Anda di halaman 1dari 6

(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488

Vol 1 No 1 September 2022 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM


MENINGKATKAN DAYA SAING LULUSAN PESERTA KURSUS DI MAHESA
INSTITUTE PARE KEDIRI JAWA TIMUR

Taufik Hidayat 1) Siti Nurhalimah 2)


Pendidikan Bahasa Arab, Universitas Islam Jakarta
taufik373@gmail.com

ABSTRAK

Tidak sedikit lembaga-lembaga yang mampu mencetak lahirnya lulusan yang mahir. Seperti,
lembaga-lembaga non formal yang telah terlihat hasil anak didiknya. Daya saing yang semakin ketat
membuat masing-masing lembaga selalu membenahi dan mengevaluasi lembaga mereka. Demi
terciptanya lulusan-lulusan yang memiliki daya saing yang bagus dan hebat sehingga, layak bersaing
di dunia global ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana
pengembangan model pembelajaran interaktif dalam meningkatkan daya saing lulusan peserta
kursus di mahesa institute pare kediri jawa timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini antara lain berasal dari kajian kepustakaan, observasi
lapangan dan wawancara. Lokasi penelitian ini ialah Mahesa Institute di Pare Kediri Jawa Timur.
Adapun hasil dari penelitian ini ialah mahesa institute menerapkan pembelajaran interaktif dalam
pembelajaran yang beguna untuk meningkatkan daya saing lulusannya agar dapat bersaing di dunia
global. Dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran interaktif sangat
diperlukan untuk meningkatkan daya saing lulusan mahesa institute.

Kata kunci. pembelajaran interaktif, daya saing

ABSTRACT

Not a few institutions that are able to print the birth of proficient graduates. For example, non-
formal institutions that have seen the results of their students. Increasingly stringent competitiveness
makes each institution always fix and evaluate their institution. For the sake of creating graduates
who have good and great competitiveness so that they are worthy to compete in this global world.
This study aims to obtain information on how to develop interactive learning models in increasing
the competitiveness of course participants at Mahesa Institute Pare, Kediri, East Java. This study
used qualitative research methods. Qualitative research is an approach that is also called an
investigative approach because researchers usually collect data by means of face-to-face and
interacting with people in the research place (Mc Millan & Schumacher, 2003). This study aims to
research and find as much information as possible from a phenomenon. Theorizations and
hypotheses in this type of research are not needed. To obtain adequate information about this
research, literature review and field observations are conducted by conducting interviews. The
location of this research was conducted at the Mahesa Institute in Pare Kediri, East Java. The results
of observations and interviews are that there is interactive learning to increase the competitiveness
of Mahesa Institute graduates to be able to develop talents and knowledge that graduates can
acquire after a course at Mahesa Institute Pare, Kediri, East Java. From the results of this study, it
can be concluded that interactive learning is very much needed to improve the competitiveness of
participants who graduate from Mahesa Institute.

Keywords. interactive learning, competitiveness

PENDAHULUAN aktif maupun pasif. Sehingga menguasainya


Tidak bisa dipungkiri Bahasa Inggris merupakan syarat yang tak bisa ditawar–tawar
merupakan sarana komunikasi lintas negara lagi. Bahasa Inggris merupakan bahasa global
sangat diperlukan diberbagai bidang baik secara yang sangat mempengaruhi perkembangan

70
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 1 No 1 September 2022 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

