kondisi baik dan telah diperiksa sebelum dioperasikan
Pengaman atau pelindung mesin telah terpasang dengan baik
Instruksi pengoperasian mesin telah terpasang dengan baik
Kondisi mesin harus selalu bersih dari debu atau material lain
Kabel mesin harus selalu terbungkus/tidak boleh terbuka
Mesin yang dalam perbaikan/rusak harus diberi label yang jelas
Checklist pemakaian mesin selalu diisi oleh petugas setiap habis pakai
ALAT KESELAMATAN KERJA / SAFETY YA TDK KETERANGAN
Pekerja memakai peralatan keselamatan kerja di area yang ditentukan
perusahaan
Pekerja memakai peralatan keselamatan kerja dengan benar
Instruksi emergency telah terpasang dengan baik
Pekerja telah mendapat pelatihan tentang keselamatan kerja / P3K
Alat pekerjaan di ketinggian sudah sesuai standart safety
Ijin keselamatan kerja di ketinggian sudah terpasang dan ditandatangani oleh
user setempat
Pekerja memakai peralatan safety dengan baik
P3K tersedia dengan baik di setiap gedung dan masih layak pakai
Form laporan keselamatan dan kecelakaaan kerja tersedia di setiap pekerjaan
LINGKUNGAN KERJA YA TDK KETERANGAN
Lingkungan kerja aman dari kemungkinan terjadinya insiden
Jalur masuk/keluar harus bebas dari halangan benda atau barang yang bukan
tempatnya
Penempatan alat untuk kerja tidak menghalangi (hidrant, apar, H rell, panel
dll)
Pekerja terlindungi dari kejatuhan benda-benda
Tempat sampah B3 dan non B3 tersedia dengan baik
Material pengendali penncemaran darurat siap pakai
Rencana yang jelas untuk kesehatan lingkungan dan keselamatan kerja
Team Audit HSE SPY Area Target Catatan :
Perbaikan
Tgl :
( ) ( )
Tabel 8.1 Form audit K3
PROGRAM KERJA HSE
Judul Proyek : PENOMORAN TENKI TIMBUN MSDS,DAN PERLENGKAPAN FUEL TERMINAL TUBAN
Lokasi : PT. Pertamina - Fuel Terminal Tuban
Pelaksana : PT. PUTRA MANDIRI BUWANA
Pelaksanaan : 60 Hari Kalender
HKL Keterangan
No. Uraian Kegiatan PIC
10 20 30 40 50 60
1.
a. Audit Tahap I Safetyman Dilakukan setiap akhir
bulan
b. Audit Tahap II Safetyman Dilakukan setiap akhir
bulan
Yang membuat, Di tinjau oleh, Di setujui oleh,
Safety Officer Manager HSE Direktur Utama
VIII - 209
AN
Gambar 8.2 Lampiran audit K3
VIII - 210