Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)

• Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


• Kelas / Semester : XI (sebelas) / /IPA /Ganjil (I)
• Materi Pokok : Menganalisis sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa Indonesia
• Nama : DEANNUR TSALISTSYAWAL
• Kelas : XI IPA 2
Petunjuk Kegiatan Pembelajaran :
1. Bacalah bahan pembelajaran sesuai dengan materi pokok yang telah diberikan.
2. Perhatikan, cermati, pahami dan analisi media Info Grafis yang tersedia pada link
google sites
3. Cari referensi dari buku dan internet untuk memperdalam materi pelajaran.
Jawablah pertanyaan dibawah ini
1. Analisislah bagaimana latar belakang kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia?
2. Uraikanlah bagaimana pembagian kekuasaan militer jepang di Indonesia?
3. Buatlah peta pembagian wilayah kekuasaan militer jepang di Indonesia
4. buktikanlah bahwa bangsa Indonesia memberikan perlawanan terhadap pendudukan
Jepang di indonesia?

JAWABAN
1. 1) Ingin menjadikan Indonesia sebagai pemasok bahan- bahan mentah untuk
industrii dan mesin perang, Jepang mengincar wilayah yang kaya minyak bumi
seperti Tarakan, Balikpapan Kalimantan Timur dan Palembang.

2) Menjadikan Indonesia tempat pemasaran hasil industri Jepang karena jumlah


penduduk Indonesia sangat banyak.

3) Menggalang rakyat Indonesia untuk kepentingan perang menghadapi sekutu.


Untuk itu Jepang memberlakukan kerja paksa Romusha dalam rangka membangun
kubu-kubu pertahanan dan jaringan kereta api, Jepang juga membina sejumlah
penduduk Indonesia dengan keterampilan militer.

2. Jepang membagi 3 daerah atau wilayah untuk dijadikan suatu area pertahanan dan
militer di Indonesia, yaitu tentara ke-25 untuk wilayah Sumatera dan berpusat di
Bukittinggi, tentara ke-16 untuk wilayah Jawa dan Madura dan berpusat di Jakarta,
Armada selatan kedua untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku yang
berpusat di Makasar.

3. Pemerintahan Militer Angkatan Darat ke-25 (Tentara Keduapuluhlima), wilayah


kekuasaannya meliputi Sumatra dengan pusat pemerintahan di
Bukittinggi.Pemerintahan Militer Angkatan Darat ke-16 (Tentara Keenambelas),
wilayah kekuasaannya meliputi Jawa dan Madura dengan pusat pemerintahan di
Jakarta.
Pemerintahan Militer Angkatan Laut II (Armada Selatan Kedua), wilayah
kekuasaannya meliputi Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusat
pemerintahan di Makassar.

4. 1) Perlawanan di Aceh
Aceh menjadi salah satu wilayah yang dikuasai Jepang. Masyarakat Aceh
diperlakukan dengan sewenang-wenang dan mengalami penderitaan yang cukup
lama karena banyak rakyat Aceh yang dikerahkan untuk Romusha. Akibat hal itu,
pada 10 November 1942 terjadi penyerangan terhadap Jepang di Cot Plieng,
penyerangan tersebut dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil yang merupakan seorang
guru mengaji di Cot Plieng.Sebanyak dua kali Jepang berusaha menaklukan wilayah
Cot Plieng, dua-duanya pun berhasil digagalkan oleh rakyat Aceh dengan
serangannya, dan berhasil memukul mundur Jepang ke daerah Lhokseumawe.
Kemudian pada serangan ketiga, Jepang berhasil merebut Cot Plieng, dan Tengku
Abdul Jalil harus gugur di tempat saat sedang beribadah.

2) Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya), Tasikmalaya, menjadi salah satu


wilayah yang berhasil di duduki oleh Jepang. Pada masa itu, rakyat Singaparna
dipaksa untuk mengikuti upacara Seikerei. Upacara Seikerei merupakan upacara
penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk kearah matahari
terbit. Dengan cara seperti ini, masyarakat Singaparna merasa sangat dipermalukan
dan dilecehkan.Selain itu, mereka juga merasa menderita karena diperlakukan secara
sewenang-wenang dan kasar oleh Jepang. Akibatnya, pada bulan Februari 1944,
rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap Jepang. Pasukan perlawanan
dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa. Akan tetapi Jepang berhasil menangkap Kiai
Zainal Mustofa pada tanggal 25 Februari 1944, dan pada tanggal 25 Oktober 1944,
Kiai Zainal harus menghentikan perjuangannya setelah beliau dihukum mati.

3) Perlawanan di Indramayu mendapatkan perlakuan yang sama oleh Jepang,


masyarakat Indramayu dipaksa menjadi romusha, bekerja di bawah tekanan dan
diperlakukan secara sewenang-wenang. Oleh karena itu, masyarakat Indramayu juga
melakukan perlawanan terhadap Jepang. Pemberontakan tersebut terjadi di Desa
Kaplongan pada bulan April 1944. Selanjutnya beberapa bulan kemudian, tepatnya
tanggal 30 Juli 1944 terjadi pemberontakan di Desa Cidempet, Kecamatan Loh
Bener.

4) Perlawanan di Blitar (Pemberontakan PETA)Perlawanan juga terjadi di Blitar.


Pada tanggal 14 Februari 1945 terjadi pemberontakan yang dilakukan para tentara
PETA (Pembela Tanah Air) di bawah pimpinan Supriyadi. Pemberontakan ini
merupakan pemberontakan terbesar pada masa pendudukan Jepang.

Anda mungkin juga menyukai