dunia internasional. Sehingga tak asing lagi sudah jelas sekali tentang pembelajaran bahasa
bagi kita akan Bahasa Inggris, mau tidak mau asing sesuai termaktub dalam kurikulum sejak
kita sebagai generasi bangsa harus mengikuti kurikulum 1994, yang menyatakan bahwa
alur perkembangan zaman supaya tidak belajar bahasa asing adalah belajar
tertinggal dengan perkembangan teknologi, menggunakan bahasa. Tapi fenomena ini sangat
informasi dan komunikasi internasional. bertolak belakang dengan kurikulum yang ada.
Dengan kenyataan pentingnya Bahasa Banyak sekali pembelajaran bahasa asing itu
Inggris, akhirnya memunculkan berdirinya masih belajar tentang bahasa bukan
lembaga-lembaga non formal yang menggunakan bahasa untuk melatih
menyediakan pelayanan untuk memperdalam kemahiran.” [3].
Bahasa Inggris. Di Indonesia saja banyak sekali Tidak sedikit pula, lembaga-lembaga
lembaga yang menawarkan pelayanan dalam yang mampu mencetak lahirnya lulusan
memperdalam Bahasa Inggris. Menjamurnya lembaga yang mahir. Seperti, lembaga-lembaga
lembaga-lembaga non formal tidak menjamin non formal yang telah terlihat hasil anak
lulusan mampu bersaing dengan baik di era didiknya. Daya saing yang semakin ketat
global saat ini, tapi tak dipungkiri pula banyak membuat masing-masing lembaga selalu
sekali lulusan lembaga-lembaga non formal membenahi dan mengevaluasi lembaga mereka.
mampu mengimbangi atau bahkan meyamakan Demi terciptanya lulusan-lulusan yang
lulusan-lulusan lembaga formal. Ini memiliki daya saing yang bagus dan hebat
menunjukkan bahwa lembaga-lembaga non sehingga, layak bersaing di dunia global ini.
formal mampu melahirkan lulusan yang bisa Dari kenyataan yang ada, membuat kami para
berkomunikasi bahasa internasional yaitu, peneliti berkeinginan membahas pada
Bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. penelitian kali ini berjudul “Pengembangan
“belajar bahasa bukan belajar tentang bahasa, Model Pembelajaran Interaktif Dalam
akan tetapi belajar bahasa itu belajar Meningkatkan Daya Saing Lulusan Peserta
menggunakan bahasa tersebut [1]. Kursus Di Mahesa Institute Pare Kediri Jawa
Dalam belajar bahasa asing, guru/tutor Timur”.
sangat berperan penting dalam menggerakkan
anak didik untuk partisipatif serta berperan aktif METODE
dalam pembelajaran. Interaktif di kelas Penelitian dengan judul
pembelajaran bahasa asing sangat penting, guru “Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif
tidak lagi sebagai central dalam kelas akan Dalam Meningkatkan Daya Saing Lulusan
tetapi, guru sebagai fasilitator yang Peserta Kursus Di Mahesa Institute Pare Kediri
menjembatani para siswa untuk berperan aktif Jawa Timur” menggunakan metode kualitatif
dalam belajar bahasa asing. “Dalam dan studi pustaka. Pendekatan kualitatif dapat
pembelajaran guru dan murid harus aktif kedua- menghasilkan penjabaran atau uraian tentang
duanya,karena tidak mungkin terjadi interaksi perkataan, prilaku dan sikap dari individu atau
apabila, hanya satu unsur saja yang aktif [2]. kelompok masyarakat. Kemudian diamati
Pembelajaran interaktif seperti ini, sangat sehingga dapat mengahasilkan sebuah
berpengaruh penting terhadap tumbuh- kesimpulan dasar [4]. Teknik pengumpulan
kembang kemampuan peserta didik dalam datanya menggunakan observasi dan
menggunakan bahasa sasaran yaitu, bahasa wawancara. Pada penelitian ini, peneliti
asing. Semakin sering siswa dilibatkan, meggunakan teknik analisis deskriptif.
semakin melekat pula di benak mereka akan
Bahasa Inggris. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tapi, pada kenyataan yang ada belajar A. Pengertian Pengembangan Model
bahasa asing di lembaga baik itu formal ataupun Pembelajaran Interaktif
nonformal masih banyak yang tidak Model pembelajaran Interaktif
memperhatikan dengan tepat tentang adalah suatu cara atau teknik pembelajaran
pembelajaran bahasa asing. Masih banyak yang yang digunakan guru pada saat menyajikan
mengajarkan bahsa asing itu, mengajarkan bahan pelajaran dimana guru pemeran
tentang apa itu bahasa asing bukan, belajar utama dalam menciptakan situasi interaktif
menggunakan bahasa tersebut. “Sebenarnya yang edukatif, yakni interaksi antara guru

71
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 1 No 1 September 2022 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

dengan siswa, siswa dengan siswa dan Sebagaimana yang dikehendaki para ahli dalam
dengan sumber pembelajaran dalam pendidikan modern, hal ini sulit terjadi pada
menunjang tercapainya tujuan belajar. mixed ability karena pada umumnya interaksi
Proses belajar mengajar keterlibatan siswa hanya terjadi antar siswa pandai dan guru. Agar
harus secara totalitas, artinya melibatkan siswa termotivasi dalam komunikasi multiarah,
pikiran, penglihatan, pendengaran dan maka guru perlu memilih strategi pembelajaran
psikomotor (keterampilan, salah satunya yang menyenangkan. Sebagaimana pendapat
sambil menulis). Dalam proses mengajar Murray yang mnyatakan hal-hal yang bersifat
seorang guru harus mengajak siswa untuk menyenangkan dapat menggali dan
mendengarkan, menyajikan media yang mengembangkan motivasi siswa. Motivasi
dapat dilihat, memberi kesmpatan untuk siswa dipengaruhi taraf kesulitan materi. Ini
menulis dan mengajukan pertanyaan atau berarti motivasi dapat berkurang apabila materi
tanggapan sehingga terjadi dialog kreatif pembelajaran mempunyai taraf kesulitan yang
yang menunjukan proses belajar mengajar tinggi atau sebaliknya. Tetapi dapat juga taraf
yang interaktif. kesulitan justru tergantung pada motivasi siswa.
Model pembelajaran perlu dipahami Beberapa ahli lainnya mnyatakan bahwa siswa
guru agar dapat melaksanakan pembelajaran usia anak-anak senang belajar hal-hal yang
secara efektif dalam meningkatkan hasil nyata, dan yang menyenangkan.
pembelajaran. Dalam penerapanya, model Guru perlu memahami adanya
pembelajaran harus dilakukan sesuai denga perbedaan dalam bidang intelektual,
kebutuhan siswa karena masing masing model terutama dalam pengelompokan siswa di
pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan kelas. Siswa yang kurang cerdas jangan
tekanan utama yang berbeda-beda. dikelompokkan dengan siswa yang
Pengertian pengembangan dalam arti kecerdasannya setingkat dengannya, tetapi
yang sangat sederhana adalah suatu proses cara perlu dimasukan kedalam siswa yang
pembuatan. Sedangkan menurut Drs. Iskandar cerdas. Dengan harapan siswa yang kurang
Wiryokusumo M.sc pengembangan adalah cerdas terpacu lebih kreatif, ikut terlibat
upaya pendidikan baik formal maupun non langsung dengan motivasi yang tinggi
formal yang dilaksanakan secara sadar, dalam kerjasama dengan teman
berencana, terarah, teratur dan bertanggung sekelompok dengannya.
jawab dalam rangka memperkenalkan, Kegiatan balajar tidak ditekankan pada
menumbuhkan, membimbing, dan “hasil“ tetapi pada “Proses” belajar. Jadi yang
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang lbih utama adalah menyusun strategi bagaimana
seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan agar siswa memperoleh pengetahuan dengan
keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan cara “mengalami” bukan “menghafal. Menurut
serta kemampuan-kemapuannya, sebagai bekal Piaget dan Slavin, menyatakan bahwa struktur
untuk selanjutnya, atas prakarsa diri menambah, pengetahuan di kembangkan dalam otak
mengembangkan dan meningkatkan dirinya, manusia melalui dua cara yaitu asimilasi dan
sesam maupun lingkungannya ke arah akomodasi yang berarti struktur pengetahuan
tercapainya martabat, utuh dan kemampuan baru dibuat atas dtruktur pengetahuan yang
manusia yang optimal dan pribadi yang sudah ada, pengetahuan yang sudah ada
mandiri. dimodifikasi untuk menyesuaikan datangnya
Pembelajaran menurut Gagne : An active pengetahuan baru.
process and suggests that teaching involves Guru dalam proses belajar mengajar
facilitating active mental process by students,” yang interaktif dapat mengembangkan teknik
bahwa dalam proses pembelajaran siswa berada bertanya efektif atau melakuakan dialog kreatif
dalam posisi proses mental yang aktif, dan guru dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
berfungsi menkondisikan terjadinya Sifat pertanyaan dapat mengungkapkan sesuatu
pembelajaran. atau memiliki sifat inkuiri sehingga melalui
Pola interaksi optimal antara guru dan pertanyaan yang diajukan, siswa dikembangkan
siswa, antara siswa dan guru dan antara siswa kemampuannya kearah berfikir kreatif dalam
dan siswa merupakan komunikasi multiarah menghadapi sesuatu. Beberapa komponon yang
yang sesuai dengan konsep siswa aktif. harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan

72
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 1 No 1 September 2022 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

pertanyaan yaitu pertanyaan harus mudah kelas.Model pembelajaran menurut Joice dan
dimengerti oleh siswa, memberi acuan, Weil adalah suatu pola atau rencana yang sudah
pemusatan perhatian, pemindahan giliran dan direncanakan sedemikian rupa dan digunakan
penyebaran, pemberian waktu berpikir kepada untuk menyusun kurikulum, mengatur materi
siswa serta pemberian tuntutan. Sedangkan pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
jenis pertanyaan untuk mengembangkan model pengajar dikelasnya. Dalam penerapannya
dialog kreatif ada enam jenis yaitu : pertanyaan model pembelajaran ini harus sesuai dengan
mengingat, mendeskripsikan, menjelaskan, kebutuhan siswa.
sintesis, menilai dan pertanyaan terbuka. Untuk Dianataranya macam-macam
meningkatkan interaksi dalam proses belajar model pembelajaran interaktif adalah sebagai
mengajar, guru hendaknya mengajukan berikut:
pertanyaan dengan memberi kesempatan 1. Picture And Picture, Guru
kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban 2. Numbered Head Together
dan menjadi dinding pemantul atas jawaban 3. Student Teams-Achievement
siswa [6]. Divisions (Stad)
Menurut Miftah kriteria interaksi 4. Jigsaw (Model Tim Ahli),
pembelajaran adalah sebagai berikut : 5. Mencari Pasangan,
a) Interaksi pembelajaran harus memiliki 6. Think Pair And Share,
tujuan, tujuan-tujuan dalam 7. Debat,
pembelajaran yaitu membantu para 8. Role Playing,
siswa dalam perkembangan ilmu 9. Group Investigation
pengetahuan mereka. 10. Talking Stick
b) Tujuan dan batasan-batasan tujuuannya 11. Bertukar Pasangan,
jelas dan terarah. 12. Snowball Throwing,
c) Adanya bahan ajar yang sesuai dengan 13. Student Facilitator And Explaining,
tujuan yang hendak dicapai dari 14. Course Review Horay,
interaksi tersebut. 15. Demonstration
d) Peran aktif siswa dalam pembelajaran, 16. Explicit Intruction (Pengajaran
karena siswa merupakan peran sentral Langsung – Rosenshina & Stevens,
dan siswa merupakan syarat mutlak 1986)
dalam keberlangsungan interaksi 17. Inside-Outside-Circle (Lingkaran
pembelajaran. Kecil-Lingkaran Besar) Oleh Spencer
e) Guru berperan sebagai fasilitator atau Kagan
pengarah dalam hal ini guru Dalam penerapannya model
memberikan motivasi serta pembelajaran yang digunakan harus sesuai
mengarahkan pembelajaran. dengan kebutuhsn siswa. Untuk model yang
f) Evaluasi, merupakan hal yang sangat tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya
penting yaitu untuk mengetahui dengan pencapaian tujuan pengajaran.
ketercapaian tujuan pembelajaran yang Untuk memilih model yang
hendak dicapai. tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya
Menurut kami sebagai peneliti ada dengan pencapaian tujuan pengajaran.
hal yang jauh lebih penting dari itu semua yaitu, Dalam prakteknya semua model
guru harus mampu membuat para siswa jatuh pembelajaran bisa dikatakan baik jika
cinta dan mencintai bahasa sasaran yang hendak memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
dicapai dan lebih baik tidak menjadi guru yang a. Pertama, semakin kecil upaya yang
membosankan sehingga, siswa terus dilakuakan guru dan semakin besar
bersemangat dalam belajar. aktivitas belajar siswa, maka hal itu
B. Macam-Macam Model Pembelajaran semakin baik.
Interaktif b. Kedua, semakin sedikit waktu yang
Model pembelajaran interaktif yang diperlukan guru untuk mengaktifkan
diharapkan mampu memberikan pengaruh siswa belajar juga semakin baik.
besar bagi tercapainya memiliki beraneka c. Ketiga, sesuai dengan cara belajar yang
ragam model yang bisa diterapkan di dilakuakan.

73
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 1 No 1 September 2022 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

d. Keempat, dapat dilaksanakan denga inggris, satu kelas maksimal diisi oleh 20 orang
baik oleh guru. siswa, ini sangat efisien untuk belajar bahasa
e. Kelima, tidak ada satupun metode yang inggris. Karena, kondisi yang tenang dan tak
paling sesuai untuk segala tujuan, jenis terlalu padat.
materi, dan proses belajar yang ada. 3. Segi Materi
C. Deskripsi Data Penyajian materi yang variatif
Dari hasil yang kami peroleh selaku peneliti menjadikan para siswa antusias dan
dalam melaksanakan penelitian ini, banyak bersemangat. Tidak hanya menggunakan satu
sekali keunggulan-keunggulan yang terdapat model pembelajaran saja, akan tetapi aneka
pada kelas-kelas kursus bahasa inggris di model digunakan demi tercapainya tujuan yang
Mahesa Institue. Diantaranya dari segi, Guru, hendak dicapai. Focus materi jelas dan mudah
Siswa serta materi. Karena, komponen- diterima karena, siswa telah merasa enjoy dan
komponen itu yang sangat berpengaruh senang utuk belajar. Kegiatan ini sangat
terhadap keberhasilan pembelajaran. berpengaruh terhadap kemampuan siswa untuk
1. Segi Guru lebih memahami bahasa inggris dengan baik.
Guru memiliki peran penting dalam Setiap pembelajaran selalu ada evaluasi dari
kegiatan belajar mengajar, karena hendak guru, baik berupa games, maju ke depan kelas
dibawa kemana kegiatan belajar mengajar itu ataupun tugas. Semua itu dalam bentuk
adalah tanggung jawab guru. Guru mampu menyenangkan sehingga, siswa tidak merasa
menguasai kelas dengan baik, dengan berbagai terbebani belajar bahasa inggris. Sangat variatif
pendekatan. Dari yang terkesan biasa saja dan unik materi-materi yang disampaikan.
menjadi luar biasa. Guru menguasai bahan ajar Tidak membuat bosan apalagi jenuh, Karena
dengan baik, sehingga guru mengetahui akan semua ceria dan bergembira belajar bersama.
dibawa kemana para peserta didiknya, focus D. Analisis Data
yang ditentukan telah ada dan membuat Untuk memperjelas data, peneliti akan
pelajaran menyenangkan dan tepat sasaran. mengaitkan dua hal yang sangat berkaitan yaitu
Sangat tidak membosankan belajar bahasa pembelajaran interaktif dengan hasil tujuan
inggris di Mahesa Institue, dengan berbagai pembelajaran. Pembelajaran yang interaktif
model pembelajaran yang variatif serta, sangat berpengaruh terhadap hasil
kemampuan mengolah kelas yang pembelajaran. Karena, siswa menjalani
menyenangkan membuat siswa menikmati dan pembelajaran tanpa tekanan dan sangat
senang belajar bahasa inggris. Kegiatan belajar bersemangat. Variasi model pembelajaran
mengajarpun menjadi interaktif, dan guru hanya mampu membuat siswa merasa nyaman,
sebagai fasilitator yang mengarhakan jalannya penghargaan kepada siswa yang mampu
pembelajaran dan siswalah yang berperan aktif menjawab dengan baik sangat berpengaruh
dalam kegiatan belajar mengajar. Guru mampu terhadap kemajuan siswa. Kegiatan belajar
merangkul seluruh isi kelas, baik dari segi mengajar yang intereaktif sangat digemari
siswa, materi, metode serta evaluasi. Sehingga, siswa, siswa yang tidak paham bahasa inggris
pembelajaran yang interaktifpun bias berjalan sekalipun akan menikmati suasana
dengan baik. pembelajaran.
2. Segi Siswa Sehingga, Mahesa Institute sangat
Dengan kondisi kelas yang berpengaruh dalam mencetak lulusan yang
menyenangkan, siswa merasa nyaman dan berdaya saing tinggi. Karena, telah terlihat
sangat menikmati pelajaran bahasa inggris. sekian banyak siswa yang terdaftar maupun,
Sekalipun, kemampuan siswa variatif, mereka yang telah keluar dari Mahesa Institue yang
tetap antusis belajar bahasa inggris. Siswa awalnya memiliki kemampuan biasa saja
menjadi central/pusat dalam kegiatan belajar menjadi lebih baik. Ini menunjukan bahwa,
mengajar. Sehingga, siswa yang kurang mampu Mahesa Institute siap melahirkan lulusan yang
dibandingkan kawan-kawannya tetap mampu berkualitas.
mengikuti pelajaran dengan baik, karena guru Tak hanya dari tanah jawa yang belajar
mampu mengarahkan kegiatan pembelajaran di Institute ini, banyak sekali peserta didik yang
dengan baik. Kondisi kelas yang sangat stabil jauh-jauh dating Institute ini untuk belajar
mendukung untuk kegiatan belajar bahsa bahasa inggris, padahal banyak sekali lembaga

74
(FAI) Universitas Islam Jakarta e ISSN 2963 – 8488
Vol 1 No 1 September 2022 ILMA (Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keagamaan)

kursus bahasa inggris yang kenyataannya sudah [4] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian
sangat terkenal. Ini menunjukan bahwa, Mahesa
Suatu Tindakan Praktik. Jakarta: Rineka
Institute mampu melahirkan lulusan yang
memiliki daya saing yang patut diperhitungkan. Cipta.
[5] Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan analisis data, Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
peneliti menyimpulkan bahwa, pembelajaran
CV. Alfabeta.
yang ada di Mahesa Instituie sangatlah
interaktif. Mampu membuat siswa mempelajari [6] Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi
bahasa asing yang merupakan bahsa inggris
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
sebagai bahasa kedua dengan sangat
menyenangkan. Menjadikan siswa sebagai Grafindo Persada.
central dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga, guru tidak lagi selalu ceramah dan
berbicara terus menerus di depan kelas. Karena
belajar bahasa adalah bagaimana cara
menggunakan bahasa tersebut bukan tentang
bahasa tersebut. Serta, Mahesa Institute juga
menggunakan CCU (cross culture
understanding) yang mana menjadi unggulan
bagi para siswa yang belajar di Mahesa untuk
mengetahui kebudayaan-kebudayaan mengenai
negara asing yaitu seperti Amerika dan Inggris.
Karena, selain belajart bahasa inggris,
memahami culture (kebudayaan) sangatlah
penting.
Ini menunjukan bahwa, apresiasi
Mahesa Institue bagi anak didik sangatlah
besar. Demi terlahirnya lulusan-lulusan yang
berkualitas dan berkapabilitas. Serta berdaya
saing tinggi, kiprah Mahesa Institute telah
diakui karena mampu bertahan di tengah
persaingan lembaga-lembaga kursus bahasa
inggris yang semakin hari semakin menjamur.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin.
(2011). Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta
: Bania Publishing
[2] Bahri, Syaiful. (2005). Guru dan Anak didik
dalam interaksi edukatip pendekatan teoritis
psikologis. Jakarta: Rineka Cipta
[3]Fuad, Ahmad. (2009). Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab.Malang : Misykat

75

Anda mungkin juga menyukai